ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui data statsitik dan rata-rata
penggunaan teknik pencak silat kategori tanding pada pekan olahraga pelajar
nasional. (2) Untuk mengetahui data statistik dan rata-rata penggunaan teknik pencak
silat pada masing-masing kelas kategori tanding Pekan Olahraga Pelajar Nasional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet yang bertanding. Sampel yang
terpilih adalah atlet yang lolos dalam perdelapan final. Teknik sampling yang
digunakan adalah probability sampling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
untuk mendiskripsikan hasil penelitian. Pengumpulan data dengan cara observasi
secara langsung, merekam setiap partai pertandingan yang berjalan. Analisis data
di isikan dengan cara penghitungan teli pada blangko penggunaan teknik. Teknik yang
di analsis adalah pukulan, tendangan sabit, tendangan depan, tendangan samping,
tendangan belakang, bantingan, guntingan, sapuan, block aktif, block pasif,
hindaran belakang, hindaran samping kanan dan hindaran samping kiri. Hasil
penelitian adalah sebagai berikut ini. Pertama, rata rata penggunaan teknik
pada seluruh kelas tanding : Pukulan (14.52%), Tendangan Sabit (26.66%), Tendangan
Depan (14.16%), Tendangan Samping (12.07%), Tendangan Belakang (0.37%),
Bantingan (9.55%), Guntingan (9.97%), Sapuan (1.00%), Block Aktif (4.39%), Block
Pasif (3.11%), Hindaran Belakang (1.31%), Hindaran Samping Kanan (1.60%) dan
Hindaran Samping Kiri (1.30%). Kedua, Rata rata penggunaan dengan prosentase
tertinggi teknik pencak silat pada masing masing kelas tanding. Ada sebanyak
17 kelas tanding, terdiri dari 9 kelas tanding putra (A I). Kelas tanding putra
sebagai berikut : A tendangan sabit (21.63%), B tendangan sabit (25.27%), C
tendangan sabit (24.72%), D tendangan sabit (29.17%), E tendangan sabit (28.35%),
F tendangan sabit (25.40%), G tendangan sabit (27.15%), H tendangan sabit (23.46%),
dan I tendangan sabit (34.45%). Dan 8 kelas kelas tanding putri (A H). Kelas
tanding putri sebagai berikut : A tendangan samping (24.12%), B tendangan sabit
(29.77%), C tendangan sabit (28.96%), D tendangan sabit (30.81%), E tendangan sabit
(31.12%), F tendangan sabit (30.34%), G tendangan sabit (21.95%), dan H pukulan
(25.36%). Simpulan penelitian ini adalah teknik yang memiliki karakter menyerang
dan memiliki nilai poin tinggi berada pada presentase atas, sebaliknya teknik yang
memiliki karakter bertahan atau poin sedikit berada pada presentase bawah.
Kata Kunci : Rata rata penggunaan teknik, Pencak silat, Pekan olahraga pelajar
nasional 2017
8
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
9
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
10
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
11
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
j. Kelas A putri
Gambar 7. Prosentase Rat-rata
Penggunaan Teknik Kelas E Putra
f. Kelas F Putra
12
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
13
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
14
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
15
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
keadaan terbaring Teknik ini sangat teknik yang memiliki karakter bertahan
jarang di gunakan, dikarenakan teknik namun juga bisa untuk menyerang dan
ini memiliki tingkat resiko yang tinggi. memiliki poin tinggi, seperti teknik
Ketika sapuan gagal, atau lawan masih tendangan samping, guntingan dan
dalam posisi berdiri, maka lawan berhak bantingan berada pada kategori dominan
memberi serangan balasan, biasanya kurang, hal ini di karenakan teknik ini
berupa tendangan sabit. Jika di memiliki karakter yang hanya bisa di
bandingkan dengan teknik guntingan, lakukan di saat saat tertentu. Selain
yang sama mempunyai prinsip itu, penggunaan teknik dominan
menjatuhkan lawan menggunakan sangat kurang, terdapat pada teknik
tungkai. Maka hampir seluruh atlet block aktif, block pasif, hindaran
memilih teknik guntingan, karena tidak samping kanan, hindaran belakang,
memiliki resiko mendapatkan serangan hindaran samping kiri, sapuan, dan
