Pada era saat ini, pendidikan dan pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat
penting. Setiap tantangan di kehidupan pun tidak jauh dari kata Pendidikan dan
Pengetahuan. Untuk memperoleh pendidikan ataupun pengetahuan tersebut banyak hal
yang bisa kita lakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan adanya perpustakaan, kita
bisa memperoleh banyak sumber informasi. Informasi yang sifatnya tidak terbatas
membuat kita mau tidak mau harus tau apa saja informasi yang ada.
Ada beberapa jenis perpustakaan yang tersebar di sekitar kita, salah satuya yaitu
perpustakaan sekolah. Disetiap sekolah pasti memiliki perpustakaan, baik tingkat taman
kanak-kanak, SD, SMP, SMA, semua memiliki perpustakaannya sendiri. Perpustakaan
sekolah merupakan jenis perpustakaan yang ada pada umumnya. Perpustakaan sekolah
terwujud karena adanya suatu unit tertentu disebuah lembaga yang bernama sekolah.
Perpustakaan sekolah ini sama seperti perpustakaan umun yang ada, sama-sama
menyimpan koleksi bahan pustaka seperti, buku, slide, majalah, surat kabar dan lainnya.
Semua bahan pustaka tersebut diatur dalam ruangan tertentu dalam lingkup sekolah, dan
juga disusun secara sistematis supaya para pengguna perpustakaan bisa mejadi mudah
dalam memanfaatkan perpustakaan.
Perpustakaan sekolah tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu. Sudah
banyak perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia. Perpustakaan sekolah mengalami
pertumbuhan yang mencolok pada tahun 1980-an, pada saat itu perubahan-perubahan
kebijakan mulai muncul. Salah satu dari perubahan kebijakan sekolah yang muncul
adalah surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0103/0/1981 yang
berisikan tentang pokok-pokok kebijakan pembinaan dan pengembangan perpustakaan
di Indonesia. Isi surat itu menunjuk pusat pembinaan perpustakaan bertanggung jawab
atas pembinaan teknis perpustakaan dan pendidikan tenaga perpustakaan serta membina
secara langsung sejumlah perpustakaan sekolah sebagai proyek perintis.
Selanjutnya itu ada perpustakaan sekolah lanjutan yang sudah memiliki ruangan
tersendiri. Keberadaan perpustakaan di lingkungan SMU atau SMK pada umumnya
dibangun dengan bantuan dari BP3. Tenaga kerja yang ada di perpustakaan ini
menggunakan guru, namun tidak semua guru tahu bagaimana cara mengelola
perpustakaan. Namun tidak semua sekolah SMU atau SMK memiliki ruangan
perpustakaan sendiri, biasanya sekolah yang ada di daerah kabupaten umumnya
tertinggal, kesannya perpustakaan ada hanya sebagai pelengkap, bahkan tidak dikelola
dengan baik. Pada tahun 2006 departemen pendidikan nasional bekerjasama dengan
perpustakaan RI melakukan penyegaran tenaga perpustakaan sekolah.
Namun pada saat ini walaupun semua sekolah memiliki ruang perpustakaannya
masing-masing, mengapa masih kurangnya minat baca siswa? Menurut Crow (1988:26)
“minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap
orang, sesuatu, aktifitas tertentu”. Jadi, bukankah dengan adanya perpustakaan sekolah
diharapkan berfungsi sebagai media pendidikan, maksudnya itu bahan pustaka yang ada
di perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan dalam aktivitas sekolah sebagai proses
pendidikan. Para guru juga bisa memperoleh materi yang akan disampaikan saat
mengajar. Para siswa pun juga bisa memperoleh pengetahuan baru dengan membaca
buku yang ada di perpustakaan sekolah sebagai bentuk pengembangan diri. Namun, apa
gunanya perpustakaan jika tidak ada yang mengunjungi untuk membaca atau meminjam
buku yang ada.
Setelah membaca beberapa buku, menurut informasi yang saya dapat kurangnya
minat baca para murid dikarenakan kurangnya kesiapan diri untuk mencintai membaca
buku dan juga kurangnya dorongan dari orang sekitar, seperti orang tua dan guru.
Dalam psikologi belajar kesiapan sering disebut dengan istilah “the law of readiness”,
yang berarti suatu tingkatan pada perkembangan anak-anak, dimana anak bisa belajar
dengan mudah, efektif, dan tanpa ada gangguan emosi.
Disetiap sekolah pasti ada bermacam-macam siswa. Ada siswa yang suka pergi
ke perpustakaan untuk membaca dan juga ada yang lebih memilih di kelas saja untuk
bermain. Rasa senang membaca siswa timbul dengan adanya beberapa faktor,
diantaranya kesadaran akan manfaat saat membaca buku dan kesadaran akan adanya
perpustakaan bisa menambah pengetahuan lebih luas. Salah satu tugas guru ataupun
pustakawan yaitu mengfungsikan perpustakaan sebagai tempat belajar. Para siswa bisa
melakukan kegiatan belajar di perpustakaan, seperti membentuk forum diskusi. Melalui
perpustakaan siswa juga bisa melakukan sebuah penelitian sederhana seperti, mencari
tema penelitian melalui sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan sekolah.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar siswa senang berkunjung ke
perpustakaan untuk membaca buku diantaranya, guru ataupun pustkawan mengenalkan
buku-buku yang ada di perpustakaan, dan juga bisa dilakukan dengan cara mengundang
guru agama islam lalu menceritakan kisah para nabi yang ada di buku, mengundang
guru bahasa indonesia untuk membacakan buku yang berisikan puisi. Mungkin dengan
hal tersebut dapat membuat siswa tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan.