Anda di halaman 1dari 5

Peranan Kearifan Lokal dalam Pembangunan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa waktu yang lalu terjadi krisis ekonomi besar-besaran di negara super power Amerika
serikat. Krisis ini berdampak pada adanya krisis global secara langsung pada negara-negara yang
bergantung pada Amerika. Meskipun Indonesia tidak termasuk pada salah satu negara yang
terkena imbas krisis tersebut, perekonomian Indonesia tetap berada pada keadaan yang
menghawatirkan. Hutang luar negeri Indonesia yang cukup besar mengakibatkan semakin
merosotnya keadaan perekonomian saat ini.
Kearifan lokal di Indonesia saat ini menjadi topik bahasan menarik dibicarakan di tengah
semakin menipisnya sumber daya alam dan peliknya upaya pemberdayaan masyarakat. Paling
tidak ada dua alasan yang menyebabkan kearifan lokal turut menjadi elemen penentu
keberhasilan pembangunan sumber daya masyarakat dan sumber daya alam sekitar. Pertama,
karena keprihatinan terhadap peningkatan intentitas kerusakan sumber daya alam khususnya
akibat berbagai faktor perilaku manusia. Kedua, tekanan ekonomi yang makin mengglobal dan
dominan mempengaruhi kehidupan masyarakat sehingga secara perlahan ataupun cepat
menggeser kearifan lokal menjadi kearifan ekonomi. Kedua faktor ini bekerja mendorong
masyarakat melakukan hal bersifat destruktif terutama saat mengelola usaha berbau produktif
mengandalkan potensi sumber daya alam.
Kearifan lokal merupakan modal utama masyarakat dalam membangun dirinya tanpa merusak
tatanan sosial yang adaptif dengan lingkungan alam sekitarnya. Kearifan lokal dibangun dari
nilai-nilai sosial yang dijunjung dalam struktur sosial masyarakat sendiri dan memiliki fungsi
sebagai pedoman, pengontrol, dan rambu-rambu untuk berperilaku dalam berbagai dimensi
kehidupan baik saat berhubungan dengan sesama maupun dengan alam. Sekarang eksistensi
kearifan lokal dirasakan semakin memudar pada berbagai kelompok
masyarakat. Contohnya dalam bidang pertanian, dahulu banyak daerah yang memiliki tempat
penyimpanan padi sebagai cadangan untuk di masa paceklik. Namun saat ini, hal itu sudah
jarang di jumpai.
Memandang melalui fenomena di atas maka di perlukan analisis mengenai pemanfaatan kearifan
lokal sebagai sebuah alat untuk meningkatkan ekonomi. Sehingga, di sini akan di temukan alat
baru untuk pengembangan ekonomi mayarakat dan pelestarian budaya lokal di pedesaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskanlah beberapa pertanyaan yang akan di jawab melalu
pengkajian ini.
1. Bagaimana peran kearifan lokal saat ini dalam membangun perekonomian masyarakat?

2. Berapa besar potensi kearifan lokal mampu meningkatkan ekonomi pada jangka
panjang ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk menganalisa sejauh mana peran kearifan lokal saat ini dalam membangun
perekonomian masyarakat
2. Untuk melihat sejauh mana potensi kearifan lokal mampu meningkatkan ekonomi pada
jangka panjang
1.4 Manfaat penulisan
1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Diharapkan dapat memberikan informasi wawasan serta menambahkan khasanah ilmu
pengetahuan.
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis dalam bidang
ekonomi khususnya ekonomi pembangunan.
1. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penulisan makalah ilmiah ini diharapkan masyarakat di lingkungan kampus
Institut Pertanian Bogor khususnya mahasiswa dapat lebih mengetahui peranan kearifan lokal
sebagai salah satu strategi pembangunan jangka panjang.
BAB II
KAJIAN TEORI
Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom)
dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata
lain maka local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandanganpandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam
dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Menurut Oding,S (2002) kearifan lokal dicirikan dengan dasar kemandirian dan keswadayaan,
Memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pemberdayaan, Menjamin daya hidup dan
keberlanjutan, Mendorong teknologi tepat guna, Menjamin tepat guna yang efektifdari segi biaya
dan meberikan kesempatan untuk memahamidan memfasilitasi perancangan pendekatan program
yang sesuai.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat) yang
berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi
masa depan (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah
terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran

lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.


