Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MASYARAKAT


PESISIR DAN KENDALANYA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


WAWASAN KEMARITIMAN

Disusun Oleh :
Iki Saputra_G2d121027
Poniman B_G2D121033

Dosen Pembina :
Prof. Dr. H. Samdin, S.E., M.S.
Dr. La Ode Bahana Adam, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN


PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perkembangan Sumber Daya Manusia
Masyarakat Pesisir dan Kendalanya" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Wawasan Maritim. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kondisi masyarakat pesisir bagi para
pembaca dan juga bagi penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. La Ode Bahana Adam, S.E.,
M.S. Dosen Mata Kuliah Wawasan Maritim. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................1


KATA PENGANTAR ......................................................................................................2
DAFTAR ISI .....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia .....................................................6
B. Upaya-upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia ............................................7
C. Sumber Daya Manusia.............................................................................................11
D. Masyarakat Pesisir...................................................................................................11
E. Kendala Perkembangan Sumber Daya Manusia Masyarakat Pesisir......................13
BAB III PENUTUP...........................................................................................................17
A. Kesinpulan ..............................................................................................................17
B. Saran........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam
pembangunan. Secara makro, faktor-faktor masukan pembangunan, seperti sumber daya
alam, material dan finansialtidak akan memberi manfaat secara optimal untuk perbaikan
kesejahteraan rakyat bila tidak didukung oleh memadainya ketersediaan faktor SDM,
baik secara kualitas maupun kuantitas.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil menetapkan dalam Pasal 1 ayat 1
dan 2 Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil adalah suatu proses
perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumber daya pesisir dan
pulau-pulau kecil antarsektor antara pemerintah dan pemerintah daerah, antara
ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan wilayah pesisir adalah daerah peralihan
antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi perubahan di darat dan laut.
Pengembangan SDM pada intinya diarahkan dalam rangka meningkatkan
kualitasnya, yang padagilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas. Hasil berbagai
studi menunjukkan, bahwa kualitas SDM merupakan faktor penentu produktivitas, baik
secara makro maupun mikro. Sumber Daya Manusia (SDM) secara makro adalah warga
negara suatu bangsa khususnya yangtelah memasuki usia angkatan kerja yg memiliki
potensi untuk berperilaku produktif (dengan atau tanpa pendidikan formal) yg mampu
memenuhi kebutuhan hidup sendiri dan keluarganyayang berpengaruh pada tingkat
kesejahteraan masyarakat di lingkungan bangsa atau negaranya.
Kualitas SDM Makro sangat dipengaruhi oleh kualitas kesehatan (fisik dan
psikis), kualitas pendidikan informal dan formal (yang berhubungan dengan
keterampilan/keahlian kerja), kepribadian terutama moral/agama, tingkat kesejahteraan
hidup dan ketersediaan lapangan kerjayang relevan.

4
Dalam kenyataannya manusia (SDM) dengan organisasi sebagai wadah untuk
mewujudkan hakikat kemanusiaan dan untuk memenuhi kebutuhan (need) manusia
memiliki hubungan yang sangat kuat. Hubungan tersebut sebagai berikut :
a. Manusia membutuhkan organisasi dan organisasi membutuhkan manusia.
b. Manusia penggerak organisasi dan tanpa manusia organisasi tidak akan berfingsi.
c. Manusia berorganisasi untuk memenuhi kebutuhannya dan Semua kebutuhan
manusia merupakan obyek organisasi.
Oleh karena itu SDM diperlukan oleh setiap institusi kemasyarakatan dan
organisasi. Berbagai institusi kemasyarakatan, seperti institusi keluarga, institusi
ekonomi, dan institusi keagamaan, SDM merupakan unsur penting dalam pembinaan
dan pengembangannya.
Kualitas SDM ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, di
antaranya kesehatan dan kemampuan. Faktor kemampuan sebagai salah satu faktor
penentu kualitas SDM bisa dikembangkan di antaranya melalui pendidikan. Jadi,
pendidikan merupakan suatu upaya dalam proses pengembangan SDM (Maginson, Joy
Mattews, dan Banfield, 1993).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sumber daya manusia (SDM) masyarakat pesisir dan
kendalanya?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan sumber daya manusia (SDM) masyarakat pesisir
dan kendalanya?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia


Konsep pengembangan merupakan sebuah keharusan yang harus diaplikasikan
dalam kehidupan, Kata konsep artinya ide, rancangan atau pengertian yang diabstrakan
dari peristiwa konkrit (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:589) sedangkan
pengembangan artinya proses, cara perbuatan mengembangkan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002:538). Dengan demikian konsep pengembangan adalah rancangan
mengembangkan sesuatu yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kualitas lebih
yang maju.
Pengembangan SDM merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan suatu pendekatan bersifat terintegrasi dan holistik dalam mengubah
prilaku orang-orang yang terlibatdalam suatu proses pekerjaan, dengan menggunakan
serangkaian teknik dan strategi belajar yang relevan (Megginson, Joy-Mattews, dan
Banfield, 1993). Konsep ini mengandung makna adanya berbagai unsur kegiatan selama
terjadinya proses mengubah prilaku, yaitu adanya unsur pendidikan, adanya unsur
belajar, dan perkembangan. Unsur pendidikan dimaksudkan untuk menentukan teknik
dan strategi yang relevan untuk mengubah prilaku. Unsur belajar dimaksudkan untuk
menggambarkan proses terjadinya interaksi antara individu dengan lingkungan,
termasuk dengan pendidik. Adapun unsur perkembangan dimaksudkan sebagai proses
gradual dalam perubahan dari suatu keadaan, misalnya dari keadaan tidak dimilikinya
kompetensi menjadi keadaan memiliki kompetensi, yang terjadi dalam jangka waktu
tertentu.
Manusia dipandang sebagai sumber daya manusia (SDM) bila memiliki kualitas
yang sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan usaha. Dalam konteks makro, ciri yang
menandainya adalah kualitas untuk melaksanakan perubahan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat, sedangkan dalam konteks mikro adalah kualitas
untuk melakukan proses produksi, misalnya dalam suatuorganisasi bisnis atau industri.
Jadi, manusia menjadi SDM apabila dia terlibat dalam proses produksi dan kualitas

6
kemampuan yang dimilikinya sesuai untuk menghasilkan produksi itu. Maka
pemanfaatan kemampuan dalam proses pembangunan nasional maupun dalam proses
produksi merupakan indikator utama proses pengembangan SDM. artinya, upaya apapun
yang diarahkan untuk meningkatkan kompetensi, akan termasuk pada upaya
pengembangan SDM apabila dikaitkan dengan pemanfaatannya dalam pembangunan
atau dalam proses produksi.

B. Upaya-upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia


Adapun upaya-upaya pengembangan sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan
Secara sederhana pendidikan bisa di artikan sebagai usaha untuk mengarahkan
peserta didik dari yang tidak tahu. Sehingga dengan memiliki pengetahuan maka
seseorang akan menjadi lebih terarah dalam menentukan maupun mengambil keputusan.
Pendidikan sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia karena
pengetahuan akan diperoleh salah satunya dengan pendidikan, pendidikan merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan angka kemiskinan dan meningkatnya angka
pengangguran di Indonesia yang diakibatkan rendahnya tingkat pendidikan
dimasyarakat.
Pendidikan merupakan instrumen yang penting bagi setiap bangsa untuk
meningkatkan daya saingnya antar Negara bahkan antar masyarakat. Pendidikan
sangatlah penting bagi setiap individu dengan pendidikan dapat membantuh
mengembangkan potensi yang ada dalam diri sendiri disetiap individu dengan
pendidikan kita mendapatkan kemampuan daya fikir yang baik.
Perbaikan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat adalah fokus dari pembangunan
sektor ekonomi,dengan tujuan meningkatkan pemenuhan kebutuhan yang bersifat fisik
dan material, baik kebutuhan primer, sekunder, tertier maupun kuarter. Pemenuhan
kebutuhan ini seharusnya seimbang dengan pemenuhan kebutuhan mental dan spiritual.
Bebas dari rasa takut, adanya rasaaman, dihargai harkat dan martabatnya, dilindungi
kebebasan dan hak-haknya, serta tersedianya kesempatan yang sama untuk mewujudkan
cita-cita dan potensi diri adalah bentuk-bentuk kebutuhan mental yang seharusnya

7
diperbaiki kondisinya melalui pembangunan. Adapun pemenuhan kebutuhan spiritual
terkait dengan kebebasan dan ketersediaan prasarana, sarana dankesempatan untuk
mempelajari, mendalami dan menjalankan ajaran agama yang dianut,sehingga
komunikasi dengan Sang Pencipta dapat terpelihara.
Pada sisi peningkatan kualitas SDM, pembangunan diarahkan untuk menjadikan
rakyat negeri inikreatif, menguasai serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni (IPTEKS), dan memiliki moralitas. Kreatifitas diperlukan untuk bisa
bertahan hidup dan tidak rentan dalam menghadapi berbagai kesulitan. Dengan
kreatifitas, seseorang menjadi dinamis dan bisa menemukan jalan keluar yang positif
ketika menghadapi kesulitan atau masalah.
Penguasaan dan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(IPTEKS) sangat dibutuhkan untuk peningkatan taraf hidup, dan agar bangsa ini bisa
disandingkan dan ditandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Ini mengingat, globalisasi
dalam berbagai bidang kehidupan sudah tidak bisa dihindari dan berdampak pada
terjadinya persaingan yang ketat, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi,maupun politik.
Untuk bisa memasuki pergaulan dalam kehidupan global (persandingan dengan
masyarakat global) maupun untuk meraih keberhasilan dalam berbagai kesempatan yang
tersedia (pertandingan dalam kehidupan global) diperlukan pengusaan dan kemampuan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Adapun moralitas sangat diperlukan agar dalam menjalani kehidupannya prilaku
bangsa ini dikendalikan oleh nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang bersifat nasional
dan universal. Karena nilai-nilai ini berkait dengan batas-batas antara baik dan tidak
baik, benar dantidak benar, serta antara yang menjadi haknya dan bukan haknya, maka
tingginya moralitas dapatmeningkatkan keterpercayaan dan keandalan individu dan
masyarakat, baik di mata bangsanya sendiri maupun dalam pergaulan global. Jadi,
kualitas sumber daya manusia bukan hanya ditentukan oleh kemampuan dan
kreativitasnya saja tetapi juga oleh derajat moralitasnya.
Selain berkaitan dengan sistem masyarakat secara umum, kualitas sumber daya
manusia mempunyai keterkaitan erat dengan kualitas pendidikan sekolah. Karena
sumber daya manusia berkualitas adalah keluaran sistem pendidikan, proses pendidikan

8
harusnya menjadikan kreativitas, penguasaan dan kemampuan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, serta moralitas sebagai acuan dasar. Unsur penguasaan
dan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni bisa dicapai
melalui proses pembelajaran sejumlah mata ajaran secara berjenjang. Unsur kretivitas
bisa dirajut dalam sebagian dari mata ajaran tertentu, misalnya matematika, ilmu
pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial, namun dengan penerapan model
pembelajaran yang kondusif, seperti keterampilan proses (melalui penemuan).
2. Peningkatan pengetahuan dan wawasan lingkungan
Pengetahuan dan wawasan lingkungan penting di terapkan pada masyarakat
agar dapat meningkatkan pengembangan sumber daya manusia untuk membarikan
konsep dan pandangan yang sama dan benar kepada masyarakat tentang linkungan dan
perannya terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Pengetahuan dan
wawasan yang diberikan pada masyarakat harus dilihat dari lingkungan dan jenis
pekerjaanya agar lebih spesifik dan lebih menekankan pada pengetahuan dan
wawasan yeng berkaitan lansung dengan sumber daya yang ada. Cara yang tepat untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan lingkungan pada masyarakat perlu dilakukan
penyuluhan dan pelatihan di lingkungan masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui
perannya terhadap lingkungan. Peningkatkan pengetahuan dan wawasan juga perlu
melibatkan aparatur desa dan kecamatan.
3. Pengembangan keterampilan masyarakat
Peningkatan keterampilan masyarakat untuk dapat meningkatkan sumber daya
manusia dari pengelolaan lingkungan harus ada campur tangan dari pemerintah untuk
mendorong peran serta dari seluruh masyarakat secara aktif. Keterampilan sangatlah
penting dimiliki oleh setiap masyarakat karena pengembangan keterampilan dapat
membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas kerja yang lebih terampil dan
cekatan dalam melakukan pekerjan. Keterampilan tersebut terutama berkaitan dengan
cara-cara pemanfaatan sumber daya perikanan yang ada di masyarakat pesisir
bagaimana masyarakat memanfaatkan potensi sumber daya parikanan dengan
keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat.

9
Keterampilan yang dimiliki masyarakat pesisir khususnya nelayan diperoleh
secara turu-temurun masyarakat pesisir atau nelayan cenderung apatis dan tidak ada
keinginan untuk dapat meningkatkan keterampilannya. Hal ini yang menyebabkan tidak
ada peningkatan dalam mengelola potensi perikanan yang dimiliki masyarakat untuk
itu masyarakat belum bisa melihat keuntungan atau dampak dari peningkatan
keterampilan.
Khan (Suwatno 20011:183-185) menawarkan sebuah model pemberdayaan yang
dapat dikembangkan dalam sebuah organisasi untuk menjamin keberhasilan proses
pemberdayaan dalam organisasi.
1) Desire/ Keinginan
Tahap pertama dalam model empowerment adalah adanya mendelegasikan dan
melibatkan pekerja.
2) Trust/ Kepercayaan
Setelah adanya keingingan dari manajeman untuk melakukan pemberdayaan,
langkah selanjutnya adalah membangun kepercayaan di antara manajemen dan
karyawan. Adanya saling percaya diantara anggota organisasis akan tercipta kondisi
yang baik untuk pertukaran informasi dan saran adanya rasa takut.
3) Confident/Percaya Diri
Langkah selanjutnya setelah adanya saling percaya adalah menimbulkan rasa
percaya diri karyawan dengan menghargai terhadap kemampuan yang dimiliki oleh
karyawan.
4) Credibility/Kredibilitas
Langkah keempat menjaga kredibilitas dengan mendorong penghargaan dan
mengembangkan lingkungan kerja yang mendorong kompetisi yang sehat sehingga
tercipta organisasi yang memiliki performance yang tinggi.
5) Accountability/Pertanggung Jawaban
Tahap dalam proses pemberdayaan selanjutnya adalah pertangung jawaban
karyawan pada wewenang yang diberikan. Dengan menetapkan secara konsisten dan
jelas tentang peran, standar, dan tujuan tentang penilaian terhadap kinerja karyawan,

10
tahap ini sebagai sarana evaluasi terhadap kinerja karyawan dalam penyelesaian dan
tanggung jawab terhadap wewenang yang diberikan.
6) Communication/Komunikasi
Langkah terakhir adalah adanya komunikasi yang terbuka untuk menciptakan
saling memahami antara karyawan dan manajemen. Keterbukaan ini dapat diwujudkan
dengan adanya kritik dan saran terhadap hasil dan prestasi yang dilakukan pekerja.

C. Sumber Daya Manusia


Soebagio Atmodiwirio (2002) mengungkapkan beberapa definisi sumber daya
manusia dari berbagai sumber:
a. Sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang tersedia, termasuk jumlah dan
pengetahuan mereka, keterampilannya, dan kemampuannya, Kamus Manajemen
(1994).
b. Sumber daya manusia adalah sejumlah peran dan keterampilan yang dibutuhkan
oleh manusia, Dugan Laird (1985).
c. Sumber daya manusia adalah kekuatan daya pikir dan berkarya manusia yang masih
tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina dan digali, serta dikembangkan untuk
dimanfatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan kehidupan manusia, Y.S. Almadi
dalam Soebagio Atmodiwirio (2002).

D. Masyarakat Pesisir
Masyarakat pesisir adalah sekelompok masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir
yang hidup bersama dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber daya di wilayah
pesisir. Demikian pula jenis mata pencaharian yang memanfaatkan sumber daya alam
atau jasa-jasa lingkungan yang ada di wilayah pesisir seperti nelayan, petani ikan, dan
pemilik atau pekerja industri maritim. Masyarakat pesisir yang di dominasi oleh usaha
perikanan pada umumnya masih berada pada garis kemiskinan, mereka tidak
mempunyai pilihan mata pencaharian, memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tidak
mengetahui dan menyadari kelestarian sumber daya alam dan lingkungan (Lewaherilla,
2002).

11
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan daratan dan lautan yang sangat
kompleks, dimana terjadi pertemuan antara dua ekosistem yang saling mempengaruhi
yakni darat dan laut. Soegiarto dalam Dahuri (1996) mendefinisikan wilayah pesisir
sebagai kawasan peralihan (interface area) antara ekosistem laut dan darat baik kering
maupun terendam yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti pasang surut,
angin laut, perembesan air laut dengan ciri vegetasi yang khas. Kemudian kearah laut
mencakup batas terluar dari daerah paparan benua (continental shelf) dengan ciri
perairan yang masih dipengaruhi dengan proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi, penggundulan hutan, dan pencemaran.
Masyarakat pesisir merupakan suatu kelompok yang hidup di wilayah pesisir dan
menggantungkan hidupnya dengan sumber daya pesisir. Masyarakat pesisir termasuk
masyarakat yang masih terbelakang dan masih kental dengan adat atau budaya. Selain
itu, banyak dimensi kehidupan yang tidak diketahui oleh orang luar tentang karakteristik
masyarakat pesisir.
Masyarakat pesisir mempunyai cara berbeda dalam aspek pengetahuan,
kepercayaan, peranan sosial, dan struktur sosialnya.masyarakat pesisir tidak mempunyai
banyak cara dalam mengatasi masalah yang hadir. Masalah kompleks yang dihadapi
masyarakat pesisir adalah kemiskinan, keterbatasan pengetahuan untuk pengelolaan
sumberdaya dan teknologi, serta peran aktif antara pihak luar dengan masyarakat pesisir
sehingga dapat menghidupkan kualitas dan keterampilan masyarakat pesisir tanpa
melunturkkan karakter budayanya.
Masyarakat pesisir masih tergolong perekonomian menengah kebawah,memang
tidak semua masyarakat pesisir yang mengalami kesusahan, untuk daerah bengkulu
masyarakat pesisir berada dalam perekonomian yang teramat sulit.
Kemiskinan masyarakat pesisir disebabkan oleh persaingan antara nelayan trawl
dan nelayan tradisional serta tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat, antara lain
kebutuhan akan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, inftastruktur.
Disamping itu, kurangnya kesempatan berusaha, kurangnya akses terhadap
informasi, teknologi dan permodalan, budaya dan gaya hidup yang cenderung boros,
menyebabkan posisi tawar masyarakat miskin semakin lemah. Masyarakat pesisir

12
termasuk dalam kemiskinan kultural karena kemiskinan terjadi berdasarkan faktor dan
budaya, untuk ke faktor eksternal seperti hubungan antara patron klien bersifat amatris
tidak terlalu ketergantungan, hubungan antara patron klien saling mempengaruhi dan
adanya timbal balik.
Untuk pendapatan antara sesama nelayan tradisional relatif sama berbeda dengan
nelayan modern. Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensi sehingga
untuk menyelesaikannya diperlukan sebuah solusi.

E. Kendala Perkembangan Sumber Daya Manusia Masyarakat Pesisir


Wilayah pesisir merupakan sebuah kawasan dinamis yang sangat strategis
untuk mengembangkan berbagai sektor usaha. Tetapi sayangnya program pemberdayaan
masyarakat nelayan di wilayah pesisir belumlah tergarap secara proposional.
Pemanfaatn sumber daya kelautan belum di ’managed” secara tepat guna, yang semakin
diperparah timbulnya konflik- konflik kepentingan.
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama-sama
mendiami wilayah pesisir, membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait
dengan ketergantungan pada pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan pesisir.Jika
ditinjau dari konteks pengembangan masyarakat (community development), masyarakat
pesisir merupakan kelompok masyarakat yang berdomisili di wilayah pesisir yang
hidupnya masih tertinggal.
Pada kenyataannya pembangunan kelautan dan perikanan selalu diposisikan
sebagai sektor yang dipinggirkan (peripheral sector) dalam pembangunan ekonomi
nasional. Padahal luas wilayah Indonesia 70% adalah lautan. dari 0,3 juta km2 laut
teritorial, 2,8 juta km2 perairan dan 2,7 juta km2 perairan Luas perairan laut
Indonesia diperkirakan mencapai 5,8 juta km2 yang terdiri Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE). Tujuan utama kebijakan pembangunan ekonomi nasional bukanlah di bidang
kelautan sebagai sumber pembangunan sektor perikanan, pariwisata bahari,
pertambangan laut, industri maritim dan jasa-jasa kelautan. Begitu besarnya potensi
kelautan yang dimiliki, tapi tingkat sosial ekonomi yang rendah merupakan pandangan
yang sangat biasa yang sangat biasa di lingkungan kehidupan nelayan wilayah pesisir,

13
bahkan jika dibandingkan dengan sektor lain, pertanian, misalnya, nelayan buruh dan
nelayan kecil atau lebih dikenal dengan nelayan tradisional dapat digolonglan
masyarakat sosial yang miskin.
Perangkap kemiskinan di wilayah pesisir disebabkan oleh faktor yang sangat
kompleks, keterikatan pola pekerjaan, karena pada kenyataannya nelayan membatasi
jenis pekerjaan lain, fluktuasi musim ikan, keterbatasan SDM, modal serta akses,
jaringan perdagangan ikan yang mengeksploitasi nelayan sebagai produsen sehingga
memiliki daya tawar yang sangat rendah, serta yang paling utama, semakin menurunnya
tingkat pendapatan dan terus melambungnya jumlah kebutuhan rumah tangga. Dalam
rangka pengembangan masyarakat ini diperlukan adanya keterpaduan dan koordiansi
para pelaksana pembangunan pada masyarakat pesisir itu sendiri.Secara spesifik
permasalahan yang dihadapai masyarakat pesisir adalah di bidang pengetahuan,
ketrampilan, permodalan, penguasaan teknologi dan manajemen serta peranan lembaga
pemerintah dan non pemerintah yang ada.
Kebijakan sosial ekonomi (pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur dan
kelembagaan) dalam pengembangan masyarakat pesisir yang “tertinggal” perlu
direkayasa ulang (re-engineering) terutama yang berkaitan dengan bidang system
informasi manajemen maupun system informasi akuntansi, karena perkembangan
kehidupan nelayan di wilayah pesisir sangat lambat, yang sebagian besar adalah
kelompok miskin, bahkan kelompok yang paling miskin (poor of poorest). dengan
karateristik dan permasalahan yang plural, antara lain :
a. Budaya terbuka dan infrastruktur yang terbatas
b. Sumber kehidupan tergantung pada sumber daya alam.
c. Aktivitas ekonominya sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim.
d. Peran pasar sangat menentukan dalam berkembangnya aktivitas masyarakat.
Faktor-faktor diatas membawa masyarakat pesisir tidak memperoleh pendapatan
yang memadai, di sisi lain kebijakan sosial ekonomi tidak memberikan solusi nyata,
yang akhirnya berdampak pada kemiskinan.
Rekayasa pengembangan masyarakat pesisir terkait dengan aspek
kelembagaan.harus berlandaskaan pada tiga pilar, yaitu :

14
a. Kekuatan kelembagaan social dan ekonomi masyarakat pesisir serta kemampuan
pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan.
b. Pemerintah memberikan kesempatan dan jaminan legal formal.
c. Pihak swasta termasuk pengusaha- pengusaha yang terkait dalam wadah kerjasama
yang menguntungkan nelayan yang didukung dengan infrastruktur yang memadai.
Salah satu lembaga ekonomi yang mampu melaksanakan pembangunan
masyarakat pesisir secara berkelanjutan dan memiliki peran strategis dalam
meningkatkan kesejahteraan adalah koperasi.Sebagai salah satu lembaga ekonomi
masyarakat, koperasi pada dasarnya dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya.Keberadaan koperasi menjadi salah satu instrumen penting
dalam pembinaan dan pengembangan wilayah pesisir.Tapi tampaknya koperasi belum
mampu memberikan peran yang maksimal, karena praktek koperasi sekedar
melestarikan gagasan semata.Umumnya koperasi tidak mampu berkembang dengan baik
seperti yang diharapkan bahkan beralih fungsi.
Berdasarkan kondisi seperti ini maka perlu dilakukan reengineering kelembagaan
koperasi, yaitu melakukan pemikiran ulang yang fundamental dan perancangan ulang
yang radikal terhadap proses bisnis organisasi yang membawa organisasi mencapai
peningkatan yang dramatis dalam kinerjanya (Hamer dan Champy, 2003).
Perkembangan dalam bidang komputer pada saat ini telah mengubah pola pikir
yang seluas-luasnya kepada para pengambil keputusan (manajer), baik yang bergerak
dibidang ekonomi, pemerintahan, keilmuan dan sebagainya untuk menyelesaikan
semua permasalahannya dengan menggunakan sistem komputerisasi. Sebelum datang
era komputerisasi ini kebanyakan dari user menyelesaikan pekerjaannya secara
manual.Tetapi saat ini user dapat menggunakan komputer dalam mengerjakan
berbagai tugasnya dengan cepat dan tepat.Hal ini dikarenakan di dalam komputer
tersebut terdapat bermacam-macam aplikasi yang bisa digunakan, sehingga user
mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Berbagai aplikasi komputer saat ini bermunculan, mulai dari aplikasi yang
mempermudah dalam hal perhitungan sampai aplikasi yang menyediakan sarana

