Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PERANCANGAN TUGAS

AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR

DESAIN PERPUSTAKAAN SEKOLAH PERSIS


DI KOTA PALU

Disusun Oleh:
Moh. Adnan Shultony
Stb. F 221 14 084

Dibimbing Oleh:
Hariyadi Salenda S.Pd.T.,M.Sc.
NIDN. 0919048401

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
ABSTRAK
Moh. Adnan Shultony (stb. F 221 14 084). Desain Perpustakaan Sekolah PERSIS Di Kota Palu.
(Dibimbing oleh Hariyadi Salenda S.Pd.T.,M.Sc.)
Perkembangan dunia Pendidikan secara umum di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh perkembangan global, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat.
Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka
peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara yang masuk ke
Indonesia. Kota Palu sebagai ibu kota dari provinsi Sulawesi Tengah dan harus
mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan tersebut. Hal ini
tidak bisa dipungkiri mengingat tuntutan masyarakat yang memang sudah mengerti dengan
segala macam bentuk teknologi informasi. Sekolah merupakan sumber pengetahuan yang
mana Pendidikan disekolah merupakan jembatan menuju wawasan tentang ilmu
pengetahuan. sekolah PERSIS menjadi pilihan penulis dengan pertimbangan belum adanya
perpustakaan di sekolah tersebut. Dalam penulisan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu
rekomendasi desain perpustakaan sekolah yang secara keseluruhan mampu menjadi wadah
yang mempunyai peluang untuk aktif dalam mendukung literasi dengan fasilitas pelayanan
hibrida.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Dimana metode
yang dilakukan dalam penelitian deskriptif kualitatif antara lain observasi, wawancara, serta
studi literature dan sumber-sumber lainnya yang berkenaan dengan obyek yang diteliti.
Desain bangunan perpustakaan sekolah PERSIS diharapkan sebagai masukan bagi pemilik
Yayasan Pendidikan PERSIS mengenai kebutuhan peningkatan nilai literasi untuk murid yang
menjalani Pendidikan di sekolah. dan juga dapat digunakan sebagai acuan dalam mendesain
perpustakaan yang menaikan minat literas dan berkelanjutan.
Kata Kunci : Perpustakaan, Literasi, Sekolah PERSIS
ABSTRACT
Moh. Adnan Shultony (stb. F 221 14 084). PERSIS School Library Design in Palu City.
(Supervised by Hariyadi Salenda S.Pd.T.,M.Sc.)
The development of the world of education in general in Indonesia cannot be separated
from the influence of global developments, where science and technology are developing
rapidly. The era of the free market is also a challenge for the world of education in Indonesia,
because there are opportunities for educational institutions and educators from abroad to
enter Indonesia. The city of Palu as the capital of the province of Central Sulawesi and must
prepare to face the challenges in the world of education. This is undeniable considering the
demands of the people who already understand all kinds of forms of information technology.
School is a source of knowledge where education in schools is a bridge to insight into science.
PERSIS school became the author's choice with the consideration that there was no library at
the school. This study aims to produce a school library design recommendation that as a
whole is able to become a forum that has the opportunity to be active in supporting literacy
with hybrid service facilities.
The research method used is the method qualitative descriptive. Where the methods
used in qualitative descriptive research include observation, interviews, and literature studies
and other sources relating to the object under study.
The PERSIS school library building design is expected to be an input for the PERSIS
Education Foundation owner regarding the need to increase literacy scores for students
undergoing school education. and can also be used as a reference in designing libraries that
promote literacy and sustainability.
Keywords : Library, Literacy, School PERSIS
1.1 Latar Belakang Perkembangan era milenial dan
Perkembangan dunia Pendidikan secara teknologi yang semakin canggih, sararana
umum di Indonesia tidak dapat dilepaskan perpustakaan menjadi tempat kunjungan
dari pengaruh perkembangan global, yang tergolong rendah, Pasalnya, saat ini
dimana ilmu pengetahuan dan teknologi buku lebih mudah didapatkan dengan
berkembang pesat. Era pasar bebas juga adanya kemudahan teknologi. Fasilitas yang
merupakan tantangan bagi dunia pendidikan ada pada saat ini lebih cenderung disediakan
Indonesia, karena terbuka peluang lembaga untuk calon pembaca lebih besar kepada
pendidikan dan tenaga pendidik dari ruangan baca buku konvensional, seperti
mancanegara yang masuk ke Indonesia. halnya kondisi suasana perpustakaan yang
Untuk menghadapi pasar global maka sempat disurvey oleh penulis dalam hal ini
kebijakan pendidikan nasional harus dapat adalah perpustakaan Universitas Tadulako.
meningkatkan mutu pendidikan agar lebih dengan melihat hal tersebut maka
produktif dan efisien serta member akses dibutuhkan ruangan berfasilitas habrida
bagi masyarakat luas untuk mendapatkan yang memadai dan dapat menarik dan
pendidikan. menambahkan niat baca pada masyarakat
untuk menambah informasi literasi.
Kota Palu sebagai ibu kota dari provinsi
Sulawesi Tengah dan harus mempersiapkan Sekolah PERSIS merupakan pilihan
diri untuk menghadapi tantangan dalam penulis sebagaimana judul pada tulisan ini.
dunia pendidikan tersebut. Untuk itu kota Pertimbangan Sekolah PERSIS terpilih
Palu sedang berada dalam pembangunan. dikarnakan sekolah ini masih belum memiliki
Pembangunan yang dilakukan bukan hanya perpustakaan dan sekolah ini masih tahap
secara fisik saja tetapi tentu pada sumber pembangunan. sekolah PERSIS menampung
daya masyarakat Kota Palu sendiri agar Pendidikan PAUD,SD,SMP hingga SMA,
dapat bersaing dalam era globalisasi ini. Kepala yayasan persis cabang kota palu
Untuk itu pendidikan menjadi suatu yang bapak Saiman S.pd. mengatakan bahwa
penting. Sesuai visi kota Palu “Terwujudnya “perlunya sekolah ini (sekolah PERSIS)
Generasi Milenial yang Cerdas, Berbudaya, membanguan perpustakaan khusus untuk
dan Berkarakter Dilandasi Iman dan Taqwa”. kepentingan para murid dengan desain yang
menarik”. Beliau sudah memikirkan
Dengan semakin berkembangnya perancangan bangunan perpustakaan
informasi, peran informasi menjadi semakin sekolah untuk menjaga kualitas literasi di
penting dalam berbagai aspek kehidupan. sekolah dan fasilitas edukasi lainnya.
Tuntutan akan kecepatan dan ketepatan
dalam penyajian informasi menjadi semakin Pada saat ini sekolah persis masih
besar. Di lain pihak perkembangan teknologi memiliki perpustakaan yang tempatnya
dan informasi seperti internet dan CD-Rom berada diruangan guru dan tidak memiliki
maupun keberadaan pusat-pusat informasi ruangan sendiri atau bangunan sendiri.
yang menyediakan pangkalan-pangkalan Murid sekolah saat ini masih belum antusias
data “online” dapat mempermudah akses ke mengenai literasi dan perpustakaan
informasi. Kemudahan ini sekaligus dikarenakan tidak adanya fasilitas kusus
menuntut perpustakaan mengembangkan tentang perpustakaan itu sendiri.
berbagai bentuk layanan teknologi informasi
sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
Berdasarlan uraian latar belakang di 1.4 Lingkup Pembahasan
atas, maka perlu untuk meciptakan suatu Lingkup pembahasan akan difokuskan
wadah baru agar dapat memaksimalkan pada dua subsektor terpilih yakni subsektor
potensi dan mengatasi permasalahan literasi dan konsep bangunan. Kedua
tersebut, maka dapat disimpulkan “Desain subsektor tersebut akan di analisa lebih
Perpustakaan Sekolah PERSIS Di kota Palu” lanjut terkait rancangan fisik infrastruktur
merupakan jawaban yang di angkat oleh dan fasilitas yang akan mewadahi seluruh
penulis. kegiatan wisatawan perpustakaan dari
kedua subsektor tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang 1.5 Manfaat Penelitian
dan permasalahan diatas, maka dapat Manfaat dari penelitian terbagi atas tiga
disimpulkan rumusan masalah peneliti lingkupan yakni:
adalah bagaimana merencanakan Desain
1.5.1 Masyarakat
Perpustakaan sekoalah persis di Kota Palu
a. Memberikan manfaat berupa
dengan konsep yang menarik dan menaikan
informasi mengenai daya Tarik
minat kunjung bagi murid sekolah.
perpustakaan modern.
1.3 Tujuan Dan Sasaran b. Memberikan kontribusi bagi
Tujuan dari penulisan ini adalah pengembangan ilmu pengetahuan
menghasilkan rekomendasi desain kususnya dibidang arsitektur yang
Perpustakaan sekolah persis di Kota Palu berguna bagi penelitian tentang
yang berfungsi sebagai wadah/ruang perpustakaan modern.
pengembangan kualitas murid dan
menjadikannya tempat wahan edukasi bagi 1.5.2 Pemerintah
murid di sekolah persis di kota palu. a. Membantu pemerintah dalam
Sasaran pembahasan ini adalah perencanaan pembangunan.
untuk : b. Membantu pemerinta dalam
mengembangkan dan meningkatkan
a. Melakukan identifikasi data primer dan pelayanan Pendidikan untuk
sekunder yang berkaitan dengan judul masyarakat.
penulisan serta potensi dan
permasalahan pada rancangan Desain 1.5.3 Akademik
Perpustakaan sekolah PERSIS di Kota a. Menambah referensi tentang
Palu. perancangan perpustakaan modern.
b. Menyusun dan membuat analisis terkait b. Menambah wawasan mengenain
pemilihan lokasi serta konsep rancangan tema modern dalam perancangan
Perpustakaan sekolah PERSIS di Kota arsitektur kesusnya pada
Palu. perpustakaan modern.
c. Mentransformasikan konsep dalam
BAB 2
Desain Perpustakan sekolah PERSIS di
Kota Palu. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Perpustakaan


Menurut Sumardji (1991)
“Perpustakaan adalah koleksi yang terdiri
dari bahan-bahan tertulis, tercetak maupun Menurut Daryanto (1997:544), sekolah
grafis lainnya seperti film, slide, piringan adalah bangunan atau lembaga untuk
hitam, tape, dalam ruangan atau gedung belajar serta tempat menerima dan
yang diatur dan diorganisasikan dengan memberi pelajaran.
sistem tertentu agar dapat digunakan untuk
Jadi, sekolah sebagai suatu sistem sosial
keperluan studi, penelitian, pembacaan dan
dibatasi oleh sekumpulan elemen kegiatan
lain sebagainya.”
yang berinteraksi dan membentuk suatu
Menurut Hasugian (2009) kesatuan sosial sekolah yang demikian
“Perpustakaan sebagai salah satu unit kerja bersifat aktif kreatif artinya sekolah dapat
yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
menyimpan, mengelola dan mengatur masyarakat dalam hal ini adalah orang-orang
koleksi bahan pustaka secara sistematis yang terdidik.
untuk digunakan oleh pemakai sebagai
Dari definisi tersebut bahwa sekolah
sumber informasi sekaligus sebagai sarana
adalah suatu lembaga atau organisasi yang
belajar yang menyenangkan”.
diberi wewenang untuk menyelenggarakan
Menurut Sutarno (2006)“Perpustakaan kegiatan pembelajaran. Sebagai suatu
ialah suatu unit keja dari sebuah lembaga organisasi sekolah memiliki persyaratan
yang berupa tempat menyimpan koleksi tertentu.
bahan pustaka penunjang proses pendidikan
Sekolah adalah suatu lembaga atau
yang diatur secara sistematis, untuk
tempat untuk belajar seperti membaca,
dipergunakan secara berkesinambungan
menulis dan belajar untuk berperilaku yang
sebagai sumber informasi untuk
baik. Sekolah juga merupakan bagian
memperkembangkan dan memperdalam
integral dari suatu masyarakat yang
pengetahuan, baik oleh pendidik maupun
berhadapan dengan kondisi nyata yang
yang dididik di sekolah tersebut”.
terdapat dalam masyarakat pada masa
Maka dapat disimpulkan bahwa sekarang. Sekolah juga merupakan
perpustakaan adalah tempat pustaka yang lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih
tidak hanya berupa buku, terdapat pula dan menumbuhkan kepribadiannya. (Zanti
koleksi non buku (non book material) yang Arbi dalam buku Made Pidarta, 1997:171).
berkaitan dengan bahan pustaka.
Pada tanggal 16 mei 2005 diterbitkan
2.1 Defenisi Sekolah peraturan pemerintah (PP) nomor 19 tahun
Sekolah adalah sistem interaksi sosial 2005 tentang standar nasional pendidikan.
suatu organisasi keseluruhan terdiri atas Dengan PP 19/2005 itu, semua sekolah di
interaksi pribadi terkait bersama dalam Indonesia diarahkan dapat
suatu hubungan organic (Wayne dalam buku menyelenggarakan pendidikan yang
Soebagio Atmodiwiro, 2000:37). Sedangkan memenuhi standar nasional. pendidikan
berdasarkan undang-undang no 2 tahun standar wajib dilakukan oleh sekolah,
1989 sekolah adalah satuan pendidikan yang delapan standar tersebut setahap demi
berjenjang dan berkesinambungan untuk setahap harus bisa dipenuhi oleh sekolah.
menyelenggarakan kegiatan belajar Secara berkala sekolah pun diukur
mengajar. pelaksanaan delapan standar itu melalui
akreditasi sekolah.
Berdasarkan dari beberapa teori di atas mencukupi untuk melayani semua
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta didik dan pendidik.
sekolah adalah bagian integral dari suatu c. Perpustakaan sebagaimana dimaksud
masyarakat yang berhadapan dengan pada ayat (1) mengembangkan koleksi
kondisi nyata yang terdapat dalam lain yang mendukung pelaksanaan
mayarakat pada masa sekarang dan sekolah kurikulum pendidikan.
juga merupakan alat untuk mencapai d. Sekolah/madrasah mengalokasikan dana
pendidikan yang bermutu dan memenuhi paling sedikit 5% dari anggaran belanja
standar nasional pendidikan. operasional sekolah/madrasah, modal
untuk pengembangan perpustakaan.
2.2 Defenisi Perpustakaan Sekolah
Seiring dengan perkembangan zaman BAB 3
dan teknologi pembelajaran, keberadaan
METODE PENELITIAN
perpustakaan di sekolah sudah menjadi
sebuah keharusan sebagai sebuah tempat 3.1 Lokasi Penelitian
yang berfungsi menunjang kegiatan belajar Penelitian ini di laksanakan di Palu
mengajar di sekolah. Dengan adanya tepatnya di daerah kecamatan Tatanga
perpustakaan dilingkungan sckolah akan kelurahan Nunu di sekolah persis cabang
memudahkan siswa dalam mengakses palu.
informasi yang dibutuhkan dalam
menunjang pengetahuan mereka pada
pokok-pokok bahasan yang membutuhkan
referensi tambahan.
Carter V Good dalam Ibrahim Bafadal
memberikan suatu definisi terhadap
perpustakaan sekolah.Dalam pendapatnya
dijelaska bahwa perpustakaan sekolah
mempakan koleksi yang diorganisasi di
dalam suatu ruang agar dapat digunakan
Gambar 1 peta lokasi sekolah persis
oleh murid-murid dan guru-guru. (sumber: google maps, 2021)
Undang-undang Perpustakaan
Sekolah/Madrasah Pasal 23 3.2 Metode Penelitian

