Anda di halaman 1dari 6

LAILATUL QUDROTI ISLAMI (071911633020)

Tugas Membuat Essay, Mata Kuliah Pengantar Ilmu Informasi Perpustakaan

”Kurangnya Minat Baca Siswa di Perpustakaan Sekolah”

Pada era saat ini, pendidikan dan pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat
penting. Setiap tantangan di kehidupan pun tidak jauh dari kata Pendidikan dan
Pengetahuan. Untuk memperoleh pendidikan ataupun pengetahuan tersebut banyak hal
yang bisa kita lakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan adanya perpustakaan, kita
bisa memperoleh banyak sumber informasi. Informasi yang sifatnya tidak terbatas
membuat kita mau tidak mau harus tau apa saja informasi yang ada.

Mungkin banyak orang jika mendengar kata perpustakaan merupakan sebuah


tempat yang berisi banyak buku di rak-rak. Jika dikaji lebih dalam kata dasar
perpustakaan adalah pustaka. Dalam kamus besar bahasa indonesia, pustaka memiliki
arti kitab atau buku. Bahasa inggris dari perpustakaan adalah library, istilah library
berasal dari kata latin liber atau libri yang artinya buku. Jadi, batasan perpustakaan
merupakan sebuah ruangan, bagian gedung untuk tempat menyimpan buku ataupun
terbitan lainnya, yang disusun berdasarkan sistem perorganisasian agar mudah untuk
digunakan pembaca.

Ada beberapa jenis perpustakaan yang tersebar di sekitar kita, salah satuya yaitu
perpustakaan sekolah. Disetiap sekolah pasti memiliki perpustakaan, baik tingkat taman
kanak-kanak, SD, SMP, SMA, semua memiliki perpustakaannya sendiri. Perpustakaan
sekolah merupakan jenis perpustakaan yang ada pada umumnya. Perpustakaan sekolah
terwujud karena adanya suatu unit tertentu disebuah lembaga yang bernama sekolah.
Perpustakaan sekolah ini sama seperti perpustakaan umun yang ada, sama-sama
menyimpan koleksi bahan pustaka seperti, buku, slide, majalah, surat kabar dan lainnya.
Semua bahan pustaka tersebut diatur dalam ruangan tertentu dalam lingkup sekolah, dan
juga disusun secara sistematis supaya para pengguna perpustakaan bisa mejadi mudah
dalam memanfaatkan perpustakaan.
Perpustakaan sekolah tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu. Sudah
banyak perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia. Perpustakaan sekolah mengalami
pertumbuhan yang mencolok pada tahun 1980-an, pada saat itu perubahan-perubahan
kebijakan mulai muncul. Salah satu dari perubahan kebijakan sekolah yang muncul
adalah surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0103/0/1981 yang
berisikan tentang pokok-pokok kebijakan pembinaan dan pengembangan perpustakaan
di Indonesia. Isi surat itu menunjuk pusat pembinaan perpustakaan bertanggung jawab
atas pembinaan teknis perpustakaan dan pendidikan tenaga perpustakaan serta membina
secara langsung sejumlah perpustakaan sekolah sebagai proyek perintis.

Perpustakaan sekolah dasar situasinya sangat menyedihkan, karena belum


semua perpustakaan sekolah dasar memiliki ruangan perpustakaan. Koleksi yang ada
hanya disimpan dilemari yang biasanya terletak di sudut kelas. Jam bukanya juga hanya
pada saat waktu istirahat atau saat guru tidak mengajar. Secara umum perpustakaan
sekolah menghadapi hambatan, yaitu koleksi yang tidak memadai, tidak memiliki ruang
perpustakaan, status petugas belum jelas apa dia seorang guru atau pustakawan.

Selanjutnya itu ada perpustakaan sekolah lanjutan yang sudah memiliki ruangan
tersendiri. Keberadaan perpustakaan di lingkungan SMU atau SMK pada umumnya
dibangun dengan bantuan dari BP3. Tenaga kerja yang ada di perpustakaan ini
menggunakan guru, namun tidak semua guru tahu bagaimana cara mengelola
perpustakaan. Namun tidak semua sekolah SMU atau SMK memiliki ruangan
perpustakaan sendiri, biasanya sekolah yang ada di daerah kabupaten umumnya
tertinggal, kesannya perpustakaan ada hanya sebagai pelengkap, bahkan tidak dikelola
dengan baik. Pada tahun 2006 departemen pendidikan nasional bekerjasama dengan
perpustakaan RI melakukan penyegaran tenaga perpustakaan sekolah.

Namun pada saat ini walaupun semua sekolah memiliki ruang perpustakaannya
masing-masing, mengapa masih kurangnya minat baca siswa? Menurut Crow (1988:26)
“minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap
orang, sesuatu, aktifitas tertentu”. Jadi, bukankah dengan adanya perpustakaan sekolah
diharapkan berfungsi sebagai media pendidikan, maksudnya itu bahan pustaka yang ada
di perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan dalam aktivitas sekolah sebagai proses
pendidikan. Para guru juga bisa memperoleh materi yang akan disampaikan saat
mengajar. Para siswa pun juga bisa memperoleh pengetahuan baru dengan membaca
buku yang ada di perpustakaan sekolah sebagai bentuk pengembangan diri. Namun, apa
gunanya perpustakaan jika tidak ada yang mengunjungi untuk membaca atau meminjam
buku yang ada.

Setelah membaca beberapa buku, menurut informasi yang saya dapat kurangnya
minat baca para murid dikarenakan kurangnya kesiapan diri untuk mencintai membaca
buku dan juga kurangnya dorongan dari orang sekitar, seperti orang tua dan guru.
Dalam psikologi belajar kesiapan sering disebut dengan istilah “the law of readiness”,
yang berarti suatu tingkatan pada perkembangan anak-anak, dimana anak bisa belajar
dengan mudah, efektif, dan tanpa ada gangguan emosi.

Disetiap sekolah pasti ada bermacam-macam siswa. Ada siswa yang suka pergi
ke perpustakaan untuk membaca dan juga ada yang lebih memilih di kelas saja untuk
bermain. Rasa senang membaca siswa timbul dengan adanya beberapa faktor,
diantaranya kesadaran akan manfaat saat membaca buku dan kesadaran akan adanya
perpustakaan bisa menambah pengetahuan lebih luas. Salah satu tugas guru ataupun
pustakawan yaitu mengfungsikan perpustakaan sebagai tempat belajar. Para siswa bisa
melakukan kegiatan belajar di perpustakaan, seperti membentuk forum diskusi. Melalui
perpustakaan siswa juga bisa melakukan sebuah penelitian sederhana seperti, mencari
tema penelitian melalui sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan sekolah.

Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar siswa senang berkunjung ke
perpustakaan untuk membaca buku diantaranya, guru ataupun pustkawan mengenalkan
buku-buku yang ada di perpustakaan, dan juga bisa dilakukan dengan cara mengundang
guru agama islam lalu menceritakan kisah para nabi yang ada di buku, mengundang
guru bahasa indonesia untuk membacakan buku yang berisikan puisi. Mungkin dengan
hal tersebut dapat membuat siswa tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan.

Dengan begitu, perpustakaan sekolah menjadi bermanfaat jika digunakan secara


benar dalam memperlancar pencapaian tujuan proses belajar dam mengajar di sekolah.
Manfaat yang diperoleh dari adanya perpustakaan sekolah juga dapat menimbulkan rasa
cinta untuk membaca buku didalam jiwa para siswa maupun pengguna lainnya, dapat
menambah pengetahuan baru siswa, dapat memperlancar kecakapan dalam berbahasa,
juga bisa melatih rasa tanggung jawab murid-murid, maksudnya ketika meminjam buku
para murid memiliki tanggung jawab untuk menjaga buku itu, dan juga mengembalikan
buku sebelum batas akhir waktu peminjaman. Bukan hanya siswa yang mendapatkan
manfaat dari keberadaan perpustakaan sekolah ini, guru pun juga mendapatkan
manfaatnya seperti membantu menemukan sumber-sumber pengajaran untuk diajarkan
pada murid. Dan juga semua yang datang ke perpustakaan bisa mendapatkan
pengetahuan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Agar terciptanya suatu perpustakaan yang baik, maka perpustakaan sekolah


memiliki misi. Misi yang pertama perpustakaan sekolah yang telah ada didalam buku
school library guidelines yang dibuat oleh internasional federation librarian asociation
atau disingkat IFLA menyebutkan bahwa misi perpustakaan sekolah adalah
menyediakan informasi dan gagasan yang menyediakan dasar untuk membentuk
masyarakat yang berbasis informasi dan ilmu pengetahuan, dan misi selanjutnya adalah
merupakan sarana bagi peserta didik agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu
mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang
bertanggung jawab.

Pengelolaan perpustakaan sekolah harus tersusun dengan jelas. Maksudnya


harus jelas itu perpustakaan sekolah membuat kebijakan harus memperhatikan dan
mempertimbangkan kebutuhan sekolah secara menyeluruh, dan juga mencerminkan
etos, serta tujuan dan sasaran maupun kenyataan sekolah. Kebijakan tersebut
menentukan kapan, di mana, untuk siapa dan oleh siapa potensi maksimal akan
dilaksanakan. Apabila kebijakan itu ingin berjalan dengan baik maka komunitas sekolah
harus turut serta untuk mendukung dan memberikan sumbangan pada kebijakan
tersebut. Kebijakan itu harus tertulis dengan sebanyak mungkin keterlibatan yang
berjalan secara dinamis serta hendakya disebarkannya kebijakan itu seluas mungkin
melalui media cetak. Kebijakan perpustakaan sekolah tidak boleh hanya ditulis oleh
pustakawan sekolah saja, namun harus melibatkan para guru beserta manajemen
sekolah.

Kesimpulannya, dengan menerapkan kebiasan membaca atau literasi sejak usia


dini, kita dapat meningkatkan minat baca para siswa di sekolah. Juga memperhatikan
faktor pendukung yang dapat mempengaruhi minat baca siswa dan melakukan upaya-
upaya untuk mewujudkan kibiasaan membaca yang tentunya membutuhkan peran aktif
dari berbagai pihak demi terwujudnya minat baca yang tinggi.
DAFTAR REFERENSI

1) Suherman. 2009. Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung: MQS


Publishing
2) Bafadal, Ibrahim. 2008. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT Bumi
Aksara
3) Riyanto. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Bandung: Fokusmedia
4) Suhendar, Yaya. 2014. Panduan Petugas Perpustakaan Cara Mengelola
Perpustakaan Sekolah Dasar Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group
5) Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata
Kerja. Jakarta: PT Grasindo
6) Yuliarta, Ivan dkk. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus
Book Publisher
7) M.Yusuf, Pawit. 2010. Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
Kencana
8) Milburga, Larasati dkk. 2008. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT
Bumi Aksara
9) Ade Asih Susiasari, I Putu Mas Dewantara. (2017). Keefektifan Budaya Literasi
Di Sd N 3 Banjar Jawa Untuk Meningkatkan Minat Baca. Journal of Education
Research and Evaluation. Vol.1 (4) pp. 204-209
10) Kasiyun, Suharmono. 2015. Upaya Meningkatkan Minat Baca sebagai Sarana
untuk Mencerdaskan Bangsa. Jurnal Bahasa Indonesia, Sastra, dan
Pengajarannya (miring) Vol.1 No.1
11) Nurhaida, M. Insya Musa. 2016. Dampak Rendahnya Minat Baca Dikalangan
Mahasiswa PGSD Lampeuneurut Banda Aceh serta Cara Meningkatkannya.
Jurnal Pesona dasar Vol. 3 No. 4

Anda mungkin juga menyukai