Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

ANALISIS TEKNIK PENCAK SILAT KATEGORI TANDING


PADA ATLET PEKAN OLAHRAGA PELAJAR NASIONAL
DI JAWA TENGAH TAHUN 2017

Fajar Syamsudin1, Muhammad Mariyanto2


1,2
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui data statsitik dan rata-rata
penggunaan teknik pencak silat kategori tanding pada pekan olahraga pelajar
nasional. (2) Untuk mengetahui data statistik dan rata-rata penggunaan teknik pencak
silat pada masing-masing kelas kategori tanding Pekan Olahraga Pelajar Nasional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet yang bertanding. Sampel yang
terpilih adalah atlet yang lolos dalam perdelapan final. Teknik sampling yang
digunakan adalah probability sampling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
untuk mendiskripsikan hasil penelitian. Pengumpulan data dengan cara observasi
secara langsung, merekam setiap partai pertandingan yang berjalan. Analisis data
di isikan dengan cara penghitungan teli pada blangko penggunaan teknik. Teknik yang
di analsis adalah pukulan, tendangan sabit, tendangan depan, tendangan samping,
tendangan belakang, bantingan, guntingan, sapuan, block aktif, block pasif,
hindaran belakang, hindaran samping kanan dan hindaran samping kiri. Hasil
penelitian adalah sebagai berikut ini. Pertama, rata rata penggunaan teknik
pada seluruh kelas tanding : Pukulan (14.52%), Tendangan Sabit (26.66%), Tendangan
Depan (14.16%), Tendangan Samping (12.07%), Tendangan Belakang (0.37%),
Bantingan (9.55%), Guntingan (9.97%), Sapuan (1.00%), Block Aktif (4.39%), Block
Pasif (3.11%), Hindaran Belakang (1.31%), Hindaran Samping Kanan (1.60%) dan
Hindaran Samping Kiri (1.30%). Kedua, Rata rata penggunaan dengan prosentase
tertinggi teknik pencak silat pada masing masing kelas tanding. Ada sebanyak
17 kelas tanding, terdiri dari 9 kelas tanding putra (A I). Kelas tanding putra
sebagai berikut : A tendangan sabit (21.63%), B tendangan sabit (25.27%), C
tendangan sabit (24.72%), D tendangan sabit (29.17%), E tendangan sabit (28.35%),
F tendangan sabit (25.40%), G tendangan sabit (27.15%), H tendangan sabit (23.46%),
dan I tendangan sabit (34.45%). Dan 8 kelas kelas tanding putri (A H). Kelas
tanding putri sebagai berikut : A tendangan samping (24.12%), B tendangan sabit
(29.77%), C tendangan sabit (28.96%), D tendangan sabit (30.81%), E tendangan sabit
(31.12%), F tendangan sabit (30.34%), G tendangan sabit (21.95%), dan H pukulan
(25.36%). Simpulan penelitian ini adalah teknik yang memiliki karakter menyerang
dan memiliki nilai poin tinggi berada pada presentase atas, sebaliknya teknik yang
memiliki karakter bertahan atau poin sedikit berada pada presentase bawah.
Kata Kunci : Rata rata penggunaan teknik, Pencak silat, Pekan olahraga pelajar
nasional 2017

PENDAHULUAN mengembangkan beberapa unsur di


Pencak silat adalah salah satu dalamnya yaitu unsur keolahragaan,
cabang olahraga tradisional milik bangsa kesenian, beladiri dan kerohanian atau
indonesia maka sangat dijaga mental spiritual Beladiri asli dari
kelestarianya. Pencak silat adalah salah Indonesia ini sudah populer diberbagai
satu cabang olahraga yang ajang kejuaraan nasional ataupun

8
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

internasional. Adapun induk perguruan penekanan sasarannya pada pembelaan


pencak silat adalah Ikatan Pencak Silat dan tidak ada peraturan larangan
Indonesia (IPSI). sasaran. Namun pada pada aspek
Kejuaraan tertinggi tingkat olahraga ada larangan lintasan yaitu
remaja salah satunya adalah Pekan tidak diperbolehkan menyerang leher ke
Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS), atas, dan kemaluan.
dimana olahraga pencak silat merupakan Dari perbedaan penekanan
salah satu cabang olahraga yang teknik tesebut, maka dipandang perlu
dipertandingkan dan merupakan yang untuk mengetahui teknik-teknik yang
diharapkan sebagai penyumbang medali diperlukan dan sesuai dengan tujuan
dari masing-masing provinsi. Di pencak silat. Teknik-teknik pencak silat
Indonesia kekuatan masing- masing cukup banyak dan mempunyai beraneka
provinsi khususnya cabang pencak silat ragam, sedang pada pelaksanaan
cukup merata, sehingga dari masing- pertandingan tidak semua teknik dapat
masing mempunyai peluang yang sama diterapkan pada pertandingan. Untuk itu
untuk meraih medali sebanyak- sangatlah penting seorang pelatih dapat
banyaknya. Dengan mengerti teknik- teknik yang efektif dan
diselenggarakannya POPNAS, maka efisien yang dapat diterapkan pada
diharapkan akan merjaring bibit-bibit pertandingan pencak silat, sehingga
muda yang diharapkan akan menjadi pelatih dapat memberikan latihan tidak
pesilat dewasa nasional yang dapat sia-sia.
membanggakan di manca Negara Pada aspek pencak silat olahraga
nantinya. berkembang tekniknya disesuaikan
Pertandingan pencak silat terbagi dengan peraturan pertandingan pencak
dalam dua kategori yaitu: (1) Kategori silat dan unsur-unsur olahraga. Oleh
TGR (Tunggal, Ganda, Regu), (2) karena itu dipandang perlu seorang
Kategori Tanding. Pencak silat kategori pelatih pada kategori tanding
tanding adalah pertandingan yang mengetahui teknik-teknik pencak silat
menampilkan dua orang pesilat dari yang dapat diterapkan pada pertandingan
kubu yang berbeda dan keduanya saling pencak silat.
berhadapan dengan menggunakan unsur Dengan mengidentifikasi
pembelaan dan serangan yaitu besarnya prosentase nilai setiap teknik,
menangkis mengelak, menyerang pada maka diharapkan pelatih dapat
sasaran yang telah ditentukan dalam mengetahui nilai prestasi yang kerap kali
peraturan pertandingan pencak silat digunakan pada pertandingan,
kategori tanding, serta menjatuhkan selanjutnya pelatih dapat memfokuskan
lawan menggunakan teknik dan taktik teknik-teknik yang sesuai dengan
bertanding, serta menggunakan kaidah peraturan pertandingan. disamping itu
dan pola langkah dengan memanfaatkan pelatih harus mengetahui pelanggaran-
kekayaan teknik jurus untuk pelanggaran yang sering dilakukan
mendapatkan nilai terbanyak. pesilat untuk menghindari pengurangan
Pencak silat mempunyai nilai, serta jenis kemenangan yang
beberapa aspek, dari berbagai macam diperoleh.
teknik masing-masing aspek mempunyai Olahraga pencak silat diperlukan
penekanan sasaran tujuan yang sangat pertimbangan dan acuan untuk
berbeda, Sebagai contoh aspek beladiri menentukan program latihan untuk
dengan aspek olahraga teknik sasaran mencapai prestasi. Namun saat ini
perkenaannya berbeda, karena beladiri belum ditemukannya data statistik

9
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

pertandingan pencak silat yang menjadi penelitian maka dilaksanakan


acuan pelatih untuk melatih. Agar penelitian. Data yang diambil dari
tercapainya prestasi yang maksimal penelitian antara lain : Pukulan,
perlu melakukan evaluasi dalam latihan. Tendangan sabit, Tendangan depan,
Agar dapat menentukan prioritas yang Tendangan samping, Tendangan
tepat dalam melakukan teknik dalam belakang, Bantingan, Guntingan,
pembinaan prestasi, pelatih perlu Sapuan, Block Aktif, Block Pasif,
mengetahui analisis penggunaan teknik Hindaran Belakang, Hindaran Samping
pencak silat pada kategori tanding Kanan dan Hindaran Samping Kiri.
tingkat pelajar. Berdasarkan uraian Setelah dilakukan pengambilan data
diatas maka peneliti tertarik untuk dengan observasi langsung, data yang
melakukan penelitian tenatang diperoleh berupa rekaman video, data
Analisis Teknik Pencak Silat Kategori tersebut kemudian di dikelompokan,
Tanding Pada Atlet Pekan Olahraga dan dianalisa seperti dalam lampiran
Pelajar Nasional Di Jawa Tengah Tahun deskripsi untuk dapat mengetahui rata-
2017 rata penggunaan teknik pada Pekan
Olahraga Pelajar Nasional tahun 2017.
METODE PENELITIAN 1. Rata-rata Penggunaan Teknik
Metode penelitian yang Pencak Silat pada Seluruh Kelas
digunakan dalam penelitian ini Tanding
adalah metode kualitatif. Metode Rata-rata penggunaan teknik
penelitian kualitatif merupakan pencak silat kategori tanding di
prosedur penelitian yang diskripsikan menggunakan prosentase.
menghasilkan data deskriptif. Metode Dengan cara menjumlah dari seluruh
kualitatif digunakan dalam penelitian teknik pada semua kelas tanding di
ini untuk mendeskripsikan rata-rata pertandingan, mulai dari perdelapan
penggunaan teknik pencak silat final, perempatfinal, semi final, sampai
kategori tanding cabang olahraga final di bagi dengan salah satu jumlah
pencak silat pada Pekan Olahraga total teknik lalu di kalikan 100%. Rata-
Pelajar Nasional 2017. Berikut skema rata penggunaan teknik di jelaskan
penelitian yang dilakukan : dalam diagram berikut :

Gambar 2 Diagram Prosentase


rata-rata penggunaan teknik
Gambar 1. Skema Penelitian
seluruh kelas tanding POPNAS 2017

Hasil analisis setiap teknik atlet


HASIL PENELITIAN
kategori tanding pada Pekan Olahraga
1. Deskripsi Data
Pelajar Nasional diurutkan dari rata-
Penelitian ini dilaksanakan di
Auditorium Imam Barjo, Universitas rata rasio yang paling besar sampai ke
Diponegoro. Tujuan untuk mencapai

10
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

rata-rata rasio yang paling kecil sebagai yaitu memperoleh prosentase


berikut: 1.00%
a. Proporsi teknik tendangan sabit m. Proporsi teknik tendangan
dengan total penggunaan sebesar belakang dengan total
3721 yaitu memperoleh penggunaan sebanyak 51 yaitu
prosentase 26.66%. memperoleh prosentase 0.37%.
b. Proporsi teknik pukulan dengan 2. Rata-rata Penggunaan Teknik
total penggunaan sebanyak 2026 Pencak Silat pada Setiap Kelas
yaitu memperoleh prosentase Tanding
14.52%. Rata-rata penggunaan teknik
c. Proporsi teknik tendangan pencak silat setiap kelas tanding adalah
depan dengan total penggunaan data yang di dapat dari rekaman video
sebanyak 1976 yaitu memperoleh lalu di analisa pada tiap pertandingan,
prosentase 14.16%. mulai dari perdelapan final, perempat
d. Proporsi teknik tendangan final, semi final sampai final pada
samping dengan total masing-masing kelas. Rata-rata
penggunaan sebanyak 1684 yaitu penggunaan teknik pencak silat kategori
memperoleh prosentase 12.07%. tanding masing-masing kelas dapat
e. Proporsi teknik guntingan dilihat pada diagram berikut :
dengan total penggunaan a. Kelas A Putra
sebanyak 1391 yaitu
memperoleh prosentase 9.97%
f. Proporsi teknik bantingan
dengan total penggunaan
sebanyak 1333 yaitu
memperoleh prosentase 9.55%
g. Proporsi teknik block aktif
dengan total penggunaan
sebanyak 613 yaitu memperoleh
prosentase 4.39%
h. Proporsi teknik block pasif Gambar 3. Prosentase Rata-rata
dengan total penggunaan Penggunaan Teknik Kelas A Putra
sebanyak 434 yaitu memperoleh
prosentase 3.11% b. Kelas B Putra
i. Proporsi teknik hindaran
samping kanan dengan total
penggunaan sebanyak 224 yaitu
memperoleh prosentase 1.60%
j. Proporsi teknik hindaran
belakang dengan total
penggunaan sebanyak 183 yaitu
memperoleh prosentase 1.31%
k. Proporsi teknik hindaran
Gambar 4. Prosentase Rata-rata
samping kiri dengan total
Penggunaan Teknik Kelas B Putra
penggunaan sebanyak 182 yaitu
memperoleh prosentase 1.30%
l. Proporsi teknik sapuan dengan
total penggunaan sebanyak 139

11
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

c. Kelas C putra g. Kelas G putra

Gambar 9 Prosentase Rata-Rata


Gambar 5. Prosentase Rata-rata Peggunaan Teknik Kelas G Putra
Penggunaan Teknik Kelas C Putra
h. Kelas H putra
d. Kelas D putra

Gambar 10 Prosentase Rata-Rata


Gambar 6. Prosentase Rat-rata Peggunaan Teknik Kelas H Putra
Penggunaan Teknik Kelas D Putra
i. Kelas I putra
e. Kelas E putra

Gambar 11. Prosentase Rata-Rata


Peggunaan Teknik Kelas I Putra

j. Kelas A putri
Gambar 7. Prosentase Rat-rata
Penggunaan Teknik Kelas E Putra

f. Kelas F Putra

Gambar 12. Prosentase Rata-Rata


Peggunaan Teknik Kelas A Putri

Gambar 8. Prosentase Rat-rata


Penggunaan Teknik Kelas F Putra

12
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

k. Kelas B putri o. Kelas F putri

Gambar 13. Prosentase Rata-Rata Gambar 17. Prosentase Rata-Rata


Peggunaan Teknik Kelas B Putri Peggunaan Teknik Kelas F Putri
l. Kelas C putri p. Kelas G putri

Gambar 18. Prosentase Rata-Rata


Gambar 14. Prosentase Rata-Rata Peggunaan Teknik Kelas G Putri
Peggunaan Teknik Kelas C Putri
q. Kelas H putri
m. Kelas D putri

Gambar 15. Prosentase Rata-Rata Gambar 19. Prosentase Rata-Rata


Peggunaan Teknik Kelas D Putri Peggunaan Teknik Kelas H Putri
n. Kelas E putri
PEMBAHASAN
1. Penggunaan Teknik Pencak Silat
pada Seluruh Kelas Tanding
Total jumlah penggunaan
teknik dari seluruh kelas tanding
adalah 13.957, berikut tabel
penjelasannya :

Gambar 16. Prosentase Rata-Rata


Peggunaan Teknik Kelas E Putri

13
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

Tabel 1 Kategori dominan penggunaan bermanfaat jika di gunakan. Selain itu


teknik teknik ini dapat digunakan sebagai
No Kategori Teknik pancingan dari teknik bantingan, teknik
Dominan (%)
ini jga bisa sebagai pembongkar kuda
1 Sangat Sering - kuda lawan, dan teknik ini bisa digunkan
(28 35) untuk mengawali berbagai macam
2 Sering - Tendangan Sabit variasi serangan ke lawan.
(21 28) (26.66%)
Tendangan depan membuat efek
3 Cukup - Pukulan(14.52%) terpental pada lawan main, bahkan jika
(14 21) - Tendangan Depan
(14.16%)
lawan tidak siap, tendangan depan ini
bisa menjatuhkan lawan. Tendangan
4 Kurang - Tendangan depan merupakan tendangan yang susah
(7 14) Samping (12.07%)
- Guntingan (9.97%) untuk di tangkap lalu dijatuhkan, namun
- Bantingan (9.55%) tendangan depan memerlukan tenaga
5 Sangat Kurang - Block Aktif
yang besar. Tendangan depan
(0 7) (4.39%) menempati prosentase tertinggi ke tiga
- Block Pasif setelah pukulan, yaitu 14.16%
(3.11%)
- Hindaran Samping
Teknik guntingan merupakan
Kanan (1.60%)) teknik yang tidak mudah, seringkali altet
- Hindaran Belakang gagal dalam penggunaanya karena tidak
(1.31%)
- Hindaran Samping
pandai mengatur jarak dan timing yang
Kiri (1.30%) kurang tepat. Namun teknik ini jika
- Sapuan (1.00%) gagal dilakukan tidak merugikan atlet,
- Tendangan
Belakang (0.37%)
karena jika gagal dalam penggunaannya
lawan dilarang menyerang balik atlet
Teknik tendangan sabit bila tersebut. Teknik ini dapat digunakan
dibandingkan dengan teknik yang lain untuk taktik menyerang maupun taktik
meiliki prosentase tertinggi 26.66%, bertahan. Digunakan untuk taktik
karena tendangan sabit bersifat serangan, menyerang karena teknik ini
selain itu tendangan ini mudah untuk di mempunyai poin 3 jika berhasil di
lakukan, dalam penggunaannya di lakukan, jika timing dan jarak
pertandingan tidak perlu ada efek penggunaan teknik ini tepat maka akan
terpental atau jatuh dari lawan main. membuat lawan terjatuh. Teknik ini
Teknik tendangan sabit juga mempunyai dapat digunakan setelah melakukan
nilai yang cukup baik yaitu dua poin, tendangan sabit, dapat dilakukan ketika
selain itu tendangan sabit tidak atlet berada dalam jarak dekat dengan
memerlukan tenaga yang terlampau lawan, dapat dilakukan ketika lawan
besar untuk digunakan jika dibanding terlalu lama melakukan teknik
teknik lainnya. Sehingga teknik serangan.
yang dominan sering memiliki Teknik guntingan untuk taktik
karakter digunakan adalah tendangan bertahan sering kali dilakukan, hal ini
sabit. dikarenakan setelah melakukan
Teknik pukulan, teknik yang guntingan meskipun gagal lawan
memiliki poin rendah yaitu 1, namun dilarang untuk melakukan serangan
menempati prosentase tertinggi kedua, balasan, berbeda dengan teknik sapuan.
yaitu 14.52%. Hal ini terjadi karena Hal ini dapat digunakan atlet sebagai
teknik ini mudah di lakukan, dalam jarak stategi untuk memulur waktu jika
dekat atau posisi clean akan sangat mereka sudah memenangkan poin.

14
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

Hanya saja, teknik ini akan Berbeda dengan block aktif,


mendapat peringatan jika block pasif adalah teknik murni untuk
guntingannya tidak mengenai kaki atau bertahan. Teknik ini memiliki salah satu
tubuh lawan sama sekali. Hal itu tujuan dari block aktif, yaitu menutup
membuat penggunaan dominan cukup, serangan lawan. Pada teknik ini
yaitu 9.97% serangan apapun dari lawan dapat
Teknik bantingan, teknik yang tertutup dengan teknik ini, teknnik ini
harus di kuasai semua atlet kelas sering digunakan oleh pesilat yang
tanding. Teknik ini memiliki poin 1 + 3, memiliki karkter bertahan dalam
karena melakukan tangkapan lalu di bertanding. Teknik ini digunakan atlet
lanjut dengan teknik jatuhan. Teknik ini sebagai teknik pendukung utnuk
termasuk dalam kategori taktik bertahan, melakukan tektik serangan.
karena untuk melakukan nya Berikutnya teknik hindaran,
membutuhkan serangan berupa hindaran samping kanan, hindaran
tendangan dari lawan. Mempunyai belakang dan hindaran samping kiri.
kerugian jika gagal membanting lawan, Pada prinsipnya teknik ini memiliki
karena lawan akan mendapatkan poin tujuan dan kegunaan yang sama, yaitu
dari tendangan yaitu 2, sedangkan yang untuk menghindari serangan lawan.
akan membanting tidak mendapatkan Teknik ini termasuk teknik bertahan,
poin sama sekali. Sebaliknya jika atlet karena menunggu lawan melakukan
berhasil melakukan bantingan, maka serangan, barulah teknik ini dapat di
akan mendapat poin utuh 1 + 3 dan gunakan. Teknik ini memiliki poin +1,
lawan tidak mendapatkan poin sama namun poin +1 tersebut tidak akan di
sekali. Penggunaan teknik ini dominan dapat jika atlet tidak dapat melanjutkan
kurang yaitu 9.55%. serangan balasan setelah menghindar.
Dari penggunaan teknik dominan Namun jika atlet sudah berniat
sangat kurang, teknik block aktif berada belakukan teknik hindaran, dan gagal
pada peringkat pertama. Karena teknik menghindari serangan lawan maka
ini mempunyai karakter taktik bertahan secara otomatis lawan akan
dan menyerang, bisa di bilang taktik mendapatkan poin. Berdasarkan arah
menyerang karena menabrak lawan hindaran, hal itu kembali pada kesukaan
dengan lutut terlebih dahulu, bisa di atlet sendiri. Jika atlet tersebut menyukai
bilang bertahan karena digunakan kuda kuda kiri depan, maka atlet akan
untuk menutup serangan lawan. melakukan hindaran samping kanan.
Meskipun teknik ini tidak memiliki Jika atlet tersebut menyukai kuda kuda
poin, namun teknik ini sangat kanan depan, maka atlet akan
bermanfaat untuk mengawali taktik melakukan hindaran samping kiri. Dan
menyerang maupun taktik beratahan. kuda kuda kanan depan, maupun kiri
Block aktif sering di gunakan ketika depan, hal itu bisa untuk di gunakan
lawan menggunakan teknik tendangan hindaran belakang.
samping sebagai ganjelan, karena teknik Teknik sapuan, teknik ini dapat
ini yang bisa membongkar taktik di gunakan untuk taktik menyerang dan
bertahan lawan. Selain itu teknik block taktik bertahan. Poin yang di dapat jika
aktif juga dapat digunakan untuk teknik ini berhasil adalah 3, jika gagal
mengecoh lawan, hal ini terlihat pada lakukan maka akan mendapatkan resiko
atlet kelas tanidng B putra dari jawa yaitu serangan balasan dari lawan. Akan
tengah yang sering menggunakan sulit utnuk menghindari serangan lawan,
teknik ini untuk mengawali serangan. dikarenakan posisi tubuh aatlet dalam

15
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

keadaan terbaring Teknik ini sangat teknik yang memiliki karakter bertahan
jarang di gunakan, dikarenakan teknik namun juga bisa untuk menyerang dan
ini memiliki tingkat resiko yang tinggi. memiliki poin tinggi, seperti teknik
Ketika sapuan gagal, atau lawan masih tendangan samping, guntingan dan
dalam posisi berdiri, maka lawan berhak bantingan berada pada kategori dominan
memberi serangan balasan, biasanya kurang, hal ini di karenakan teknik ini
berupa tendangan sabit. Jika di memiliki karakter yang hanya bisa di
bandingkan dengan teknik guntingan, lakukan di saat saat tertentu. Selain
yang sama mempunyai prinsip itu, penggunaan teknik dominan
menjatuhkan lawan menggunakan sangat kurang, terdapat pada teknik
tungkai. Maka hampir seluruh atlet block aktif, block pasif, hindaran
memilih teknik guntingan, karena tidak samping kanan, hindaran belakang,
memiliki resiko mendapatkan serangan hindaran samping kiri, sapuan, dan
balik dari lawan. Prosentase tendangan belakang. Dominan sangat
penggunaan teknik ini sangat rendah, kurang bukan berarti teknik teknik
yaitu 1.00%, masuk dalam dominan ttersebut tidak penting atau tidak
sangat kurang. bermanfaat, namun teknik tersebut
Tendangan belakang adalah digunakan untuk taktik bertahan,
teknik yang susah untuk dilakukan, dan kecuali teknik block aktif, sapuan, dan
sangat sedikit atlet menguasai teknik tendangan belakang. Sehingga membuat
ini. Meskipun sulit untuk dilakukan, tebel penjelasannya rendah. Terlebih
sebenarnya teknik ini bisa membuat lagi teknik teknik tersebut jarang di
lawan terkejut, karena sangat jarang sukai seorang atlet, karena ada pula
tekik ini digunakan. Teknik ini dapat tipikal atlet yang lebih suka
digunakan utnuk taktik menyerang menggunakan teknik block di banding
maupun bertahan. Nilai dari poin ini teknik hindaran. Hal tersebut
adalah 2, sama dengan teknik tendangan tergantung pada karkter setiap atlet
lainnya. Namun jika penggunaannya tersebut, maka hal yang lumrah bila
gagal, maka resiko dari teknik ini adalah teknik teknik tersebut hanya sedikit
ke tidak seimbangan tubuh atlet saat tebel penjelasannya. Dari uraian
kuda kuda atau sikap pasang. Hal itu pembahasan hasil data statistik dan rata
akan membuat atlet berada pada posisi rata penggunaan teknik pencak silat
tidak siap atau lengah atau mudah untuk kategori tanding dapat lihat pada bab v
di serang. Prosentase penggunaannya di kesimpulan nomer 1.
sangat rendah, yaitu 0.37%, termasuk 2. Penggunaan Teknik Pencak Silat
kedalam dominan penggunaan sangat pada Setiap Kelas Tanding
kurang. Dalam pertandingan pencak
Berdasar uraian pembahasan silat kategori tanding pada Pekan
teknik di atas, dalam pertandingan Olahraga Pelajar Nasional tahun 2017
pencak silat kategori tanding pada Pekan atlet di bagi menjadi 17 kelas tanding,
Olahraga Pelajar Nasional, teknik yang yaitu 9 kelas tanding putra (A I) dan 8
pengunaan dominan sangat sering dan kelas tanding putri (A H). Rata-rata
dominan sering adalah teknik yang rasio yang paling besar sampai ke rata-
bertujuan untuk menyerang dan rata rasio yang paling kecil sebagai
mendapatkan poin banyak. Maka dari itu berikut :
teknik tendangan sabit, pukulan, dan a. Kelas Tanding A putra
tendangan depan selalu berada pada Total jumlah teknik dari 11
presentase paling atas. Selanjutnya, partai pertandingan yang di gunakan

16
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

dalam kelas A putra adalah 934. dalam pertandingan. Diharapkan teknik


Berdasar hasil analisis, tiga urutan hindaran (samping kanan, samping kiri,
tertinggi teknik yang sering di gunakan dan belakang) dapat di kuasai dengan
adalah teknik tendangan sabit (21.63%), baik, kelas tanding B putra sangat sering
tendangan depan (17.88%) dan menggunakan tendangan sabit dan
tendangan samping (16.17%). Hal itu pukulan pada awal menyerang, hal itu
menunjukkan bahwa kelas tanding A bisa di antisipasi menggunkan teknik
putra rata-rata menggunakan kaki hindaran yang di susul langsung
sebagai alat serang yang utama, sangat serangan balik. Dengan begitu lawan
jauh dengan prosentase teknik pukulan tidak berhasil mendapatlkan poin, namun
yang hanya 12.85%. Kaki menjadi alat kita berhasil meraih poin 1+2.
serang yang di utama karena beberapa c. Kelas Tanding C putra
faktor, faktor pertama adalah Total jumlah teknik dari 11 partai
tendangan memiliki poin yang tinggi pertandingan yang di gunakan dalam
di banding teknik pukulan, faktor kedua kelas C putra adalah 1060. Berdasarkan
adalah pada atlet kelas A putra rata hasil analis, block aktif adalah teknik
rata memiliki lengan yang kecil, bertahan yang lebih di sukai atlet.
sehingga pukulan mereka tidak begitu Pasalnya block aktif masuk dalam 7
keras di banding yang lainya. Maka teknik tertinggi yang digunakan,
untuk menghindari serangan yang sia terbukti dengan prosentase sebesar
sia, mereka lebih sering menggunakan 9.25%. berbeda dengan block pasif yang
tendangan di banding pukulan agar di hanya 2.83%, terlebih lagi peringkat
hitung oleh wasit. Diharapkan atlet pada prosentase 9 ke atas, menunjukkan tidak
kelas tanding A putra ini dapat melatih lebih dari 1% penggunaan teknik
otot bagian lengan mereka agar tersebut. Hal ini terjadi di karenakan
berfungsi dengan maksimal, tidak hanya teknik block aktif ini dapat menipu dan
untuk teknik pukulan, namun juga membongkar kuda kuda lawan,
teknik bantingan. meskipun teknik block tidak memiliki
b. Kelas Tanding B putra poin, namun dalam penggunaan nya
Total jumlah teknik dari 11 teknik ini dapat mengacaukan
partai pertandingan yang di gunakan konsentrasi lawan dan mengbongkar
dalam kelas B putra adalah 934. kuda kuda lawan, sehingga setelah
Berdasarkan hasil analis, tiga urutan teknik ini di gunakan dapat langsung di
teknik tertinggi yang sering di gunakan susul teknik serangan seperti tendangan
adalah teknik tendangan sabit (25.27%), depan maupun pukulan. Teknik ini sering
pukulan (16.52%) dan guntingan digunakan oleh atlet dari kontingen jawa
(16.31%). Hal itu menunjukkan bahwa tengah, bahkan atlet inilah yang
atlet pada kelas ini lebih suka melakukan menjuarai kelas taning B putra. Untuk
adu serang pada jarak dekat, hal itu mengantisipasi hal tersebut, harapanya
terlihat karena tendangan samping dan dengan timing yang tepat, gunakan lah
tendangan depan hanya memiliki teknik sapuan, guntingan dan bantingan,
prosentase 11.19% dan 9.28%. hal itu akan membuat lawan terjatuh
Melakukan adu serang pada jarak dekat, ketika melakukan block aktif.
melihat postur dari kelas tanding ini rata d. Kelas Tanding D putra
rata memiliki postur yang tidak Total jumlah teknik dari 11
terhitung tinggi bagi seorang pesilat. partai pertandingan yang di gunakan
Maka dari itu tendangan samping dan dalam kelas D putra adalah 1056.
depan tidak begitu cocok di gunakan Berdasarkan hasil analis, teknik

17
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

guntingan berada pada urutan 3 teratas, sering di gunakan yaitu 12,03%. Sangat
hal itu menunjukkan bahwa guntingan jauh dengan teknik sapuan yang sama
di sukai pada kelas tanding D putra sama memiliki tujuan yang sama, yaitu
yaitu 12,03%. Sangat jauh dengan hanya 0.76%. Teknik guntingan sering
teknik sapuan yang sama sama dilakukan karena dalam keadaan jarak
memiliki tujuan yang sama, yaitu hanya dekat maupun jauh teknik ini dapat
0.76%. Teknik guntingan sering digunakan, selain itu ketika atlet
dilakukan karena dalam keadaan jarak melakukan teknik guntinngan dan gagal
dekat maupun jauh teknik ini dapat karena lawan menghindar, lawan
digunakan, selain itu ketika atlet dilarang melaukan serangan balasan.
melakukan teknik guntinngan dan gagal Lain hal dengan sapuan, yang jika atlet
karena lawan menghindar, lawan menggunakan teknik tersebut dan gagal
dilarang melaukan serangan balasan. karena lawan menghindar, maka lawan
Lain hal dengan sapuan, yang jika atlet berhak untuk melakukan serang balas,
menggunakan teknik tersebut dan gagal meskipun lawan dalam keadaan jatuh.
karena lawan menghindar, maka lawan Hal itu pula yang membuat teknik
berhak untuk melakukan serang balas, sapuan yang berada pada peringkat 10
meskipun lawan dalam keadaan jatuh. hanya dengan prosentase sebesar 0.76%
Hal itu pula yang membuat teknik Setiap atlet memang haruslah mengusai
sapuan yang berada pada peringkat 11 teknik ini, mengingat bahwa teknik ini
hanya dengan prosentase sebesar 0.76% bisa di gunakan untuk memulur waktu.
Setiap atlet memang haruslah mengusai Dan memulur waktu akan sangat penting
teknik ini, mengingat bahwa teknik ini untuk di kuasai, biasanya memulur waktu
bisa di gunakan untuk memulur waktu. ini di gunakan saat 30 detik terakir babak
Dan memulur waktu akan sangat ke 3. Dan alasanya untuk memulur waktu
penting untuk di kuasai, biasanya adalah karena pesilat sudah
memulur waktu ini di gunakan saat 30 memenangkan poin, maka jika waktu
detik terakir babak ke 3. Dan alasanya berakir pemenangnya adalah pesilat yang
untuk memulur waktu adalah karena tadi memeiliki poin tertinggi.
pesilat sudah memenangkan poin, f. Kelas Tanding F putra
maka jika waktu berakir pemenangnya Total jumlah teknik dari 11 partai
adalah pesilat yang tadi memeiliki poin pertandingan yang di gunakan dalam
tertinggi. kelas F putra adalah 496. Berdasarkan
e. Kelas Tanding E putra. hasil analis, total penggunaan teknik
Total jumlah teknik dari 11 sangat sedikit yaitu 496. Hal ini di
partai pertandingan yang di gunakan karenakan 1 partai tidak di tandingkan
dalam kelas E putra adalah 822. karena undur diri, satu partai karena
Berdasarkan hasil analis, 7 teknik yang setelah gebrakan pertama babak pertama
teratas sama persis dengan kelas tanding atlet mengalami cidera lutut saat
E putra, hanya saja jarak prosentase membanting, satu partai WMP (Wasit
antara peringkat oertama dan kedua Memberhentikan Pertandingan), satu
terlampau jauh, yaitu 28.35% dengan partai ketika babag ke duaa berlangsung
17.03%. Jadi bisa di pastikan official lempar handuk dikarenakan tidak
tendangan sabit adalah alat serang yang mampu mengimbangi serangan lawan.
paling utama di gunakan oleh kelas Maka hanya 7 partai pertandingan yang
tanding ini. teknik guntingan berada full melakukan 3 babak dalam
pada urutan 3 teratas, hal itu pertandingan. Selain itu memang
menunjukkan bahwa guntingan sangat kebnyakan atlet dalam kelas tanding

18
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

ini sangat berhati-hati dalam nilai yang cukup baik yaitu duapoin,
melakukan serangan, sehingga teknik selain itu tendangan sabit tidak
yang diperoleh dalam pertandingan pun memerlukan tenaga yang terlampau
lebih sedikit di banding lainnya. Teknik besar untuk digunakan jika dibanding
bantingan menempati prosentase teknik lainnya. Memiliki teknik andalan
tertinggi ke 5 dengan 10.83%, maka sangat penting, namun jangan
itulah alasan kenapa total penggunaan melupakan teknik lainya. Atlet harus
teknik dalam kelas ini lebih sedikit di paham bagaimana cara melakukan
banding kelas kelas lainnya. Bermain serangan, namun atlet juga harus
hati hati bukan masalah jika atlet paham bagaimana cara
memang lebih aman dalam melakukan mempertahankan poin. Maka dari itu,
taktik seperti itu, yang di pahami adalah ahli dalam setiap teknik dalam
berapa poin antara atlet ddengan lawan. pertandingan sangat penting untuk di
Jika memang menang hati hati kebih kuasai.
baik, namun jika kalah poin bagaimana h. Kelas Tanding H putra
caranya atlet harus segera melakukan Total jumlah teknik dari 10
serangan agar keadaan poin segera partai pertandingan yang di gunakan
terbalik. Meskipun di tuntut untuk dalam kelas H putra adalah 635.
segera menyerang, maka serangan Berdasarkan hasil analis, total
pun tidak boleh asal asalan, penggunaan teknik dalam 10 partai
mengingat prosentase bantingan berada 5 pertandingan tergolong sedikit. Hal
teratas penggunaan teknik. tersebut terbukti dengan jumlah total
g. Kelas Tanding G putra teknik dari seluruh partai tanding
Total jumlah teknik dari 11 kelas H putra hanya 635. Itu
partai pertandingan yang di gunakan menandakan bahwa setiap atlet dalam
dalam kelas G putra adalah 1197. kelas ini melakukan serangan dengan
Berdasarkan hasil analis, teknik yang sangat hati-hati, meninijau dari teknik
digunakan hampir seluruhnya merata. bantingan yang berada pada posisi 4
Hal tersebut terlihat dari perolehan teratas, dengan prosentase sebesar
prosentase teknik tertinggi urutan 10 & 15.91%, hal tersebut menjadi salah satu
11 yang lebih besar dari 2.00%. berbeda faktor atlet sangat berhati-hati dalam
dengan kelas tanding lainya, karenna melakukan serangan. Antisipasi
rata-rata prosentase 2.00% ke bawah bantingan perlu di kuasai. Supaya ketika
biasa nya sudah di mulai dari urutan 8 kaki tertangkap lawan masih bisa
ke atas. Hal ini menjadi baik, di mengantisipasi bagaimana lawan akan
karenakan atlet dapat mengusai banyak melakukan usaha bantingan. Tidak hanya
teknik, maka kemungkinan besar antisipasi, kecepatan dalam menarik
seorang atlet dapat mengusai berbagai setelah tendangan mengenai body
macam variasi penggunaan taktik dalam protektor lawan adalah penting. Jika
pertandigaan. Namun tendangan sabit atlet lambat dalam penarikan kaki
tetap menjadi teknik andalan dalam setelah melaukan serangan, maka akan
kelas tanding G putra, dengan dengan mudah kaki tertangkap oleh
prosentase yang besar yaitu 27.15%. lawan.
Tendangan sabit mudah untuk di i. Kelas Tanding I putra
lakukan, dalam penggunaannya di Total jumlah teknik dari 11
pertandingan tidak perlu ada efek partai pertandingan yang di gunakan
terpental atau jatuh dari lawan main. dalam kelas I putra adalah 1.013.
Teknik tendangan sabit juga mempunyai Berdasarkan hasil analis, kelas besar

19
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

identik dengan pola serang yang lambat, atlet menguasai teknik block aktif dan
itu tidak berlaku dalam kelas I. Terlihat teknik bantingan. Supaya tendangan
banyak nya teknik yang dilakukan hinga samping lawan dapat terhalang, bahkan
mencapai 1031. Tendangan sabit berhasil di tangkap dan di banting.
sangat mendominasi kegunaan teknik. Meskipun susdah untuk menangkap
Terbukti dengan besarnya prosentase tendangan samping, namun dengan
sebesar 34.45%, sangat jauh dengan timing yang pass, tendangan tersebut
penggunaan teknik peringkat kedua yaitu akan dengan mudah di tangkap lalu di
guntingan sebesar 15.89%. namun banting. Selain itu, agar tendangan
guntingan disini tergolong tinggi pula, samping dapat terhalang atau gagal
karena biasanya teknik guntingan mengenai body protector maka perlu
berada di peringkat 5 atau 6 teratas, teknik yang berfungsi untuk menutup
namun untuk kelas tanding ini berada serangan, yaitu block aktif.
pada peringkat ke 2. Tendangan sabit k. Kelas Tanding B putri
mudah untuk di lakukan, dalam Total jumlah teknik dari 11
penggunaannya di pertandingan tidak partai pertandingan yang di gunakan
perlu ada efek terpental atau jatuh dari dalam kelas B putri adalah 944.
lawan main. Teknik tendangan sabit juga Berdasarkan hasil analis, tendangan
mempunyai nilai yang cukup baik yaitu sabit berada prosentase paling atas yaitu
duapoin, selain itu tendangan sabit tidak 29.77%. Postur lebih pendek dari lawan
memerlukan tenaga yang terlampau besar bukan halangan untuk menjadi juara.
untuk digunakan jika dibanding teknik Hal tersebut terbukti dengan atlet Jawa
lainnya. Barat yang berhasil menjadi juara di
j. Kelas Tanding A putri kelas tanding B putri. Karena dengan
Total jumlah teknik dari 11 partai postur pendeknya atlet tersebut
pertandingan yang di gunakan dalam memiliki kelebihan yaitu tendangan
kelas A putri adalah 1020. Berbeda sabit kanan kiri yang sulit untuk di
dengan kelas tanidng pada umunya, antisipasi lawan, karena penggunaan
berdasarkan hasil analis, teknik yang timing dan kecepatan yang bagus.
menjadi andalan adalah tendangan Tendangan sabit akan sangat berguna
samping. Terbukti dengan prosentase ketika atlet memiliki speed dan timing
tertinggi yaitu 24.12%. Tendangan yang bagus dalam penggunaaannya.
samping sering digunakan dalam kelas Tendangan sabit mudah untuk di
tanding A puti di karenakan postur tubuh lakukan, dalam penggunaannya di
kelas A putri ini rata-rata memiliki pertandingan tidak perlu ada efek
tungkai yang panjang, dan memiliki terpental atau jatuh dari lawan main.
badan yg tergolong kecil (kurus). Hal Teknik tendangan sabit juga mempunyai
tersebut yang membuat atlet sangat nilai yang cukup baik yaitu dua poin,
cocok dengan tipe tendangan samping. selain itu tendangan sabit tidak
Teknik tendangan samping sering memerlukan tenaga yang terlampau
digunakan untuk bertahan maupun besar untuk digunakan jika dibanding
menyerang, menunggu lawan teknik lainnya. Teknik andalan wajib
menyerang, atlet akan dengan mudah dimiliki atlet, seperti halnya atlet dari
melakukan tendangan samping jika Jawa Barat tersebut. Meskipun
menang dalam kategori jangkauan memiliki kekurangan, namun
serang. kekurangannya bisa menjadi
Agat tendangan samping bisa di kelebihanya. Jadi perlu di latih teknik
antisipasi, maka perlu untuk seorang andalan sesering mungkin agar dapat di

20
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

gunakan secara maksimal dalam tanding D putri sangat berhati-hati


pertandingan. dalam melakukan serangan. Atlet pada
l. Kelas Tanding C putri kelas ini pandai dalam teknik bantingan,
Total jumlah teknik dari 10 terbukti dari teknik bantingan menempati
partai pertandingan yang di gunakan posisi 3 teratas dengan prosentase
dalam kelas C putra adalah 1098. 11.70% hal itu yang menyebabkan atlet
Berdasar hasil analisis, dalam sangat berhati-hati dalam melakukan
pertandingan pencak silat kategori serangan, terutama serangan yang
tanding kelas putri pada Pekan Olahraga menggunakan tungkai (tendangan).
Pelajar Nasional tahun 2017 ini, Selain itu memang kelas tanding D putri
penggunaan teknik tertinggi adalah lebih menghemat stamina bertanding
tendangan sabit dengan 28.96%, hal untuk menyimpan tenaga yang akan di
tersebut menunjukkan bahwa tendangan keluarkan pada babag ke tiga.
sabit merupakan tendangan ungggulan Bermain hati hati bukan
(andalan) di banding tendangan lainnya. masalah jika atlet memang lebih aman
Hal tersebut tenpantau jauh di banding dalam melakukan taktik seperti itu, yang
tendangan lainnya seperti tendangan di pahami adalah berapa poin antara
depan yang hanya 15.76%, bahkan atlet dengan lawan. Jika memang poin
tendangan samping yang hanya lebih unggul hati hati lebih baik,
mendapatkan 10.93%. Tendangan sabit namun jika kalah poin bagaimana
mudah untuk di lakukan, dalam caranya atlet harus segera melakukan
penggunaannya di pertandingan tidak serangan agar keadaan poin segera
perlu ada efek terpental atau jatuh dari terbalik. Meskipun di tuntut untuk
lawan main. Teknik tendangan sabit juga segera menyerang, maka serangan pun
mempunyai nilai yang cukup baik yaitu tidak boleh asal asalan, mengingat
dua poin, selain itu tendangan sabit tidak prosentase bantingan berada 3 teratas
memerlukan tenaga yang terlampau besar penggunaan teknik.
untuk digunakan jika dibanding teknik n. Kelas Tanding E putri
lainnya. Antisipasi tendangan sabit Total jumlah teknik dari 10 partai
selain hindaran adalah bantingan. pertandingan yang di gunakan dalam
Karena tendangan sabit ini bersifat kelas E putri adalah 935. Berdasarkan
tendangan yang sangat cepat maka hasil analis, penggunaan teknik tertinggi
timing dalam menangkap kaki harus adalah tendangan sabit dengan
tepat. Jika lawan menggunakan teknik 31.12% hal tersebut menunjukkan
tendangan sabit, pasti akan berhasil di bahwa tendangan sabit merupakan
banting. Karena salah satu kekurangan tendangan ungggulan (andalan) di
tendangan sabit adalah lebih mudah di banding tendangan lainnya. Hal tersebut
tangkap di banding tendangan lainnya. tenpantau jauh di banding tendangan
m. Kelas Tanding D putri lainnya seperti tendangan depan yang
Total jumlah teknik dari 10 hanya 17.97%, bahkan tendangan
partai pertandingan yang di gunakan samping yang hanya mendapatkan
dalam kelas D putri adalah 607. 6.84%. Tendangan sabit mudah untuk di
Berdasarkan hasil analis, sama seperti lakukan, dalam penggunaannya di
kelas F putra, teknik yang digunakan pertandingan tidak perlu ada efek
tergolong sedikit. Karena dengan 10 terpental atau jatuh dari lawan main.
partai pertandingan full 3 babag, total Teknik tendangan sabit juga mempunyai
teknik yang digunakan hanya berjumlah nilai yang cukup baik yaitu dua poin,
607, itu menunjukkan bahwa kelas selain itu tendangan sabit tidak

21
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

memerlukan tenaga yang terlampau besar terbukti dari teknik bantingan


untuk digunakan jika dibanding teknik menempati posisi 4 teratas dengan
lainnya. Antisipasi tendangan sabit prosentase 12.76% hal itu yang
selain hindaran adalah bantingan. menyebabkan atlet sangat berhati-hati
Karena tendangan sabit ini bersifat dalam melakukan serangan, terutama
tendangan yang sangat cepat maka serangan yang menggunakan tungkai
timing dalam menangkap kaki harus (tendangan). Selain itu memang kelas
tepat. Jika lawan menggunakan teknik tanding G putri lebih menghemat stamina
tendangan sabit, pasti akan berhasil di bertanding untuk menyimpan tenaga
banting. Karena salah satu kekurangan yang akan di keluarkan pada babag ke
tendangan sabit adalah lebih mudah di tiga.
tangkap di banding tendangan lainnya. q. Kelas Tanding H putri
o. Kelas Tanding F putri Total jumlah teknik dari 9 partai
Total jumlah teknik dari 10 partai pertandingan yang di gunakan dalam
pertandingan yang di gunakan dalam kelas H putri adalah 698. Berdasarkan
kelas F putri adalah 496. Berdasarkan hasil analis, teknik yang digunakan
hasil analis, sama seperti kelas F putra tergolong sedikit, karena jumlah teknik
dan D putri, teknik yang digunakan yang di gunakan hanya 698, dari
tergolong sedikit. Karena dengan 10 9 partai pertandingan full 3 babak. Hal
partai pertandingan full 3 babag, total ini di karenakan atlet pada kelas tanding
teknik yang digunakan hanya berjumlah H putri kurang memiliki kemampuan
496. Kelas tanding D putri sangat fisik yang bagus, terlihat pada babak ke
berhati-hati dalam melakukan serangan tiga banyak atlet yang sudah kehabisan
selain itu atlet pada kelas ini pandai stamina untuk adu serang dengan lawan.
dalam teknik bantingan, terbukti dari Kelas tanding H putri berbeda dengan
teknik bantingan menempati posisi kelas tanding lainnya, hampir seluruh
3 teratas dengan prosentase 13.29% kelas tanding peringkat teratas
hal itu yang menyebabkan atlet sangat penggunaan teknik adalah tendangan
berhati-hati dalam melakukan serangan, sabit. Namun berbeda dengan kelas
terutama serangan yang menggunakan tanding H putri yaitu teknik tertinggi
tungkai (tendangan). Selain itu memang adalah pukulan sebesar 25.36%, dan
kelas tanding F putri lebih menghemat tendangan sabit berada pada peringkat
stamina bertanding untuk menyimpan dua yaitu 22.92%. hal tersebut
tenaga yang akan di keluarkan pada mununjukkan bahwa atlet kelas H putri
babag ke tiga. lebih cenderung bertanding dalam jarak
p. Kelas Tanding G putri dekat. Selain itu tendangan samping
Total jumlah teknik dari 10 berada pada peringkat ke 5 hanya dengan
partai pertandingan yang di gunakan prosentase 6.73%. Perlu di latih
dalam kelas G putri adalah 533. tendangan samping untuk mengganjel
Berdasarkan hasil analis, sama seperti serangan dari lawan, memang sangat
kelas F putra, D putri dan F putri, teknik jarang terjadi kelas ini menggunakan
yang digunakan tergolong sedikit. teknik tersebut. Namun akan menjadi
Karena dengan 9 partai pertandingan full momok bagi lawan jika atlet dapat
3 babag, total teknik yang digunakan menguasai tendangan samping, karena
hanya berjumlah 533. Kelas tanding G mau serangan seperti apapun dapat di
putri sangat berhati-hati dalam elak dengan teknik tendangan samping
melakukan serangan selain itu atlet pada
kelas ini pandai dalam teknik bantingan,

22
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN 3. Setiap kelas tanding memiliki


SARAN karakter penggunaan teknik yang
Simpulan berbeda beda, berdasar pada
Berdasarkan hasil penelitian dan anatomi postur tubuh dan kelas berat
hasil analisis yang telah di lakukan pada badan pada atlet itu sendiri. Terbukti
Atlet Pekan Olahraga Pelajar Nasional, dengan lebih banyaknya variasi
dapat di peroleh simpulan sebagi berikut serangan baik putra maupun putri
: pada kelas tanding kecil (A-E) di
1. Rata rata penggunaan teknik pada banding kelas tanding besar (F-I).
seluruh kelas tanding : Pukulan Selain itu kelas tanding kecil (A-E)
(14.52%), Tendangan Sabit memiliki speed penggunaan yang
(26.66%), Tendangan Depan lebih cepat di banding kelas besar
(14.16%), Tendangan Samping (F-I). Ditambah kemampuan fisik
(12.07%), Tendangan Belakang pun lebih baik kelas kecil (A-E) di
(0.37%), Bantingan (9.55%), banding dengan kelas besar (F-I),
Guntingan (9.97%), Sapuan terbukti pada jumlah total
(1.00%), Block Aktif (4.39%), penggunaan teknik pada hasil data.
Block Pasif (3.11%), Hindaran 4. Teknik yang memiliki karakter
Belakang (1.31%), Hindaran menyerang dan memiliki nilai
Samping Kanan (1.60%) dan poin tinggi berada pada presentase
Hindaran Samping Kiri (1.30%). atas, sebaliknya teknik yang
2. Rata rata penggunaan dengan memiliki karakter bertahan atau
prosentase tertinggi teknik pencak poin sedikit berada pada presentase
silat pada masing masing kelas bawah.
tanding. Ada sebanyak 17 kelas Implikasi
tanding, terdiri dari 9 kelas tanding Berdasarkan simpulan penelitian
putra (A I). Kelas tanding putra yang telah dikemukakan di atas, maka
sebagai berikut : A tendangan sabit dapat di ketahui bahwa teknik yang
(21.63%), B tendangan sabit dominang sangat sering dan sering
(25.27%), C tendangan sabit adalah teknik yang mempunyai karakter
(24.72%), D tendangan sabit menyerang. Dengan demikian, implikasi
(29.17%), E tendangan sabit penelitian kualitatif ini adalah :
(28.35%), F tendangan sabit 1. Penelitian ini memberi suatu
(25.40%), G tendangan sabit gambaran yang jelas bahwa
(27.15%), H tendangan sabit penggunaan teknik yang memiliki
(23.46%), dan I tendangan sabit karakter menyerang berada pada
(34.45%). Dan 8 kelas kelas presentase atas, sebaliknya teknik
tanding putri (A H). Kelas yang memiliki karakter bertahan
tanding putri sebagai berikut : A berada pada presentase bawah.
tendangan samping (24.12%), B 2. Memberikan deskripsi yang jelas
tendangan sabit (29.77%), C rata rata penggunaan teknik
tendangan sabit (28.96%), D masing masing kelas tanding,
tendangan sabit (30.81%), E sehingga dapat di pakai acuan untuk
tendangan sabit (31.12%), F atlet di setiap kelas tanding sebagai
tendangan sabit (30.34%), G pertimbangan latihan individu.
tendangan sabit (21.95%), dan H 3. Berdasarkan pengamatan video,
pukulan (25.36%). penguasaan teknik yang bagus tidak

