Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BERBASIS KEARIFAN LOKAL

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

NAMA:

1.RIRIN ADE MARLINA


2.TESA APRIANI
3.DAYANG SARI
4.PUTRI PERMATA SARI
5.LUSI ANDESTA
6.AUFAR RAZAN PANGESTU
7.AMPRIANTO
8.BAGAS APRIANTO

GURU PEMBIMBING:
AMIR MUFTI,Sp.d

UPT SMAN 4 MUSI BANYUASIN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMBERDAYAAN
KOMUNITAS BERBASIS KEARIFAN LOKAL”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran SOSIOLOGI di SMA Negeri 1 Plakat Tinggi.

Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan para pembaca pada
umumnya, Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.

Sidorahayu, 18 Januari 2022

(Kelompok 2)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………

C. TUJUAN…………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….

A.PEMBERDAYAAN KOMUNITAS……………………………………………….

B.KONSEP KEARIFAN LOKAL………………………………………………………

C.STRATEGI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BERLANDASKAN KEARIFAN LOKAL…..

D.PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BERLANDASKAN KEARIFAN LOKAL…….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………

A.KESIMPULAN………………………………………………………………………………………

B.SARAN……………………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..
Bab I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Masyarakat didalam memaknai hakekat hidup, unsur utama adalah berbuat baik dengan
melakukan keseimbangan antara kebutuhan alam dengan kebutuhan kehidupan bersama,
perbuatan baik dicirikan oleh perbuatan baik (soekanto:1998) terhadap sesama manusia
dengan alam sekitar dan tempat tinggal , sehingga tercermin manusia yang berbudi dan
disegani.

Lingkungan hidup merupakan tempat atau wadah kehidupan dari makhluk hidup. (Emil
Salim:2008), segala benda,kondisi,keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang
kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan, hingga terjalin hubungan
yang erat antara lingkungan dengan manusia itu sehari. Agar berjalan dengan harmonis
tentunya dibutuhkan keseimbangan dalam perjalanannya dan apabila terdapat kesenjangan
disalah satu diantaranya maka sulit ditemukan keseimbangan, maka ketergantungan
lingkungan hidup dan manusia merupakan erat kaitannya. Secara ekologi pun, manusia
merupakan bagian dari lingkungan hidup.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat dirasakan ketergantungan masyarakat dengan lingkungan.


Sedikit yang diketahui seperti pemanfaatan sumber daya alam contohnya hutan, memang terlihat alam
dibutuhkan manusia. Dengan ini pemanfaatan yang baik serta perawatan dan penataan kembali, dapat
dikatakan inilah hubungan yang harmonis. Suatu keseimbangan berjalan baik dan dapat berkelanjutan.

Pernahkah sejenak kita merenung dan menyaksikan alam sekitar kita yang semakin hari bukan
semakin baik tapi semakin rusak. Padahal kehidupan manusia semakin maju dan terdidik sementara
dahulu pendidikan barang langka dan mahal. Ironisnya dahulu alam masih terjaga dengan baik jika
dibandingkan sekarang. Salah satu jawabannya adalah kearifan lokal orang dahulu (para nenek moyang
kita). Kearifan lokal merupakan bagian dari sistem budaya, biasanya berupa larangan-larangan yang
mengatur hubungan sosial maupun hubungan manusia dengan alamnya. Kearifan local sendiri berfungsi
untuk menjaga kelestarian dan kesinambungan asset yang dimiliki suatu masyarakat sehingga
masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya dari generasi ke generasi berikutnya, tanpa harus
merusak atau menghabiskan aset tersebut. Oleh sebab itu, kearifan lokal selalu dijadikan pedoman atau
acuan oleh masyarakat dalam bertindak atau berperilaku dalam peraksis kehidupannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Apakah pengertian Kearifan Lokal ?

2. Apa sajakah peranan Kearifan Lokal dalam kehidupan manusia dan lingkungan ?

3. Tantangan-tantangan apa sajakah yang harus dihadapi dalam mewujudkan Kearifan Lokal ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja strategi Pemberdayaan Komunitas.

2.untuk mencari tau tentang apa yang di maksud Kearifan Lokal.


BAB II

PEMBAHASAN

A.PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
Tujuan pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) dinegara-
negara berkembang termasuk Indonesia adalah pembangunan yang berdasar pada Kearifan
Lokal dan Lingkungan. Salah satu bentuk nyata pemerintah dalam mendukung program
tersebut adalah dengan dilakukannya program pembangunan di desa-desa, seperti PNPM
Mandiri(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri),PLP-BK (Pengembangan
Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas), dan sebagainya.

1.Pengertian Pemberdayaan Komunitas


Pemberdayaan komunitas merupakan suatu proses pembangunan di mana masyarakat
berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri
sendiri(Hatu, 2010). Pemberdayaan komunitas dapat terjalin apabila ada partisipasi
antarindividu dalam masyarakat.

Contoh program pemberdayaan komunitas yang ada di masyarakat antara lain, PNPM
Mandiri(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri), LSM(Lembaga Swadaya
Masyarakat),PLP-BK(Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas), Karang
Taruna, penyuluhan, dan berbagai program lainnya. Pemberdayaan komunitas memiliki tujuan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Konsep pemberdayaan komunitas sejatinya lahir sekitar 1960-an. Pemberda-yaan


komunitas yang disebut Community Development adalah sebuah proses pembangunan
jejaringan interaksi dalam rangka meningkatkan kapasitas dari sebuah komunitas, mendukung
pembangunan berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat (United States
Departement of Agriculture dalam Jayagiri,2012).

Menurut Standing Coference for Community Development (2001), pemberdayaan


komunitas adalah bekerja bersama masyarakat sehingga mereka dapat mendefinisikan dan
menangani masalah, serta terbuka untuk menyatakan kepentingan-kepentingannya sendiri
dalam proses pengambilan keputusan (Jayagiri, 2012). Tujuan utama pemberdayaan komunitas
adalah bersama masyarakat untuk bekerja, sehingga masyarakat dapat menemukan dan
mengatasi masalah yang mereka hadapi. Secara umum, pemberdayaan komunitas dapat di
definisikan sebagai proses pembangunan dengan memberdayakan masyarakat dan masyarakat
sendiri yang memulai untuk memperbaiki diri sendiri.
Pemberdayaan menurut Hatu (2010) menunjuk pada kemampuan orang, khususnya
kelompok rentan dan lemah, serta tidak memiliki akses sehingga mereka memiliki kekuatan
atau kemampuan dalam berbagai dimensi kehidupannya. Dimensi-dimensi tersebut adalah
sebagai berikut:

a). Bebas memenuhi kebutuhan

b). Menyangkut sumber-sumber produktif

c). Berpartisipasi dalam proses pem-bangunan dan keputusan-keputusan yang


memengaruhi mereka (Suharto, 2006).

Hal yang paling mendasar dalam pemberdayaan masyarakat dalam masalah sosial
berdasarkan kearifan lokal adalah pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat yang
berdasarkan pada kondisi budaya yang ada di lingkungan masyarakat sekitar. Secara
konseptual, pemberdayaan komunitas adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan (Hatu, 2010).

2.Tujuan dan Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas


Menurut Emmy (2013) tujuan pemberdayaan komunitas adalah sebagai berikut.

a). Peningkatan standar hidup.

b). Meningkatkan percaya diri.

c). Peningkatan kebebasan setiap orang.

Untuk melaksanakan pemberdayaan komunitas dilakukan dengan konsep Community


Based Development (CBD). Ada beberapa karakter utama dalam CBD, yaitu sebagai berikut.

a). CBD berbasis sumber daya manusia.

b). CBD berbasis partisipasi masyarakat.

c). CBD berkelanjutan Emmy, (2013).

Menurut Jayagiri (2012) dalam pemberdayaan komunitas dapat dilihat dari beberapa
sudut pandang. Sudut pandang yang dimaksud ialah sebagai berikut.

a). Pendekatan Deficit Based

b). Pendekatan Strength Based


3. Kelebihan, Kekurangan, dan Kendala dalam Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan komunitas dimasyarakat memiliki pengaruh yang beragam bagi individu,
baik kelebihan maupun kekurangannya. Akan tetapi pemberdayaan secara kelompok memiliki
kelebihan apabila dibandingkan dengan pemberdayaan individu.

a). Kelebihan Pemberdayaan Komunitas

Kelebihan pemberdayaan komunitas terdiri atas beberapa hal berikut ini.

 Memudahkan dalam berkoordinasi antarindividu.


 Antarindividu dapat saling memberikan semangat dan motivasi.
 Mampu meningkatkan kesejahteraan dalam jangka waktu yang panjang dan
berkelanjutan.
 Mampu meningkatkan dan memperbaiki kehidupam masyarakat dan kelompok, baik di
bidang ekonomi maupun sosial.
 Penggunaan sumber-sumber daya alam dan potensi yang ada lebih efektif dan efisien.
 Proses pembangunan lebih demokratis dan aspiratif karena melibatkan banyak orang.

b). Kekurangan Pemberdayaan Komunitas

Kekurangan pemberdayaan komunitas terdiri atas beberapa hal berikut ini.

 Antara satu orang dengan orang yang lain sering terjadi perbedaan pendapat sehingga
memunculkan konflik baru.
 Tingkat partisipasi setiap individu berbeda-beda, sehingga menghambat pembangunan.
 Tingkat sumber daya manusia berbeda-beda.
 Keberhasilan pemberdayaan komunitas bergantung individu yang tergabung di
dalamnya.
 Kurangnya kemampuan masyarakat dalam berkreasi dan kurangnya kapasitas secara
kritis dan logis.
 Kegiatan pemberdayaan selama ini hanya di tujukan pada masyarakat lokal dan
permasalahan sosial saja.
 Ketergantungan sumber dana dari luar (emmy,2013).

c). Kendala dalam Pemberdayaan Komunitas

Kendala dalam pemberdayaan komunitas terdiri atas beberapa hal berikut ini.

 Kurangnya Komitmen dari Masyarakat


 Kendala Perilaku Masyarakat
 Diversifikasi Pola Kehidupan Masyarakat
 Kurangnya Monitoring dan Data yang Berkualitas
 Indikator yang Tidak Tepat
 Kurangnya Koordinasi
 Sistem Administrasi yang Terlalu Birokratis

4. Masyarakat dalam Pemberdayaan Komunitas


Masyarakat sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi dan bersifat
kontinu. Suatu komunitas dalam masyarakat perlu adanya pemberdayaan untuk memperbaiki
kehidupan mereka.

Dalam kehidupan kita sehari-hari di masyarakat sering kita jumpai berbagai


permasalahan terutama ketimpangan sosial. Masyarakat merupakan bagian dari lingkungan
dimana kita hidup, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan penduduk lainnya. Indonesia
merupakan Negara yang terkenal dengan sistem gotong royong, kerja bakti atau saling
membantu apabila tetangga mengalami kesulitan. Sementara itu, kondisi di masyarakat saat ini
ketimpangan sosial sangat terasa. Atas dasar itulah, maka perlu adanya pemberdayaan
komunitas untuk memperkecil ketimpangan sosial. Komunitas merupakan anggota kelompok
masyarakat, organisasi sosial, dan bukan individu yang merupakan satu kesatuan dan saling
berkaitan.

Adanya program pemberdayaan komunitas ini tidak hanya menyangkut masalah fisik
seperti jaringan transportasi, drainase, listrik, pelayanan kesehatan, dan sebagainya, akan
tetapi juga menyangkut masalah nonfisik seperti penanaman nilai-nilai sosial di masyarakat,
seperti sopan santun, kerja keras, disiplin, ulet, dan sebagainya. Pemberdayaan komunitas ini
tidak hanya meliputi penguatan individu anggota komunitas, tetapi juga semua pihak yang
terkait.

B. Konsep Kearifan Lokal


Kearifan lokal merupakan salah satu warisan nenek moyang kita dalam berbagai aspek
kehidupan. Dalam perkembangannya, masyarakat melakukan adaptasi terhadap lingkungan
dengan mengembangkan suatu kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide dan peralatan
yang dipadu dengan norma adat, nilai budaya, serta aktivitas mengelola lingkungan guna
mencukupi kebutuhan hidupnya. Saat ini, banyak kearifan lokal yang dijadikan panutan oleh
masyarakat sekitar.
1. Kearifan Lokal
Kearifan lokal dapat diartikan sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung
kebijakan hidup, pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan
kearifan hidup. Kearifan lokal tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu,
tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai
budaya yang bersifat nasional (http://badanbahas.kemdikbud.go.id, diakses pada 22 Februari
2016, pukul 11.43 WIB).

Kearifan lokal yang ada di masyarakat memiliki arti yang beraneka ragam. Beberapa
definisi kearifan lokal yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut.

a). Abdul Syukur (2009)

Kearifan lokal merupakan sebuah usaha manusia dengan menggunakan akal budinya
untuk bertindak dan bertingkah laku terhadap sesuatu atau peristiwa yang terjadi dalam ruang
tertentu (Syukur, 2012).

b). Putu Oka Ngakan

Kearifan lokal adalah tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi
dengan lingkungan secara arif. Kearifan lokal pada suatu tempat tidak sama dengan tempat
lainnya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kebutuhan dan kondisi alam, sehingga
mendorong manusia untuk menciptakan suatu tindakan yang sesuai dengan lingkungan sekitar
(Suhartini, 2009).

c). Keraf (2002)

Kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, atau


wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di
dalam komunitas ekologi (Suhartini, 2009).

Dalam masyarakat atau suatu komunitas dilingkungan sekitar dapat dijumpai bentuk
kearifan lokal, seperti nyanyian, petuah, semboyan, maupun tingkah laku masyarakat yang
telah melekat sejak dahulu. Selain itu, kearifan lokal juga mengajarkan masyarakat tentang
toleransi, etos kerja, dan seterusnya.

Seiring dengan dinamika peradaban yang terus bergerak menuju arus modernisasi dan
globalisasi, nilai-nilai kearifan lokal mulai terkikis oleh perkembangan zaman. Kerenggangan
hubungan antara manusia dengan alam, telah mengurangi intensitas nilai kearifan lokal dalam
berbagai ranah komunitas dan paguyuban sosial.
Kearifan Lokal (local wisdom) diartikan sebagai gagasan-gagasan setempat yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam, dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.

2. Pemberdayaan Komunitas dalam Masalah Sosial Berdasarkan Kearifan Lokal


Kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi mulai
mengalami pengaruh perkembangan zaman. Di Era Globalisasi, kehidupan masyarakat mulai
berubah menjadi pragmatis dan konsumtif. Kearifan lokal seharusnya dapat menjadi solusi bagi
setiap masalah yang timbul dalam masyarakat, sehingga harus tetap di pertahankan.

Kearifan lokal dari masing-masing daerah memiliki sifat kedinamisan yang berbeda dalam
menghadapi pengaruh luar. Sifat dinamis tersebut berpotensi mengalami perubahan yang
dipengaruhi oleh unsur-unsur yang ada didalamnya, seperti masyarakat, peraturan yang ada,
kondisi ekonomi, lingkungan, dan sebagainya. Nilai-nilai lokal akan dipertahankan oleh
masyarakat apabila dianggap masih memberikan jaminan terhadap keberlangsungan hidupnya.

Menurut Sharudin (2009) berkaitan dengan kearifan lokal, terdapat lima isu strategi yang
perlu diperhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli pada tingkat masyarakat, yaitu sebagai
berikut.

a). Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

b). Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konfensi
yang di selenggarakan oleh International Labour Organization (ILO).

c). Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan asli dari eksploitasi sumber daya
alam yang berlebihan.

d). Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional.

e). Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya


dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial.

Pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal memiliki makna bahwa nilai-nilai


setempat sebagai penopang dalam mengatasi permasalahan di masyarakat, seperti
ketimpangan sosial, kelestarian lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.

C. STRATEGI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BERLANDASKAN KEARIFAN LOKAL


Pemberdayaan komunitas merupakan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat.
Kerja sama antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat harus dijalani sedini mungkin,
agar pemberdayaan masyarakat dapat tercapai. Diperlukan strategi-strategi tertentu agar
pemberdayaan masyarakat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Strategi-strategi tersebut
dapat diterapkan melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan komunitas

1.Pelaku Strategi Pemberdayaan Komunitas


Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memberikan daya (empowerment) atau
penguatan (strengthening) kepada masyarakat. Dengan demikian, pemberdayaan merupakan
upaya memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat melakukan tindakan perbaikan
guna meningkatkan kesejahteraan hidup.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan Komunitas merupakan kata serapan dari bahasa inggris, yaitu community
artinya sebagai masyarakat setempat yang memiliki cakupan wilayah sama. Kearifan Lokal
merupakan gagasan-gagasan lokal yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai yang
tertanam dan diikuti oleh warga masyarakatnya. Inisiator pemberdayaan komunitas yaitu
pemerintah, swasta, dan masyarakat. Prinsip pemberdayaan komunitas adalah kesetaraan,
partisipatif, keswadayaan, dan berkelanjutan. Strategi pelaksanaan pemberdayaan komunitas
yaitu mempertimbangkan potensi masyarakat, memberikan pelatihan khusus, meningkatkan
kearifan lokal, memberikan bantuan sarana, dan melaksanakan pemberdayaan secara
bertahap.

B.SARAN

DAFTAR PUSTAKA
https://yustinasusi.wordpress.com/2015/10/15/bab-4-pemberdayaan-komunitas-dankearifan-
lokal/

http://blog.unnes.ac.id/pujiastuti/2017/11/12/materi-sosiologi-kelas-xii-kearifanlokal-dan-
pemberdayaan-komunitas/

Suhartini.2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolahan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan. Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta.

https://www.academia.edu, 22 Februari 2016, pukul 13.29 WIB

Anda mungkin juga menyukai