balik dari lawan. Prosentase tendangan belakang. Dominan sangat
penggunaan teknik ini sangat rendah, kurang bukan berarti teknik teknik
yaitu 1.00%, masuk dalam dominan ttersebut tidak penting atau tidak
sangat kurang. bermanfaat, namun teknik tersebut
Tendangan belakang adalah digunakan untuk taktik bertahan,
teknik yang susah untuk dilakukan, dan kecuali teknik block aktif, sapuan, dan
sangat sedikit atlet menguasai teknik tendangan belakang. Sehingga membuat
ini. Meskipun sulit untuk dilakukan, tebel penjelasannya rendah. Terlebih
sebenarnya teknik ini bisa membuat lagi teknik teknik tersebut jarang di
lawan terkejut, karena sangat jarang sukai seorang atlet, karena ada pula
tekik ini digunakan. Teknik ini dapat tipikal atlet yang lebih suka
digunakan utnuk taktik menyerang menggunakan teknik block di banding
maupun bertahan. Nilai dari poin ini teknik hindaran. Hal tersebut
adalah 2, sama dengan teknik tendangan tergantung pada karkter setiap atlet
lainnya. Namun jika penggunaannya tersebut, maka hal yang lumrah bila
gagal, maka resiko dari teknik ini adalah teknik teknik tersebut hanya sedikit
ke tidak seimbangan tubuh atlet saat tebel penjelasannya. Dari uraian
kuda kuda atau sikap pasang. Hal itu pembahasan hasil data statistik dan rata
akan membuat atlet berada pada posisi rata penggunaan teknik pencak silat
tidak siap atau lengah atau mudah untuk kategori tanding dapat lihat pada bab v
di serang. Prosentase penggunaannya di kesimpulan nomer 1.
sangat rendah, yaitu 0.37%, termasuk 2. Penggunaan Teknik Pencak Silat
kedalam dominan penggunaan sangat pada Setiap Kelas Tanding
kurang. Dalam pertandingan pencak
Berdasar uraian pembahasan silat kategori tanding pada Pekan
teknik di atas, dalam pertandingan Olahraga Pelajar Nasional tahun 2017
pencak silat kategori tanding pada Pekan atlet di bagi menjadi 17 kelas tanding,
Olahraga Pelajar Nasional, teknik yang yaitu 9 kelas tanding putra (A I) dan 8
pengunaan dominan sangat sering dan kelas tanding putri (A H). Rata-rata
dominan sering adalah teknik yang rasio yang paling besar sampai ke rata-
bertujuan untuk menyerang dan rata rasio yang paling kecil sebagai
mendapatkan poin banyak. Maka dari itu berikut :
teknik tendangan sabit, pukulan, dan a. Kelas Tanding A putra
tendangan depan selalu berada pada Total jumlah teknik dari 11
presentase paling atas. Selanjutnya, partai pertandingan yang di gunakan
16
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
17
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
guntingan berada pada urutan 3 teratas, sering di gunakan yaitu 12,03%. Sangat
hal itu menunjukkan bahwa guntingan jauh dengan teknik sapuan yang sama
di sukai pada kelas tanding D putra sama memiliki tujuan yang sama, yaitu
yaitu 12,03%. Sangat jauh dengan hanya 0.76%. Teknik guntingan sering
teknik sapuan yang sama sama dilakukan karena dalam keadaan jarak
memiliki tujuan yang sama, yaitu hanya dekat maupun jauh teknik ini dapat
0.76%. Teknik guntingan sering digunakan, selain itu ketika atlet
dilakukan karena dalam keadaan jarak melakukan teknik guntinngan dan gagal
dekat maupun jauh teknik ini dapat karena lawan menghindar, lawan
digunakan, selain itu ketika atlet dilarang melaukan serangan balasan.
melakukan teknik guntinngan dan gagal Lain hal dengan sapuan, yang jika atlet
karena lawan menghindar, lawan menggunakan teknik tersebut dan gagal
dilarang melaukan serangan balasan. karena lawan menghindar, maka lawan
Lain hal dengan sapuan, yang jika atlet berhak untuk melakukan serang balas,
menggunakan teknik tersebut dan gagal meskipun lawan dalam keadaan jatuh.
karena lawan menghindar, maka lawan Hal itu pula yang membuat teknik
berhak untuk melakukan serang balas, sapuan yang berada pada peringkat 10
meskipun lawan dalam keadaan jatuh. hanya dengan prosentase sebesar 0.76%
Hal itu pula yang membuat teknik Setiap atlet memang haruslah mengusai
sapuan yang berada pada peringkat 11 teknik ini, mengingat bahwa teknik ini
hanya dengan prosentase sebesar 0.76% bisa di gunakan untuk memulur waktu.
