Anda di halaman 1dari 12

KONSEP PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu PMI
Dosen Pengampung : Nur Hamid,M.sc.

Disusun oleh :
1. Laura Amanda (1901046008)
2. Fikri kurniawan (1901046012)
3. Ainun Nabila (1901046018)
4. Lailatul Rahmah (1901046028)
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’aalamiin,Segala puju bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan kurnia –Nya kepada kita semua, sehinga kita masih di beri nikmat
yang tidak dapat kita hitung berapa jumlahnya. Shalawat serta salam kita haturkan
kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW beliau lah panutan, suri
tauladan serta iman kita yang Insyaallah kita nantikan syafaatnya di hari akhir
kelak. Berkat rahmat Allah SAW tim penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu dakwah. Makalah ini
kami susun dengan seoptimal mungkin serta bantuan dari beberapa pihak sehingga
dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membatu dalam peroses pembuatan
makalah ini.
Tak lepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah
ini masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karna itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan
saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul “Konsep
Pembangunan Berbasis Masyarakat” dapat memberikan manfaat dan ilmu bagi
para pembaca.

Semarang, 17 November 2019

Tim penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masyarakat di Indonesia memiliki populasi yang sangat banyak.
Dalam kepadatan populasi tersebut tentunya perkembangan di
masyarakatnya bermacam-macam, tak sedikit di beberapa daerah tertentu
ada masyarakat yang notabenya tertinggal, ada pula sejumlah masyarakat
tertentu dengan struktur yang sudah maju, baik dari segi tatanan dalam
masyarakat maupun perekonomian di masyarakat tersebut.
Untuk menyetarakan perkembangan masyarakat yang ada di
Indonesia di butuhkan suatu program pembangunan masyarakat guna
mengatur perkembangan-perkembangan yang ada dalam masyarakat baik
horizontal maupun vertikal. Dalam pembangunan masyarakat tersebut
memiliki banyak aspek yang terkandung di dalamnya, pembangunan
masyarakat dapat berupa pengembangan pola pikir masyarakat tersebut
maupun pembangunan infrastuktur untuk memajukan aksesibilitas di suatu
daerah tersebut.
Pelaksanaan pembangunan masyarakat tentunya membutuhkan
strategi-strategi untuk memudahkan jalanya proses pembangunan
masyarakat. Biasanya pembangunan tersebut di prioritaskan ke daerah-
daerah yang relatif tertinggal, hal ini di lakukan agar tatanan masyarakat dan
infrasuktur di daerah tersebut di harapkan bisa berkembang sesuai tujuan di
buatnya pembangunan masyarakat.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian pembangunan masyarakat?
2. Apa saja strategi-strategi pembangunan masyarakat?
3. Apa tujuan dari pembangunan masyarakat?
4. Apa saja hambatan dalam pembangunan masyarakat?
5. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam pembangunan
masyarakat?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian pembangunan masyarakat
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi dalam pembangunan
masyarakat
3. Untuk mengetahui apa tujuan pembangunan masyarakat
4. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam pembangunan
masyarakat
5. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi hambatan dalam
pembangunan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pembangunan masyarakat


Pengertian pembagunan masyarakat menurut para ahli dapat diuraikan sebagai
berikut :
a) Raharjo
Pembangunan masyarakat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat, dimana mereka mampu mengindentifikasikan kebutuhan dan
masalah secara bersama.
b) Menurut Zamhariri (2008)
Pembangunan masyarakat adalah kegiatan yang terencana untuk
menciptakan kondisi-kondisi bagi kemajuan sosial ekonomi masyarakat
dengan meningkatkan partisipasi masyarakat.
c) .Dirjen Bangdes dalam Zamhariri (2008),
Pada hakekatnya pembangunan masyarakat merupakan proses dinamis yang
berkelanjutan dari masyarakat untuk masyarakat untuk mewujudkan
keinginan dan harapan hidup yang lebih sejahtera dengan strategi
menghindari kemungkinan tersudutnya masyarakat sebagai pengguna akses
dari pembangunan regional / daerah atau nasional.
Pengertian tersebut mengandung makna betapa pentingnya inisiatif lokal,
partisipatif masyarakat sebagai bagian dari model-model pembangunan yang dapat
menyejahterakan masyarakat desa. Program pembangunan ini tidak berpusat pada
birokrasi melainkan berpusat pada masyarakat atau komunitasnya sendiri.1
Adapun contoh dari pembangunan berbasis masyarakat :
1. Pembangunan saluran irigasi untuk pertanian
2. Pembangunan plengsengan
3. Pembangunan masjid
4. Pembangunan gedung sekolah PAUD
5. Pembangunan pipanisasi untuk pemenuhan air bersih
6. Pembangunan pengembangan desa wisata
Dalam pembagunan tersebut, masyarakat dilibatkan dalam setiap proses
pembangunan dari perencanaan dalam forum musyawarah masyarakat tahlilan,
kelompok tani, karang taruna serta forum PKK.
B. Strategi pembangunan masyarakat
Dalam mewujudkan tujuan pembangunan masyarakat terdapat paling sedikit
empat jenis srategi :
1. Strategi pembangunan (growth strategy)
2. Strategi kesejahteraan (welfare strategi)

1 Jurnal Modernisasi Volume 5 No 2 Juni 2009


3. Strategi yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat (responsive strategy)
4. Strategi terpadu atau strategi yang menyeluruh (integrated or holistic strategy)
Pada dasarnya strategi pembangunan masyarakat adalah mirip dengan strategi
pembangunan pedesaan. Azas atau karakteristik masyarakat adalah memiliki sifat
semangat masyarakat bergotong royong dan saling tolong menolong, tidak bersifat
individualitas, membangun secara bersama-sama, pelibatan anggota masyarakat
atau peran serta masyarakat adalah besar. 2
Demikian pula dengan masyarakat pedesaan, oleh karena itu strategi
pembangunan masyarakat atau community development strategi mempunyai azas
yang serupa dengan strategi pembangunan pedesaan. Apa bila dikaji lebih dalam
dan lebih luas konsep community development dapat dikembangkan sebagai
mekanisme perencanaan pembangunan yang bersifat bottom-up yang melibatkan
peran serta masyarakat dalam berbagai kegiatan perencanaan dan pembangunan
perkotaan. Dalam sistem pemerintahan yang desentralistik seperti sekarang, dimana
otonomi daerah telah dilaksanakan secara luas ternyata masih menghadapi banyak
kendala, di antaranya dana pembangunan relatif terbatas di samping kendala
operasional dan fungsional lainya, maka untuk mengatasi berbagai hambatan dalam
pelaksanaan otoda tersebut. Salah satu strategi adalah mengembangkan dan
menerapakan model community development atau model pembangunan
masyarakat yang dapat diterima masyarakat luas (acceptable) dan dapat
dilaksanakan dengan baik (Implementable).3
Setelah strategi strategi pembangunan masyarakat adapun model model
pembangunan masyarakat diantaranya sebagai berikut :
1. Perencanaan teknokratis (technocratic planning), yakni perencanaan
yang disusun oleh segelintir orang yang memiliki keahlian, pengetahuan
dan pengalaman yang sangat memadai dibidangnya masing-masing.
Sebagai contoh adalah sebuah master plan bangunan besar (bandara,

2
Raharjo Adisasmita, 2006

3
Jurnal Ilmiah: Research Sains Vol. 1 No. 1 Januari 2015
terminal, pelabuhan, jalan, jembatan, waduk, gedung bertingkat dan
sebagainya) yang dirancang oleh para ahli dengan canggih.
2. Perencanaan oligarkhis, yaitu perencanaan yang dirumuskan oleh
segelintir orang, terutama pemerintah dan parlemen. Perencanaan yang
oligarkhis umumnya elitis, tidak demokratis, dan sentralistik.
3. Perencanaan parsitipatif (participatory planning), merupakan lawan dari
perencanaan teknokratis dan oligarkhis. Perencanaan model ini disusun
secara responsif berdasarkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat, dan
prosesnya melibatkan partisipasi masyarakat.
4. Perencanaan terpusat (centralized planning), perencanaan ini dibuat oleh
pemerintah pusat dan dilaksanakna oleh pemerintah daerah di
masyarakat.
5. Perencanaan dari bawah ke atas (bottom up planning), yaitu
perencanaan yang dimulai dari komunitas desa atau kelurahan, di bawah
ke pemerintah daerah dan akhirnya berujung ditangan pemerintah pusat.
6. Perencanaan devolutif (decentralized planning), yaitu pola perencanaan
yang berhenti ditingkat local, tanpa di bawah naik ke pemerintah pusat.4
C. Tujuan Pembangunan
Secara umum, UU Nomor 25/2004 ini menjamin kepastian partisipasi
masyarakat dalam setiap proses perencanaan pembangunan dan keterpaduan
antara pembangunan di daerah dengan arah kebijakan pembangunan nasional.
Lebih tegas pasal 2 ayat (4) menyatakan bahwa Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional bertujuan untuk:
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar
daerah,antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah, maupun antara
pusat dan daerah.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.

4
Soetomo, 2016,Yogyakarta,pustaka pelajar: Strategi strategi pembangunan
masyarakat
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
Penyusunan dokumen rencana pembangunan dilakukan melalui proses
koordinasi antar instansi pemerintah dan proses partisipasi seluruh pelaku
pembangunan dalam suatu forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(MUSRENBANG). Hal ini di atur dalam Surat Edaran Bersama Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 1354/M.PPN/03/2004 dan 050/744/SJ tentang Pedoman
Pelaksanaan Forum Musrenbang dan Perencanaan Partisipatif Daerah, yang
kemudian diperjelas dalam Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri Nomor
0259/M.PPN/I/2005 dan 050/166/SJ tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
MUSRENBANG 2005.Dalam Surat Edaran (SE) di atas disebutkan bahwa proses
perencanaan pembangunan di Kabupaten/ Kota harus dilakukan secara partisipatif.
Ini berarti bahwa stakeholders dari desa/ kelurahan, pemerintah desa/kota dan
masyarakat sipil mulai mendapat tempat untuk mengawal usulan perencanaan
pembangunan dari desa/kelurahan hingga Kabupaten/ Kota. Model perencanaan
pembangunan daerah versi SE terlihat lebih akomodatif dengan semangat
demokratisasi yang sekarang terjadi di Indonesia. Tentang partisipasi misalnya,
peserta perencanaan pembangunan lebih luas dengan melibatkan seluruh komponen
yang ada di masyarakat. Adanya fasilitator dari unsur masyarakat dan aparat
pemerintah yang mempersiapkan MUSRENBANG desa/kelurahan membuat
kemungkinan bias elit dapat diminimalisasi.
Begitu pula dengan adanya ketentuan yang mensyaratkan keikutsertaan wakil
peserta MUSRENBANG desa/kelurahan sebagai peserta MUSRENBANG
kecamatan; wakil peserta MUSRENBANG kecamatan sebagai peserta
MUSRENBANG kabupaten/kota merupakan langkah maju menghindari
perencanaan yang tidak berkesinambungan yang selama ini sering terjadi.5

D. Hambatan dalam pembangunan masyarakat


1. Hambatan pertama, belum dipahaminya makna sebenarnya dari konsep
partisipasi oleh pihak perencana dan pelaksana pembangunan. Defenisi
partisipasi yang berlaku di kalangan pihak perencana dan pelaksana
pembangunan adalah kemauan rakyat untuk mendukung secara mutlak
program‐program pemerintah yang dirancang dan ditentukan tujuannya
oleh pemerintah. Kenyataannya para perencana dan pelaksana
menggunakan konsep hierarkis dalam menyeleksi proyek pembangunan di
pedesaan, sehingga proyek proyek pedesaan yang berasal dari pemerintah
diistilahkan sebagai proyek pembangunan yang dibutuhkan oleh rakyat,
sedangkan proyek yang diusulkan masyarakat desa dianggap sebagai
keinginan.
2. Hambatan kedua, reaksi balik yang datang dari masyarakat sebagai akibat
dari diperlakukannya pembangunan sebagai ideologi baru di negara kita.
Sebagai ideologi maka pembangunan harus diamankan dan dijaga dengan
ketat. Pengamanan yang ketat terhadap pembangunan menimbulkan reaksi
balik dari masyarakat yang merugikan usaha membangkitkan kemauan
rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.6
3. Kurangnya keseimbangan dalam membuat kebijakan
4. Rendahnya status professional dan sumber daya
5. Pembatasan dalam memecahkan masalah social.

6. Cara mengatasi hambatan dalam pembangunan berbasis masyarakat


1. Memperkuat lembaga professi international
2. Meningkatkan keterlibatan pekerja social

5
Soetomo, 2016,Yogyakarta,pustaka pelajar: Strategi strategi pembangunan
masyarakat
6
Loekman Soetrisno, 1995:26
3. Peningkatan peran pekerjaan social dalam merespon isu-isu global
4. Memperkenalkan organisasi social
5. Memperluas keseimbangan dalam kebijakan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat tersebut dapat di ambil beberapa
kesimpulan yaitu:
1) Bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah kerjasama
antara masyarakat dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan,
dan membiayai pembangunan.
2) Untuk mengembangkan dan melembagakan partisipasi rakyat dalam
pembangunan harus diciptakan suatu perubahan dalam persepsi pemerintah
terhadap pembangunan. Pembangunan haruslah dianggap sebagai suatu
kewajiban moral dari seluruh bangsa ini, bukan suatu ideologi baru yang
harus diamankan.
3) Untuk membangkitkan partisipasi rakyat dalam pembangunan
diperlukansikap toleransi dari aparat pemerintah terhadap kritik, pikiran
alternatif yang muncul dalam masyarakat sebagai akibat dari dinamika
pembangunan itu sendiri, karena kritik dan pikiran alternatif itu sendiri
merupakan suatu bentuk partisipasi rakyat dalam pembangunan.
B. Saran
Meningkatkan kerjasama antara suatu masyarakat dengan
pemerintahan di daerah tersebut agar terciptanya pembangunan masyarakat
yang baik,adil,dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Modernisasi Volume 5 No 2 Juni 2009
Jurnal Ilmiah: Research Sains Vol. 1 No. 1 Januari 2015
Soetomo, 2016, Strategi Strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta; Pustaka
Pelajar.
Jurnal Ilmu Sosial dan Politik Vol. 5 No. 2 (2016)
________, 2013, Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Theressia, Aprilia dkk, 2004, Pembangunan BerbasisMasyaarakat, Bandung,
Alfabeta.
Zamhariri, 2008, Pengembangan Masyarakat: Perspektif Pemberdayaan dan
Pembangunan, Volume 4, Nomor 1.
http://ejournal.ukanjurhan.ac.id

NOTULENSI
Krtik dan saran
1. Rina Kamilia
PPT menarik, tetapi pematerinyamembosankan
2. Nova Melinda
-Pemateri terlalu terpacu pada teks
-Kurang menjelaskan tentang pembangunan berbasis masyarakat
3. Giana Dwi Yanuariningtyas
Bagian nomer 5 tidak dijelaskan lebih rinci
4. Ratih Mila
Slide ke 8 sudah bagus tapi tidak adacintoh contoh nya
Pertanyaan :
1. Ihlasul Amal Setiaji
Apa maksud dari perencanaan oligarkhis yang umumnya elitis ?
2. Salsabila Hana Romadhon
Apa maksud dari memperkenalkan organisasi-organisasi sosial sebagai cara
mengatasi hambtan pembangunan ?
3. Bagaimana cara memperkuat lembaga profesi internasional ?
Jawaban :
1. Laura Amanda-Salsabila Hana Romadhon
Membentuk suatu organisasi yang akan memiliki tujuan untuk
mengembangkan masyarakat itu sendiri, contohnya: PKK, Karang taruna,
IPNU/IPPNU
2. Laura Amanda-Rifati
Mengadakan kongres-kongres tahunan, membahas apa saja yang akan
dibangun dan kekurangannya, melakukan peningkatan lembaga dengan
pekerja sosial.

3. Ainun Nabila-Ihlasul Amal Setiaji


Perencanaan dilakukan oleh pemerintahan dan departemen perencanaan
pembangunan. Elitis itu terpandang(perencanaan pada suatu wilayah
tersebut)

Anda mungkin juga menyukai