Anda di halaman 1dari 22

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

DALAM MENCERDASKAN SISWA

KARYA ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Meraih Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.I.P)
Pada (akultas S)sial dan P)litik
Uni*ersitas Terbuka
Makassar

Disusun Oleh :

Nama : VINA

UNIVERSITAS TERBUKA
(AKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
/URUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
MAKASSAR
0123
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.
Diperoleh temuan, bahwa secara umum kondisi perpustakaan tidak
terkecuali perpustakaan sekolah, mulai dari gedung, personalia, koleksi dan
alat perlengkapan, serta sistemnya adalah sangat rendah dan memerlukan
penanganan segera.
Dari pernyataan diatas dapatlah digaris bawahi bahwa keadaan
perpustakaan sekolah di Indonesia masih belum berkembang dan memerlukan
penanganan dengan segera. Terutama perpustakaan SD (Sekolah Dasar). Hal
ini karena siswa akan memasuki pendidikan Diatasnya, dimana kemandirian

seorang siswa sangat menentukan berhasil tidaknya pendidikan mereka di


tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Perpustakaan sekolah pada umumnya di Indonesia memiliki system yang
baku. Seperti diterangkan di atas bahwa keadaan perpustakaan di Indonesia
pada umumnya masih jelek. Begitu pula perpustakaan sekolah. Walaupun ada
beberapa perpustakaan Sekolah yang dapat kita sebut #lumayan$ di Indonesia,
tetapi belum mencerminkan keadaan perpustakaan Sekolah di Indonesia.
Perpustakaan Sekolah memberikan layanan kepada anggota masyarakat
di sekolah yaitu guru, murid, kepala sekolah dan staf administrasi lainnya, dan

juga memberikan layanan kepada orang tua murid. Pada perpustakaan Sekolah
fungsi #edukasi$ harus diutamakan. Karena itu layanan perpustakaan harus
diusahakan untuk mensukseskan proses belajar mengajar di sekolah yang harus
dilayani terutama guru dan murid. Guru terlebih dahulu diberi kesempatan
untuk mengembangkan ilmu sesuai dengan apa yang mereka ajarkan.
Pengetahuan umum mereka harus tinggi dibandingkan dengan orang
kebanyakan. Hal ini bias meningkatkan kewibawaan mereka di depan murid.
Guru harus menunjukkan rasa ingin tahu terhadap suatu masalah,
apalagi mengenai bidang yang mereka ajarkan. Guru harus meningkatkan
minat atau

kebiasaan membaca di perpustakaan. Kalau minat membaca mereka sudah


tinggi, dan mereka biasa di perpustakaan, mereka tidak canggung lagi
mengajar, mantap dalam mendidik siswa dan bisa mengerahkan siswa mereka
untuk meramai-ramai mempergunakan perpustakaan,. Guru harus menjadi

contoh dalam menggunakan perpustakaan. Dengan menyediakan bahan


pustaka dan ruang untuk membaca, diskusi dan berbagai kegiatan guru untuk
mengembangkan pengetahuan dapat dilaksanakan dengan batik. Dengan
demikian dapat diharapkan guru akan mampu berpenampilan yang baik dan
lebih berwibawa. Kalau mereka sudah “Perpustakaan Minded” mereka akan
dapat mengajar mengajak anak didik mereka, dalam menggunakan dan mencari
informasi di perpustakaan.
Untuk perpustakaan sekolah, yang harus diberikan prioritas layanan
kepada guru terlebih dahulu. Dengan para guru inilah pustakawan harus

bekerjasama. Baru setelah guru “Digarap” kemudian pelayanan diberikan


kepada murud-murid, staf administrasi dan kalau perlu orang tua murid.
Pemerintah sudah menetapkan beberapa keputusan tentang pembinaan
perpustakaan sekolah termasuk perpustakaan sekolah yaitu, Surat Keputusan
*enteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/1901 “Pokok-pokok
kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia”.
Keputusan ini memberi dasar bagi pengembangan Perpustakaan Sekolah secara

nasional.
*enurut SK tersebut, Perpustakaan Sekolah mengemban fungsi 1

1. sebagai pusat kegiatan belajar mengajar,


2. pusat penelitian sederhana,
3. pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan,
3. tempat rekreasi.

B. MASALAH YANG DIHADAPI OLEH PERPUSTAKAAN SEKOLAH


Bidang Perpustakaan Sekolah Pusat Pembinaan Perpustakaan telah
mengadakan suatu penelitian tentang keadaan perpustakaan di Indonesia.
Dari penelitian tersebut diperoleh 1

1. Banyak sekolah belum menyelenggarakan perpustakaan 4


2. banyak perpustakaan sekolah yang belum menyelenggarakan layanan secara
semestinya, dan hanya merupakan tempat penyimpanan buku belaka 4
3. 5da sejumlah kecil perpustakaan sekolah yang telah terselenggara secara

memadai, tetapi belum jelas mengaitkannya dengan kegiatan belajar


mengajar 4
3. Keberadaan dan kegiatan perpustakaan sekolah sangat tergantung dari sikap
Kepala Sekolah, karena beliaulah yang memegang kebijaksanaan dalam
pendanaan 4
5. Tidak adanya tenaga pustakawan yang tetap, kebanyakan perpustakaan
dikelola oleh seorang guru yang setiap saat dapat dimutasikan 4
7. Pekerjaan pustakawan kurang disukai, dan bahkan dianggap lebih rendah
dari tugas guru. 5da perpustakaan yang pengelolaannya diserahkan kepada

petugas tata usaha 4


8. Koleksi perpustakaan sekolah umumnya sangat lemah dan belum terarah 4
0. Layanan perpustakaan belum dilaksanakan dengan ketentuan ketentuan,
karena kurangnya tenaga yang terdidik 4
9. Sumber dana yang sangat terbatas 4
Selanjutnya Perpustakaan Sekolah hendaknya membuat murid dan guru
untuk pandai membaca. Pandai menggunakan waktu senggangnya untuk
membaca. Sebab sebenarnya membaca itu membuat kita menjadi cerdas dan
memberikan banyak pengalaman yang sangat berharga. Kepandaian membaca

bisa meningkatkan pengetahuan kita dan memperlancar jalannya pendidikan


yang kita tempuh. Biasanya anak atau orang yang tidak bisa membaca akan
mendapatkan kesukaran dalam sekolah atau peningkatan memasyarakatan.
*urid yang demikian ini kalau di Barat mendapatkan apa yang disebut dengan
#remedial reading$. 5tau kalau disini perlu dibimbing belajar.
Dewasa ini kita dihadapkan kepada sebuah situasi yang aneh. Kalau kita
tinggal diam saja di rumah tidak mau melihat apa yang terjadi di luar, seakan
dunia ini sudah demikian saja berlalu tanpa terasa kekurangan suatu apapun.
Tetapi jika kita mau melihat keluar sejenak, maka kita akan melihat kemajuan
dunia yang berputar semakin pesat, teknologi semakin maju dan pembangunan
yang maha hebat telah dikerjakan oleh sebahagian orang.
Karena itu kita harus memilih untuk mau menengok keluar, agar bisa

melihat laju pembangunan. Bukan sekedar menjadi objek pembangunan, tetapi


menjadi subjek pembangunan. *emalui profesi perpustakaan kita ikut ambil
bagian, “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pembangunan adalah masalah
teknologi, dan teknologi adalah masalah informasi. Sedangkan informasi
adalah masalahnya perpustakaan. Demikianlah yang dapat kami simpulkan,
tidak mungkin kita memiliki teknologi canggih kalau kita tidak memiliki
informasinya. Dalam hal ini kita akan menyorot lebih dalam mengenai salah
satu jenis perpustakaan, yaitu “Perpustakaan Sekolah”. Jenis perpustakaan ini
menjadi penting untuk disorot, karena lembaga ini akan memberikan dasar dari

segala dasar. *engapa demikian ; dari perpustakaan sekolah diharapkan kita


bisa menemukan kembali mutu pendidikan dasar kita, yang notabene akan
menjadi dasar bagi pendidikan berikutnya atau menjadi bekal utama kita dalam
menempuh kehidupan ini. Kita sering mendengar mutu guru yang sudah
demikian merosot, mutu tersebut akan bisa kita tingkatkan kalau kita mau
menengok ke perpustakaan. Dari perpustakaan sekolah ini diharapkan guru
mau belajar lagi membaca apa yang berhubungan dengan masalah belajar
mengajar.
Di perpustakaan sekolah anak dapat mengembangkan minat mereka

mencari bacaan dan memperkaya pengalaman melalui bacaan yang tersedia.


*elalui perpustakaan sekolah diharapkan anak dapat mengembangkan
keterampilan untuk mencari informasi untuk keperluan mereka secara mandiri.
*ereka kita berikan wawasan mengenai “era informasi”. Kita jelaskan
mengenai “era globalisasi”. Kita beri tahu cara mengatasi hidup dalam kedua
era tersebut. Bagaimana perpustakaan bisa menjawab kedua tantangan tersebut.
Untuk keperluan itu marilah kita tengok apa yang menjadi fungsi dan tugas
perpustakaan sekolah.
C. TUGAS DAN (UNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
Tugas dan fungsi perpustakaan sekolah tidak boleh menyimpang dari
tugas dan fungsi sekolah di mana perpustakaan bernaung. <epatnya

perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dewasa ini membuat


manusia sadar bahwa tugas sekolah tidak cukup melatih ingatan dan kemahiran
dalam beberapa mata pelajaran saja. Isi pelajaran tidak dapat lagi dibatasi
kepada si buku pelajaran dan metoda mengajar tidak cukup berdasarkan
hafalan dan ingatan. Pendidikan bukan hanya menyampaikan pengetahuan dari
guru dan buku pelajaran kepada anak didik, tetapi juga memberi kesempatan
kepada anak didik untuk ikut aktif dalam usaha memperkaya pengetahuannya
dengan usaha sendiri. Pendidikan di zaman sekarang menginginkan agar mata
pelajaran sebanyak mungkin di integrasikan. Batas-batas antara mata pelajaran

yang satu dengan yang lain makin kabur, dan terkadang hilang. Kurikulum
tidak lagi dianggap sebagai seri mata-mata pelajaran yang mempunyai batas isi
antara yang satu dengan yang lain. Isi pelajaran haruslah lebih mendekati
pengalaman-pengalaman hidup yang sebenarnya agar tiap-tiap anak lebih
mampu lagi mempersipakan diri untuk hari kemudian. Pelajaran harus
mengikuti arah perkembangan anak didik dan dikendalikan oleh daya
intelektualnya.
Pelajaran dalam pendidikan modern lebih banyak memperhatikan bakat-
bakat indi>idual anak-anak. Tetapi ada beberapa bidang pengetahuan dan

kemahiran yang dianggap wajib dikuasai oleh tiap-tiap anak dan sekolah-
sekolah harus mengajarkan mata-mata pelajaran inti ini kepada tiap anak.
Setelah para pelajar makin tinggi kelasnya masing masing sebaiknya
sudah mampu memupuk bakat-bakat tertentu yang mereka miliki dan
memperluas pengetahuan di bidang yang sesuai dengan bakat masing-masing.
Kurikulum yang hidup dinamis, serta proses belajar yang berdasarkan integrasi
dan koordinasi ini memerlukan sumber-sumber pengetahuan yang luas dan
beraneka 1 buku pelajaran, buku perpustakaan, berkala, famflet, gambar, peta,
guntingan surat kabar (clippings) dan bahan-bahan audio >isual.
Perpustakaan sekolah diadakan bukan hanya sekedar melayani selera
para pelajar untuk membaca buku-buku penglipur lara. Perpustakaan itu harus
dapat membantu para pelajar mengasah otak, memperluas dan memperdalam

pengetahuan, melahirkan kecekatan. Perpustakaan itu harus dapat membantu


anak-anak dalam akti>itas-akti>itas yang kurikuler dan extra-kurikuler. Dengan
kata lain perpustakaan sekolah merupakan satu kesatuan integral (terpadu)
dengan alat-alat pendidikan yang lain. Secara garis besar tugas dan fungsi
perpustakaan adalah sebagai berikut 1
1. Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu
program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan tujuan kurikulum
masing-masing. *engembangkan kemampuan anak menggunakan sumber
informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk

membantu guru mengajar, juga tempat bagi guru untuk memperkaya


pengetahuan 4
2. *embantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya
tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan penelitian di
perpustakaan 4
3. *engembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca yang menuju
kebiasaan mandiri 4
3. *embantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya 4
5. *embiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan, Kemudian

anak mencari informasi dalam perpustakaan akan menolongnya kelak dalam


pelajaran selanjutnya 4
7. Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat,
melalui buku-buku bacaan fiksi 4
8. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi murid-murid
Koleksi yang lengkap serta >ariasi yang cukup, memperluas kesempatan
pada pemakainya untuk menambah cakrawala pengetahuannya.
Sebuah perpustakaan yang baik, dapat memberikan latihan kepada
pelajar cara-cara mencari dan menemukan informasi dalam perpustakaan yang

walau bagaimana besarnya, mereka akan mendapat keterampilan menemukan,


menjaring, dan menilai informasi, kemampuan merekamenarik kesimpulan
yang tepat akan terbina. Keterampilan-keterampilan ini sangat berguna bagai
anak didik di hari kemudian. Kebiasaan belajar sindiri memakai buku, majalah

dan pustaka lainnya akan membawa manfaat besar dalam hidupnya. Dunia
yang cepat maju menginginkan agar orang jangan berhenti belajar setelah
meninggalkan bangku sekolah. Penemuan-penemuan baru tiap tahun
menambah pengetahuan manusia dan ikut merubah hidupnya dan kita mau
tidak mau harus berusaha agar dapat, bukan saja mengikuti perubahan-
perubahan itu, tetapi juga ikut sumbangan terhadap kemajuan manusia.

D. TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH.


Keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan sebagain tergantung pada

tenaga pengelolanya. Tersedianya tenaga pengelola yang terampil, bertanggung


jawab serta penuh dedikasi memungkinkan berhasilnya penyelenggaraan
perpustakaan sekolah. Pengelola perpustakaan sekolah bukanlah orang yang
sekedar menjaga buku tetapi seorang pustakawan.
Untuk menjadi pustakawan perlu memenuhi persyaratan tertentu antara
lain menguasai teknik mengelola perpustakaan dan mampu mengintegrasikan
kurikulum sekolah dengan kegiatan perpustakaan.

E. PUSTAKAWAN SEKOLAH.

Seorang pustakawan sekolah hendaknya mampu menyebarluaskan isi


dan pencapaian tugas perpustakaan membina dan mengembangkan minat
baca
anak. Sekolah merupakan alat untuk meletakkan dasar-dasar dan citra yang
sebenarnya mengenai perpustakaan. Sekolah juga merupakan tempat pesemian
minat dan kebiasaan membaca yang sangat potensial bagi anak-anak.
Besar kecilnya hasil yang dapat dicapai oleh perpustakaan sangat
tergantung dari sifat-sifat guru yang tugaskan memegangnya. Perpustakaan
dapat memberi kesan hidup bila petugasnya mencintai pekerjaannya, tahu seluk
beluknya, mengerti peranannya dalam pendidikan modern, dapat menyelami

jiwa anak-anak, dapat membuat guru dan murid merasa bahwa perustakaan itu
ada di sekolah untuk melayani keperluan-keperluan intelektual, moral dan
kultural mereka.
Guru pustakawan sekolah seharusnya mengetahui rencana pelajaran

sekolah, agar ia dapat membantu guru-guru dan pelajar-pelajar. Ia harus


menanamkan kebiasaan membaca buku-buku ilmiah dan juga harus pandai
menanamkan kebiasan membaca buku-buku, baik yang bersifat hiburan,
pelajaran sekolah, maupun buku penunjang kurikulum. Ia juga harus pandai
menciptakan suasana yang menyenangkan dengan ruangan perpustakaan yang
dapat membuat para pengunjungnya merasa senang membaca dan belajar
didalamnya. Perlu sekali ia pandai bertindak sebab sebuah perpustakaan
menginginkan ketertiban. Tetapi terlalu keras melaksanakan peraturan-
peraturan itu dapat membuat orang takut memakai fasilitas-fasilitas

perpustakaan. Dengan kebijaksanaan, petugas perpustakaan haruslah pandai


menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak-anak agar mereka ikut
bekerjasama menjaga agar aturan-aturan itu jangan dilanggar.
BAB II
PEMBAHASAN
DASAR PEMBINAAN ORGANISASI DAN

TATALAKSANA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

A. LANDASAN KONSEPSIONAL
2. Hakikat
a. Perpustakaan Sekolah merupakan usaha pendidikan 4
Secara aktif dan positif Perpustakaan sekolah menyelenggarakan
pendidikan yaitu membangkitkan kegemaran dan minat baca,
meningkatkan selera minat baca, membangkitkan minat terhadap hal-hal
baru melalui buku-buku referensi, indeks, biografi dan lain sebagainya.

Selanjutnya Perpustakaan Sekolah mendidik kerapihan, ketertiban


disiplin dan tanggung jawab dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.
b. Perpustakaan Sekolah merupakan usaha penyedia jasa 4
Perpustakaan mengadakan, mengolah, menyiapkan sampai siap
pakai mengedarkan serta menyimpan dan memelihara bahan pustaka dan
mengupayakan kegiatan membaca, berdiskusi, konsultasi, dan lain
sebagainya.
c. Perpustakaan sekolah merupakan usaha menyediakan sumber-sumber
informasi 4

Perpustakaan sekolah menyediakan media informasi dalam bentuk


karya tulis, cetak dan terekam, seperti naskah, buku, terbitan berkala,
surat kabar, brosur, folder, foto film, piringan hitam, pita rekam dan
barang sejenis lainnya.
d. Perpustakaan Sekolah merupakan tempat membaca untuk belajar Para
murid, baik secara perorangan, kelas maupun kelompok dapat membaca
untuk belajar, untuk konsultasi, penelitian dan kegiatan sejenis lainnya.
2. Fungsi
Perpustakaan Sekolah sebagai perangkat perlengkapan pendidikan
yang merupakan bagian yang terpadu dalam sistem kurikulum mempunyai

tugas 1
a. *enyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar dan
mengajar4
b. *ewujudkan suatu wadah pengetahuan dengan administrasi dan
organisasi yang sesuai sehingga memudahkan penggunaannya 4
c. *enyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat guna untuk kegiatan
konsultasi bagi pengajar dan pelajar4
d. *enyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang
berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera,

mengembangkan daya kreatif4


e. *elaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan
menarik sehingga pengajar dan pelajar tertarik dan dapat menjadi terbiasa
dalam menggunakan perpustakaan.

3. Landasan Dan Sasaran


a. Tujuan
1) Umum
Perpustakaan Sekolah diselenggaralkan sebagai suatu perangkat

kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan


kelengkapankelengkapan yang lain guna meningkatkan keta@waan
terhadap Tuhan Aang *aha Bsa, kecerdasan dan keterampilan,
mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan
dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-
sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan
sistem pendidikan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1935.
2) Khusus

Secara khusus Perpustakaan Sekolah diselenggarakan untuk 1


a) *engembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca
khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sector
kehidupan 4

b) *engembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta


memanfaatkan informasi4
c) *endidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan
pustaka secara tepat dan berhasil guna4
d) *eletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri4
e) *emupuk minat dan bakat4
f) *enumbuhkan aspirasi terhadap pengalaman imajinatif4
g) *engembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan

usaha sendiri.

b. Sasaran
a. Terwujudnya Perpustakaan Sekolah yang berdaya guna dan berhasil
guna perlu ditiap sekolah, suatu perpustakaan sekolah yang menjadi
pusat kegiatan belajar dan mengajar. Disamping itu diharapkan agar
dapat membantu pengembangan bakat dan minat para pelajar dan
para pengajar serta dapat menyediakan bahan pustaka dalam jumlah
dan mutu yang memadai di seluruh Indonesia 4

b. Terbinanya anak didik sehingga gemar membaca, biasa membaca,


terampil, merasa perlu selalu membaca dan meningkatkan gairah
belajar dan mampu belajar secara mandiri, sehingga tercapai cita-cita
pendidikan seumur hidup 4
c. Tercapainya tujuan pendidikan nasional.

B. LANDASAN OPERASIONAL
Untuk pembinaan dan pengembangan disebutkan dan dipetikkan
beberapa langkah yang telah diambil Pemerintah sebagai berikut 1
1. Basic Memorandum Pendidikan menteri P dan K tertanggal 25 November
1970 Halaman 3. “Sekolah itu hendaknya merupakan bagian integral dari
masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup

sekolah itu mempunyai dwifungsi : mampu memberikan pendidikan formal


dan pendidikan informal" batik untuk para pemuda maupun untuk orang
dewasa”.
2. Keputusan Presiden No. 44 tahun 1974 tertanggal Jakarta, 26 Agustus 1974
tentang Pokok-pokok Organisasi Depertemen ;
3. Keputusan Presiden No. 45 tahun 1974 tertanggal Jakarta, 26 Agustus
1975 tentang Susunan Organisasi Departemen ;
4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0103/0/1981 tertanggal
Jakarta 11 Maret 1981. Mengenai Pokok-pokok Kebijakan Pembinaan dan

Pengmbangan Perpustakaan di Indonesia ;


5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 2627/C/T.81, tertanggal 21
April 1981 tentang “Pembinaan Perpustakaan Sekolah” dan surat
edaran/instruksi yang diterbitkan berikutnya ;
6. Buku “Perpustakaan Sekolah” terbitan Proyek Pengembangan
Perpustakaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981 ;
7. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah : Dasar, Menengah
Pertama dan Menengah Atas, terbitan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,


Direktorat Sarana Pendidikan, Proyek Pembakauan Sarana Pendidikan
tahun 1983.

C. POLA PELAKSANAAN
1. Perpustakaan Sekolah didirikan pada setiap jenis dan jenjang sekolah;
2. Sebelum adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur
Pembentukan Susunan Organisasi dan tatakerja Perpustakaan Sekolah,
pendirian / penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah dilaksanakan

berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No.


2627/C/T.81, tertanggal 21 April 1981, dan dikuatkan dengan Keputusan
Kepala Sekolah;
3. Pembinaan di daerah dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Pendidikan dan

Kebudayaan setempat;
4. Perpustakaan Daerah di tiap Ibu Kota Propinsi sebagai pemegang
pelimpahan wewenang dari Perpustakaan Nasional Eepublik Indonesia
berkewajiban membina bidang perpustakaan dan pendidikan tenaga.

D. ORGANISASI DAN TATALAKSANA


Organisasi dan tata laksana Perpustakaan Sekolah menggambarkan
kedudukan Perpustakaan Sekolah sebagai :
1. Perangkat Pendidikan di sekolah :

a. Merupakan bagian integral dari sekolah;


b. Berfungsi sebagai pusat belajar mengajar, pusat informasi, pusat
penelitian sederhana dan rekreasi sehat;
c. Sejajar dengan sarana pendidikan di sekolah seperti laboratorium,
keterampilan, olah raga dan kesehatan dan lain-lain.
2. Unit pelaksana teknis pendidikan sekolah :
a. Perpustakaan Sekolah dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan yang
dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan tanggung jawab
kepada kepala sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari ia

dapat dibantu oleh satu atau dua orang tenaga;


b. Perpustakaan Sekolah melaksanakan tugas kegiatan :
1) Teknis
Aang mencakup: pengadaan, pengolahan (pembuatan katalog,
penyelesaian) penyusunan buku dan kartu catalog;
2) Layanan
Layanan sirkulasi, layanan buku rujukan, dan layanan membaca
3. Mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan Dalam rangka
meningkatkan kemampuan menyediakan dan menyebarluaskan informasi

perpustakaan dapat melakukan kerjasama dengan :


a. Perpustakaan Daerah;
b. Perpustakaan Umum;
c. Perpustakaan Keliling;

d. Guru-guru bidang studi;


e. Organisasi masyarakat;
f. OSIS, Pramuka, PME dan PKS;
g. Perpustakaan sekolah lain;
h. Perpustakaan Nasional.
BAB III
LAYANAN PERPUSTAKAAN

A. PENDAHULUAN
Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi
guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua
warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka. Agar dapat
melaksanakan layanan dengan baik perpustakaan sekolah hendaknya oleh
kepala perpustakaan atau petugas perpustakaan yang aktif.
Berbagai aktifitas layanan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :
1. Meminjamkan buku-buku;
2. Melayani kebutuhan-kebutuhan pelajaran dalam kelas;

3. Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru perorangan


dan menjawab pertanyaan-pertanyaan murid atau guru tentang berbagai
jenis sekolah;
4. Sekolah yang mempunyai perpustakaan yang dikelola dengan batik
ditempatkan dalam ruangan yang cukup besar dengan mobiler yang
memadai dapat mengadakan “Jam Perpustakaan”;
5. Mendidik anak untuk dapat mencari informasi secara mandiri;
6. Melatih anak untuk mahir dalam menggunakan bahan perpustakaan :
memakai kamus, ensiklopedia, membaca peta dan globe, mengadakan

penelitian sesuai dengan tugas dari guru.


Mengenai fungsi perpustakaan untuk meminjamkan buku-buku dan
untuk mengadakan #Jam Perpustakaan$ dibawah ini kita uraikan lebih lanjut.

2. Peminjaman
Sebaiknya perpustakaan mempunyai peraturan tentang peminjaman
yang mencakup hal-hal seperti dibawah ini :
a. Hari Peminjaman
Menentukan hari-hari peminjaman diserahkan kepada

kebijaksanaan masing-masing sekolah. Sebaiknya kesempatan meminjam


diberikan pada setiap hari kerja. Kalau tidak mungkin sebaiknya paling
sedikit 2 x seminggu. Waktu istirahat mungkin tertalu singkat untuk
keperluan ini. Dalam hal ini kepala perpustakaan dan anak-anak yang

membantu sebaiknya bersedia mengorbankan waktu mereka, misalnya


setelah jam pelajaran selesai, perpustakaan di buka selama setengah jam
Hari peminjaman ini bila perlu diatur berganti menurut kelas, agar
ruangan perpustakaan tidak terlalu penuh dengan murid-murid.
b. Lama Peminjaman
Bila buku perpustakaan banyak jumlahnya, seorang murid dapat
diberi izin meminjam 2 atau lebih buku-buku sekaligus. Peraturan
peraturan mengenai : waktu peminjaman, lama peminjaman, jumlah buku
yang boleh dipinjam sekaligus, kecuali diumumkan dengan lisan, juga

dibuat tertulis dan di tempel di papan pengumuman sehingga tiap murid


dapat membacanya. Kalau mungkin buatkan brosur atau pamflet yang
bisa dibagi-bagikan kepada pengunjung yang memerlukannya.
c. Sanksi Perpustakaan
Tindakan-tindakan yang perlu dilaksanakan terhadap hal-hal yang
dapat terjadi pada buku-buku yang dipinjamkan, seperti keterlambatan
mengembalikan buku, buku hilang, buku rusak dan lain-lain. Kebiasaan
disetiap perpustakaan, pengunjung tidak diperkenankan membawa tas
masuk ke dalam ruang perpustakaan. Semua tas dititipkan kepada

petugas bagian pelayanan sebelum masuk ruang perpustakaan. Hal ini


dilakukan untuk keselamatan bahan pustaka. Agar penitipan ini tertib
dan
dapat menghindari kekeliruan maka disediakan nomor tempat penitipan
tas dibuat berkotak-kotak ditempatkan dibelakang meja pinjaman.
d. Sistem Peminjaman
Banyak sistem yang dapat dipakai untuk meminjamkan dan
mengembalikan buku, tergantung dari besar kecilnya koleksi buku
sesuatu perpustakaan dan jumlah pembaca (murid) yang dilayani. Pada
dasarnya setiap sistem peminjaman dan pengembalian buku harus

mengandung hal-hal berikut :


1) Dapat dijalankan dengan mudah dan tidak makan waktu yang lama;
2) Sejauh mungkin dapat menghindarkan kemungkinan buku hilang.

2. Prosedur Peminjaman Buku


Setiap kali seorang murid meminjam buku, lakukanlah hal-hal seperti
dibawah ini:
a. Ambillah kartu buku dari kantong buku. Tuliskan tanggal buku itu harus
dikembalikan pada lajur tanggal kembali. Mintalah kantong pinjaman
beserta kartu buku itu.
b. Catatlah tanggal buku itu harus kembali dalam lembar pengembalian
yang ditempelkan pada buku. Catatan ini merupakan peringatan bagi
murid yang meminjam buku itu, tanggal berapa ia harus mengembalikan

buku itu.
c. Setelah jam peminjaman selesai susunlah kantong-kantong peminjam
dalam kotak karton yang telah disediakan. Penyusunan dilakukan
menurut tanggal buku kembali. Sususnan itu baiknya memakai kartu
penunjuk untuk bulan dan tanggal. Kartu penunjuk ini harus dibuat lebih
tinggi dari kartu buku, sehingga angka-angka yang ditulis diatasnya
menonjol di atas buku. Kantong kartu buku-buku yang sedang di jilid,
diperbaiki, hilang, dipinjam perpustakaan lain harus ditagih dan
sebaiknya dibuatkan juga kotak-kotak tersendiri seperti kotak untuk

kartu-kartu buku yang sedang dipinjam. Dengan demikian semua buku


yang keluar dari perpustakaan, kartunya terkumpul dalam kotak-kotak.
Sistem peminjaman ini memungkinkan kita dapat mengetahui beberapa
hal, diantaranya :
1) kita dapat mengetahui buku-buku yang harus kembali pada tanggal-
tanggal tertentu. Kija terlambat kita dapat menegur peminjam
bersangkutan.
2) Pada kartu buku kita dapat melihat apakah sesuatu buku dapat dibaca
atau tidak, kalau kebetulan buku batik, tetapi peminjamannya tidak

banyak, buku itu harus diperkenalkan kepada murid-murid.


3. Prosedur Pengembalian Buku
Kalau seorang peminjam mengembalikan buku, ambilah tindakan

sebagai berikut:
a. Ambillah kartu buku dari kotak ke kantong buku. Kantong peminjam
dikembalikan kepada pemiliknya;
b. Coretlah tanggal catatan harus kembali pada lembar pengembalian jika
buku terlambat;
c. Setelah a dan b dilakukan, kembalikanlah buku kedalam rak secepat
mungkin.
Catatan :
Mengembalikan buku ke dalam rak harus dilakukan oleh guru

pustakawan atau pelajar-pelajar yang khusus membantu di


perpustakaan dan jangan oleh peminjam sendiri.

4. Jam Perpustakaan
Sekolah-sekolah yang telah mempunyai perpustakaan yang
diselenggarakan dengan batik dan ditempatkan dalam ruangan yang cukup
besar dengan alat-alat mobiler yang memadai dapat mengadakan “Jam
Perpustakaan”. Euang perpustakaan harus besar, sebab pada jam ini murid-
murid satu kelas mengadakan kegiatan di perpustakaan. Karena itu ruang

harus dapat menampung mereka. Murid-murid diharuskan secara klasikal


mengadakan penyelidikan-penyelidikan tentang berbagai seni subjek yang
berhubungan dengan kurikulum sekolah, misalnya sekali seminggu.
Jam perpustakaan baiknya diisi dan diatur kegiatan sebagai berikut :
a. Fulkanisme (gunung berapi);
b. Erosi tanah;
c. Produksi besar di Indonesia dan di negara-negara lain;
d. Pengolahan karet menjadi berbagai jenis barang;
e. Jenis trannsport air;

f. Sajak-sajak angkatan 45
Topik-topik tersebut diatas termasuk dalam pelajaran-pelajaran yang
diajarkan di dalam kelas seminggu sebelumnya. Setelah menerima daftar
itu, kepala perpustakaan memeriksa sember-sumber bahan yang ada di

perpustakaan dan menyediakannya agar para pelajar mudah


menemukannya. Setelah masuk dalam perpustakaan para pelajar dibagi
dalam kelompok-kelompok sebanyak jumlah subyek yang akan diselidiki.
Jumlah anggota tiap-tiap kelompok haruslah kira-kira berimbang.
Misalnya 40 orang murid dalam kelas. Pembagiannya adalah sebagai
berikut :
a. 7 orang menyelidiki gunung berapi;
b. 7 orang menyelidiki erosi tanah;
c. 7 orang menyelidiki sejarah padi dan produksi;

d. 7 orang menyelidiki pengolahan karet menjadi berbagai jenis barang;


e. 6 orang menyelidiki transport air;
f. 6 orang menyelidiki sajak-sajak angkatan 45.
Hasil-hasil karya mereka, terlebih kalau ilustrasi yang baik dapat
dipakai untuk menambah koleksi perpustakaan.

5. Bimbingan Minat Baca


Sesuai dengan fungsi dan tujuannya, perpustakaan sekolah memegang
peranan penting dalam peningkatan bimbingan minat baca. Perpustakaan

membantu mendorong dan mengembangkan minat, kemampuan dan


kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri. Untuk itu perlu
fasilitas dan pelayanan yang baik dari perpustakaan yaitu “Koleksi
Perpustakaan”. Dalam meningkatkan bimbingan minat baca, tentu kita
tidak terlepas dari bahan bacaan itu sendiri yang dalam hal ini adalah
koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan hendaknya lengkap, berimbang,
sesuai dengan tingkat anak, jenjang dan jenis sekolah, dan terselektif dengan
baik.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN


Siswa dapat memperoleh berbagai ilmu bila ada perpustakaan sekolah
adapun koleksi perpustakaan sekolah berhubungan dengan mata pelajaran yang
mereka pelajari dalam lingkungan sekolah.
Staff karyawan sekolah juga bisa memanfaatkan perpustakaan sekolah
sebagai temu kembali informasi yang ada di perpustakaan sekolah.
Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi
guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua
warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka. 5gar dapat

melaksanakan layanan dengan baik perpustakaan sekolah hendaknya oleh


kepala perpustakaan atau petugas perpustakaan yang aktif.

Anda mungkin juga menyukai