Anda di halaman 1dari 34

FAMILY CENTERED DAN

STIGMA PADA ODHA

KELOMPOK 7
1. Agnes Ngilo
2. Gaersom Lepat
3. Nurmin Baco
PPN Tingkat IV/Reguker B.
Family Centered
Pengertian
Family Centered care didefinisikan
oleh Association for the Care of
Chilldtrn’s Health sebagai filosofi
dimana pemberian perawatan
mementingkan dan melibatkan peran
penting dari keluarga, dukungan,
membantu membuat suatu pilihan,
dan meningkatkan pola normal
selama anak sakit dan menjalani
penyembuhan.
Penyebab Dilakukan Family
Centered
1) Membangun system kolaborasi
2) Berfokus pada kekuatan sumber keluarga.
3) Mengakui keahlian keluarga dalam
merawat ODHA
4) Membangun pemberdayaan dari pada
ketergantungan
5) Meningkatkan lebih banyak sharing
informasi dengan pasien ODHA, keluarga
dan pemberi pelayanan dari pada informasi
hanya diketahui oleh professional.dll
Elemen Family Centered
 Memfasilitasi kolaborasi keluarga profesional
pada semua perawatan kesehatan.
 Meningkatkan kekuatan keluarga dan
mempertimbangkan metode-metode
alternative dalam koping
 Meperjelas hal-hal yang kurang jelas dan
informasi lebih komplit oleh keluarga
tentang perawatan pada ODHA yang tepat
 Menimbulkan kelompok support antara
orang tua dengan ODHA. Dll (Nugroho,
2018)
Intervensi Family Centered
 Orientasi keluarga
 Terbentuknya Family Care specialis
 Visitasi terbuka
 Mengijinkan keluarga untuk ada di
dekat pasien
 Dibentuk dan dijalankan Family
Support Grup
 Mendorong keterlibatan keluarga
Stigma Pada ODHA
Pengertian
Stigma diartikan sebagai pemberian cap (label) kepada
seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan pada
penilaian subjektif. Stigma yang telah dibangun di tengah
masyarakat yang memiliki pemahaman yang salah terhadap
ODHA maupun penyakitnya. Hal ini menimbulkan berbagai
prasangka dan ketakutan yang berlebihan dari masyarakat
dengan memandang penyakit AIDS diakibatkan karena
perilaku seks yang menyimpang, pecandu narkotik suntik,
dan ODHA lelaki disamakan dengan kaum homoseksual.
Diskriminasi adalah perlakuan yang tidak
seimbang terhadap perorangan, atau
kelompok berdasarkan sesuatu, biasanya
bersifat kategorikal, atau atribut-atribut
khas seperti berdasarkan ras, suku bangsa,
agama atau keanggotaan kelas-kelas social.
(Fathoni, 2009).
Bentuk-bentuk Stigma dan
Diskriminasi pada ODHA
 Menjadi ODHA atau tidak menginginkan untuk
menggunakan peralatan yang sama
 Penolakan oleh keluarga, teman atau masyarakan
terhadap ODHA
 Peradilan moral berupa sikap yang mengalahkan ODHA
karena penyakitnya dan menganggapnya sebagai orang
yang tidak bermoral
 Stigma terhadap orang-orang yang terkait dengan ODHA
misalnya keluarga dan teman dekatnya.
 Keengganan untuk melibatkan ODHA dalam suatu
kelompok atau organisasi.
 Pelecehan terhadap ODHA baik lisan mau fisik
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Adanya Stigma
Pada ODHA
 HIV-AIDS adalah penyakit mematikan
 HIV-AIDS adalah penyakit karena
perbuatan melanggar susila, kotor, tidak
bertanggung jawab
 Orang dengan HIV-AIDS dengan sengaja
menularkan penyakitnya
 Kurangnya pengetahuan yang benar tentang
cara penularan HIV. (Aditama, 2012).
Akibat Stigma Pada ODHA

1. Stigam sulit mencari bantuan


2. Stigma membuat semakin sulit memulihkan
kehidupan karena stigma dapat menyebabkan
erosinya self- confidence sehingga menarik dari
masyarakat
3. Strigma menyebabkan diskiminasi
4. Masyarakat bisa lebih kasar dan kurang manusiawi
5. Keluarga lebih menjadi lebih terganggu
 
Upaya Mengurangi STIGMA dan Diskriminasi Pada ODHA

1. Pengadaan materi dan sosialisasi kesehatan


repoduksi dan HIV-AIDS disekolah-sekolah
2. Sosialisasi HIV-AIDS kepada tokoh masyarakat
dan kepada masyarakat luas
3. KIE HIV/AIDS oleh berbagai pihak, baik oleh
berbagai dinas maupun oleh LSM di berbagai
tempat
4. Pelatihan tenaga kesehatan diamana salah satu
materi yang diberikan adalah mengenai stigma
dan diskriminasi.
Critical Thingking Dan Evidence Based
Practice Nursing (EBP)
Jurnal 1
P 30 ODHA yang berkunjung di poliklinik VCT RSUD Kabupaten
Sorong.

I Memberikan kuesioner kepada 30 ODHA yang terdiri dari dukungan


keluarga ( 20 Pertanyaan ) dan kualitas hidup ( 15 Pertanyaan ) untuk di
isi oleh masing-masing ODHA.

C -

O Mengetahui dukungan keluarga pada orang dengan HIV/AIDS untuk


meningkatkan kualitas hidupnya

T Maret – April 2017


Nama dan Tahun penelitian : Alva Cherry Mustamu ,
Mardiana Nurdin, Intan Gumilang Pratiwi ( 2018)
Judul : Hubungan antara dukungan keluarga dengan
kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain cross sectional yang betujuan
untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga
dan kualitas hidup ODHA. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 30 ODHA yang berkunjung di poliklinik VCT
RSUD Kabupaten Sorong pada bulan MaretApril 2017.
ODHA dalam keadaan sakit fisik dan kejiwaan tidak
diikutkan dalam penelitian ini. Alat pengumpulan data
untuk tiap variabel menggunakan kuesioner yang terdiri
dari dukungan keluarga (20 Pertanyaan), kualitas hidup
(15 pertanyaan). Hasil uji validitas (0,823-0,980>0,361)
dan reliabilitas (0,961>0,361).
Hasil dan Pembahasan :Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa sebagian besar orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)
yang terlibat dalam penelitian ini berusia 26-35 tahun,
berjenis kelamin perempuan, dan sudah menikah. Hal ini
disebabkan oleh meskipun struktur kemitraan seksual yang
bergantung pada usia, perempuan muda memiliki resiko
lebih tinggi tertular HIV dibandingkan lakilaki muda
(Bershteyn et al, 2013; Ott MQ et al, 2011;Anderson RM et al,
1992; Gregson S et al, 2002 et al, Hallett TB, 2007).

Kesimpulan : Dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh


ODHA sebagai support system atau sistem pendukung utama
sehingga ia dapat mengembangkan respon atau koping yang
efektif untuk beradaptasi dengan baik dalam menghadapi
stressor terkait penyakitnya baik fisik, psikologis, maupun
sosial.
Jurnal 2
P 300 kepala keluarga di kabupaten Grobogan

I Melakukan wawancara langsung kepada 300 kepala keluarga

C -

O Untuk mengetahui sikap keluarga dan persepsi responden terhadap


ODHA merupakan faktor yang berpengaruh pada munculnya stigma
terhadap ODHA.

T Agustus-September 2014
Nama dan Tahun Penelitian : Zahroh Shaluhiyah,
Syamsulhuda Budi Musthofa,Bagoes Widjanarko ( 2014 )
Judul : Stigma Masyarakat terhadap Orang dengan
HIV/AIDS
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini merupakan riset
explanatory, jumlah sampel yang dapat diambil sebanyak
270 orang. Untuk menghindari drop out sample, maka
sampel ditambah sebesar 10% sehingga jumlah sampel
menjadi 297 dan dibulatkan menjadi 300 sampel. Sebanyak
300 kepala keluarga dipilih secara propotional random
sampling dari tiga kelurahan dengan jumlah penderita HIV
tertinggi di Kabupaten Grobogan. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner terstruktur dengan mewawancarai
responden.
Hasil : Stigma terhadap ODHA masih banyak
terjadi di masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil
penelitian yang menunjukkan hampir separuh dari
responden (49,7%) memiliki sikap negatif terhadap
ODHA. Bentuk stigma di antaranya tidak bersedia
makan makanan yang disediakan atau dijual oleh
ODHA, tidak membolehkan anaknya bermain
bersama dengan anak HIV, tidak mau
menggunakan toilet bersama dengan ODHA,
bahkan menolak untuk tinggal dekat dengan orang
yang menunjukkan gejala HIV/AIDS..
Kesimpulan : Faktor yang memengaruhi
stigma terhadap ODHA di Kabupaten
Grobogan adalah sikap keluarga terhadap
ODHA dan persepsi responden terhadap
ODHA. Keluarga dengan sikap negatif
terhadap ODHA memiliki kemungkinan
empat kali lebih besar memberikan stigma
terhadap ODHA, sedangkan responden
dengan sikap negatif terhadap ODHA
memiliki kemungkinan dua kali lebih besar
dalam memberikan stigma terhadap ODHA.
Jurnal 3

P 14 ODHA pengguna narkoba suntik yang secara medis


dinyatakan terinfeksi HIV.

I Melakukan wawancara dan observasi terhadap 14 ODHA pengguna


narkoba suntik.

C -

O Mengetahui stigma yang diterima oleh ODHA pecandu narkoba suntik


dari masyarakat.

T -
Nama dan Tahun Penelitian : Irfan Ardani dan Sri
Handayani ( 2017 )
Judul : Stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
sebagai Hambatan Pencarian Pengobatan: Studi Kasus pada
Pecandu Narkoba Suntik di Jakarta
Metode Penelitian : Penelitian dengan persetujuan Komisi
Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes No.
LB.02.01/5.2/KE.602/2013 tanggal 24 Desember 2013 dilakukan
pada komunitas pecandu narkoba di Jakarta dengan desain
penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan
April sampai dengan bulan Agustus 2014 dengan metode
wawancara mendalam dan observasi. Instrumen yang digunakan
adalah panduan wawancara semi terstruktur dan daftar
observasi. Wawancara dilakukan kepada pengguna narkoba
suntik yang secara medis dinyatakan terinfeksi HIV. Validasi
dilakukan dengan triangulasi sumber melalui wawancara
mendalam terhadap keluarga dan petugas kesehatan.
Hasil :
Hasil penelitian menunjukkan stigma dari
masyarakat bisa berasal dari keluarga terdekat,
teman dan tetangga, serta dari akses layanan
publik. Stigma dari keluarga diterima ODHA
pecandu narkoba suntik dalam bentuk
diskriminasi dan pembiaran. Diskriminasi terjadi
karena keluarga merasa takut tertular infeksi virus
HIV. Bentuk deskriminasi seperti barangbarang
yang dipisahkan penggunaannya, barang yang
disentuh ODHA langsung dibersihkan, dan
dikucilkan dengan tidak membolehkan anak-anak
bermain bersama ODHA.
.
Kesimpulan :
Stigma yang diterima oleh ODHA pecandu narkoba
suntik di Jakarta terdiri dari stigma dari masyarakat dan
self stigma. Stigma dari masyarakat bisa berasal dari
keluarga terdekat, teman dan tetangga, serta dari
petugas kesehatan. Stigma masyarakat yang diterima
ODHA pecandu narkoba suntik di Jakarta berupa
diskriminasi, perlakuan yang merendahkan, perlakuan
kasar, dan pembiaran baik di dalam keluarga,
lingkungan sosial maupun pelayanan kesehatan. Self
stigma berupa perasaan takut terhadap kondisi diri
sendiri dan takut terhadap penerimaan masyarakat,
serta internalisasi stigma masyarakat atau mengganggap
bahwa cap negatif masyarakat terhadap mereka adalah
benar.
Jurnal 4

P Orang yang terinfeksi HIV/ AIDS dan keluarga.


I Melakukan wawancara terhadap orang yang terinfeksi HIV/ AIDS
dan keluarga terkait dukungan keluarga terhadap kelangsungan
hidup ODHA
C -
O Mengetahui tentang pengetahuan dan pemahaman ODHA
maupun keluarga terhadap penyakit HIV dan isu-isu yang terkait
serta bentuk dukungan yang diberikan keluarga bagi ODHA
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
T -
Nama dan Tahun Penelitian : Nancy
Rahakbauw (2018)
Judul : Dukungan keluarga terhadap
kelangsungan hidup ODHA ( Orang
Dengan HIV/AIDS )
Metode Penelitain :
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif dengan studi kasus
dimana penulis ingin menggambarkan
dukungan keluarga terhadap
kelangsungan hidup ODHA.
Hasil
Kurangnya informasi dan terbatasnya pengetahuan
tentang penyakit HIV/AIDS, menyebabkan keluarga
memperlakukan ODHA secara diskriminatif bahkan tidak
manusiawi. Perlakuan ini berdampak terhadap relasi dan
interaksi antara anggota-anggota keluarga lainnya.
Keterkejutan dan kecemasan terhadap penyakit yang
dialami oleh anggota keluarga yang terinfeksi HIV/AIDS.
Dari keluarga yang diteliti, terlihat bahwa tidak semua
keluarga memiliki pengetahuan dan bahkan belum pernah
mendengar tentang penyakit tersebut.
Kesimpulan :

Keluarga merupakan tempat utama ODHA


maupun anggota keluarga yang lainnya dalam
melewati masa-masa kritis, dan keluarga juga
memberikan dorongan bagi individu untuk dapat
melihat hidup lebih berarti dan berguna bagi
dirinya maupun orang lain.
Jurnal 5

P Masyarakat Di Kota Kupang Provinsi NTT

I Melakukan wawancara terhadap 382 Kepala Keluarga


terkait ODHA
C -

O mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap


stigma yang diberikan masyarakat terhadap ODHA di Kota
kupang.
T -
Judul jurnal dan tahun:
Stigma Masyarakat Terhadap ODHA Di Kota Kupang
Provinsi NTT (2017)
Penulis:
Konstantinus Hati, Zahroh Shaluhiyah, Antono
Suryoputro
Metode:
Penelitian ini adalah survei deskriptif analitik pendekatan
kuantitatif rancangan Cross seccional. Melakukan
wawancara dengan menggunakan kuisioner terhadap 382
kepala keluarga sebagai responden yang bertujuan
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
stigma yang diberikan masyarakat terhadap ODHA di Kota
Kupang dengan populasi sebesar 54960 KK. (Arikunto,
2000). Pengambilan sample menggunakan tehnik
multistage proporsional random sampling. Unit sampel
yang pertama disebut Primary Sampling Unit (PSU).
Hasil
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden
yang memiliki pengetahuan kurang memberikan
stigma tinggi sebesar 75% dan stigma rendah
sebesar 24.7%, sedangkan pada responden yang
memiliki pengetahuan baik memberikan stigma
tinggi sebesar 33.9% dan stigma rendah sebesar
66.1%. Hasil uji Chi Squre nilai p=0.000 (p dengan
EXP.B=2.420 artinya sikap tentang HIV-AIDS
berpengaruh terhadap stigma yang diberikan
masyarakat terhadap ODHA dengan kekuatan
probabilitas 2.420.
KESIMPULAN:

Faktor yang paling berpengaruh terhadap stigma


masyarakat terhadap ODHA yaitu sikap tokoh
masyarakat terhadap ODHA dengan nilai
EXP.B(OR)=4.834 artinya tokoh masyarakat
yang mempunyai sikap kurang terhadap ODHA
mempunyai peluang memberikan stigma sebesar
4.834 kali lebih besar dibandingkan dengan
tokoh masyarakat yang mempunyai sikap baik.
Dari tujuh faktor yang berpengaruh di atas
mempunyai probabilitas memberikan stigma
terhadap ODHA sebesar 81.72%.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai