Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT

Menggali Potensi Lokal Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Desa


Santong, Kec. Terara

Zaki Satriawan, Salwa Dama Nazila, Suriani, Agus Purna Irawan, Silvia
Oktaviani, Vhara Hermayati, Lalu Bentar Kholid, Riezky Rozandy, Khaeril
Hamdi, Deby Septiawati, Rifky Fairuz Fadil, Nurunnasi’ah

Email : 200101161.mhs@uinmataram.ac.id., 200601111.mhs@uinmataram.ac.id.,


200602033.mhs@uinmataram.ac.id.,200102013.mhs@uinmataram.ac.id.,
200104047.mhs@uinmataram.ac.id., 20020109.mhs@uinmataram.ac.id.,
200204002.mhs@uinmataram.ac.id.,200301168.mhs@uinmataram.ac.id.,
200302004.mhs@uinmataram.ac.id.,200303130.mhs@uinmataram.ac.id.,
200501094.mhs@uinmataram.ac.id., 200502009.mhs@uinmataram.ac.id.

Abstrak : Pada penelitian ini kami membahas bagaimana menggali potensi


lokal dalam upaya pemberdayaan masyarakat di desa Santong,
kecamatan Terara. Potensi lokal merupakan daya, kekuatan, dan
kemampuan yang dimiliki desa harus mampu tumbuh sedemikian
rupa sehingga meningkatkan rasa aman masyarakat secara umum.
Sumber daya merupakan potensi lokal yang ada sebagai penggerak
keberhasilan sebuah pembangunan desa. Potensi lokal berupa
sumber daya manusia sebagai subyek pembangunan mengetahui
permasalahan masyarakat sendiri sedangkan sumber daya alam
merupakan kekayaan yang dimanfaatkan untuk mengangkat
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat desa. Pemberdayaan
masyarakat ini mengadakan dorongan, memberikan kesadaran akan
potensi yang dimiliki orang atau kelompok tersebut untuk
membangkitan potensi yang ada dalam diri individu maupun
kelompok tersebut dengan tujuan untuk mengatasi capaian
keadaan, memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengubah
dan memperbaiki kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya.

Kata Kunci : Pemberdayaan, Masyarakat, Potensi Lokal

Pendahuluan

Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) adalah bentuk kegiatan pengabdian


masyarakat bertujuan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam aspek
ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan sosial1. Kuliah Kerja Partisipatif
merupakan kegiatan wajib yang dilaksanakan mahasiswa yang terprogram
dengan baik dengan tujuan memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa
untuk hidup dan berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. KKP merupakan
bagian tridharma yang dilakukan mahasiswa dengan bimbingan dosen dengan
harapan mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang sedang dihadapi
masyarakat dan memberikan sebuah solusi akan masalah tersebut. Pemanfaatan
sumber daya alam dan budaya yang belum maksimal.

1
Anwas, M. 2014. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta.
Potensi lokal dikatakan Pingkan Aditiawati merupakan kekayaan alam,
budaya, serta jumlah pekerja harian di wilayah tertentu. Potensi bumi pada suatu
wilayah tergantung pada kondisi geologi, atmosfer, dan struktur alam daerah
tersebut. Keadaan alam yang berbeda memiliki keragaman serta menjadi ciri
khas bagi potensi lokal di setiap wilayah2.

Sedangkan Pemberdayaan merupakan upaya memberdayakan guna


mencapai kehidupan yang lebih baik.3 Payne menjelaskan bahwa tujuan
pemberdayaan masyarakat adalah untuk membantu dalam pengambilan
keputusan dan brtindak sesuai dengan cara mereka sendiri4. Menurut Chambers,
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru
perkembangan, yaitu yang bersifat “people centred, participatory, empowering,
and sustainable” 5. Shardlow menjelaskan bahwa pembahasan wal mengenai
pemberdayan berfokus bagaimana masyarakat mengatur kehidupan merekan
sendiri dan mencoba mengatur masa depan bahwa. Gagasan ini mengartikan
pemberdayaan sebagai upaya mendorong klien untuk menjelaskan sendiri apa
yang perlu mereka capai dengan upaya mengatasi permasalahan yang di hadapi
sehingga klien memiliki kesadaran dan kekuasaan penuh6.
Pemberdayaan masyarakat ini muncul dikarenaka kegagalan. Kegagalan
yang dimaksud adalah gagalnya model-model pembangunan ekonomi dalam
menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan.
Kemudian sumodiningrat, mengatakan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat
sebagaimana tersebut secara khusus, lima poin berikut tidak perlu disebutkan
penggunaan uang sebagai alat tukar, pembangunan prasarana sebagai alat
penyelenggaraan kegiatan, penyedia sarana pelatihan bagi pejabat dan
masyarakat umum, dan penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat
seperti bantuan yang harus digantikan dengan tabungan yang dihimpun dari
surplus usaha. Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga
sisi, yaitu:

Pertama, menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat


berkembang. Disini titik tolaknya adalah pemahaman bahwa setiap orang dan
setiap populasi mempunyai potensi untuk melakukan hal tersebut. Karena

2
Aditiawati, Pingkan dkk. 2016. “Pengembangan Potensi Lokal di Desa
Panawangan sebagai Model Desa Vokasi dalam Pemberdayaan Masyarakat dan
Peningkatan Katahanan Pangan Nasioanal. dalam Jurnal Sosioteknologi, Vol .15 No.1
3
Aminda, R. S. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Pengembangan
Potensi Daerah Desa Mekarjaya Kecamatan Cigudeg. Abdi Dosen: Jurnal Pengabdian
Pada Masyarakat, 4(2), 198-210
4
Payne, A. 2000. Pemasaran Jasa (The Essence of Service Marketing).
Edisi.1..Yogyakarta: Andi Offset.
5
Chambers, Robert, 1995, Pembangunan Desa - terjemahan dari Rural
Development oleh Pepep Sudrajat, Jakarta : LP3ES
6
Shardlow. 1998. Pemberdayaan membahas Bagaimana Individu, Kelempok
Ataupun Komunitas Berusaha Mengontrol Kehidupan Mereka Sendiri dan Mengusahakan
Untuk Membentuk Masa Depan Seseuai Dengan Keinginan Mereka. Shardlow, Steven.
1998, Value, Ethics and Social Work.London : Mac Millan Press Ltd
kemungkinan hal ini terjadi disebabkan oleh tidak ada pupulasi yang sama
seperti sebelumnya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun hari
melalui memotivasi, menginspirasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Kedua,
empowering, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Dalam
rangka ini diperlukan langkah- langkah lebih positif, selain dari hanya
menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah- langkah nyata,
dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), apalagi menawarkan
akses ke berbagai lokasi yang akan membuat masyarakat lebih wapada.
Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah
peningkatan tarif pendidikan, kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber
kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan
pasar. Hal ini memerlukan pembanguanan struktur fisik seperti jalan, jembatan,
listrik, dan infrastruktur sosial seperti sekolah dan fasilitas kesehatan yang dapat
diminta oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan pembentukan organisasi
pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di daerah yang tingkat ketidakpuasan
masyarakatnya itu tinggi. Oleh karena itu, harus ada program yang dirancang
khusus untuk masyarakat yang cukup mampu, karena program utama yang ada
tidak selalu efektif menjangkau masyarakat. Ketiga, protecting, memberdayakan
mengandung pula arti melindungi. dalam proses pemberdayaan, harus dicegah
yang lemah menjadi bertambah lemah, kaerna kurangnya kehati-hatian saat
menangani informasi yang sensitif. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan
kepada mereka sangat bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat umum.
Melindungi bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu
justru akan mengerdilkan yang kecil dan melalaikan yang lemah. Melindungi
harus dideklarasikan sebagai upaya mengatasi ketidakstabilan yang terjadi, serta
eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan
membuat masyarakat umum lebih rentan terhadap berbagai program amal. Oleh
karena itu, ide apapun yang dipertimbangkan harus diterapkan pada perusahaan
secara keseluruhan. Dengan cara ini, tujuan utamanya adalah untuk menyatukan
masyarakat dan menciptakan alat-alat yang diperlukan bagi mereka untuk
bergerak menuju kehidupan yang lebih memuaskan dengan cara yang damai.
Pemberdayaan mencakup lebih dari sekedar anggota individu masyarakat
umum. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat,
keterbukaan, dan persahabatan menjadi tujuan utama proyek ini. Disebutkan
juga integrasi lembaga-lembaga sosial kedalam pembangunan kegiatan terkait
dengan partisipasi masyarakat umum di dalamnya. Hal yang penting disini
adalah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses mengartikulasikan
ide-ide yang mendukung individu dan komunitas yang lebih luas. Oleh karena
itu, pemberdayaan masyarakat secara umum agak berkurang. Dari berbagai
definisi di atas dapat dipahami bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya
untuk mengembangkan suatau potensi yang dimiliki oleh individu atau kelompok
untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada untuk mewujudkan hasil yang diingat dari suatu pemberdayaan yaitu berupa
keluaran dan hasil. Hasil dari proses tersebut disebut dengan keluaran,
sedangkan perubahan yang diantisipasi dalam proses dikenal sebagai hasil.
Permasalahan yang terjadi dalam pemberdayaan masyarakat : Menggali
potensi lokal desa dimana, masih terdapat keengganan masyarakat untuk
diberdayakan dalam perbaikan kehidupan sosial ekonomi, masih belum berjalan
pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah desa. Menurut I Nyoman Bharata
(1981:122), Masyarakat desa baik sebagai orang perorangan maupun kelompok
harus memahami prinsip-prinsip penting dan penerapannya diperlukan untuk
mengembangkan diri dengan memanfaatkan potensi yang ada pada diri sendiri
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupan yang
lebih baik7. Sebagai suatu proses kemandirian melibatkan sejumlah aspek
ekonomi, sosial, dan pertimbangan lingkungan hidup. Sehingga dengan demikian
mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat Desa Santong
sebagai salah satu lokasi penempatan mahasiswa KKP UIN Mataram merupakan
salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Terara Kabupaten Lombok
Timur. Secara geografis letak desa Santong berada di ketinggian 350 Mdpl. Desa
Santong meliputi enam dusun, yakni dusun Santong, dusun Semelik, dusun
Presak, dusun Bunjur, dusun Batu sambak, dan dusun Pesisok. Desa Santong
jugaberbatasan langsung dengan Desa Pandan duri di sebelah Timur,Desa
Leming disebelah barat, Desa Embung raja disebelah Selatan dan desa Suradadi
disebelah utara. Jumlah populasi Desa Santong secara keseluruhan berjumlah
1.881 KK, dengan jumlah penduduk sebanyak 5.825 jiwa, yang terdiri dari 2.860
perempuan dan 2.965 laki-laki. Mayoritas profesi desa Santong adalah petani dan
peternak.

Metode

Pendampingan dan pengembangan di desa Santong ini dilakukan dengan


pendekatan ABCD (Asset-based Community Development). Yang mana metode
ini merupakan salah satu pendekatan dalam pengembangan masyarakat. ABCD
merupakan salah satu model pendekatan yang mempunyai tujuan untuk
pertumbuhan populasi massal, berdasarkan potensi atau sumber daya yang
tersedia dalam kelompok atau wilayah tertentu. Pendekatan berbasis aset
membantu masyarakat memahami kondisi mereka sendiri dan potensi
perubahan. Pendekatan ini mengarahkan pada perubahan, fokus pada apa yang
ingin dicapai oleh komunitas, serta membantu komunitas dalam mewujudkan visi
mereka. McKnight dan Kretzmann (1993) mengemukakan ada 6 (enam) prinsip
yang perlu dipegang oleh para local enabler (pemberdaya masayarakat lokal)
demi terciptanya pemberdayaan yang berkelanjutan, yakni (1) apresiasi, (2)
partisipasi, (3) psikologi positif, (4) deviasi positif, (5) pembangunan dari dalam,
dan (6) hipotesis heliotropik. Keenam prinsip ini harus diwujudkan dalam
tahapan kegiatan pengabdian oleh oleh para local enabler. Pendekatan ini
mengacu kepada 3 (tiga) periode kehidupan masyarakat lokal, yakni masa lalu,
masa sekarang, dan masa depan.8

7
I Nyoman Beratha, 1938- ; Edisi, Cet.1 ; Penerbitan, Jakarta: Bumi
Aksara, 1991
8
Christoper Dereau, Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan,
(Australia: AustralianCommunity Development and Civil Society Strengthening Scheme
(ACCESS) Phase II, 2013), hlm.3
Adapun aset yang dimaksud dalam hal ini adalah aset ekonomi, aset
lingkugan, aset fisik, aset non fisik, dan aset sosial.9 Artinya, makna pemilikan
aset dalam hal ini sangat luas, tidak terbatas pada kepemilikan aset fisik seperti
halnya kepemilikan tanah dan gedung.

Menurut Darmawan menyatakan bahwa pengelolaan potensi desa


merupakan salah satu ciri pemberdayaan diantaranya: (1) prakarsa desa, (2)
pemecahan masalah, (3) proses desain program dan teknologi bersifat asli, (4)
sumber utama adalah masyarakat dan sumber daya lokal, (5) organisasi
pendukung dibina dari bawah, (6) pembinaan berkesinambungan, berdasarkan
pengalaman lapangan belajar dan (7) fokus manajemen adalah kelangsungan
dan berfungsinya sistem kelembagaan.10

Pengabdian masyarakat ini dilakukan, tepatnya di desa Santong,


Kecataman Terara. Pengabdian ini dilakukan oleh 12 orang mahasiswa, yang
tentunya dari berbagai fakultas dan jurusan. Pelaksanaan pendampingan yang
dilakukan di desa Santong ini diawali dengan perencanaan kegiatan, melakukan
kunjungan pada masyarakat Desa, mengamati secara langsung keadaan Desa.
Serta melakukan FGD, yakni untuk memaparkan program apa saja yang akan
dilakukan selama pengabdian ini berjalan. Selain itu, FGD juga dilakukan dalam
rangka pengumpulan dan pemanfaatan sumbangan dari organisasi masyarakat
atau individu yang dapat berguna untuk memasukkan partisipasi masyarakat
dalam tujuan proyek. Karena tujuan pengabdian yang dimaksudkan bukanlah
yang dicapai melainkan tergantung pada partisipasi masyarakat umum dalam
proyek yang bersangkutan.

Hasil dan pembahasan

a. Profil Desa Santong

Desa Santong berada dalam wilayah Kecamatan Terara Kabupaten


Lombok Timur. Desa ini berdiri sejak tahun 1967. Konon, Desa Santong tersebut,
selalu menjadi pioner perubahan paradigma dalam kehidupan bermasyarakat,
tentunya perubahan ke arah yang lebih baik. Selain itu, Santong juga memiliki
pengaruh yang besar terhadap wilayah disekitarnya11.

Kebijakan tersebut tentunya memperpendek jarak jangkauan pelayanan


masyarakat dan telah memberikan peluang kepada masyarakat. Desa Santong
itu sendiri untuk berkreasi dalam mengatur tatanan kehidupan rumah tangganya
sesuai adat-istiadat setempat. Adapun Nama Desa Santong diambil dari nama
sebuah kampung kecil, yang disebut dengan gubuk Santong, yang pada waktu
itu berpenghuni tidak lebih dari 13 Kepala Keluarga.

9
Agus Afandi, Modul Participatory Action Research. (Surabaya: LPPM UIN Sunan
Ampel, 2014). Hlm. 309-324
10
Darmawan, pengantar perancangan teknik, (ITB : 2004), hlm. 87
11
Alfitri , Community Development : Teori dan aplikasi, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar., 2011, hlm. 26-27
Adapun ruang lingkup pemerintahan Desa Santong pada saat itu
menduduki 8 wilayah dusun, yaitu :

a. Dusun Batu Sambak;


b. Dusun Semelik;
c. Dusun Presak;
d. Dusun Bunjur;
e. Dusun Gegerung Timur;
f. Dusun Gegerung Barat;
g. Dusun Anyar Utara; dan
h. Dusun Anyar Selatan.

Pusat Pemerintahan Desa Santong yang pertama kalinya berlokasi di


Gunung Bagek Dusun Bunjur dengan status kepemilikan kantor desa masih
menggunakan sistem pinjam-meminjam. Adapun gambaran pimpinan-pimpinan
Desa Santong sejak terbentuknya sampai dengan saat ini adalah sebagai berikut
:

1) Periode I : AMAQ ABDILLAH (1967-1970) Pilkades I Th.


2) Periode I-VI : MAMIQ KAMERAN (1970-1987) Pilkades II Th.
3) Periode VII-VIII : H.M.YUSUF (1992-2011) Pilkades VII-VIII Th.
4) Periode IX-X : KASIM, A.Ma (2011-2024) Pilkades IX-X Th.

Mengenai sumber daya alam nya, Desa Santong secara umum memiliki
tekstur tanah lempungan atau tanah liat dengan warna tanah sebagian besarnya
berwarna coklat kehitam-hitaman. Lahan di Desa Santong tergolong lahan
potensial dan tidak ditemukan adanya lahan kritis atau lahan terlantar yang tidak
dimanfaatkan oleh masyarakat. Tingkat erosi tanah sangat rendah, karena
hampir tidak ada ditemukan tanah yang terkena erosi. 67,80 % wilayah Desa
Santong adalah lahan pertanian dengan keluarga petani sekitar 985 Keluarga.
Keluarga petani yang memiliki lahan pertanian adalah sekitar 313 Keluarga dan
yang tidak memiliki lahan pertanian sekitar 672 keluarga.

Orbitasi Desa Santong ke pusat pemerintahan Kecamatan relatif cukup


dekat, sedangkan orbitasi Desa Satong ke pusat pemerintahan Kabupaten dan
pusat pemerintahan Propinsi relatif cukup jauh. Sementara itu, jarak tempuh
Desa Santong ke Pusat Pemerintahan Propinsi adalah sekitar 35 Km dengan
waktu tempuh kurang lebih 60 Menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Desa Santong secara umum memiliki tekstur tanah lempungan atau tanah liat
dengan warna tanah sebagian besarnya berwarna coklat kehitam-hitaman. Lahan
di Desa Santong tergolong lahan potensial dan tidak ditemukan adanya lahan
kritis atau lahan terlantar yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Tingkat
erosi tanah sangat rendah, karena hampir tidak ada ditemukan tanah yang
terkena erosi. 67,80 % wilayah Desa Santong adalah lahan pertanian dengan
keluarga petani sekitar 985 Keluarga. Keluarga petani yang memiliki lahan
pertanian adalah sekitar 313 Keluarga dan yang tidak memiliki lahan pertanian
sekitar 672 keluarga.
Sementara itu, luas lahan perkebunan di Desa Santong sekitar 54,57 ha
yang merupakan daerah perbukitan, sedangkan luas lahan tanaman perkebunan
pada tahun 2022 adalah sekitar 72,17 ha dengan Keluarga Perkebunan sekitar 59
Keluarga. Produksi peternakan di Desa Santong berupa daging dan telur dengan
jenis populasi ternak yang dikembangkan pada tahun 2023. Potensi dan sumber
daya air yang dimiliki oleh Desa Santong sangat terbatas, dimana sumber mata
air yang dimiliki berupa mata air kondisi debit airnya relatif kecil.

b. Pemanfaatan Potensi Lokal dan Pemasaran Produk UMKM di Desa


Santong

Masyarakat desa Santong masih menggunakan pola pikir yang sederhana


dan tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Dimana sebagian besar masyarakat
memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak yang menggunakan
sebagian besar waktunya dipakai bekerja mulai pagi hingga sore hari. Untuk
sarana prasarana yang ada di desa Santong masih memiliki akses jalan yang
kurang baik dan sulitnya mendapatkan suplai air bersih pada waktu-waktu
tertentu. Sesuai dengan motto desa, yakni “Ngaro, Ngarat, Ngaji”. Desa Santong
ini terkenal dengan profesi peternak, petani dan guru ngaji. 3 hal inilah yang
menjadi profesi utama di desa ini. Adapun pekerjaan sampingan yakni berupa
kerajinan seperti anyaman yang terbuat dari rotan dan lontar. Dari bahan
tersebut bisa menghasilkan tas, topi yang di variasikan terutama dari segi warna.
Selain itu masyarakat desa Santong juga membuat usaha kuliner. Namun,
kurangnya kemampuan mereka dalam memanfaatkan potensi lokal inilah yang
menjadi permasalah utama dalam pengembangan potensi lokal desa Santong.
Diantara problemnya berupa pertama para pelaku usaha kurang berkompeten
dari aspek pemasaran, kedua kurangnya modal usaha, ketiga kurangnya
pengetahuan dalam berwira usaha. tiga hal inilah yang menjadi penghamabat
kemajuan UMKM di desa tersebut
Untuk mengatasi persoalan-opersoalan tersebut promosi melalui media
daring merupakan salh satu ysang dipilih sebagai program pengembangan
potensi UMKM di Santong, karena saat ini telah terjadi pergeseran dalam perilaku
masyarakat dimana sekarang hampir seluruh kalangan masyarakat memiliki
ponsel pintar yang dapat mengakses informasi secara digital. Di Indonesia,
ada banyak media sosial yang menjadi favorit warganet, yakni Instagram
salah satunya12 (Rachmawaty, 2021). Instagram juga diharapkan dapat
meningkatkan penjualan UMKM 13(Maksudi et al., 2021; Ramadhani et al., 2022).
Sekalipun para pelaku usaha menggunakan Facebook, namun belakangan ini
masyarakat dominan mengkonsumsi Instagram. Yang dimana feed di instragram
lebih rapi dan indah jika di gunakan di bandingkan dengan Facebook. Oleh
karena itu, diperlukan inisiatif yang dapat memungkinkan pemasaran