15
pengolahan data. Aplikasi-aplikasi ini semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu ingin
mempermudah pekerjaan user.
Dalam era komputerisasi ini pengolahan data dan penyebaran informasi
dirasakan kurang efektif dan efisien apabila sumber itu dalam bentuk kertas yang
sifatnya statis atau mengandalkan memori seseorang sebagai media penyimpanannya.
Seperti halnya yang terjadi pada sebuah koperasi nelayan di wilayah pesisir kota
Semarang, proses penyampaian informasi mengenai keanggotaan, transaksi keuangan,
titipan, perhitungan saldo dan sebagainya masih dilakukan secara manual. Begitu pula
dengan proses peminjaman dan pengembalian. Sehingga menimbulkan berbagai
permasalahan seperti kehilangan data peminjam, kehilangan barang yang dipinjamkan,
kekeliruan angka keuangan dan permasalahan lainnya yang berhubungan dengan
prosedur peminjaman.Hal ini menyulitkan petugas administrasi keuangan dalam
memberikan laporan kepada pimpinan.
Untuk membuat sistem kerja administrasi yang tertib, teratur dan akurat, maka
harus dipunyai sistem pencatatan dan pengarsipan data yang sistematis, aman dan
akurat.Hal ini hanya dapat dilakukan dengan memanfaatkan sistem informasi yang
cocok untuk keperluan masing-masing bidang usaha.
Kemiskinan nelayan di wilayah pesisir Semarang disebabkan oleh factor internal
dan eksternal yang terdapat dalam “Perangkap Lingkaran Kemiskinan”, meliputi
persaingan yang semakin ketat dan kebijakan pemerintah yang kadang tidak berpihak
kepada nelayan ataupun kebijakan yang tidak sampai wilayah yang paling ujung.
Faktor-faktor diatas sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan ekonomi rumah
tangga keluarga nelayan terutama pada saat tidak musim “layar” atau musim paceklik.
Pada sisi lain kebutuhan rumah tangga harus dipenuhi, jalan satu-satunya mengajukan
pinjaman pada rentenir walau dengan bunga tinggi. Titik ini merupakan awal mulanya
“lingkaran perangkap kemiskinan” terbentuk.Pada kondisi ini posisi nelayan pasti pada
tempat yang sangat lemah, karena tidak mempunyai daya tawar yang tinggi.
Disisi lain manajemen keuangan kelurga tergolong konsumtif, akibatnya pada saat
musim panen tidak untuk membayar utang tapi untuk foya-foya atau berinvestasi.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagai suatu bentuk upaya dalam pengembangan sumber daya manusia,
pendidikan merupakan salah satus ektor terpenting dalam pembangunan Pendidikan dan
Perspektif nasional. Hal ini mengingat pendidikan menyiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas yang menjadi faktor inputdominan dalam pembangunan tersebut. Oleh
karena itu, untuk mengoptimalkan pembangunan nasional, pendidikan seharusnya
mendapat prioritas, karena melalui upaya ini dapat dihimpun stok modal manusia dan
stok modal sosial yang memadai secara kualitas untuk melaksanakan pembangunan.
Tanpa tersedianya stok modal manusia dan stok modal sosial yang memadai, terutama
secara kualitas, keberhasilan pembangunan patut dipertanyakan.

B. SARAN
Kemiskinan dan kurangnya tingkat pendidikan masyarakat merupakan suatu
persoalan yang mendasar di bangsa ini, maka diharapkan kepada pemerintah, swasta dan
masyarakat dapat saling bekerja sama dengan baik agar terjadinya peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Awaloedin. 1993 Sumber Daya Manusia. Jakarta.


Atmodiwirio S. 2002 Manajemen Pelatihan. Jakarta: Ardadizya Jaya.
Harbinson dan Myers 1965 dalam Manpower and Education: Country Studies in
Economic Development.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 Pengembangan. Edisi 1. Jakarta
Lewaherilla, 2002 Masyarakat Pesisir Pantai, Jakarta.Egc.
Moleong J. L. 2007 Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.
UU RI Nomor 27 Tahun 2007.
https://media.neliti.com/media/publications/93954-ID-pengembangan-sumber-daya-
manusia-pada-ma.pdf
https://www.google.com/search?q=model+pemberdayaan+sumber+daya+masyarakat&rlz

18

Anda mungkin juga menyukai