a. Setiap sekolah/madrasah a. Identifikasi masalah


menyelenggarakan perpustakaan yang Identifikasi masalah di lakukan untuk
memenuhi standar nasional mendapatkan fakta dan merumuskan
perpustakaan dengan memperhatikan latar belakang sebagai dasar penentuan
Standar Nasional Pendidikan. pokok permasalahan yang akan di
b. Perpustakaan sebagaimana dimaksud selesaikan
pada ayat (1) wajib memiliki koleksi buku
teks pelajaran yang ditetapkan sebagai b. Pengumpulan data
buku teks wajib pada satuan pendidikan Mencari dan mengumpulkan data data
yang bersangkutan dalam jumlah yang mengenai permasalahn yang di ambil.
Data data tersebut berupa data primer
melalui observasi dan wawancara dan wawancara, pengamatan, dokumentasi
berupa data sekunder yang di dapat dan studi pustaka.
melalui studi literature ataupun studi b. Reduksi Data : dilakukan dengan cara
lain yang mendukung penelitian menyisihkan data – data yang di anggap
kurang yang berkaitan dengan
c. Tahap Analisa Dan Sintesa penelitian.sehingga data yang di buat
Tahap analisa merupakan suatu tahap atau di susun dalam bentuk yang lebih
dimana data yang telah ada di lakukan sederhana.
proses analisa. Tahap analisa meliputi c. Pengelompokan dan kategorisasi data :
tahap analisa secara makro dan mikro. data primer dan data sekunder di
klasifikasikan menjadi dua kelompok,
Tahap sintesa merupakan suatu
kemudian data tersebut di analisis
pemecahan masalah dari hasil analisa
secara teliti untuk mengetahui fungsi
sebelumnya. Sehingga di peroleh beberapa
data lebih lanjut, apakah data sebagai
alternatif berupa konsep tapak yang meliputi
pendukung konsep rancangan.
konsep makro dan mikro. Konsep-konsep
d. Analisis Data : penguraian dan
tersebut di terapkan ke dalam proses
pengkajian data dan informasi yang
perancangan untuk menghasilkan desain
telah di peroleh kemudian di susun
Perpustakaan Daerah Kabupaten Morowali
sebagai data yang relevan untuk
yang di harapkan mampu berkontrubusi
memecahkan permasalahan sehingga di
dalam hal penyediaan fasilitas yang dapat
peroleh konsep – konsep perencanaan
mewadahi aktifitas.
dan perancangan bangunan
3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data perpustakaan modern kota palu.
Menurut sugiono 2009 Jenis data yang
akan di gunakan dalam hal penelitian ini 3.5 Alur Penelitian
yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data
Primer yang di peroleh langsung dari subjek
penelitian. Data ini berupa jawaban lisan
melalui hasil wawancara, ataupun melalui
hasil observasi lapanangan.
Data Sekunder yang berasal dari
literatur yang menunjang penelitian atau
penulisan ini , serta data dari instansi atau
pihak – pihak yang terkait berupa dokumen
– dokumen.
3.4 Cara Analisis Data
Cara analisis data yang digunakan ialah
analisis Deskriptif Kualitatif, dengan langkah
– langkah analisis sebagai berikut :
a. Tabulasi Data : mempelajari dan Gambar 2 alur penelitian
menyusun kembali data yang telah di (sumber:Analisis penulis,2021)
peroleh dari berbagai sumber baik
BAB 4 4.3 Pemilihan lokasi dan tapak
HASIL DAN PEMBAHASAN perencanaan
4.1 Gambaran Kota Palu 4.3.1 Dasar pertimbangan penentuan lokasi

gambar 4. Lokasi tapak


gambar 3 peta kota palu (sumber: google map,2021)
(sumber: bappeda,2021) Pada gambar diatas merupakan
Lokasi penelitian terletak dalam lingkup gabungan lokasi sekolah PERSIS yang mana
kawasan wilayah perkotaan Kota Palu pemilihan tapak berada di sekitar tapak
khususnya di Kecamatan Palu Selatan. sekolah dan peruntukan perpustakaan
Secara umum letak geografis Kota Palu sekolah PERSIS menjadi inti pertimbangan
berada antara 0°,36”-0°,56” Lintang Selatan pemilihan tapak.
dan 119°,45” – 121°,1” Bujur Timur. Luas
a. Lokasi
wilayah Kota Palu mencapai 395,06 km².
Lokasi tapak berada di kota palu
4.2 Keadaan Iklim kecamatan tatanga kelurahan nunu di
Berbeda dengan daerah-daerah lain di jalan sungai sausu.
Indonesia yang mempunyai dua musim, Kota b. Tapak
Palu memiliki karakteristik spesifik, berdekatan dengan sekolah persis dan
dikarenakan Kota Palu tidak dapat dikitari jl.s.sausu Lorong, jl.s.sausu dan
digolongkan sebagai daerah musim atau jl.s.ogomojolo.
disebut Non Zona Musim. Pada Tahun 2018,
suhu udara maksimum tercatat pada Stasiun
Udara Mutiara Palu adalah 33,9° terjadi pada
bulan Oktober dan Desember, sedangkan
suhu udara minimum terjadi pada bulan
November yaitu sebesar 22,6°C (Statistik,
2021).
28,8oC. Suhu udara terendah terjadi pada
bulan Juli dan tertinggi pada bulan Oktober.
a. Orientasi matahari

gambar 5. Site terpilih


(sumber: analisis penulis, 2021)

Berikut Batas-Batas Berdasarkan


Letaknya : gambar 6. Kondisi Eksistng Diagram Matahari
Dan Arah Angin
a. Sebelah Barat : Berbatasan dengan jalan (sumber: analisis penulis2021)
sunagi sausu Lorong dan pemukiman
b. Sebelah Utara : Berbatasan dengan jalan Secara umum, temperature udara di
sunagi sausu dan pemukiman tapak terpilih sama dengan daerah lainnya
c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan cukup panas. Kecepatan angin pada tapak
jalan s.ogomojolo dan dinding pembatas terpilih memiliki kecepatan yang terbilang
lahan kosong sedang.
d. Sebelah Selatan : Berbatasan Dengan b. Orientasi arah angin
pemukiman
4.4 Kodisi eksisting tapak
4.4.1 Keadaan Iklim
Dari data yang tercatat pada Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) bahwa sepanjang tahun 2021, curah
hujan di Kota Palu dan sekitarnya
mempunyai puncak pada bulan Juli yang
mencapai 166,0 mm, kemudian pada bulan-
bulan berikutnya curah hujan lebih rendah
hingga pada bulan September yang hanya
mencapai 15,0 mm.
Suhu udara ditentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut terhadap
permukaan laut dan jaraknya dari pantai.
Pada tahun 2021 keadaan suhu udara rata- gambar 7. Sirkulasi angin
rata pada berkisar antara 26,4oC sampai (sumber: analisis penulis2021)
Angin bergerak dari arah utara yang Angin dapat menghantarkan radiasi
merupakan angin laut dan arah selatan yang matahari pada tapak sehingga udara
merupakan angin darat. menjadi udara panas