Setiap atlet memang haruslah mengusai Dan memulur waktu akan sangat penting
teknik ini, mengingat bahwa teknik ini untuk di kuasai, biasanya memulur waktu
bisa di gunakan untuk memulur waktu. ini di gunakan saat 30 detik terakir babak
Dan memulur waktu akan sangat ke 3. Dan alasanya untuk memulur waktu
penting untuk di kuasai, biasanya adalah karena pesilat sudah
memulur waktu ini di gunakan saat 30 memenangkan poin, maka jika waktu
detik terakir babak ke 3. Dan alasanya berakir pemenangnya adalah pesilat yang
untuk memulur waktu adalah karena tadi memeiliki poin tertinggi.
pesilat sudah memenangkan poin, f. Kelas Tanding F putra
maka jika waktu berakir pemenangnya Total jumlah teknik dari 11 partai
adalah pesilat yang tadi memeiliki poin pertandingan yang di gunakan dalam
tertinggi. kelas F putra adalah 496. Berdasarkan
e. Kelas Tanding E putra. hasil analis, total penggunaan teknik
Total jumlah teknik dari 11 sangat sedikit yaitu 496. Hal ini di
partai pertandingan yang di gunakan karenakan 1 partai tidak di tandingkan
dalam kelas E putra adalah 822. karena undur diri, satu partai karena
Berdasarkan hasil analis, 7 teknik yang setelah gebrakan pertama babak pertama
teratas sama persis dengan kelas tanding atlet mengalami cidera lutut saat
E putra, hanya saja jarak prosentase membanting, satu partai WMP (Wasit
antara peringkat oertama dan kedua Memberhentikan Pertandingan), satu
terlampau jauh, yaitu 28.35% dengan partai ketika babag ke duaa berlangsung
17.03%. Jadi bisa di pastikan official lempar handuk dikarenakan tidak
tendangan sabit adalah alat serang yang mampu mengimbangi serangan lawan.
paling utama di gunakan oleh kelas Maka hanya 7 partai pertandingan yang
tanding ini. teknik guntingan berada full melakukan 3 babak dalam
pada urutan 3 teratas, hal itu pertandingan. Selain itu memang
menunjukkan bahwa guntingan sangat kebnyakan atlet dalam kelas tanding
18
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
ini sangat berhati-hati dalam nilai yang cukup baik yaitu duapoin,
melakukan serangan, sehingga teknik selain itu tendangan sabit tidak
yang diperoleh dalam pertandingan pun memerlukan tenaga yang terlampau
lebih sedikit di banding lainnya. Teknik besar untuk digunakan jika dibanding
bantingan menempati prosentase teknik lainnya. Memiliki teknik andalan
tertinggi ke 5 dengan 10.83%, maka sangat penting, namun jangan
itulah alasan kenapa total penggunaan melupakan teknik lainya. Atlet harus
teknik dalam kelas ini lebih sedikit di paham bagaimana cara melakukan
banding kelas kelas lainnya. Bermain serangan, namun atlet juga harus
hati hati bukan masalah jika atlet paham bagaimana cara
memang lebih aman dalam melakukan mempertahankan poin. Maka dari itu,
taktik seperti itu, yang di pahami adalah ahli dalam setiap teknik dalam
berapa poin antara atlet ddengan lawan. pertandingan sangat penting untuk di
Jika memang menang hati hati kebih kuasai.
baik, namun jika kalah poin bagaimana h. Kelas Tanding H putra
caranya atlet harus segera melakukan Total jumlah teknik dari 10
serangan agar keadaan poin segera partai pertandingan yang di gunakan
terbalik. Meskipun di tuntut untuk dalam kelas H putra adalah 635.