Perekonomian berkelanjutan yaitu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengorbankan generasi yang akan datang untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
Secara harfiah, pembangunan berkelanjutan mengacu pada upaya memelihara/mempertahankan
kegiatan membangun (development) secara terus menerus. Pembangunan selalu memiliki
implikasi ekonomi, serta pada kenyataannya, pembangunan memiliki dimensi sosial dan politik
yang kental. Pembangunan, dapat dikatakan sebagai vektor dari tujuan sosial dari suatu
masyarakat (society), dimana tujuan tersebut merupakan atribut dari apa yang ingin dicapai atau
dimaksimalkan oleh masyarakat tersebut. Atribut tersebut dapat mencakup: kenaikan
pendapatan per kapita, perbaikan kondisi gizi dan kesehatan, pendidikan, akses kepada
sumberdaya, distribusi pendapatan yang lebih merata, dan sebagainya. Sehingga konsep
berkelanjutan dapat diartikan sebagai persyaratan umum dimana karakter vektor pembangunan
tadi tidak berkurang sejalan dengan waktu (Pearce et al., 1992)
Tiga tujuan inti pembangunan yaitu peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai
barang kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan perlindungan
keamanan. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan tetapi
juga meliputi penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan
perhatian atas nilai kultural dan kemanusiaan yang kesemuanya itu tidak hanya untuk
memperbaiki kesejahteraan materiil melainkan juga untuk menumbuhkan harga diri pada pribadi
dan bangsa yang bersangkutan. Perluasaan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap
individu serta bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka dari belitan sikap
menghamba dan ketergantungan bukan hanya terhadap orang atau Negara lain, namun juga
terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka.
(Todaro,2006)
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan memakai pendekatan kuantitatif
dengan menggunakan teknik observasi yang lebih terfokus pada jenis data sekunder. Data
sekunder diperoleh dengan teknik penelusuran terhadap literatur, dokumen, arsip, dan hasil
penelitian yang berhubungan dengan tema penelitian.
3.2 Teknik Analisis Data
Dalam teknik pengumpulan data telah di jelaskan bahwa penelitian ini lebih terfokus melalui
data yang telah ada. Adapun langkah langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan peranan kearifan lokal dalam
peningkatan ekonomi jangka panjang.
2. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada
3. Menganalisa hubungan antara permasalahan yang ada
4. Menyimpulkan dan melaporkan

BAB IV
PEMBAHASAN
Pembangunan sebagai suatu proses pada hakikatnya merupakan pembaharuan yang terencana
dan dilaksanakan dalam tempo yang relatif cepat. Tidak dapat dipungkiri pembangunan telah
membawa kita pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan ekonomi,
peningkatan kecanggihan sarana komunikasi, dan sebagainya. Akan tetapi, pada sisi yang lain,
pembangunan yang hanya dipandu oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan keamanan,
yang dalam kenyataannya telah meningkatkan kesejahteraan sebagian dari keseluruhan
kehidupan masyarakat, telah pula menciptakan jarak yang lebar antara kecanggihan dan
keterbelakangan.
Kebudayaan dan kearifan lokal sangat erat hubungannya dengan masyarakat, maknanya bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Kebudayaan dapat dipandang sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Kearifan lokal merupakan suatu kelembagaan informal yang mengatur hubungan atas
pengolahan sumber daya di suatu masyarakat. Hal ini dapat diuraikan bahwa tradisi (invented
tradition) sebagai seperangkat aksi atau tindakan yang biasanya ditentukan oleh aturan-aturan
yang dapat diterima secara jelas atau samar-samar maupun suatu ritual atau sifat simbolik, yang
ingin menanamkan nilai-nilai dan norma-norma perilaku tertentu melalui pengulangan, yang
secara otomatis mengimplikasikan adanya kesinambungan dengan masa lalu.
Diantara fenomena atau wujud kearifan lokal, yang merupakan bagian inti kebudayaan adalah
nilai-nilai dan konsep-konsep dasar yang memberikan arah bagi berbagai tindakan. Menggali dan
menanamkan kembali kearifan lokal secara inheren dapat dikatakan sebagai gerakan kembali
pada basis nilai budaya daerahnya sendiri sebagai bagian upaya membangun identitas suatu
daerah, yang memiliki korelasi menciptakan langkah-langkah strategis dan nyata dalam
memberdayakan dan mengembangkan potensi (sosial, budaya, ekonomi, politik dan keamanan)
daerah secara optimal serta sebagai filter dalam menyeleksi berbagai pengaruh budaya dari luar.
Kearifan lokal merupakan kekuasaan dan potensi riil yang dimiliki suatu daerah sebagai aset
daerah yang mendorong pengembangan dan pembangunan daerah. Selanjutnya dalam usaha
membangun daerah perlu dilakukan pemberdayaan budaya lokal atau kearifan lokal yang
mendukung penyusunan strategi budaya atau rumusan rencana kegiatan budaya di daerah
sebagai landasan daerah di bidang budaya.
Sebagai contoh studi kasus yang dapat memberikan suatu pencerahan bahwa potensi kearifan
lokal dapat membawa perekonomian kearah yang berkelanjutan di daerah Kampung Sarongge.
Masyarakat menggunakan Leuit (lumbung penyimpanan padi atau gabah hasil panen komunitas
petani) untuk menjadikan hasil panen sebagai cadang dimasa paceklik. Selama puluhan tahun
dari genersi kegenerasi masyarakat kampung ini mempertahankan tradisi menyimpan padi dalam
lumbung keluarga baik untuk kepentingan konsumsi maupun benih musim tanam berikutnya.
Selama budaya ini dipertahanan tidak ada masyarakat kampung Sarongge yang menderita
kelaparan karena tidak memiliki simpanan makanan.( Arif M)
Saat ini sudah cukup banyak kearifan lokal dari beberapa daerah yang menghilang. Seperti
halnya kearifan lokal di desa Sarongge yang telah mulai memusar. Hal ini tentu cukup
berpengaruh perkembangan ekonomi masyarakat.
Paradigma lama mengatakan tingkat perekonomian suatu Negara hanya ditentukan oleh
mekanisme pasar dan intervensi pemerintah. Namun pada kenyataanya hal ini tidak mampu
mengatasi ketidaksempurnaan pasar. Ketidak sempurnaan ini perlu dipertimbangkan kembali ,

karena keterbatasan pemerintah dalam kemampuan personal dan penguasaan informasi. Selain
itu, ada nilai-nilai setempat yang sering disebut kearifan lokal (local wisdom) untuk dijadikan
pendukung pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik terutama untuk perekonomian yang
berkelanjutan
Dengan menggunakan kearifan lokal sebagai strategi utama dalam perbaikan ekonomi di masa
depan khususnya ekonomi berkelanjutan sangatlah tepat. Dikarenakan masyarakat dapat
mengetahui lebih jauh apa yang harus dilakukan dan dibutuhkan dalam melakukan kegiatan
ekonomi sesuai dengan potensi yang dimiliki suatu daerah. Dengan demikian kegiatan
perekonomian di suatu daerah dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode panjang
yang berevolusi bersama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah
dialami bersama. Oleh karena itu sangat strategis apabila dijadikan suatu terobosan
terbaru dalam pembangunan karena masyarakat mengetahui apa yang dibutuhkan dan
baik untuk mereka.
2. Kearifan lokal yang dikelola dengan sinergitas dapat menjadi motivasi yang kuat untuk
mendapatkan insentif yang paling bernilai untuk pembangunan jangka panjang.
5.2 Saran
1. Diperlukan kesinergisan antara stakeholder yang terkait agar kearifan lokal dapat
terlaksana dengan maksimal guna pembangunan yang lebih baik.
2. Diperlukannya manajemen kolaboratif dalam pengembangan kearifan Lokal.
3. Perlu diterapkan suatu konsep keberlanjutan, kebersamaan, keanekaragaman hayati,
kepatuhan terhadap ukum adat dan subsisten dalam pengembangan kearifan lokal agar
menghasilkan suatu pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, yang
mencakup ekonomi yang bermanfaat, secara ekologis tidak merusak dan secara budaya
menghormati nilai-nilai kemanusiaan.
Diposkan oleh Dosen : FAUZANA, SE, M.Pd.I di 02.21
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai