Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dari kelompok 2 Praktik Lapangan Terpadu (PLT) Zonasi
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Angkatan 2018 dapat menyelesaikan
laporan hasil PLT Zonasi selama satu bulan di daerah Kampung Cirungki RW 04,
Desa Hegarmanah, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. Laporan ini
disusun guna memenuhi pertanggungjawaban selama kami melaksanakan PLT
Zonasi di Kampung Cirungki RW 04.
Dalam penyusunan laporan ini, tidak lupa pula kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada bapak Dedi Herdiana, S.Ag., MM, selaku dosen pembimbing,
kemudian ucapan terimakasih kepada bapak Rohmanur Aziz S.Sos.I.,M.Ag., selaku
dosen pengampu mata kuliah Riset Aksi, Ketua Jurusan dan jajarannya yang telah
memberikan doa dan motivasi, serta tidak lupa pula rekan - rekan kelompok 2 PLT
dan Warga Cirungki sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Walaupun ada beberapa hambatan yang kami alami dalam penyusunannya. Namun,
berkat motivasi yang disertai kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
dapat teratasi.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat. Dan apabila dalam pembuatan laporan
ini terdapat kekurangan kiranya dapat memakluminya. Akhir kata dengan
kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan Surat
Pertanggung Jawaban ini. Sekian dan terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah “Pemberdayaan” adalah terejemahan dari istilah asing,
empowerment. Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan. Secara
teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan
dengan istilah pengembangan. Bahkan,, dua istilah tersebut, dalam batas-batas
tertentu bersifat interchangeable atau dapat dipertukarkan.
B. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yang
mengenai penelitian ini yaitu:
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian
yaitu sebagai berikut:
Waktu pelaksanaan selama satu bulan yaitu dari mulai tanggal 1 hingga 30
Juni 2021.
BAB II
Apabila PLT system Sisdamas ini diterima oleh masyarakat, maka secara
otomatis masyarakat harus mempunyai komitmen untuk melaksanakan upaya
penanggulangan masalah sosial berlandaskan pada koridor yang sudah
dikembangkan oleh PLT Sisdamas, yakni melaksanakan proses pembelajaran
dalam daur penanggulangan masalah sosial secara partisipatif yang dilaksanakan
dalam tahapan-tahapan siklus.
Dengan adanya komitmen, maka hal ini akan berimplikasi kepada beberapa
konsekuensi yang harus dijalankan oleh masyarakat seperti mengikuti pertemuan-
pertemuan untuk melaksanakan setiap proses tahapan siklus, adanya penggerak
yang bekerja dengan sukarela, ketersediaan untuk bekerjasama dari berbagai
pihak (tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda, aparatat
pemerintah setempat dan lainnya), menyediakan dana swadaya untuk mendukung
berbagai pertemuan, pelatihan dan sebagainya.
Apabila masyarakat mengetahui segala konsekuensi yang harus dihadapi, maka
masyarakat diharapkan betul-betul siap untuk menerima intervensi PLT Sisdamas
tanpa adanya doktrinasi, namun masyarakat benar-benar memiliki kehendak untuk
melaksanakan upaya penanggulangan masalah sosial secara Bersama-sama.
Secara hirarki Soswal dan RW dimulai dari tingkat Kabupaten / Kota hingga basis-
basis sosial masyarakat paling bawah.
a. Tempat
Penyediaan tempat biasanya masyarakat menentkan sendiri. Yang perlu
diperhatikan dalam penentuan tempat ini adalah luasnya tempat (cukup luas
untuk selururh peserta seperti Gedung serbaguna desa atau masjid), tempat
yang disesuaikan dengan kondisi cuaca, dan tempat yang mudah dicapai
untuk masyarakat serta praktikan.
b. Waktu
Sosialisasi Awal dan Rembug Warga dilaksanakan sesuai dengan
waktu yang telah disepakati Bersama masyarakat.dalam waktu tertentu
biasanya masyarakat tidak dapat mengikuti kegiatan sepanjang hari karena
harus kerja kebun atau pekerjaan lainnya. Oleh karena itu perlu adanya
kesepakatan waktu antara masyarakat dan peserta PLT, guna tercapainya
tujuan Bersama.
c. Pengumuman / Undangan
Rencana pelaksanaan perlu diingatkan kepada masyarakat, hal ini guna
masyarakat termasuk yang berhalangan hadir pada saat sosialisasi, akan
mengikuti kegiatan pemberdayaan. Perlu diingatkan juga bahwa
perempuanpun perlu terlibat dalam kegiatan kajian sebagaimana amanat
Millenium Development Goal’s yang berlanjut pada isu Sustainable
Development Goal’s yang mengharuskan adanya partisipasi 30% dari kaum
perempuan. Karena sering kali masalah-masalah yang diangkat lebih
condong kepada kebutuhan pria dan kurang peka terhadap kebutuhan
perempuan.
Media sosialisasi dilakukan dengan cara formal dan non formal. Secara
formal, pemerintah desa memfasilitasi pembuatan, penggandaan dan
penyebarluasan informasi kepada seluruh warga desa mengenai agenda
rembug warga desa. Secara informal, dapat diumumkan pada kegiatan –
kegiatan masyarakat melalui pengeras suara masjid atau balai desa, sisipan
pengumuman pada saat kegiatan pengajian, tahlilan, kegiatan PKK dan
sebagainya. pemanfaatan media sosial digital pun sangat memungkinkan
untuk dilakukan, seperti melalui WA, Instagram atau media sosial
konfensional seperti majalah dinding.
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan rembug warga dapat dilaksanakan dalam berbagai variasi,
baik dilaksanakan didalam ruangan (in door) maupun diluar ruangan (out
door). Perangkat desa memandu acara sebagai pemangku kepentingan
utama, sambutan kepala desa dan dosen.
Dalam sambutan, dosen menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan
praktikan untuk belajar Bersama masyarakat dalam membangun desa.
Kegiatan dilanjut dengan penawaran penyepakatan konsep Praktik Riset
Aksi yang mensyaratkan pelaksanaan siklus oleh masyarakat dan praktikan.
Bukti dari penyepakatan ini dapat berupa berita acara, daftar hadir dan
dokumentasi lainnya yang dipandang penting. Pada kegiatan ini juga
berorientasi pada output dan outcome berupa kehadiran para relawan dari
masyarakat yang siap menjadi leader atau duta pemberdayaan ditingkat
basis masing-masing. pada saat dilaksanakannya sosialisasi dan rembug
warga, refleksi sosial dapat dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan.
Terdapat dua hal penting yang harus dilakukan dalam Refleksi Sosial, yakni
Olah Rasa dan Olah piker, sehingga pendalaman yang dilaksanakan melibatkan
mental, rasa dan karsa.
1. Olah Pikir
Aspek-
aspek
Institusi kehidupan
Kebijakan
pengambil yang tidak
Orang yang
keputusan mendukung
dengan timpang dan
yang tidak kepada Problematika
integritas tidak
mampu kemajuan sosial
yang memberi
menerapka masyarakat
rendah rasa
n nilai-nilai pada
keadilan
universal bidang
poleksosdi
kbud, dll
2. Olah Rasa
Dengan adanya Olah Rasa ini maka diharapkan akan tumbuhnya kesadaran
masing-masing, bahwa manusia yang berdaya adalah Manusia yang mampu
menjalankan fitrahnya sebagai manusia, manusia yang berbeda dengan makhluk
lain, yakni manusia yang mampu memberi dan mengabdikan kehidupannya untuk
kesejahteraan umat.
C. Pemetaan Sosial (Pesos)
Pemetaan sosial (social mapping) merupakan kegiatan yang dilaksanakan
untuk memahami kondisi sosial masyarakat lokal. Pemetaan sosial juga
didefinisikan sebagai proses penggambaran masyarakat yang sistematik serta
melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di
dalamnya profil dan masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut. Pemetaan
sosial (social mapping) merupakan kegiatan yang mengumpulkan informasi-
informasi secara sosial pada lingkungan sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan
secara sistematik. Istilah lain pemetaan sosial adalah social profiling atau
pembuatan profil suatu masyarakat. Pemetaan sosial perlu dilakukan sebelum
melaksanakan suatu usaha dan/atau kegiatan di sekitar lingkungan tersebut. Hal ini
merupakan proses pendekatan dalam pengembangan masyarakat. Pemetaan sosial
ini dilakukan dengan cara pengumpulan data dan informasi sebanyak mungkin baik
secara primer maupun sekunder.
E. Perencanaan Partisipatif
Dokumen perencanaan partisipatif (dorantif) merupakan perencaan partisipatif
warga untuk mengembangkan program penanggulangan Sosial, baik jangka pendek
selama satu tahun maupun jangka menengah selama 3 tahun. Program yang
dikembangkan berdasarkan hasil kajian masalah kebutuhan) dan analisa potensi
dalam Pemetaan Sosial secara swadaya. Walaupun siklus ini merupakan siklus
lanjutan dari pemetaan sosial akan tetapi pelaksanaannya setelah pengorganisasian
masyarakat dan pengembangan Pokja. Kegiatan ini dilakukan belakangan, dengan
dasar pemikiran bahwa pengurus organisasilah yang akan mengambil keputusan
untuk pengembangan program-program mana dari kebutuhan masyarakat yang
menjadi prioritas untuk dikembangkan. Di sisi lain penerima manfaat dari program
ini diprioritaskan pada kantung masalah yang sudah diidentifikasi dalam pemetaan
swadaya, dan tergabung dalam Pokja, sehingga Pokja dibentuk bukan karena
adanya PLT Sisdamas tetapi justru sebaliknya penerima manfaat program
didasarkan kepada Pokja yang sudah ada misalnya Pokja yang didaulat akan
melaksanakan kegiatan adalah Pokja Mekar Jaya yang sebelumnya nama kelompok
tani di Desa Hegarmanah Terpendam. Dalam pengembangan dorantif, sumber daya
baik manusia maupun sumber daya lainnya diharapkan bukan hanya dari
masyarakat, akan tetapi harus dipikirkan pemenuhannya dari kerjasama dengan
pengusaha/ swasta dan dinas/pemerintah setempat dan lembaga-lembaga lain yang
mempunyai program yang sejalan dengan dorantif yang disusun oleh masyarakat.
Lebih baik lagi apabila dorantif dikomparasikan dengan dokumen musyawarah
perencanaan pembangunan (musrenbang). Bahkan akan jauh lebih baik apabila
dorantif hasil PLT Sisdamas menjadi rujukan utama musrenbang. Pada gilirannya,
setelah satu tahun program berjalan, dilakukan evaluasi tahunan untuk melihat dan
mengkaji kembali apakah program yang dikembangkan sudah tepat tujuan dan tepat
sasaran dan bagaimana hasilnya. Kegiatan ini juga sekaligus untuk memperbaharui
data-data yang ada, sehingga kesalahan kesalahan akan segera dapat ditemukan dan
dapat diperbaiki. Berdasarkan hasil evaluasi kemudian dilakukan perbaikan-
perbaikan program apabila diperlukan. Isi dorantif dapat dikembangkan dari contoh
instrumen dengan menggunakan program Microsoft Excel seperti penomoran,
nama kegiatan, volume, frekuensi, lokasi, satuan harga, sumber biaya swadaya,
nama pokja penanggung jawab anggaran desa lainnya (donatur/swasta). Setelah
dokumen perencanaan partisipatif ini disusun oleh tim yang dibentuk oleh
organisasi masyarakat, maka langkah selanjuntnya menyusun rencana tahunan
dengan melibatkan seluruh stakeholder desa sebagaimana kegiatan pada rembug
warga pada sosialisasi awal.
F. Sinergi Program
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya dalam menciptakan atau
meningkatkan kualitas masyarakat baik itu secara individu ataupun kelompok,
dalam memecahkan berbagai persoalan-persoalan terkait upaya peningkatan
kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Dalam melaksanakan
pemberdayaan, seluruh elemen atau lapisan masyarakat diharapkan mampu untuk
bersinergi saling bekerjasama untuk menyelesaikan persoalan yang ada. Dengan
hadirnya rasa saling kebergantungan, maka hasil yang diharapkan yaitu
kesejahteraan yang berkelanjutan atau sustainable.
Sinergi program ini dilaksanakan setelah berlangsungnya perencanaan
partisipatif yang menghasilkan prioritas program kegiatan dari pembentukan skala
prioritas oleh masyarakat dan stakeholder setelah dilaksnakannya Forum Group
Discussion. Rapat forum tersebut difasilitasi oleh organisasi masyarakat yang telah
disepakati oleh pendamping peserta PLT dan juga oleh dosen pembimbing
lapangan. Forum ini dihadiri oleh perwakilan dari masyarakat, tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda dan stakeholder wilayah setempat.
Dalam forum ini membahas sinergi program yang memungkinkan kegiatan tersebut
dapat masuk pada agenda musyawarah perencanaan pembangunan desa
(musrenbangdes) pada setiap bulan Januari dan atau memungkinkan dapat
melakukan chanelling atau kerjasama dengan pihak-pihak swasta atau pengusaha-
pengusaha yang ada disekitar wilayah tersebut. Selain itu dalam forum tersebut juga
disampaikan mengenai penetapan angka partisipasi swadaya masyarakat baik
dalam bentuk tenaga, bahan material dan uang tunai yang disepakati.
1. Penetapan Kegiatan
Program pemberdayaan masyarakat menekankan beberapa prpinsip sebagai
berikut:
a. Perubahan pola pikir masyarakat yang lebih prpoduktif dari
sebelumnya
b. Perubahan positif dalam aspek lingkungan
c. Penguatan kelembagaan desa
G. Pelaksanaan Program
Pada tahap ini seluruh pihak akan terlibat dalam kegiatan pelaksanaan program
yang telah disepakati pada saat dilaksanakan rapat forum sesuai dengan jobdesc
nya masing-masing yang ditentukan dari kesiapan dan sesuai dengan kemampuan
masyarakat itu sendiri. Nilai-nilai luhur kemanusiaan dalam bentuk sikap gotong
royong, jujur, peduli, tanggung jawab dan sebagainya diimplementasikan bersama
pada saat tahap ini berlangsung.
Kegiatan dilakukan dengan sosialisasi baik secara lisan dan tulisan. Secara
lisan dapat dilakukan secara face to face atau melalui pengumuman pengeras suara
milik masyarakat seperti dari masjid atau mushola atas persetujuan bersama.
Sedangkan secara tulisan, sosialisasi ini dapat berupa surat kaflet atau spanduk,
papan proyek dan lain-lain.
Peserta PLT dan DPL, diharapkan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini,
namun peserta PLT dan DPL bukan lah menjadi eksekutor atau peran utama dalam
pelaksanaan kegiatan ini, melainkan hanya mendampingi dan
mendokumentasikan perilaku masyarakat pada proses dan hasil pelaksanaan
program berlangsung
A. Village History
Kampung Cirungki merupakan wilayah perkampungan yang ada di Desa
Hegarmanah, Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Di dalam kampung Cirungki ini terdapat sekurang – kurang nya 4 RT, yang
dimana wilayah tersebut dominan dengan lahan kosong. Kemudian banyak
terdapat pohon bamboo dan juga pesawahan yang cukup luas, sehingga mayoritas
masyarakat di Kampung Cirungki berkerja sebagai petani dimasa pandemic ini.
Tidak ada yang mengetahui asal usul dari Kampung Cirungki. Hanya saja, dari
nama daerahnya yaitu “Ci” menandakan bahwa daerah ini berasal dari tanah
sunda asli. Hal ini dikarenakan hamper semua wilayah di tatar sunda berawalah
dengan Ci yang berarti air atau sungai. Tetapi adapula yang mengartikan bahwa
ci ini adalah cahaya.
Kampung Cirungki Desa Hegarmanah ini banyak sekali potensi yang dapat di
kembangkan serta menjadi sumber solusi dari beberapa masalah yang sedang di
hadapi oleh warga di daerah tersebut. Contonya yaitu Kampung Cirungki terkenal
dengan pengrajin bambu dan juga pembuat makanan berupa simping. Potensi
tersebut bahkan sudah di akui oleh Pemerintah Daerah di Kabupaten Bandung.
Masyarakat di Kampung Cirungki ini rata-rata bekerja sebagai petani, buruh,
kuli, dll. Namun hal ini berbeda ketika virus corona atau covid – 19 belum
melanda Indonesia, hampir sekitar 75 persen warga di Kampung Cirungki ini
bekerja sebagai pengrajin bambu dan juga pembuat makanan simping, Penjualan
mereka dapat di katakan sangat luar biasa. Mereka dapat menjual produknya
hingga keluar kota bahkan luar negeri dengan omset yang tidak tanggung
tanggung, Hal ini lah yang membuat warga di Kampung Cirungki tersebut
memiliki kehidupan yang layak.
Namun saat virus corona datang melanda Indonesia, mereka menjadi susah
dalam mencari pelanggan dan juga tempat atau daerah yang biasa memesan segala
macam benda yang terbuat dari bambu tersebut menjadi berhenti. Kemudian
berdampak pada penjualan yang terus menurun, hingga akhirnya membuat para
pengrajin bambu beralih menjadi petani dan juga buruh guna melanjutkan hidup
mereka.
Dalam Pendidikan agama pun disana telah terdapat beberapa madrasah yang
memberikan Pendidikan agama formal terhadap anak anak, dimana dalam
madrasah tersebut juga langsung di beri materi oleh seseorang yang memang
sudah memiliki ilmu yang mempuni dan juga sesuai, dan tidak ada Batasan usia
untuk mengeyam Pendidikan di madrasah tersebut. Hanya saja mayoritas
masyarakat yang masih sekolah agama tersebut adalah anak-anak.
B. Trends Analysis
Perubahan keadaan masyarakat di Kampung Cirungki RW 04 Desa
Hegarmanah, Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung Jawa Barat yang paling
menonjol dan yang paling berpengaruh terhadap keadaan masa kini dan masa
yang akan datang adalah perubahan pada status pekerjaan mereka.
Jika dilihat dari perkembangan zaman sekarang dan mengikuti trend yang ada,
maka cara pemasaran produk bamboo tersebut menggunakan cara penjualan
secara online melalui berbagai akun media sosial. Kemudian, electronic
commerce pun dapat menjadi salah satu solusi pemasaran yang mana dapat
mendongkrak dari penjualan bambu yang sudah menurun karena pandemi yang
belum berakhir.
Oleh karena itu, manfaat dari trend analisis yaitu untuk mengetahui kondisi
masa mendatang atau meramalkan kondisi masa mendatang yaitu dengan melihat
perubahan-perubahan yang paling berpengaruh terhadap keadaan masyarakat dari
masa kini serta kecenderungan kedepannya. Apalagi dengan adanya trend analys
di kampung Cirungki akan memperbaiki kekurangan yang masih harus diperbaiki
supaya lebih baik dimasa yang akan datang.
C. Seasonal Calender
Kehidupan masyarakat sedikit banyak dipengaruhi oleh pola atau dasar
kegiatan yang sama dan berulang dalam siklus tertentu. Misalnya pada masyarakat
pedesaan kehidupan sosial ekonomi sangat dipengaruhi oleh musim-musim yang
berkaitan dengan aktivitas pertanian seperti musim tanam, musim panen, musim
hujan dan musim kemarau.
Padi menjadi tanaman mayoritas yang ditanam oleh para petani. Hal ini
dikarenakan Kampung Cirungki berada di bawah kaki gunung sehingga masih
banyak lahan pesawahan yang membentang disekitarnya. Biasanya para petani
memanen padi tiga kali dalam setahun jika hama tidak mengganggu hasil panen
para petani.
Padi yang telah di panen akan melalui beberapa proses sebelum menjadi beras,
biasanya masyarakat akan membagi menjadi dua bagian baik ada beras yang di
jual dan juga ada beras yang di konsumsi dalam sehari hari, guna menghemat
pengeluaran keuangan,
Lalu yang kedua adalah kacang tanah, kacang tanah memiliki waktu panen
yang berbeda dengan padi dan jagung dimana kacang tanah di lihat dari bibit nya
terlebih dahulu, jika bibit kacang tanah unggul maka jangka waktu panen nya
adalah 3 bulan dan jiga bibit kacang tanah yang biasa atau kurang unggul maka
akan di panen pada bulan ke 5 dimana dalam pemanfaatan nya pun tidak jauh dari
tananam tanaman sebelum nya.
Yang terakhir adalah tanaman timun, timun ini memiliki waktu panen yang
cukup singkat jika di olah dan di rawat dengan baik, dimana jangka waktu panen
timun adalah 1 hingga 2 bulan kedepan. Jika di lihat dari beberapa tanaman diatas,
jangka waktu panen pada timun ini dapat di bilang cepat dan berbeda jauh dengan
tanaman sebelum nya.
D. Diagram Venn
Dalam sebuah daerah baik itu perkampungan maupun perkotaan pasti di
dalamnya terdapat sebuah organisasi masyarakat (orgamas). Orgamas ini
merupakan organisasi masyarakat yang terdapat disuatu daerah yang berguna
sebagai wadah penyalur aspirasi masyarakat, wadah pemberdayaan masyarakat,
dan juga sarana untuk mewujudkan tujuan masyarakat. Selain itu orgamas ini
berfungsi sebagai wadah penyaluran kegiatan masyarakat, wadah pembinaan dan
pembangunan masyarakat. Pada intinya orgamas ini memiliki peran yang sangat
penting didalam suatu daerah, yakni bertujuan untuk membantu semua yang
berhubungan dengan masyarakat, termasuk di Kampung Cirungki RW 04 ini.
Orgamas yang ada di Kampung Cirungki ini antara lain:
1. Kelompok Tani
Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk
atas dasar kesamaan kondisi lingkungan dan keakraban untuk peningkatan
pengembangan usaha. Kelompok tani sebagai pelaku utama menjadi salah satu
kelembagaan pertanian yang berperan penting dan menjadi ujung tombak dalam
pembangunan pertanian.
Kelompok tani merupakan sebuah lembaga yang menyatukan para petani
secara horizontal dan dapat dibentuk beberapa unit dalam satu desa, bisa
berdasarkan komoditas, areal tanam pertanian dan gender (Syahyuti, 2007).
Kelompok tani didefinisikan sebagai sebuah kelembagaan di tingkat petani yang
dibentuk untuk mengorganisasikan para petani dalam menjalankan usaha taninya
(Hermanto dan Swastika, 2011).
Kelompok tani pada hakikatnya adalah untuk menggerakkan sumber daya
manusia petani. Pembinaan kelompok tani berperan dalam meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan petani (Thomas, 2008). Kelompok tani akan
membantu petani yang tergabung dalam keanggotaan untuk memfasilitasi segala
kebutuhan mulai dari pembelian sarana produksi sampai penanganan pascapanen
dan pemasarannya (Hariadi, 2011).
Begitupun kondisi kelompok tani yang ada di Kampung Cirungki,
kelompok tani ini di ketuai oleh Bapak Maman warga dari RT 01. Adanya
kelompok tani di Kampung Cirungki yakni karena mayortitas warga Kampung
Cirungki ini bermata pencaharian sebagai petani, oleh karenanya organisasi
kelompok tani ini hadir di Kampung Cirungki. Para petani merasa beruntung
dengan adanya organisasi kelompok tani ini, karena para petani merasa terbantu
dengan adanya kelompok tani ini yang dapat memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan
dalam pertanian seperti pupuk, benih, dan juga alat-alat yang berkaitan dengan
pertanian.
2. Ibu PKK
PKK adalah kepanjangan dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. Istilah
PKK ini sudah begitu luas dan biasanya diasosiasikan dengan perkumpulan ibu-
ibu yang memiliki berbagai kegiatan postif. Oleh karenanya sering kita jumpai
dan sering dinamakan Ibu PKK. Ibu PKK adalah organisasi kemasyarakatan yang
bertujuan untuk memberdayakan perempuan. Contohnya seperti mengadakan
kegiatan pelatihan UKM (Usaha Kecil Menengah), posyandu, pengajian, sampai
seminar-seminar kecil mengenai kesehatan reproduksi, KB (Keluarga Berencana),
KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga), dan kesehatan anak.
Organisasi ibu PKK yang ada di Kampung Cirungki ini baru saja terbentuk
dan dibuat kepengurusannya, karena kebetulan pada saat itu di Kampung Cirungki
baru saja pergantian RW 04, oleh karenanya kepengurusan Ibu PKK Kampung
Cirungki ini pun baru dibuat. Organisasi Ibu PKK ini di ketuai oleh ibu Ida yang
bertempat tinggal di RT.04, dan organisasi Ibu PKK yang ada di Kampung
Cirungki ini belum mempunyai program-program yang bisa dilakasanakan. Jadi
Ibu PKK Kampung Cirungki ini belum bisa melaksanakan kegiatannya karena
organisasi ini yang baru dibentuk. Sehingga program yang sering dilaksanakan
yaitu kegiatan posyandu selama satu kali dalam satu bulan.
Hadirnya organisasi Ibu PKK di Kampung Cirungki ini tentunya akan
sangat bermanfaat untuk masyarakat Kampung Cirungki, dengan harapan bisa
meningkatkan kesejahteraan keluarga warga Kampung Cirungki.
3. DKM (Dewan Kemakmuran Masjid)
DKM adalah pengurus yang memegang amanat untuk menjalankan
administrasi dan manajemen Kemasjidan sebagai sebuah organisasi yang bertugas
memakmurkan masjid (Ahmad Yani, 2007 :16). Peran DKM di lingkungan
masyarakat tentunya sangat bermanfaat, karena dengan adanya DKM di
lingkungan masyarakat, perilaku masyarakat sedikitnya lebih terarah. Contohnya
masyarakat bisa lebih rajin beribadah ke masjid, selain itu dapat mengayomi
masyarakat dalam setiap kegiatan peribadatan sehingga kegiatan keagamaan
menjadi lebih baik lagi. Hanya saja di Kampung Cirungki ini tidak memiliki
struktur DKM yang tetap, atau dalam kata lain fleksible. Siapa saja bisa menjadi
ketua DKM. Hanya saja, biasanya ketua DKM ini dipegang oleh Ustadz yang
biasanya mengajar mengaji kepada anak-anak.
4. Karang Taruna
Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna
merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas
dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
khususnya generasi muda di wilayah Desa/ Kelurahan atau komunitas sosial
sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.
Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah
pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya
mengembangkan kegiatan ekonomi produktif dengan pendayagunaan semua
potensi yang tersedia di lingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber
daya alam yang telah ada.
Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada
Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga di mana telah pula diatur tentang
struktur pengurus dan masa jabatan di masing-masing wilayah mulai dari Desa/
Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi
organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna
baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
Organisasi karang taruna yang ada di Kampung Cirungki di ketuai oleh Teh
Indri salah satu warga dari RT 01. Selain organisasi Ibu PKK yang baru terbentuk
kepengurusannya, ternyata karang taruna Kampung Cirungki pun baru juga
terbentuk kepengurusannya. Jadi karang taruna ini belum mempunyai program-
program kegiatannya. Namun semasa mahasiswa sedang melaksanakan praktek
lapangan selama satu bulan di Kampung Cirungki, peran karang taruna sangat
terlihat, mereka selalu ikut andil terlibat membantu dalam segala hal dan kegiatan.
Jika melihat dari kegiatan-kegiatan karang taruna sebelumnya. Kegiatan
yang dilakukan karang taruna Kampung cirungki ini tidak jauh beda dengan
karang taruna lainnya, seperti dalam momen pelaksanaan agustusan karang taruna
selalu terdepan untuk andil dalam pelaksanaan kegiatannya. Kegiatan yang
diadakan yakni seperti karnaval, lomba-lomba agustusan seperti balap karung,
sepakbola, panjatpinang, dan lainnya.
Namun dibalik semua itu karang taruna Kampung Cirungki ini dari tahun
ke tahun hanya aktif ketika ada momen-momen tertentu saja, seperti aktif dalam
kegiatan agustusan. Padahal jika dilihat dari tugas dan fungsi karang taruna ini
sangat luas, tidak hanya terpatok ketika hanya ada momen-momen tertentu saja.
Ini membuktikan bahwa harus terus diperbaiki lagi tingkat keaktifan pemuda
karang taruna Kampung Cirungki ini karena masih banyak yang bisa di lakukan
oleh karang taruna selain aktif dalam kegiatan agustusan saja.
Dengan melihat kekurangan-kekurangan karang taruna diatas, ini menjadi
pekerjaan rumah yang sangat besar untuk karang taruna Kampung Cirungki, yaitu
bagaimana caranya supaya bisa melaksanakan sesuatu sesuai dengan tugas dan
fungsi karang taruna itu sendiri dengan cara memperbaiki internal dan juga
sumber daya manusianya supaya bisa memahami secara mendalam tentang arti
karang taruna. Dengan begitu harapan yang muncul yakni karang taruna ini
kedepannya bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan tugas dan fungsinya,
juga bisa bermanfaat untuk masyarakat Kampung Cirungki.
5. Bidang Kesenian Reak (Dog-Dog)
Komunitas terakhir yang ada di Kampung Cirungki adalah kesenian reak
atau biasa disebut dog-dog. Selain beberapa organisasi yang ada di Kampung
Cirungki, terdapat juga komunitas kesenian reak yang biasa di ramaikan oleh
warga Kampung Cirungki khususnya RT 01. Kesenian reak ini biasanya tampil di
acara-acara seperti khitanan, acara ulang tahun, dan pernikahan.
Jika melihat kepada sejarahnya, banyak yang berpendapat tentang keaslian
seni reak ini. Ada yang berpendapat bahwa reak pertama kali dipertunjukan pada
masa Kerajaan Pajajaran sebagai sindiran kepada Majapahit.
Pendapat lain menyatakan bahwa reak dibawa oleh masyarakat Ponorogo
pada abad 17 ke Jabar di zaman Kesultanan Cirebon. Lantaran kata "reak" sendiri
dipercaya merupakan adaptasi bahasa dari "reog".
Versi lain menyebutkan reak berasal dari Bahasa Arab yakni "riyyuq" yang
berarti sempurna. Lalu berasal dari kata "leak" yakni merupakan simbol kekuatan
jahat dalam tradisi Hindu di Bali.
Dalam pergelarannya, reak menyertakan seperangkat instrumen etnik sunda
seperti dogdog, kendang, calung, suling dan lainnya. Instrumen tersebut
ditabuhkan hingga menciptakan komposisi irama yang ritmis juga mistis.
Pada intinya grup kesenian reak yang ada di Kampung Cirungki ini bukan
semata-mata hanya untuk permainan belaka, tetapi memang dalam rangka untuk
terus melestarikan budaya kesenian yang sudah ada.
Berikut adalah beberapa organisasi masyarakat (orgamas) yang ada di
Kampung Cirungki, yang mana orgamas-orgamas diatas sebagai wadah untuk
penyaluran kebutuhan masyarakat dan tentunya bisa bermanfaat untuk
masyarakat Kampung Cirungki.
E. Linkage Diagram
Masyarakat Kampung Cirungki RW 04 jika dilihat berdasarkan dari alur
system yang bekerja di masyarakat kebanyakan dalam menjalani kehidupan
sehari-harinya dihasilkan dari hasil produksi pengrajin bambu dan juga petani.
Berdasarkan informasi yang didapatkan selama praktik terhadap kesibukan
masyarakat di Kampung Cirungki ini yakni terfokus kepada produksi kerajinan
bambu dan juga petani.
Jika menilik dari sejarah pada awal mula sebelum virus corona menyerang
masyarakat bumi. Kampung Cirungki ini dikenal dengan pengrajin bambunya,
mereka bisa menjalani kehidupan sehari-harinya berdasarkan penghasilan yang
didapat dari produksi kerajinan bambu. Berdasarkan informasi yang di dapat
pemasaran kerajinan bambu ini sudah meluas ke berbagai daerah bahkan hingga
keluar pulau jawa. Adapun hasil dari kerajinan tangan dari bambu ini bermacam-
macam seperti gelang, kalung, gantungan, kunci dan hiasan-hiasan lainnya.
Namun dibalik semua itu semenjak virus corona menyerang belahan bumi pada
awal tahun 2020 hingga sekarang, berdampak besar bagi perekonomian Kampung
Cirungki ini, masyarakat setempat merasa dirugikan dengan adanya virus corona
yang menyebar luas, karena berdampak kepada terhentinya secara total usaha
produksi kerajinan tangan dari bahan bambu yang mana kerajinan bambu ini
sangat berpengaruh terhadap perekonomian warga. Terhentinya usaha tersebut
salahsatunya karena diakibatkan oleh sumber-sumber pemasaran kerajinan bambu
ini terputus seperti tempat-tempat wisata, sehingga menyebabkan tidak adanya
pemasukan dari hasil produksi kerajinan ini yang menyebabkan usaha kerajinan
pun terhenti.
F. Livelihood Analysis
Penduduk adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal di suatu tempat
dalam kurun waktu yang cukup lama. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya
manusia berupaya untuk dapat bertahan hidup dengan melakukan berbagai
aktivitas (kegiatan) yang berhubungan dengan aspek ekonomi disesuaikan dengan
kondisi geografisnya masing-masing.
Dari table diatas dapat dilihat bahwasanya, mata pencaharian yang ada di
Kampung Cirungki sangat beragam, mulai dari petani sawah 50%, pengrajin
bambu 30%, dan sisanya peternak domba, pedagang, buruh pabrik, dan buruh
bangunan sebesar 5%.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwasanya mata pencaharian
sebagai petani dan pengrajin bambu yang ada di Kampung Cirungki merupakan
jumlah terbesar atau terbanyak. Jumlah tersebut bisa terbanyak karena kondisi
masyarakat di Kampung Cirungki ini mempunyai potensinya masing-masing di
bidang pertanian dan juga pengrajin bambu.
Masyarakat Kampung Cirungki bekerja sebagai petani ini bukan hanya sekedar
untuk mendapatkan upah saja, tetapi masyarakat Kampung Cirungki ini harus
memikirikan juga bagaimana caranya supaya persawahan yang mereka kerjakan
itu bisa berkualitas hasilnya dan menghasilkan padi yang baik. Masyarakat harus
terus melihat perkembangan sawahnya dari waktu ke waktu agar hasil yang
didapatkan bisa maksimal. Usaha yang dilakukan tersebut karena selain dilihat
dari nilai kebutuhannya, tanaman padi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Seperti sudah diketahui oleh masyarakat, harga nilai jual beras sangatlah tinggi
dan pasti laku dipasaran, tidak mungkin tidak laku. Oleh karenanya para petani
Kampung Cirungki harus menjamin kualitas padi yang dihasilkan agar dapat
bernilai ketika dipasarkan.
Secara umum proses menanam padi yang baik dan benar agar bisa
mendapatkan kualitas padi yang baik yakni ada beberapa tahap, yaitu: persiapan
media tanam, pemilihan bibit, persemaian, penanaman, perawatan lahan,
pencegahan hama dan penyakit, dan pemanenan.
Ketika sudah memasuki musim panen, hasil panen padi biasanya dipasarkan
kepada: 1). Saluran pemasaran pertama, petani menjual gabah ke pedagang
pengumpul sebagai kaki tangan pedagang kongsi. Dari pedagang pengumpul,
gabah ditampung, dikelompokan menurut jenis varietas dan disalurkan oleh
pedagang kongsi ke pedagang kilang. Dari pedagang kilang, gabah mulai
mengalami perlakuan meliputi proses pengeringan, penggilingan dan grading
beras. Beras yang telah dikemas dan diberi label selanjutnya disalurkan ke
pedagang grosir. Dari grosir disalurkan ke pengecer-pengecer untuk dijual ke
konsumen. 2). saluran pemasaran kedua, petani menjual gabah ke pedagang
pengumpul yang merupakan kaki tangan pemilik penggilingan desa. Di
penggilingan desa, gabah mengalami proses pengeringan, penggilingan dan
grading beras. Selanjutnya beras dikemas dengan tanpa diberi label dan disalurkan
ke pengecer desa untuk dijual ke konsumen. Mayoritas petani (85%) menempuh
saluran pemasaran pertama dan sisanya (15%) menempuh saluran pemasaran
kedua.
Saat ini simping tidak hanya di produksi di Purwakarta, tetapi juga di daerah
lain seperti Karawang dan lainnya termasuk di daerah Kampung Cirungki ini yang
memproduksi makanan simping tepatnya di wilayah RT 02. Produksi simping di
wilayah RT 02 ini bukan produksi kecil lagi karena Alhamdulillah sudah ada
pabrik nya juga yang terbangun meproduksi makanan simping ini. Dengan adanya
pabrik simping ini sedikitnya bisa membantu perekonomian warga sekitar, warga
yang menganggur sedikitnya terbantu bisa mendapatkan penghasilan dengan bisa
bekerja dipabrik simping tersebut walaupun penghasilan yang didapat tidak begitu
besar.
G. Daily Lifes
Kampung Cirungki RW 04 ini merupakan salah satu kampung yang berada di
Kabupaten Bandung, provinsi Jawa Barat. Lebih tepatnya, kampung ini berada di
Desa Hegarmanah Kecamatan Cikancung. Posisi kampung ini terletak hampir di
ujung kabupaten Bandung bagian timur. Pun, kehidupan masyarakat disana
sangatlah beragam, seperti ada yang bertani, membuat kerajinan dari bamboo,
pedagang, dan lain sebagainya.
Hal ini terlihat dari aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat dari mulai
matahari terbit hingga matahari tebenam. Aktivitas tersebut berupa kegiatan
bercocok tanam, menanam padi, membajak sawah, memelihara kerbau, pengajian
rutinan, belajar mengaji anak-anak ba’da maghrib, membuat kerajinan dari
bamboo seperti gantungan kunci, pena untuk menulis dan ada pula yang membuat
makanan tradisional seperti simping. Masyarakat disana pun selalu melaksanakan
gotong royong membersihkan lingkungan sekitar selama satu minggu satu kali.
a. Bercocok tanam
Selama pandemi, mau tidak mau, banyak orang yang harus berdiam di
rumah, begitupun yang terjadi pada sebagian masyarakat di kampung Cirungki
ini. Salah satu hobi yang sekarang banyak dilakukan adalah termasuk bercocok
tanam di rumah atau urban farming. Masyarakat disana menyebutkan bahwa
bercocok tanam merupakan kegiatan waktu luang yang sangat menyenangkan
serta memiliki beragam manfaat, apalagi di masa pandemi sekarang ini. Banyak
orang melirik potensi kegiatan bercocok tanam sebagai hobi baru bahkan tak
jarang dijadikan sumber penghasilan baru. Kebanyak yang menjalani kegiatan ini
adalah ibu-ibu rumah tangga, karena selain mereka memiliki banyak waktu luang,
pun bisa sedikitnya membantu perekonomian keluarga dengan cara menjual
kembali hasil tanaman yang sudah dirawatnya.
Masyarakat yang melakukan kegiatan bercocok tanam ini kebanyakan
masyaakat yang berada di RT.01 kampung Cirungki, menurut ibu Cucu, salah satu
warga RT.01 yang melakukan kegiatan bercocok tanam ini menyebutkan bahwa
mereka pun membuat pupuk/ kompos sendiri untuk bercocok tanam dengan
menggunakan sampah organik yang telah terpakai di rumah.
b. Bertani
d. Pengajian Rutinan
H. Village Map
Secara keseluruhan, luas desa Hegarmanah, Cikancung ini mencapai 320,9 Ha,
dengan jumlah penduduk sebanyak 12.874 jiwa dan kepadatan sebesar 4.011
jiwa/km². Desa Hegarmanah artinya adalah “Hegar” istilah bahasa sunda diartikan
atau dimaknakan Bersih, Asri, Bebas, dan enak dipandang baik wilayah Desa serta
Masyarakatnya yang menuju kepada masyarakat Tenteram, Adem, Ayeum, dan
Kerta Raharja (bahas Sunda). sedangkan “Manah” Artinya hati atau bisa
diistilahkan juga sebagai kata rasa jadi masyarakat Desa Hegarmanah bila
diartikan secara keseluruhan adalah Desa yang masyarakatnya mempunyai hati
bersih dan tulus untuk menuju kepada masyarakat yang Adil, Makmur, Tenteram,
Lohjinawi. Bisa dijadikan kepercayaan serta keterbukaan dalam segala bidang,
baik Sosial, Budaya, Ekonomi, seni, dan Agama yang Religius. dan masyarakat
yang bisa merasakan perasaan orang ke orang lain.
Hampir setengah dari 250 Kepala Keluarga di Kampung Cirungki RW.04 ini
berprofesi sebagai pembuat suvenir olahan dari bamboo seperti gantungan kunci,
pulpen, gelang dan kalung. Di Kampung Cirungki, membuat suvenir dari bamboo
sudah menjadi salah satu mata pencaharian warga, tidak heran jika masuk ke
Kampung tersebut, banyak orang dewasa, sampai anak-anak terlihat memangku
sebuah wadah berisi bambu kecil yang telah dipotong-potong.
Sejarah Kampung Cirungki, menjadi pusat pembuatan suvenir ini dimulai dari
tahun 1984 lalu. Dimulai oleh Muhammad Yusuf yang pada awalnya menjadi
pedagang pulpen dari bamboo. Namun, tiba-tiba saja sekitar pertengahan tahun
1984, pemasok pulpen bambu dari Tasikmalaya tidak datang lagi mengirim
barang. Sehingga, membuatnya menjadi kebingungan, akhirnya beliau
memutuskan untuk membuat sendiri pulpen dari bamboo. Dia kemudian mencari
bahan baku untuk membuat pulpen, yakni Bambu Pringgandani, setelah
mendapatkan bahan baku, Yusuf kemudian mencoba membuat pulpen sendiri.
Butuh waktu beberapa bulan baginya untuk bisa membuat pulpeen bamboo
sendiri. Pasalnya, sebelum dibentuk, bamboo harus diolah terlebih dahulu,
sehingga butuh beberapa kali percobaan supaya barang yang dihasilkan
berkualitas.
Itulah kurang lebihnya sejarah mengenai kerajinan dari bamboo yang dibuat
oleh masyarakat kampung Cirungki ini. Berikut akan digambarkan peta wilayah
kampung Cirungki RW.04.
Dapat kita lihat, lokasi wilayah kampung Cirungki RW.04 ini dikelilingi oleh
pohon-pohon bamboo. Adapun gambaran megenai lingkungannya sebagai
berikut:
I. Transect
Kampung Cirungki Sendiri terletak di Desa Hegarmanah salah satu Desa yang
tergabung dalam Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa
Barat. Kampung Cirungki desa Hegarmanah ini terdapat sekurang – kurangnya 4
Rt, yang dimana desa tersebut dominan dengan lahan kosong yang terdapat pohon
bambu dan juga persawahan yang cukup luas melihat cukup banyak warga
kampung tersebut yang bekerja sebagai petani pada saat pandemi ini.
Ketika kita berkunjung ke Kampung Cirungki ini maka pertama kita akan
menjumpai persawahan yang cukup lumayan luas serta sungai lumayan besar dan
panjang, setelah itu beberapa meter maka kita akan menjumpai rumah warga,
posko karang taruna. Di daerah ini jika ditinjau dari segi ekosistemnya serta
kondisi alam lingkungannya maka termasuk daerah yang sehat, hal ini ditandai
dengan adanya faktor-faktor biotik dan abiotik yaitu masih banyak dijumpai
pepohonan hijau dan pohon-pohon besar seperti pohon jati, selain itu ada
rerumputan hijau untuk pakan Kambing, tanah disini sangat subur dan produktif,
Selain itu, sebagian jalan belum ada Penerangan Jalan Umum, ketika malam
datang masih banyak jalan yang gelap. Selain itu permasalahan yang ada di
Kampung Cirungki ini adalah sampah. Sampah yang ada di Kampung Cirungki
ini sudah menggunung bahkan menimbulkan bau yang tidak sedap. Sehingga
apabila hal ini dibiarkan akan berdampak pada Kesehatan masyarakat di Kampung
Cirungki. Tumpukan sampah ini berada di ujung batas wilayah kampung
Cirungki, yaitu di ujung RT 01, dan ujung RT 04. Sehingga apabila kita memasuki
kampung cirungki ini akan disuguhi dengan pemandangan sampah yang tidak
menenakkan. Walaupun, Ketika kita masuk wilayah Cirungki dari RT 01, maka
kita akan disuguhi oleh hamparan pemandangan sawah yang indah serta
menyejukkan mata.
Fokus Pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bahkan dari
manusia di dalam kandungan sampai liang lahat. Di RW 04 rata-rata adalah
lulusan SD, SMP dan SMA, Jarang sekali yang meneruskan ke tingkat perguruan
tinggi. Sehingga, pemuda yang baru saja lulus dari bangu SMP, maupun SMA
biasanya memilih untuk bekerja di pabrik dibandingkan dengan melanjutkan
Pendidikan ke jenjang Universitas.
Fokus Peribadahan. Masyarakat di Kampung Cirungki mayoritas adalah
Muslim, setiap hari anak-anak Kampung Cirungki ini mengaji ke mesjid, sama
hal nya seperti anak-anak, bapak-bapaknya pun turut ikut hadir di pengajian
rutinan yang ada di setiap RT. Baik itu RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04.
Pemetaan sosial dilaksanakan beberapa hari yaitu pada tanggal 8-9 Juni 2021.
Pemetaan Sosial ini dilakukan siang-sore hari yang berlokasi di rumah setiap RT
(door to door), dimulai dari RT 01,02,03 dan 04 yang bertujuan untuk mendalami
informasi dan masalah sosial yang terjadi pada masyarakat Kampung Cirungki.
Proses Pemetaan Sosial dilanjutkan pada hari berikutnya tanggal 9 Juni 2021
bersama Karang Taruna yang berlokasi di Posyandu RW.04.
Merujuk pada definisi diatas maka pemetaan sosial yang dibuat oleh warga
Cirungki terdiri atas:
Pembuatan peta Kampung Cirungki ini dibuat oleh Ketua dan Anggota
Karang Taruna Kampung Cirungki sebagai Organisasi Masyarakat Kampung
Cirungki.
2. Tabel Masalah
No. Masalah
1. Perekonomian
2. Sanitasi Lingkungan
3. Tabel Kebutuhan
No. Kebutuhan
1. Bak Sampah
2. Fasilitas Olahraga
4. Table Potensi
No. Potensi
1. Center souvenir
E. Perencanaan Partisipatif
Perencanaan partisipatif dilakukan sebagai langkah dalam menentukan rencana
kegiatan prioritas berdasarkan hasil tindak lanjut dari pendekatan dan pendalaman
kepada warga RW 04 Kp. Cirungki, Desa Hegarmanah, Kec. Cikancung, Kab.
Bandung untuk mengembangkan program penanggulangan sosial baik jangka
pendek, menengah, maupun jangka panjang. Adapun program yang
dikembangkan yaitu berdasarkan hasil kajian masalah (kebutuhan dan analisa
potensi) dalam pemetaan sosial secara swadaya ialah Program Minggu Bersih dan
Olahraga (volly, dan futsal) yang rutin di laksanakan setiap satu minggu sekali.
F. Sinergi Program
Setelah perencanaan partisipatif selesai dan akhirnya menempatkan karang
taruna sebagai orgamas di wilayah tersebut dalam menjalankan berbagai program
yang telah di sepakati bersama. Langkah yang dilakukan selanjutnya ialah
membangun koordinasi dengan pihak RW setempat dan membicarakan program-
program yang telah dicanangkan bersama dengan pihak karang taruna. Hasil
koordinasi dengan pihak RW mengatakan bahwa persoalan yang begitu kompleks
ialah mengenai sampah, yang semakin hari permasalahan tersebut menimbulkan
keresahan terhadap masyarakat sekitar sehingga perlu di atasi segera. Dan
diharapkan pemerintah cepat tanggap untuk turun tangan mengatasi hal tersebut
sehingga dapat ditangani oleh berbagai Instansi terkait di wilayah Cirungki.
Dalam sinergi program ini karang taruna menggarap proposal sesuai arahan
dari pihak kecamatan yang menyatakan perlu ada dokumen tertulis untuk
menangani permasalahan tersebut. Dalam hal ini kelompok PLT dan pihak karang
taruna saling bahu membahu dalam menyelesaikan proposal serta membangun
koordinasi dengan berbagai stakeholder di wilayah RW 04 Kp. Cirungki Hingga
kemudian hasil akhir proposal tersebut akhirnya disepakati bersama serta di
tandatangani oleh pihak RW dan juga Desa setempat untuk kemudian hasilnya
diserahkan ke pihak Kecamatan Cikancung.
Gambar 19 Sinergi Program Dengan Kecamatan Cikancung
G. Pelaksanaan Program
Pada tahap ini semua pihak terlibat dalam kegiatan pelaksanaan program sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing panitia. Relawan diarahkan oleh
pokja untuk mengisi pos-pos seksi yang sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Nilai-nilai luhur kemanusiaan dalam bentuk sikap gotong royong, jujur,
peduli, tanggungjawab dan sebagainya diimplemen-tasikan bersama pada tahap
ini. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi baik secara lisan dan tulisan. Secara lisan
dapat dilakukan secara face to face atau melalui pengumuman pengeras suara
milik masyarakat seperti dari masjid atau mushola oleh tokoh masyarakat dan atas
persetujuan bersama. Secara tulisan dapat berbentuk surat, leaflet atau spanduk,
papan proyek dll.
a. Penyaluran Donasi
Program penyaluran donasi ini disalurkan kepada beberapa madrasah
yang ada di Kp.Cirungki karena masih kurangnya kelengkapan media untuk
belajar seperti iqro, qur’an dan alat tulis lainnya. Maka dari itu diadakannya
donasi untuk membantu memudahkan anak-anak yang belajar mengaji di
madrasah tersebut. Dan menumbuhkan semangat bagi anak-anak yang
sekolah mengaji di madrasah tersebut.
d. Pengajuan Proposal
Pengajuan proposal ini dilakukan sampai kepada tingkat kecamatan
atas kerjasama karang taruna, dengan harapan terealisasinya program-
program yang telah dirancang diantaranya:
• Pengalih fungsian lahan yang tadinya dipakai sebagai tempat
pembuangan sampah menjadi mini garden
• Mengadakan petugas sampah
• Mengajukan bantuan dana kepada kecamatan terkait alat-alat dan
transportasi untuk pengangkutan sampah
• Menyediakan lahan untuk tempat pembuangan sampah sementara
• Membangun gerakan untuk membuat ekobrik
• Mengadakan penyuluhan sampah
BAB V
Terdapat potensi yang sudah jelas terlihat di Kampung Cirungki ini, yaitu
kerajinan bamboo. Hanya saja saat ini semua pengrajin gulung tikar akibat adanya
pandemic covid-19. Oleh karena itu, sangat sulit untuk membangkitkan
perekonomian masyarakat melihat kondisi yang sampai saat ini belum pulih.
Disamping itu, terdapat permasalahan yang ada di Kampung Cirungki, yaitu
adanya tumpukan sampah yang sudah menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sampah tersebut tidak diangkut ataupun diolah. Maka dari itu, perlu adanya
gagasan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sehingga kami mahasiswa
PLT Kelompok 2 memfokuskan pada menyelesaikan permasalahan sampah.
Permasalahan ini akan berdampak pada Kesehatan lingkungan dan masyarakat.
Sehingga, apabila tidak dilaksanakan akan menimbulkan masalah baru di
masyarakat.
B. Saran
Untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Kampung Cirungki, maka perlu
adanya kesadaran dari setiap masyarakat agar mau mengolah sampah sebelum
pada akhirny aharus dibuang. Hal ini dikarenakan sampah dapat memberikan
pemasukan kepada kita apabila kita mmapu untuk mengolahnya. Kemudian
terkait dengan proposal pengalihfungsian lahan dan pengadaan sampah, hal
tersebut tidak akan terlaksana apabila dari elemen masyarakat dan birokrasi tidak
bekerjasama secara tulus. Selain itu, sebelum dilaksanakannya kegiatan, maka
perlu adanya wilayah sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS), kemudian
dibentuk Kelompok Kerja (Pokja), serta Koordinator Kegiatan. Itulah sekiranya
pondasi awal yang harus dilaksanakan sebelum kegiatan pengalihfungsian lahan
tersebut.
Kemudian, untuk pihak Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan
jajarannya, dapat mempertimbangkan Kembali terkait teknis pelaksanaan
kegiatan PLT ini. Seharusnya, Kegiatan PLT ini dilaksanakan secara sustainable
(keberlanjutan). Artinya, Ketika suatu wilayah sudah digarap oleh suatu kelompok
di tahun ini, maka diharapkan dilanjutkan oleh adik tingkat di tahun sebelumnya.
Hal ini dimaksudkan agar permasalahan, kemudian pemetaan sosial, program
yang belum terlaksana agar dilaksanakan oleh peserta PLT di tahun selanjutnya.
Sehingga, kegiatan PLT ini bisa memberdayalan masyarakat dari nol sampai
berdaya. Jangan sampai kita seperti air di daun talas yang tidak meinggalkan jejak.
Minimal, jejak kita harus seperti jejak kucing apabila kakinya basah, yang
memang terlihat dengan jelas napak tilas perjuangannya.
LAMPIRAN
Kegiatan Posyandu RW 04
PENYUSUN
Devi Nurfaidah
Ijah Safitriningsih
Istiti Rohmawati
Maxsi Ardiansyah
Melly Arofi
Zamzam
Selain itu kesan yang saya dapatkan ketika plt adalah saya merasa senang dengan
teman-teman kelompok saya ini karena saya merasa nyaman untuk berbaur dalam
segala sesuatunya. Seperti sudah menjadi keluarga sendiri karena merasa satu
frekuensi. Semoga teman-teman kelompok 2 selalu diberikan kesehatan dan bisa
sukses suatu saat nanti.
Pesan : Pesan saya kali ini adalah untuk warga Kampung Cirungki, semoga warga
Kampung Cirungki bisa melewati dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan
di daerah tersebut dengan semangat gotong royong demi mewujudkan masyarakat
yang sejahtera.
Nama: Devi Nurfaidah
Pesan: Gagal adalah masalah kecil, Namun putus asa adalah masalah yang besar.
Maka tetaplah berjuang untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia
lainnya, diiringi dengan rasa syukur yang selalu ditanam dalam jiwa agar keputus
asaan tidak pernah singgah dalam diri kita.
Nama : Fatya Ayu N'dari
Tapi gapapaa Thanks for all members PLT 2 Cirungki see u on top guys ✨
Nama : Ijah Safitriningsih
TTL :Bandung 04 April 1999
Pesan :Tidak mudah dalam bermasyarakat, maka dari itu berikan kesan yang baik
dan tetap jaga akhlak yang baik itu yang utama. Tidak ada guna ilmu setinggi
apapun bila tidak berakhlak dan beradab. Karena adab itu mendahului ilmu,
akhlak itu mengungguli kecerdasan _felix Siauw_
Nama: Imas Siti Jubaedah
Pesan: You have to know between rights and responsibility. You have know
between priorities and not priorities. When you believe you will succeed, then you
succeed, but when you doubt, it’s a sign that you have failed.
Nama : Istiti Rohmawati
Pesan : Semoga dari apa yang kita dapatkan selama satu bulan dalam praktik
lapangan terpadu ini, bisa kita jadikan sebagai langkah awal kita menjadi seorang
pemberdaya yang mampu menerjang segala sesuatu yang ada didepan kita,
sebagaimana yang disampaikan oleh pak Ronaz bahwa peselancar yang hebat tidak
pernah takut akan rendah atau tingginya gelombang air. Semangat dan sukses selalu
untuk kita semua.
Nama : Melly Arofi
Kesan: Banyak pengalaman serta moment menarik yang tidak akan terlupakan
selama menjalani PLT. Berada di tengah-tengah masyarakat dalam berbagai
problematika dan dinamika yang ada di lapangan, sangat memberikan pelajaran
secara nyata sebagai tolak ukur sejauh mana pembacaan realitas sosial kita.
Pesan : “Apa yang kau tanam, itu yang akan kau tuai” maka tanamlah hal-hal baik
disekitarmu, maka kelak kau akan mendapatkan hasil yang baik pula☺. Selalu
ingan dengan Firman Allah SWT “Faidzaa Ázamta Fatawakkal Ála Allah”, apabila
kau sudah berazzam, maka bertawakkal lah kepada Allah SWT. Sesungguhnya
Allah adalah Sang Maha diatas segalanya.
Nama : Zam Zam
selama PLT pun warga Desa Hegarmanah pun sangat baik, sopan dan selalu
memperhatikan kami semua selaku mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan
praktek lapangan terpadu ini, kenyamanan di posko tempat kami tinggal pun sangat
terasa dan membuat kami semua berat untuk meninggalkan posko tersebut.
Pesan : pesan saya untuk desa Hegarmanah ini semoga apa yang kita semua
harapkan dan cita citakan semoga tercapai dengan maksimal, beberapa program
masyarakat yang ingin di laksanakan tercapai juga, masyarakat semakin aktif dalam
memberdayakan lingkungan baik dari segi sosial dan juga alam serta menjadi kan
desa yang luar biasa dari segala bidang.
Nama: Taufiq Nurul Hidayatullah