segera menyerang, maka serangan Berdasarkan hasil analis, total
pun tidak boleh asal asalan, penggunaan teknik dalam 10 partai
mengingat prosentase bantingan berada 5 pertandingan tergolong sedikit. Hal
teratas penggunaan teknik. tersebut terbukti dengan jumlah total
g. Kelas Tanding G putra teknik dari seluruh partai tanding
Total jumlah teknik dari 11 kelas H putra hanya 635. Itu
partai pertandingan yang di gunakan menandakan bahwa setiap atlet dalam
dalam kelas G putra adalah 1197. kelas ini melakukan serangan dengan
Berdasarkan hasil analis, teknik yang sangat hati-hati, meninijau dari teknik
digunakan hampir seluruhnya merata. bantingan yang berada pada posisi 4
Hal tersebut terlihat dari perolehan teratas, dengan prosentase sebesar
prosentase teknik tertinggi urutan 10 & 15.91%, hal tersebut menjadi salah satu
11 yang lebih besar dari 2.00%. berbeda faktor atlet sangat berhati-hati dalam
dengan kelas tanding lainya, karenna melakukan serangan. Antisipasi
rata-rata prosentase 2.00% ke bawah bantingan perlu di kuasai. Supaya ketika
biasa nya sudah di mulai dari urutan 8 kaki tertangkap lawan masih bisa
ke atas. Hal ini menjadi baik, di mengantisipasi bagaimana lawan akan
karenakan atlet dapat mengusai banyak melakukan usaha bantingan. Tidak hanya
teknik, maka kemungkinan besar antisipasi, kecepatan dalam menarik
seorang atlet dapat mengusai berbagai setelah tendangan mengenai body
macam variasi penggunaan taktik dalam protektor lawan adalah penting. Jika
pertandigaan. Namun tendangan sabit atlet lambat dalam penarikan kaki
tetap menjadi teknik andalan dalam setelah melaukan serangan, maka akan
kelas tanding G putra, dengan dengan mudah kaki tertangkap oleh
prosentase yang besar yaitu 27.15%. lawan.
Tendangan sabit mudah untuk di i. Kelas Tanding I putra
lakukan, dalam penggunaannya di Total jumlah teknik dari 11
pertandingan tidak perlu ada efek partai pertandingan yang di gunakan
terpental atau jatuh dari lawan main. dalam kelas I putra adalah 1.013.
Teknik tendangan sabit juga mempunyai Berdasarkan hasil analis, kelas besar
19
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
identik dengan pola serang yang lambat, atlet menguasai teknik block aktif dan
itu tidak berlaku dalam kelas I. Terlihat teknik bantingan. Supaya tendangan
banyak nya teknik yang dilakukan hinga samping lawan dapat terhalang, bahkan
mencapai 1031. Tendangan sabit berhasil di tangkap dan di banting.
sangat mendominasi kegunaan teknik. Meskipun susdah untuk menangkap
Terbukti dengan besarnya prosentase tendangan samping, namun dengan
sebesar 34.45%, sangat jauh dengan timing yang pass, tendangan tersebut
penggunaan teknik peringkat kedua yaitu akan dengan mudah di tangkap lalu di
guntingan sebesar 15.89%. namun banting. Selain itu, agar tendangan
guntingan disini tergolong tinggi pula, samping dapat terhalang atau gagal
karena biasanya teknik guntingan mengenai body protector maka perlu
berada di peringkat 5 atau 6 teratas, teknik yang berfungsi untuk menutup
namun untuk kelas tanding ini berada serangan, yaitu block aktif.
pada peringkat ke 2. Tendangan sabit k. Kelas Tanding B putri
mudah untuk di lakukan, dalam Total jumlah teknik dari 11
penggunaannya di pertandingan tidak partai pertandingan yang di gunakan
perlu ada efek terpental atau jatuh dari dalam kelas B putri adalah 944.
lawan main. Teknik tendangan sabit juga Berdasarkan hasil analis, tendangan
mempunyai nilai yang cukup baik yaitu sabit berada prosentase paling atas yaitu
duapoin, selain itu tendangan sabit tidak 29.77%. Postur lebih pendek dari lawan
memerlukan tenaga yang terlampau besar bukan halangan untuk menjadi juara.
untuk digunakan jika dibanding teknik Hal tersebut terbukti dengan atlet Jawa
lainnya. Barat yang berhasil menjadi juara di
j. Kelas Tanding A putri kelas tanding B putri. Karena dengan
Total jumlah teknik dari 11 partai postur pendeknya atlet tersebut
pertandingan yang di gunakan dalam memiliki kelebihan yaitu tendangan
kelas A putri adalah 1020. Berbeda sabit kanan kiri yang sulit untuk di
dengan kelas tanidng pada umunya, antisipasi lawan, karena penggunaan
berdasarkan hasil analis, teknik yang timing dan kecepatan yang bagus.
menjadi andalan adalah tendangan Tendangan sabit akan sangat berguna
samping. Terbukti dengan prosentase ketika atlet memiliki speed dan timing
tertinggi yaitu 24.12%. Tendangan yang bagus dalam penggunaaannya.
samping sering digunakan dalam kelas Tendangan sabit mudah untuk di
tanding A puti di karenakan postur tubuh lakukan, dalam penggunaannya di
kelas A putri ini rata-rata memiliki pertandingan tidak perlu ada efek
tungkai yang panjang, dan memiliki terpental atau jatuh dari lawan main.
badan yg tergolong kecil (kurus). Hal Teknik tendangan sabit juga mempunyai
tersebut yang membuat atlet sangat nilai yang cukup baik yaitu dua poin,
cocok dengan tipe tendangan samping. selain itu tendangan sabit tidak
Teknik tendangan samping sering memerlukan tenaga yang terlampau
digunakan untuk bertahan maupun besar untuk digunakan jika dibanding
menyerang, menunggu lawan teknik lainnya. Teknik andalan wajib
menyerang, atlet akan dengan mudah dimiliki atlet, seperti halnya atlet dari
melakukan tendangan samping jika Jawa Barat tersebut. Meskipun
menang dalam kategori jangkauan memiliki kekurangan, namun
serang. kekurangannya bisa menjadi
Agat tendangan samping bisa di kelebihanya. Jadi perlu di latih teknik
antisipasi, maka perlu untuk seorang andalan sesering mungkin agar dapat di
20
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
21
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
22
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
23
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
akan ada artinya jika tidak memiliki bantingan 9.55%, proporsi teknik
kemampuan fisik yang bagus. block aktif 4.39%, proporsi teknik
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan block pasif 3.11%, proporsi teknik
sebagai pembuatan progam latihan hindaran samping kanan 1.60%,
teknik, khusunya untuk proporsi teknik hindaran belakang
meningkatkan kemampuan teknik 1.31%, proporsi teknik hindaran
atlet dalam setiap kelas tandingnya samping kiri 1.30%, proporsi teknik
masing masing. sapuan 1.00%, proporsi teknik
5. Hasil penelitian ini juga dapat tendangan belakang 0.37%. Tetapi
dijadikan dasar pertimbangan untuk teknik-teknik yang memiliki
membuat progam latihan yang tepat proporsi sedikit juga memiliki nilai
untuk meningkatkan prestasi, dan yang menguntungkan di
PB IPSI dapat menjadikan hasil pertandingan, maka dari itu perlu
penelitian ini sebagai referensi dilatih untuk meningkatkan prestasi.
untuk kemajuan pencak silat Teknik yang mudah dilakukan juga
khususnya kategori tanding. bisa dipatahkan, oleh karena itu
Saran perlu teknik lain untuk melawan.
Berdasarkan simpulan yang telah Sehingga teknik yang dimiliki atlet
diambil dan implikasi yang telah ada, bervariasi.
maka di sarankan kepada seluruh 2. Agar mencapai prestasi maksimal
pelatih, atlet pencak silat kategori lakukan latihan individu agar
tanding berdasarkan kelas nya masing- teknik yang belum di kuasasi terasah
masing, dan Ikatan Pencak Silat dan teknik andalan dapat semakin
Indonesia sebagai berikut : tajam bila digunakan, ahli dalam
1. Sesuai presentase rata rata setiap teknik adalah kewajiban
penggunaan teknik pencak silat seorang atlet, dan mempunyai
kategori tanding, untuk seluruh keahlian dalam salah satu teknik
atlet dan pelatih Pekan Olahraga juga akan menjadi momok lawan.
Pelajar Nasional, proporsi latihan 3. Untuk Pelatih dalam memberikan
teknik sesuai persentase rata-rata teknik-teknik pencak silat tidak
penggunaan teknik-teknik pencak hanya teknik yang paling mudah
silat kategori tanding untuk seluruh dilakukan. Karena pencak silat
atlet pencak silat kategori tanding kaya akan tekniknya, diharapkan
khususnya pelatih Pekan Olahraga pelatih juga memberikan latihan
Pelajar Nasional tersebut dapat teknik yang mempunyai persentase
digunakan sebagai bahan evaluasi sedikit. Teknik yang persentase
latihan teknik, proporsi latihan dan sedikit juga memiliki nilai lebih
prioritas teknik yang digunakan besar efektif dan sangat
yang lebih diperbanyak adalah menguntungkan jika dipergunakan di
teknik yang lebih mudah untuk pertandingan. Sehingga di
digunakan yaitu proporsi teknik pertandingan bisa memaksimalkan
tendangan sabit yaitu 26.66% teknik yang mempunyai nilai tinggi,
kemudian yang selanjutnya adalah contohnya hindaran belakang di
proporsi teknik pukulan yaitu ssusul oleh serangan tendangan
14.52%, proporsi teknik tendangan depan maka mendapatkan poin 1+2,
depan 14.16%, proporsi tendangan , atau bisa pula belaan disusul
samping 12.07%, proporsi teknik jatuhan memiliki nilai 1+3. Tetapi
guntingan 9.97%, proporsi teknik untuk lebih baik lagi perlu diadakan
24
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018
25