12
Rachmawaty, A., & Siagawati, M. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai
Sarana Membuka Peluang Bisnis bagi Warga di Desa Sindangsari. TEMATIK - Jurnal
Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 6(2), 184-196.
13
Ramadhani, W.S., dkk. 2022. Pemanfaatan Larva Black Soldier Fly dalam
Mendukung Pengelolaan Sampah Terpadu dan Meningkatkan Kegiatan Semi Urban Safe
and Healthy Farm. Open Community Service Journal 01 (01): (1-8).
UMKM. Menurut (Anggraeni, 2013), kegiatan seperti bazaar atau pameran
UMKM yang digelar di lokasi-lokasi dengan infrastruktur keramaian berguna
untuk membenahi pemasaran jaringan UMKM 14. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Tyas, yang menyatakan bahwa inisiatif utama pemerintah dan
pemerintah daerah adalah menyediakan produk bagi UMKM berbasis konsumsi
rumah tangga. Dalam hal ini perlunya juga diadakan bazar demi meendorong
pemasaran lebih meluas.15
Hal yang menjadi kendala lainnya ialah modal usaha, oleh karenanya
dalam berusaha mereka kondisional dan tidak teratur. Sebab, tidak hanya
disibukkan dengan bertani maupun beternak. Padahal, pada dasarnya
masyarakat sangat berpotensi dalam hal tersebut. Salah satu contohnya yakni,
seorang siswa dari SMA 1 Terara yang bernama Suci, ia adalah pelaku usaha
kuliner yang sudah merintis usaha sejak SD hingga saat ini. Hal semacam ini
yang sebenarnya perlu di kembangkan dan di jadikan motivasi oleh masyarakat
khususnya remaja. Karena tentu saja banyak benefit yang mereka dapatkan dari
berwirausaha, seperti tidak terlalu membebani orang tua, sudah memiliki
penghasilan sejak dini, memiliki pengalaman, dan lainnya. Untuk memulai itu
semua, tentu perlu adanya modal usaha, dukungan dari orang sekitar, dan niat
dari diri sendiri. Dan untuk memiliki modal usaha, mereka bisa lakukan dengan
cara menabung atau menyisihkan uang belanja. Selain menabung pihak desa
juga seharusnya berkontribusi mendukung dengan pembiayaan dari anggaran
desa yang merata dalam hal ini tidak hanya bantuan berupa modal namun juga
bantuan berupa fasilitas atau alat-alat yang digunakan untuk membuat produk
usaha mereka.
Disamping itu, dalam berusaha mereka dominan tidak memiliki karyawan.
Yang dimana, menurut kami hal itu sangat perlu sekali demi kelancaran usaha
mereka berhubung di desa tersebut masih banyak pengangguran sehingga disini
kita juga bisa memberdayakan para penganguran juga memberikan keuntungan
ke para pelaku usaha berupa bantuan tenaga yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil produksi.

Sedangankan mengenai problem kurangnya pengetahuan dalam berwira


usaha dalam hal ini sosialisisasi merupakan salah satu solusi demi menunjang
keilmuan para pelaku usaha dalm berwirausaha. Sosialisasai dapat berupa cara
pemasaran yang baik dalm menghadapi persaingann usaha, termasuk dari aspek
ke halalan juga sangat berpengaruh oleh kaerenanya sosioalisasi sertivikasi halal
juga merupakan bentuk pemberdayaan para pelaku usha.

Dengan demikian diharapkan semua unsur-unsur yang melekat pada


pemberdayaan masyarakat bisa terealisasikan berupa :

14
Anggraeni,D.M & Saryono. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
15
yas, M. A., Nurkamto, J., & Marmanto, S. (2020). Cultivating students’ higher
order thinking skills in EFL classes: The role of the teacher and the textbook.
International Online Journal of Education and Teaching (IOJET), 7(1). 2
a.memandirikan masyarakat agar masyarakat mampu memperbaiki mutu
kehidupannya sehingga mampu mandiri dan terlibat aktif dalam proses
pemerintahan dan pembangunan.

b.mengembangkan potensi dan daya (kekuatan) sehingga masyarakat


mempunyai posisi tawar (memperkuat posisi dan peran) dalam struktur
kekuasaan dengan pihak yang memberdayakan.

c.proses partisipatif dengan memberikan kekuatan, akses dan


kesempatan kepada masyarakat untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan
masalah dan menetapkan program dan kegiatan apa yang diperlukan dengan
menggunakan sumberdaya yang dimiliki untuk mengatasi problem.

Kesimpulan

Desa Santong memiliki potensi berwirausaha yang besar dan bisa berdaya
saing tingi. Oleh karena itu kami selaku mahasiswa yang ditugaskan menjalani
KKP, menjadikan ini sebuah peluang untuk melakukan program pengabdian,
dimana tujuan pengabdian yang dilakukan kali ini adalah: (1) Untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat Desa, bahwa Desa Santong memiliki
potensi yang besar sebagai Desa dengan pengembangan Ekonomi Kreatif, (2)
Untuk melibatkan generasi pemuda dalam melakukan kegiatan produktif.
Pengabdian yang kami lakukan selama 1 setengan bulan lebih ini, dari tanggal 3
July sampai 21 Agustus 2023 dengan menggunakan metode pengabdian melalui
pendekatan ABCD (Asset-based Community Development) mendapatkan hasil
yang diharapkan. Dalam melakukan pengabdian ke Desa adat atau
perkampungan adat di Nusa Tenggara Timur sangat disarankan untuk pertama
kali adalah melakukan kunjungan ke tokoh masyarakat atau yang dikenal
dikampung ini dengan sebutan mosalaki. Karena ini dpat mempermudah kita
untuk melakukan kunjungan langsung ke lapangan dan melakukan FGD bersama
masyarakat desa. Dengan izin mosalaki, tim dapat tahu apa yang harus dan tidak
boleh dilakukan selama berada di Desa tersebut.

Ucapan Terima Kasih

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah


bersedia meluangkan waktu dalam pengerjaan tugas ini. Tak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada perangkat desa santong beserta masyakaratnya
atas izin dan dukungan yang telah diberikan dalam melakukan pengabdian di
desa.

Referensi

Anwas, M. 2014. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta.

Aditiawati, Pingkan dkk. 2016. “Pengembangan Potensi Lokal di Desa Panawangan


sebagai Model Desa Vokasi dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan
Katahanan Pangan Nasioanal. dalam Jurnal Sosioteknologi, Vol .15 No.1
Payne, A. 2000. Pemasaran Jasa (The Essence of Service Marketing). Edisi.1..Yogyakarta:
Andi Offset.

Chambers, Robert, 1995, Pembangunan Desa - terjemahan dari Rural Development oleh
Pepep Sudrajat, Jakarta : LP3ES

Anggraeni,D.M & Saryono. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Baratha, I Nyoman, (1991). Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan. Jakarta Bumi


Aksara.

Rachmawaty, A., & Siagawati, M. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana
Membuka Peluang Bisnis bagi Warga di Desa Sindangsari. TEMATIK - Jurnal
Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 6(2), (hlm. 184-196)

Ramadhani, W.S., dkk. 2022. Pemanfaatan Larva Black Soldier Fly dalam Mendukung
Pengelolaan Sampah Terpadu dan Meningkatkan Kegiatan Semi Urban Safe and
Healthy Farm. Open Community Service Journal 01 (01): (1-8).

Tyas, M. A., Nurkamto, J., & Marmanto, S. (2020). Cultivating students’ higher order
thinking skills in EFL classes: The role of the teacher and the textbook.
International Online Journal of Education and Teaching (IOJET), 7(1). Hlm. 2

Payne, A. 2000. Pemasaran Jasa (The Essence of Service Marketing). Edisi.1..Yogyakarta:


Andi Offset.

Agus Afandi, Modul Participatory Action Research. (Surabaya: LPPM UIN Sunan

Ampel, 2014).

Christoper Dereau, Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan, (Australia:

AustralianCommunity Development and Civil Society Strengthening Scheme


(ACCESS) Phase II, 2013)

Darmawan, pengantar perancangan teknik, (ITB : 2004), hlm. 87


Alfitri , Community Development : Teori dan aplikasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar., 2011

Aminda, R. S. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Pengembangan Potensi

Daerah Desa Mekarjaya Kecamatan Cigudeg. Abdi Dosen: Jurnal Pengabdian


Pada Masyarakat, 4(2)

Anda mungkin juga menyukai