23
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

akan ada artinya jika tidak memiliki bantingan 9.55%, proporsi teknik
kemampuan fisik yang bagus. block aktif 4.39%, proporsi teknik
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan block pasif 3.11%, proporsi teknik
sebagai pembuatan progam latihan hindaran samping kanan 1.60%,
teknik, khusunya untuk proporsi teknik hindaran belakang
meningkatkan kemampuan teknik 1.31%, proporsi teknik hindaran
atlet dalam setiap kelas tandingnya samping kiri 1.30%, proporsi teknik
masing masing. sapuan 1.00%, proporsi teknik
5. Hasil penelitian ini juga dapat tendangan belakang 0.37%. Tetapi
dijadikan dasar pertimbangan untuk teknik-teknik yang memiliki
membuat progam latihan yang tepat proporsi sedikit juga memiliki nilai
untuk meningkatkan prestasi, dan yang menguntungkan di
PB IPSI dapat menjadikan hasil pertandingan, maka dari itu perlu
penelitian ini sebagai referensi dilatih untuk meningkatkan prestasi.
untuk kemajuan pencak silat Teknik yang mudah dilakukan juga
khususnya kategori tanding. bisa dipatahkan, oleh karena itu
Saran perlu teknik lain untuk melawan.
Berdasarkan simpulan yang telah Sehingga teknik yang dimiliki atlet
diambil dan implikasi yang telah ada, bervariasi.
maka di sarankan kepada seluruh 2. Agar mencapai prestasi maksimal
pelatih, atlet pencak silat kategori lakukan latihan individu agar
tanding berdasarkan kelas nya masing- teknik yang belum di kuasasi terasah
masing, dan Ikatan Pencak Silat dan teknik andalan dapat semakin
Indonesia sebagai berikut : tajam bila digunakan, ahli dalam
1. Sesuai presentase rata rata setiap teknik adalah kewajiban
penggunaan teknik pencak silat seorang atlet, dan mempunyai
kategori tanding, untuk seluruh keahlian dalam salah satu teknik
atlet dan pelatih Pekan Olahraga juga akan menjadi momok lawan.
Pelajar Nasional, proporsi latihan 3. Untuk Pelatih dalam memberikan
teknik sesuai persentase rata-rata teknik-teknik pencak silat tidak
penggunaan teknik-teknik pencak hanya teknik yang paling mudah
silat kategori tanding untuk seluruh dilakukan. Karena pencak silat
atlet pencak silat kategori tanding kaya akan tekniknya, diharapkan
khususnya pelatih Pekan Olahraga pelatih juga memberikan latihan
Pelajar Nasional tersebut dapat teknik yang mempunyai persentase
digunakan sebagai bahan evaluasi sedikit. Teknik yang persentase
latihan teknik, proporsi latihan dan sedikit juga memiliki nilai lebih
prioritas teknik yang digunakan besar efektif dan sangat
yang lebih diperbanyak adalah menguntungkan jika dipergunakan di
teknik yang lebih mudah untuk pertandingan. Sehingga di
digunakan yaitu proporsi teknik pertandingan bisa memaksimalkan
tendangan sabit yaitu 26.66% teknik yang mempunyai nilai tinggi,
kemudian yang selanjutnya adalah contohnya hindaran belakang di
proporsi teknik pukulan yaitu ssusul oleh serangan tendangan
14.52%, proporsi teknik tendangan depan maka mendapatkan poin 1+2,
depan 14.16%, proporsi tendangan , atau bisa pula belaan disusul
samping 12.07%, proporsi teknik jatuhan memiliki nilai 1+3. Tetapi
guntingan 9.97%, proporsi teknik untuk lebih baik lagi perlu diadakan

24
Jurnal Kepelatihan Olahraga SMART SPORT Volume 12 Nomor 1 Februari 2018

penelitian tidak hanya menggunakan Johansyah Lubis & Hendro Wardoyo.


satu event saja. (2014). Panduan Praktis Pencak
4. Untuk Ikatan Pencak Silat Indonesia Silat.Jakarta: FIK UNJ.
(IPSI) dapat menjadikan penelitian Mulyana. (2013). Pendidikan
ini sebagai salah satu evaluasi Pencak Silat. Bandung : PT
untuk kemajuan pencak silat. . REMAJA ROSDAKARYA.
Pencak silat kaya akan teknik- Ni Luh Putu Spyanawati (2014). Hasil
teknik, sehingga IPSI disarankan Belajar Jurus Tunggal Cabang
perlu untuk mengkaji ulang Olahraga
dilapangan apakah wasit juri sudah Pencak Silat. Universitas Pendidikan
menilai menurut peraturan yang ada. Ganesha : Jurnal Ilmu
Di lapangan sering terjadi saat Keolahragaan
pesilat melakukan teknik serang bela Nur Taufik (2014). Arah Dan Pola
jual beli dengan maksimal yang Langkah Pencak Silat. Diperoleh
dinilai hanya yang terakhir pada 08 Juli 2017, dari
menyerang atau yang awal http://www.olahragakesehatanjasm
menyerang untuk mengefektifkan ani.com/2014/12/arah-dan-pola-
dalam menilai. langkah-pencak-silat.html
NUSANTARA (2011). Progam Beladiri
DAFTAR PUSTAKA Praktis. Jakarta : Keluarga Pencak
Agung Nugroho, A.M. (2005). Melatih SilatNusantara
Sikap Dan Gerak Dasar PB IPSI. (2012). Peraturan
PencakSilat Bagi Pemula. Pertandingan Pencak Silat
Yogyakarta : JOPRES Ikatan Pencak Silat Indonesia,
Awan Hariono (2008). Pembelajaran Hasil MUNAS IPSI XIII. Jakarta:
Teknik Dasar Pukulan Dan Humas PB IPSI.
TendanganPada Pesilat Pemula. PERSILAT. 2001. The International
Yogyakarta : JOPRES Pencak Silat Competition
Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Regulation. Kuala Lumpur:
Provinsi Jawa Tengah. (2017). PESAKA
POPNAS XIV/2017 Jawa Sugiono. (2015). Statistika untuk
Tengah. Diperoleh pada 24 Penelitian. Bandung : ALFABETA
Agustus 2017, dari Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
http://popnas2017.jatengprov.go.id Kauntitatif Kualitatif dan R & D .
Erwin Setyo Kriswanto. (2015). Pencak Bandung : Alfabeta
Silat. Yogyakarta : PT . Vera Agustina. (2012) Analisis
PUSTAKA BARU Penggunaan Teknik Pencak Silat
Ferry Lesmana. (2013). Panduan Pencak Kategori Tanding Pada Atlet
Silat Kategori Tanding. Pekanbaru: Peserta Pekan Olahraga
Zanafa Publishing. Mahasiswa Nasional di Yogyakarta
FKIP UNS. (2016). Pedoman Penulisan Tahun 2013. UNS : Skripsi
Skripsi. Surakarta: FKIP UNS.

25

Anda mungkin juga menyukai