Anda di halaman 1dari 8

E-Coops-Day

JURNAL ILMIAH ABDIMAS


Asep Saepudin, Iip Saripah, Yusmanto, Jaenal Mutakin, dkk.: Pemberdayaan … 149
P-ISSN: 2722-3485, E-ISSN: 2776-3803
Vol. 4 No. 1, Februari 2023

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Ekonomi Kreatif dalam Mewujudkan


Kemandirian Masyarakat di Desa Jayi Kecamatan Sukahaji
Kabupaten Majalengka
1
Asep Saepudin, 2 Iip Saripah, 3 Yusmanto, 4 Jaenal Mutakin, 5Ani Rindiani
1,2,3
Departemen Pendidikan Masyarakat FIP Universitas Pendidikan Indonesia
4
Program Studi Pendidikan Masyarakat FIP Universitas Negeri Jakarta
5
Manajemen Pendidikan Islam UIN SGD Bandung
aspudin@upi.edu

ABSTRAK

Pengembangan Masyarakat (community development) sebagai strategi pembangunan nasional dalam


rangka pemberdayaan (empowerment) masyarakat, merupakan hal penting yang bertujuan
menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya sehingga
mampu memiliki kemampuan adaptasi sesuai berkembangnya zaman. Untuk itu, pemberdayaan
(empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang dilakukan baik oleh individu, keluarga,
kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping dalam rangka pencapaian indeks
pembangunan manusia (Human Development Indeks) yang berkualitas. Berdasarkan alur pemikiran
tersebut, maka diperlukan pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan ekonomi kreatif
bagi anggota masyarakat petani untuk mendukung percepatan peningkatan pendapatan masyarakat
khususnya di Desa Jayi Kec. Sukahaji, Kab. Majalengka. Kegiatan pelatihan ini merupakan salah
satu dari program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen dan mahasiswa program
studi masyarakat terhadap para petani melalui tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan pelaporan. Hasil akhir dari kegiatan pelatihan adalah adanya peningkatan kesadaran
masyarakat tentang masalah yang dihadapinya dan potensi yang dimilikinya sehingga muncul
kesiapan masyarakat sekitar untuk mendapatkan intervensi edukasi (education intervention) dalam
rangka peningkatan pengetahuan (cognitive), sikap (afektif) dan keterampilan (skills) anggota
masyarakat sebagai peserta pelatihan.

Kata Kunci: Pelatihan, Ekonomi Kreatif, Kemandirian.

ABSTRACT

Community development (community development) as a national development strategy in the


framework of empowerment (empowerment community, is an important thing that aims to foster
community self-reliance in utilizing its potential so that it is able to have the ability to adapt
according to the development of the times. For that, empowerment) is a process of social action
carried out by individuals, families, groups, communities, and companion organizations in the
context of achieving the human development index (Human Development Index) quality. Based on
this line of thinking, a community empowerment approach is needed through creative economy
training for members of the farming community to support the acceleration of increasing community
income, especially in Jayi Village, Kec. Sukahaji, Kab. Majalengka. This training activity is one of
the community service programs conducted by community study program lecturers and students for
farmers through the stages of preparation, planning, implementation, evaluation, and reporting. The
end result of the training activities is an increase in community awareness about the problems they
face and their potential so that the readiness of the surrounding community to receive educational
interventions appears (education intervention) in order to increase knowledge (cognitive), attitude
(affective) and skills (skills) community members as training participants.

Keywords: Training, Creative Economy, Independence.


E-Coops-Day, Vol. 4 No. 1, Februari: 149 – 156
150 E-ISSN: 2776-3803, P-ISSN: 2722-3485

I. PENDAHULUAN menggunakan strategi pokok memberi


kekuatan kepada masyarakat. Pemberdayaan
P engembangan masyarakat telah menjadi
konsep yang umum dilakukan untuk
memecahkan permasalahan dan meningkatk-
masyarakat erat kaitannya dengan penciptaan
lapangan pekerjaan dan peluang berusaha
yang dapat memberikan pendapatan yang
an kualitas hidup masyarakat. Hal tersebut
memadai bagi masyarakat, hingga akhirnya
khususnya berlaku pada masyarakat
dapat meningkatkan kesejahteraan sosial bagi
tradisional. Pengembangan masyarakat
seluruh rakyat (Mardikanto, 2010:34).
memberikan kesempatan yang baik untuk
mengeksplorasi masalah kemiskinan. Upaya Dalam upaya meningkatkan keberdayaan
ini dapat dilakukan dengan meningkatkan masyarakat maka membutuhkan satu paket
sumber daya manusia yang bertujuan secara komprehensif dari berbagai perubahan
menumbuhkan kemandirian, berani mengha- modal secara fisik yang dibangun berdasarkan
dapi setiap tantangan, dampak serta peluang kekuatan sarana prasarana pendidikan dalam
yang muncul seiring berkembangnya zaman mengembangkan suatu sumber daya serta
meningkatkan kemampuan dalam
Pembangunan sumberdaya manusia tidak
pemberdayaan dalam mengembangkan
terlepas dari adanya pembangunan manusia
pemberdayaan masyarakat (Widjajanti, Kesi,
seutuhnya yang harus terus menerus
2011, hlm. 26-27).
dilakukan. Salah satu unsur yang menunjang
adalah Pendidikan. Pendidikan bagi semua Mengukur dan memantau proses dan hasil
(Education For All) merupakan suatu konsep pemberdayaan, beberapa kerangka kerja dan
yang ideal dalam konteks pendidikan yang indeks telah dikembangkan, yang dapat
dirumuskan oleh beberapa negara walaupun digunakan untuk memengaruhi kebijakan.
sulit untuk diwujudkan karena berbagai faktor Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang
yang memengaruhinya dan kebijakan masing- membandingkan tingkat pendapatan rata-rata
masing negeri untuk mewujudkannya (berorientasi pada PDB per kapita),
Education for Sustainable Development pendidikan (melek huruf dan partisipasi
(ESD) adalah upaya mendorong masyarakat kasar), dan harapan hidup secara global. Yang
untuk secara konstruktif dan kreatif dalam pertama didasarkan pada pendekatan
menghadapi tantangan global serta kapabilitas adalah kualitas hidup tentang apa
menciptakan masyarakat yang tangguh dan yang “memiliki alasan untuk dihargai” oleh
berkelanjutan. orang-orang. Maka arti pemberdayaan sebagai
“kapasitas seseorang untuk membuat pilihan
Pendekatan social demand sebenarnya tidak
yang efektif; yaitu, sebagai kapasitas untuk
semata- mata merespon aspirasi masyarakat
mengubah pilihan menjadi tindakan dan hasil
sebelum dirumuskannya kebijakan
yang diinginkan” (Rangkuti, Freddy, 2009).
pendidikan, akan tetapi juga merespon
tuntutan masyarakat setelah kebijakan Menurut Jim Ife dalam Boohene, Rosemond
pendidikan diimplementasikan. Partisipasi (2008), setidaknya ada enam dimensi
warga dari seluruh lapisan masyarakat pengembangan atau pemberdayaan
diharapkan terjadi baik pada masa perumusan masyarakat dan kesemuanya berinteraksi satu
maupun implementasi kebijakan Pendidikan. dengan lainnya dalam bentuk-bentuk yang
kompleks. Keenam dimensi tersebut yaitu: 1)
Gerakan pemberdayaan masyarakat adalah
pengembangan sosial, 2) pengembangan
intervensi pendidikan yang mengutamakan
ekonomi, 3) pengembangan politik, 4)
inisiatif serta inovasi masyarakat dengan
pengembangan budaya, 5) pengembangan
E-Coops-Day
JURNAL ILMIAH ABDIMAS
Asep Saepudin, Iip Saripah, Yusmanto, Jaenal Mutakin, dkk.: Pemberdayaan … 151
P-ISSN: 2722-3485, E-ISSN: 2776-3803
Vol. 4 No. 1, Februari 2023

lingkungan, 6) pengembangan personal/ yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi


spiritual. masyarakat. Gerakan pengembangan ekonomi
kreatif pada gilirannya akan menjadi pilihan
Dalam pemikiran Suhendra (2016) terdapat
program pemberdayaan masyarakat melalui
empat, indikator pemberdayaan, yaitu : Akses,
berbagai program pelatihan sesuai dengan
dalam arti kesamaan hak dalam mengakses
potensi lokal di masing-masing daerah.
sumber daya produktif di dalam lingkungan.
Partisipasi, yaitu keikutsertaan dalam Berdasarkan alur pemikiran di atas, maka
mendayagunakan aset atau sumber daya yang pada tulisan ini akan dipaparkan kegiatan
terbatas tersebut. Kontrol, yaitu bahwa lelaki pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan
dan perempuan mempunyai kesempatan yang ekonomi kreatif dan kepariwisataan di Desa
sama untuk melakukan kontrol atas Jayi Kecamatan Sukahaji Kabupaten
pemanfaatan sumber daya tersebut. Majalengka, sebagai upaya memanfaatkan
potensi hasil pertanian yang dihasilkan
Pemberdayaan masyarakat sejatinya tidak
masyarakat sekitar untuk dikelola, diolah dan
hanya slogan tetapi memerlukan kajian yang
dipasarkan sehingga menjadi komoditi
terus menerus serta dilakukan dengan adanya
unggulan daerah yang dapat dijadikan sumber
koordinasi berbagai elemen di masyarakat,
pendapatan masyarakat.
pemerintah dan organisasi kemasyarakatan di
perdesaan maupun perkotaan dengan tetap
memperhatikan keragaman masyarakat dan
II. METODE
potensi setempat serta menghargai kearifan
lokal (local wisdom).
Presidensi G20 mengusung tema “Recover
T ahapan aktivitas kegiatan pelatihan
Ekonomi Kreatif dilakukan dalam
beberapa tahap kegiatan, yaitu pertama, tahap
Together, Recover Stronger”. Melalui tema
analisis kebutuhan pelatihan (training needs
ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk
analysis) berupa kegiatan menganalisis
bersama-sama mencapai pemulihan yang
berbagai masalah dan kebutuhan serta harapan
lebih kuat dan berkelanjutan. Topik utamanya
masyarakat. Kedua, tahap pengembangan
adalah: (i) Sistem Kesehatan Dunia, (ii)
rancangan (disain) pelatihan yang memadai
Transformasi Ekonomi dan Digital, (iii)
sesuai kebutuhan masyarakat peserta
Transisi Energi. Pulihkan bersama, pulih lebih
pelatihan. Model pelatihan ini merupakan
kuat". Melalui Forum G20, Indonesia
alternatif program pelatihan dalam rangka
berpeluang mendorong dunia untuk bersama-
menanggulangi kesenjangan pengetahuan dan
sama mengupayakan kebijakan yang dapat
kebutuhan permasalahan yang dihadapi warga
mempercepat pemulihan ekonomi global
masyarakat. Ketiga tahap pelaksanaan berupa
secara inklusif.
pelatihan ekonomi kreatif pemanfaatan hasil
Alur pemikiran di atas mengisyaratkan bahwa pertanian (jambu kristal) dalam rangka
pembangunan masyarakat adalah ikhtiar peningkatan kemampuan masyarakat petani
dalam rangka meningkatkan kualitas sumber dalam mengelola, mengolah dan memasarkan
daya manusia yang unggul dan mandiri. Salah hasil pertanian.
satu intervensi yang dapat dilakukan melalui
Pemberdayaan masyarakat melalui
pendidikan yang dapat mewujudkan sumber
pengembangan ekonomi kreatif bagi
daya yang berdaya. Untuk itu pemberdayaan
masyarakat petani di antaranya dilakukan
masyarakat menjadi penting untuk dikaji dan
melalui pelatihan pengelolaan jambu kristal.
diterapkan melalui berbagai program di
Permasalahan yang dihadapi petani adalah
antaranya sesuai rekomendasi Presidensi G20
ketidakpahaman mengolah hasil pertanian
adalah pengembangan transformasi ekonomi
(jambu kristal) dan memasarkannya.
E-Coops-Day, Vol. 4 No. 1, Februari: 149 – 156
152 E-ISSN: 2776-3803, P-ISSN: 2722-3485

Gambar 1
Metode Alur Pengabdian Kepada Masyarakat

III. HASIL DAN PEMBAHASAN inti pelatihan. Kegiatan awal pelatihan yakni
rangkaian kegiatan berkenan dengan pertama,
P emberdayaan Masyarakat dalam bentuk
Pelatihan Ekonomi Kreatif Pengelolaan
Jambu Kritsal bagi Masyarakat oleh Tim dari
penentuan sumber pelatihan/materi pelatihan.
Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan
pelatihan yang dilakukan terhadap para petani
Departemen Pendidikan Masyarakat Fakultas
dan Pimpinan Desa diperoleh informasi
Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
bahwa sekurang-kurangnya terdapat tiga
Indonesia dilaksanakan di Desa Jayi,
modul materi yang harus dikembangkan.
Kecamatan Sukahaji Kab. Majalengka
Ketiga modul tersebut adalah Pengelolaan
dilakukan dalam beberapa tahap, yang
Usaha Petani, Pengembangan Diversifikasi
diuraikan sebagai berikut:
Hasil Pertanian, dan Penguatan Akses
Persiapan Pelatihan, Pemasaran. Kedua, kesiapan teknis tentang
Persiapan pelatihan di antaranya pengurusan persiapan dan personil dalam proses
perizinan, pendataan persiapan petani di Desa pembukaan, penentuan pihak yang akan
sebanyak 25 orang, Penyusunan Modul untuk memberikan sambutan-sambutan. Ketiga,
fasilitator, persiapan tempat dan sarana serta persiapan perangkat pelatihan yakni jadwal
akomodasi. Target hasil dari tahap ini adalah kegiatan, instrument tes berupa soal pre-test
adanya perizinan kegiatan dari pihak desa, dan dan post-test, perbanyakan modul materi
Kecamatan yang mengizinkan diadakannya pelatihan, pemanduan sesi diskusi/tanya
kegiatan pengabdian kepada masyarakat di jawab, dan Kegiatan diskusi kelompok.
Desa Jayi. Terdata jumlah 25 orang petani dari Pelaksanaan Pelatihan
masing-masing RW, tersusunnya modul
Pelatihan ekonomi kreatif yang dilaksanakan
untuk Petani, serta tersedianya tempat dan
pada tanggal 26-28 Mei 2022 diawali dengan
sarana pendukung pelatihan, termasuk
proses pembukaan dan pembekalan materi
kesiapan dan ketersediaan akomodasi bagi
kepada para petani kaitannya dengan berbagai
keberlangsungan pelatihan.
modul yang sudah disiapkan tim
Perencanaan Pelatihan penyelenggara. Kegiatan pembukaan dalam
Kegiatan awal pelatihan adalah Perencanaan pelatihan dapat dilaksanakan dengan baik
pelatihan termasuk di dalamnya adalah yang diawali dengan pembukaan. Pembukaan
rencana kegiatan awal pelatihan dan kegiatan oleh MC dari Desa Jayi. Selanjutnya
sambutan-sambutan yang disampaikan oleh
E-Coops-Day
JURNAL ILMIAH ABDIMAS
Asep Saepudin, Iip Saripah, Yusmanto, Jaenal Mutakin, dkk.: Pemberdayaan … 153
P-ISSN: 2722-3485, E-ISSN: 2776-3803
Vol. 4 No. 1, Februari 2023

Kepala Desa Jayi, Ketua Prodi: Dr. Asep Diversifikasi Produk Pertanian oleh Jaenal
Saepudin, M.Pd, serta doa oleh salah seorang Mutakin, M.Pd., dan Akses Pemasaran oleh
peserta pelatihan. Kegiatan selanjutnya adalah Dr. Iip Saripah, M.Pd. Kegiatan selanjutnya
kegiatan inti yang terdiri atas kegiatan pre-test adalah Diskusi/Tanya Jawab terkait ketiga
secara langsung berupa kegiatan pengisian materi dari para narasumber ahli serta
instrumen soal yang harus diisi oleh semua implementasinya di lapangan. Kegiatan
peserta. Setelah kegiatan pre-test, dilanjutkan berikutnya adalah FGD yang membahas
dengan kegiatan pembekalan yakni implementasi pengelolaan produk pertanian.
serangkaian pemberian materi oleh Sebelum kegiatan berakhir dilakukan Pos-test
narasumber. Materi yang disampaikan secara langsung kepada semua peserta
berkenaan dengan Pengelolaan Usaha Petani pelatihan.
oleh Yusmanto, S.Pd., M.T, Pengembangan

Gambar 2
Foto Saat Pembukaan

Evaluasi Hasil Uji Pelatihan kegiatan, keterlibatan peserta dan peran


Evaluasi kegiatan pelatihan dilakukan untuk narasumber, serta pemanfaatan media
mengukur tiga hal, yakni evaluasi program, pelatihan. Evaluasi hasil atau dampak,
evaluasi proses, dan evaluasi hasil/dampak. berkaitan dengan kehadiran peserta yang
Evaluasi program, yakni evaluasi terhadap hampir 100% terlibat aktif dalam proses
persiapan; perizinan telah selesai, kehadiran pelatihan, serta hasil pelatihan berupa skor
peserta, ketersediaan modul, kenyamanan pre-test dan post-test yang menunjukkan
tempat, dan layanan akomodasi. Evaluasi selisih hasil, dimana hasil prost test lebih
proses, berkenaan dengan kelancaran besar skornya dibandingkan hasil pre-test.
E-Coops-Day, Vol. 4 No. 1, Februari: 149 – 156
154 E-ISSN: 2776-3803, P-ISSN: 2722-3485

Gambar 3
Foto Saat Penyerahan Cindera Mata

IV. SIMPULAN DAN SARAN diversifikasi produk dan akses pemasaran.


Simpulan Tahap evaluasi (evaluation) dilakukan untuk
mengukur; (a) evaluasi program, yakni
Kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa
evaluasi terhadap persiapan: Perizinan telah
pelatihan ekonomi kreatif bagi petani di Desa
selesai, 25 orang telah disiapkan, Modul untuk
Jayi Kecamatan Sukahaji Kabupaten
para petani telah siap, Tempat dan Sarana
Majalengka dilakukan dalam beberapa tahap,
telah siap serta Akomodasi, (b) evaluasi
yakni tahap persiapan (engagement), berupa
proses, dimana kegiatan pelatihan berjalan
izin dari pihak kecamatan dan Desa untuk
dengan lancar, Kegiatan didampingi secara
melakukan kegiatan pengabdian kepada
penuh oleh ketua Prodi Penmas UPI, Peserta
masyarakat, Peserta Pelatihan sebanyak 25
pelatihan yakni para petani jambu kristal.
orang dari warga sekitar perwakilan masing-
Kegiatan juga dihadiri oleh Kepala Desa Jayi
masing RW telah siap, Modul untuk peserta
secara penuh. Seluruh Peserta pelatihan/petani
tersusun rapi, Tempat dan Sarana Pendukung
jambu kristal mengikuti kegiatan dari awal
telah siap, dan Akomodasi telah siap. Tahap
sampai akhir, serta narasumber menyampai-
berikutnya perencanaan kegiatan (planning)
kan materi pelatihan dengan baik, (c) evaluasi
pelatihan. Terkait dengan penyelenggaraan
hasil, yakni: peserta pelatihan yang diundang
pelatihan ekonomi kreatif bagi warga petani di
hadir sebanyak 25 orang, Seluruh peserta aktif
Desa Jayi Kecamatan Sukahaji Kabupaten
dalam proses pelatihan. Hasil pre-test dan
Majalengka. Susunan acara telah tersusun baik
post-test menunjukkan selisih yang signifikan.
untuk kegiatan pembukaan, proses pelatihan
Artinya pelatihan telah berhasil meningkatkan
dan penutupan
kompetensi para petani. Hasil FGD dapat
Tahap Implementasi kegiatan (implementa- disimpulkan bahwa petani merasakan perlu
tion). Pada tahap ini telah diimplementasikan untuk meningkatkan kemampuannya dalam
kegiatan Pemberdayaan Masyarakat terkait pengelolaan pertanian, khususnya terkait
pelatihan ekonomi kreatif di Desa Jayi dengan pengelolaan dan pengolahan jambu
Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka, kristal serta pemasaran produk.
kegiatan berupa pelatihan ekonomi kreatif
Saran
bagi para petani jambu kristal. Setiap
penyampaian materi, dilanjut dengan Saran untuk penyempurnaan kegiatan
diskusi/Tanya Jawab serta Kegiatan FGD pelatihan selanjutnya adalah perlunya
untuk membahas implementasi pengelolaan penyiapan fasilitator pertanian dari Dinas
produk pertanian, pengembangan Pertanian Kab. Majalengka yang setiap saat
E-Coops-Day
JURNAL ILMIAH ABDIMAS
Asep Saepudin, Iip Saripah, Yusmanto, Jaenal Mutakin, dkk.: Pemberdayaan … 155
P-ISSN: 2722-3485, E-ISSN: 2776-3803
Vol. 4 No. 1, Februari 2023

bisa mendampingi para petani di Desa Jayi Integrated Marketing Communication.


Kecamatan Sukahaji, dalam beberapa hal, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
antara lain; pertama, pengenalan bibit unggul
Suhardi, T. 2019. Entrepreneurship.
jambu kristal serta teknik budidaya jamu
Bandung: UNPAD Press.
kristal. Kedua, perlu keterlibatan berbagai
pihak dalam meningkatkan pengetahuan dan Suharto, E. 2015. Membangun Masyarakat
keterampilan para petani kaitannya dengan Memberdayakan Rakyat. Bandung:
pengolahan produk pertanian berupa jambu Refika Aditama.
kristal secara individual maupun kelompok. Suhendra. 2016. Peranan Birokrasi dalam
Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:
BIBLIOGRAFI Alfabeta.

Boohene, Rosemond alison sheridan dan Sumaryadi. 2015. Perencanaan


bernice kotey. 2018. Gender, Personal Pembangunan Daerah Otonom dan
Values, Stratgies And Small Business Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
Performance: A Ghanaian Case Study. CV Citra Utama.
Equal Opportunities International 27 Suryana. 2016. Kewirausahaan Pedoman
(3): 237-57. Praktis, Kiat Dan Proses Menuju
Mardikanto. 2010. Konsep Pemberdayaan Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Masyarakat. Surakarta: PT Tiga Widjajanti, Kesi. 2011. Model pemberdayaan
Serangkai Pustaka Mandiri. masyarakat. Jurnal Ekonomi
Rangkuti, Freddy. 2019. Strategi Promosi Pembangunan. Hlm. 26-27.
Yang Kreatif Dan Analisis Kasus
E-Coops-Day, Vol. 4 No. 1, Februari: 149 – 156
156 E-ISSN: 2776-3803, P-ISSN: 2722-3485

Anda mungkin juga menyukai