c. Perlindungan terhadap hujan

gambar 10. Atap miring


(sumber: analisis penulis2021)

indonesia sendiri memiliki iklim yaitu


gambar 8. Sisi potensi penghawaan alami tropis dan iklim tropis merupakan iklim yang
(sumber: analisis penulis2021) curah hijannya sangat deras maka Pemilihan
atap merupakan suatu aspek penting untuk
perlindungan terhadap hujan terutama atap
yang serasih dengan iklim tropis.
4.4.2 Luas Tapak
Kondisi luas tapak terpilih memiliki luas
lahan ± 4466 m2 atau ± 0.44 Ha. Dengan
demikian Luas lahan yang tersedia untuk
perpustakaan sekolah persis telah
mencukupi luas lahan yang dibutuhkan.

gambar 9. Angin panas akibat radiasi matahari


(sumber: analisis penulis2021)

1. Potensi
Sisi utara dan selatan pada tapak akan
mendapatkan cukup angin untuk
pertukaran udara
2. Masalah gambar 11. Luas LahanTapak
(sumber: analisis penulis,2021)
b. Sirkulasi
4.4.3 Sirkulasi Sekitar Tapak Arus sirkulasi merupakan salah satu
Tapak yang direncanakan terletak di pertimbangan yang akan menentukan posisi
jalan primer yaitu jalan sungai sausu, bangunan yang tepat, dimana harus
melewati area bangunan sekolah. memperhitungkan area – area mana yang
Pencapaian pada tapak terbilang Sangat memiliki slasar pada bangunan sekolah
mudah dijangkau bangi murid dan pelaku untuk dibukanya jalur sirkulasi menuju
aktivitas lainnya. tapak.
Melihat dari kondisi eksisting tapak maka
orieantasi atau view bangunan menghadap
gambar 12. Kondisi Sekitar Tapak
ke arah bangunan utama/sekolah yang
merupakan jalur pencapaian dari sekolah ke
perpustakaan. Hal ini karena pertimbangan
pencapaian visual yang maksimal bangunan
dari jalur awal ke bangunan terhadap sudut
pandang pengunjung lokasi untuk menarik
minat pengunjung serta kemudahan akses
menuju bangunan.

(sumber: analisis penulis,2021)


4.5 Analisis Perancaangan Tapak (Makro)
4.5.1 Orientasi View Bangunan
Dalam penentuan arah orientasi view
bangunan diperlukan beberapa dasar yang
menjadi pertimbangan dalam penentuan
arah orientasi bangunan yang tepat. Agar
mendapatkan posisi dan perletakan
bangunan yang tepat, serta mendapatkan gambar 13. Kondisi Sekitar Tapak
pola sirkulasi yang sesuai dengan (sumber: data lapangan, 2021)
lingkungan. 4.5.2 Peletakan Entrance
Hal – hal yang menjadi bahan Analisis peletakan entrance bertujuan
pertimbangan yaitu : untuk mendapatkan titik arah pintu masuk
dan pintu keluar bagi sirkulasi pengunjung
a. Orientasi arah matahari dan pengelola. Pencapaian dalam tapak
Untuk mengurangi naiknya suhu pada dibagi atas
ruangan maka bukaan pada bangunan di a. Main Entrance
letakan di arah utara dan selatan. Adapaun Merupakan pintu masuk utama
bukaan di arah barat dan timur di berikan sebagai jalan masuk dari luar tapak menuju
Sun Shading dan menggunanakan double ke dalam tapak.
glass karena bukaan menghadap langsung Dasar pertimbangan untuk menentukan
kearah matahari. main entrance :
1. Kemudaha akses menuju tapak.
2. Tingkat keamanan lalu lintas menuju
tapak.
Dari dasar pertimbangan diatas maka
main entrance atau jalan masuk utama
melalui sisi barat dan sisi selatan pada lantai
2 bangunan sekolah, karena terdapat
selasar pada sisi itu dan dapat dibuka untuk
pencapaian ke tapak.
b. Out Entrance
gambar 15. Kondisi Sekitar Tapak
Merupakan pintu untuk sirkulasi dari
(sumber: data lapangan, 2021)
dalam tapak ke luar tapak.
Dasar pertimbangan untuk menentukan Out 4.5.3 Kebisingan
entrance : Kebisingan disekitar tapak terpilih
1. Menghindari kepadatan arus sirkulasi terdapat dari 4 arah yaitu :
yang ada dalam tapak.
2. Tingkat keamanan lalu lintas Keluar dari a. Arah utara yang mempunyai tingkat
tapak. aktivitas terpadat dan tingkat kebisingan
pertimbangan diatas maka out entrance besar yang disebabkan oleh kendaraan
di letakkan sisi barat dan sisi selatan pada yang melewati jalan sungai sausu yang
lantai 1 bangunan sekolah, karena terdapat merupakan jalan arteri dan kategori jalan
selasar pada sisi itu dan dapat dibuka untuk adalah high trafic dan juga kebisingan dari
pencapaian ke tapak. aktivitas dari bangunan sekolah.
b. Arah Timur mempunyai tingkat
kebisingan tinggi yang disebabkan oleh
aktivitas Sekolah dan jalan sungai
ogomojolo yang merupakan jalan
sekunder.
c. Arah barat yang mempunyai tingkat
kebisikan relatif renda karna sisi timur
tapak berbatasan dengan jalan sungai
sausu Lorong yang merupakan jalan
skunder dan juga tingkat pengendara
gambar 14.Kondisi Sekitar Tapak bermotor rendah.
(sumber: data lapangan, 2021) d. Arah selatan yang mempunyai tingkat
kebisikan sangat rendah karna hanya
berbatasan dengan pemukiman.
akan terganggu dengan Radiasi dan
Kesialauan cahaya matahari pada sisi timur
dan barat pada pagi dan sore hari.

gambar 16. Sumber Kebisingan


(sumber: data lapangan, 2021)

Pada arah utara dan timur, terdapat


kebisingan yang tinggi yang disebabkan dari
jalan primer dan sekolah, Untuk mengurangi
kebisingan dari arah tersebut perlu di redam gambar 18. Orientasi matahari pada tapak
(sumber: data lapangan,2021)
dengan penataan vegetasi dan juga dinding
pembatas di dalam tapak yang mendukung Maka dari itu bukaan bangunan akan di
kegiatan yang ada. Selain penataan vegetasi, fokuskan pada arah utara dan selatan. Untuk
pada bangunan jug diperlukan material ruang2an yang tidak memerlukan
akustik untuk lebih meredam kebisingan, pencahayaan alami akan di letakkan di
jadi terdapat 3 lapisan peredam kebisingan bagian Timur dan barat. Selain itu,
agar kenyaman membaca dapat terjaga pemanfaatan untuk pencahayaan alami juga
dengan baik. dibutuhkan. maka di perlukan beberapa
bukaan dan penggunaan Shading atau
secondary skin yang berfungsi mereduksi
radiasi sinar matahari dan sebagai estetika
pada bangunan. Serta penggunaan vegetasi
disekitar bangunan juga dapat mengurangi
silau dari cahaya matahari yang masuk
kedalam bangunan.

gambar 17. Solusi Untuk Kebisingan


(sumber: analisis penulis,2021)

4.5.4 Orientasi Matahari


Lokasi tapak berada pada daerah beriklim
tropis dengan intensitas panas matahari
yang cukup tinggi. Dengan garis edar
matahari sejajar dengan garis khatulistiwa.
Karena tapak dan bangunan menghadap gambar 19. Bukaan dan sun shading
kearah bangunan sekolah, maka bangunan (sumber: analisis penulis,2021)
4.5.5 Lansekap
Dalam perancangan ruang luar tidak
terlepas dari kondisi lingkungan yang ada,
terutama dengan mengungkapkan kondisi
dan vegetasi lingkungan sekitarnya.
Menurut (Hakim, 2012) material pembentuk
lansekap terdiri atas dua bagian besar, yaitu
lunak (soft material) dan keras (hard
material).
gambar 20. Detail Arsitektur
a. Soft Material (sumber: analisis penulis,2021)
Komponen yang termasuk dalam soft
material yaitu air dan tanaman. Bukan hanya 4.6 Analisis Mikro
untuk menambah nilai estetika saja, tetapi 4.6.1 Pelaku Aktivitas
juga harus menempatkan vegetasi sesuai Pelaku aktifitas di pada perpustakaan
dengan fungsinya. Adapun dasar sekolah persis ini dibagi menjadi beberapa
pertimbangan yang diambil yakni: vegetasi kategori, antara lain :
sebagai fungsi estetis yang mampu
menambah faktor estetika pada bangunan, a. Pengelola :
vegetasi sebagai fungsi teknis yang dapat 1) Kelompok Tenaga Manajemen (kepala
melindungi bangunan dari pengaruh iklim, perpus, Sekretaris)
vegetasi sebagai pendukung yang berfungsi 2) Kelompok Tenaga Kerja Fungsional
sebagai pengarah dan juga sebagai batas (Pustakawan)
3) Kelompok Tenaga Ahli Program dan
Jaringan (IT)
4) Kelompok Tenaga Tata Usaha
a. Hard Material
b. Service
Komponen yang termasuk dalam hard
1) Kebersihan
material adalah furniture dan perkerasan.
2) Keamanan
Pada area taman perpustakaan, furniture
3) Maintenance
yang di gunakan terdiri dari, bangku taman,
c. Pengunjung
lampu taman, dan tempat sampah.
1) Siswa / Pelajar
Perkerasan di aplikasikan pada area sirkulasi
2) Guru
manusia dan pedestrian. Material yang
3) Umum
digunakan yaitu paving block, material ini
memiliki ketahanan tinggi terhadap cuaca,
mudah di dapat dan memiliki banyak pilihan 4.6.2 Pola Aktivitas
bentuk. Pola aktifitas dibagi berdasarkan
beberapa kategori dari pelaku aktifitas
sebagai berikut :
a. Pengelolah
4.6.3 Kebutuhan ruang
Analisa kebutuhan ruang diperlukan
untuk menentukan ruangan yang
dibutuhkan. Untuk mempermudah dalam
perencanaan dan perancangan fasilitas
tersebut, berdasarkan analisis pelaku
kegiatan dan pola kegiatan yang ada dalam
gambar 21. Pola aktivitas pengelolah fasilitas sejenis sebagai berikut.
(sumber: analisis penulis,2021)
4.6.4 Hubungan ruang
b. Pustakawan Berdasarkan kebutuhan ruang, maka
perlu ditentukan hubungan antar masing-
masing ruang agar memudahkan pada saat
mendesain denah. Berikut ini adalah analisis
hubungan ruang yang di bedakan menjadi
tiga bangunan yang masing-masing memiliki
2 lantai yaitu:

gambar 22. Pola aktivitas pustakawan


(sumber: analisis penulis,2021)

c. Servis

gambar 23. Pola aktivitas servis


(sumber: analisis penulis,2021)

d. pengunjung

gambar 25. Hubungan antar ruang


perpustakaan SD
Gambar 24. Pola aktivitas pengunjung
(sumber: analisis penulis,2021)
(sumber: analisis penulis,2021)
4.6.5 Program Ruang
Analisis program ruang dilakukan untuk
mendapatkan besaran ruang yang sesuai
dengan kegiatan dan kebutuhan yang
terdapat pada perpustakaan sekolah persis
serta memprogramkan ruang dengan
sifatnya dan juga kenyamanan pengguna.
Acuan yang digunakan dalam menentukan
program ruang antara lain :
a. ata Arsitek (DA) (Neufert, 1996)
b. Asumsi (AS)
c. Studi Ruang (SR)
d. Permen PUPR No. 22 (PR)
(Kementrian, 2018)

Selain itu, untuk mendukung


kenyamanan ruang dibutuhkan perhitungan
gambar 26. Hubungan ruang perpustakaan SMP sirkulasi/flow. Berikut ini adalah standar
(sumber: analisis penulis,2021)
besaran flow berdasarkan Time-Saver
Standards (Chiara & Callender, 1987).
5% - 10% : Standar minimum
20% : Kebutuhan keleluasaan fisik
30% : Tuntutan kenyamanan fisik
40% : Tuntutan kenyamanan
psikologis
50% : Tuntutan spesifikasi
kegiatan
70% - 100% : Keterkaitan dengan banyak
kegiatan
Berikut ini adalah perhitungan kebutuhan
ruang pada fasilitas yang terdapat pada
Perpustakaan sekolah persis.
Table 1. Besaran Ruang Perpustakaan SD

gambar 27. Hubungan ruang perpustakaan


SMA
(sumber: analisis penulis,2021)

(sumber: analisis penulis,2021)


Table 2. Besaran Ruang Perpustakaan SMP Berdasarkan ketentuan Dinas Tata Ruang
kota Palu (Kota Palu , Indonesia Patent No.
16, 2011) Ketentuan umum peraturan zonasi
untuk Pendidikan sekolah lanjutan pertama
dan lanjutan atas yaitu KDB paling tinggi
sebesar 70%, KLB maksimum 3 lantai, KDH
paling rendah sebesar 30%. Zonasi yang ideal
yaitu 60%-40%, Maka perhitungan sebagai
berikut:
Luas Lahan : 4466 m2
KDB 40% : 40% x Luas Lahan
(sumber: analisis penulis,2021)
: 40% x 4466 m2
Table 3. Besaran Ruang Perpustakaan SMA
: 1.786,4 m2
KDH 60% : 60% x Luas Lahan
: 60% x 4466 m2
: 2.679,6 m2
Dari Hitungan di atas, besaran ruang yang
telah di hitung telah memenuhi standar KDB
dan KDH. Dengan tambahan sirkulasi
perkerasan sebagai berikut.
(sumber: analisis penulis,2021)
Luas Bangunan : 1.055,6
4.6.6 Perhitungan Luas Bangunan
Luas Perkerasan : 20% x 1.055,6=
Berdasarkan perhitungan pada program
211.12 m2
ruang pada setiap fasilitas yang ditambahkan
dengan sirkulasi, maka didapatkan luas total Luas Penghijauan : 2.679,6 m2
keseluruhan sebagai berikut.
Luas Area Terbangun : Luas Bangunan +
Table 4. total luas bangunan Luas Perkerasan + Luas Penghijauan.
: 1.055,6+ 211.12 +
FASILITAS LUAS (M2) 2.679,6
PERPUSTAKAAN SD 124,2 : 3.946,35 m2
PERPUSTAKAAN
402,2 4.7 Konsep Bentuk
SMP a. Bentuk Bangunan
PERPUSTAKAAN Pada dasarnya perpustakaan ini
529,2
SMA merupakan perpustakaan sekolah persis
TOTAL 1.055,6 yang mana bentuk bangunan sekolah
(sumber: analisis penulis,2021) persis memakai bentuk gabungan
antara bujur sangkar dan segitiga.
gambar 29. Bentuk Dasar bujur sangkar dan
segitiga
(sumber: analisis penulis,2021)

Alasan mengapa memakai bentuk dasar


bujur sangkar dikarnakan konstektual
dengan lingkungan dan memaksimalkan
fungsi ruang sedangkan bentuk segitiga
digunakan sebagai bentuk dasar upper
structure atau atap bangunan.
gambar 28. Bentuk dasar
(sumber: analisis penulis,2021)

4.7.1 Konsep bentuk bangunan


Bentuk bangunan pada dasarnya
merupakan inti estetika bangunan dimana
publik menilai estetika bangunan dari
pandangan pertama yaitu bentuk
bangunannya. Pertibangan dari penentuan
bentuk bangunan diambil dari berbagai
Analisa, Analisa yang berkaitan yaitu
lingkungan dikarnakan perpustakan ini milik
sekolah persis yang mana bangunan sekolah
persis memakai bentuk dasar gabungan
gambar 30. Bedan bangunan
antara bentuk segitiga dan bujur sangkar
(sumber: analisis penulis,2021)
yang ditranformasikan.
Badan bangunan memakai bentuk
dasar bujur sangkar dan diolah menjadi
suatu bentuk dengan cara transfomasi
subtraktif dan adiktif untuk mengangkat nilai
estetika.
4.7.2 Transformasi bentuk

gambar 32. Atap bangunan


(sumber: analisis penulis,2021)

Atap pada bangunan memakai bentuk


gambar 31. Tranformasi bentuk bujur
dasar segitiga. Alasan mengapa Atap
sangkar
segitiga atau atap miring dikarnakan
(sumber: analisis penulis,2021)
fungsinya yang merupakan atap iklim tropis
dan kontekstual dengan lingkungan.
Menurut D.K. Ching (1996), tranformasi
bentu terbagi 3, yaitu:
a. Dimensional
Suatu bentuk dapat ditransformasikan
dengan cara merubah satu ayau lebih
dimensi dimensinya dan tetap
mempertahankan identitasnya sebagai gambar 33. Hasil gabungan bentuk
anggota sebuah keluarga bentuk. (sumber: analisis penulis,2021)
b. Subtraktif (pengurangan) Hasil dari gabungan bentuk dengan
Suatu bentuk dapat ditransformasikan memakai metode transformasi subtraktif
dengan cara mengurangi Sebagian bertujuan untuk meningkatkan nilai estetika
volumenya. Dengan tergantung pada dan konstektual dengan lingkungan.
tingkat proses subtraktifnya. 4.7.3 Rekomendasi desain
c. Aditif (penambahan)
Suatu bentuk dapat ditransformasikan
dengan penambahan elemen elemen
pada volumenya. Sifat dari proses aditif
ini serta jumlah dan ukuran relative
elemen elemen yang ditemperlakan akan
menentukan apakah identitas bentuk
awalnya diubah atau diperbaharui.

Pengurangan bada bentu diterapkan


pada fasat bangunan yang berfungsi bebagai
Balkon dan untuk landasan jalur paralel
penghubung ke tiap-tiap bangunan. gambar 34.rekomendasi desai (site plan)
(sumber: analisis penulis,2021)
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang diselenggarakan pada
sebuah sekolah, dikelola, sepenuhnya
oleh sekolah yang bersangkutan, dengan
tujuan utama mendukung terlaksananya dan
tercapainya tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan pada umumnya. Bagi
siswa, perpustakaan diharapkan benar-
benar dapat berfungsi sebagai sumber
belajar. Perpustakaan sekolah pada
hakikatnya diadakan untuk memupuk dan
menumbuhkembangkan minat serta bakat
siswa dan guru untuk membaca dan menulis,
memperkenalkan teknologi informasi, dan
membiasakan mengakses informasi secara
mandiri. Fokus penelitian adalah
merencanakan wadah untuk literasi bangi
murid dan guru sekoalh persis.
5.2 Saran
Perancangan perpustakaan sekolah persis
diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi murid sekolah persis
berserta guru Dan dapat menjadi peran
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
sebagai mana misi yang diemban oleh
perpustakaan itu sendiri.
Neufert, E. (1996). Data Arsitek Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA
Perpustakaan Nasional RI. (2011). Pedoman Ching, Francis. D. K, Bentuk, Ruang dan
tata ruang dan prabot Perpustakaan Umum. Susunannya, Terjemahan Airlangga,
Perpustakaan Nasional RI Jakarta, 1985.
Hakim, R. (2012). Komponen Perancangan
SNI7495. (2009). Perpustakaan umum Arsitektur Lansekap. Jakarta: PT.
Kabupaten/Kota. Perpustakaan Nasional RI. Bumi Aksara.
Sugiono. (2009). Metode Penilitian.
Bandung: Alfabeta. Hasmanan, B. (2007). Landasan Program
Perencanaan Dan Perancangan
Sumardji, P. (1991). Mengelola Arsitektur. Jawa Tengah Learning
Perpustakaan. Sleman: Kanisius. Sutarno, Center, 1-2.
NS. (2006). Manajemen
Perpustakaan.Jakarta: Sagung Seto. Heath, T. (1984). Method in architecture.
Tanggoro, Dwi (2004).Utilitas Bangunan. Jhon Wiley & Son.
Jakarta: Universitas Indonesia. Kementrian, P. (2018). Peraturan
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Pemerintah No. 22. Jakarta:
Tentang Perpustakaan Kementrian PUPR.

Hasugian, Jonner. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Kota Palu, P. (2013). Palu Selatan Dalam
Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Angka. Palu: Bappeda dan
Press. Penanaman Modal Kota Palu.

Lasa. (2007). Manajemen Perpustakaan Prihatmaji, Y. P., & Fauziah, F. E. (2007).


Sekolah. Yogyakarta: Pinus Neuferst,Ernest. Dimensi Teknik Arsitektur.
(1992). Data Arsitek Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Yogyakarta: Universitas Kristen Petra
Surabaya.
Prasetya, R.D. (2007). Pengaruh Komposisi
Warna Pada Ruang Kerja. Yogyakarta: Lintas Skripsi
Ruang.
Purnomo D.A. 2020. Desain Perpustakaan
Ching, Franscis. (2008). Bentuk, Ruang dan daerah kabupaten morowali. Skripsi, tidak
tatanan. Jakarta: Erlangga. dipublikasikan.Palu: Universitas Tadulako.
Recent Riau Architecture/ DR. Sudarto, MM,
MT. – Jakarta: Findo Group, 2010 website
Presentasi Profil Gedung Perpustakaan
Soeman HS-Kegiatan Pembangunan https://DINAS PERPUSTAKAAN
Indramayu.COM.(diakses 9 september 2021)
Gedung Provinsi Riau/Pemerintah https://Jogja Net.com (diakses 9 september
Provinsi Riau – Dinas Kimpraswil Provinsi 2021)
Riau.
RTRW. (2011). Kota Palu , Indonesia Patent http://libraryuniversitasindonesia.blogspot.
No. 16. com (diakses 9 september 2021)
https://dewiatickha11.wordpress.com/2014
/12/13/perpustakaan-modern/ (diakses 9
september 2021)

Anda mungkin juga menyukai