Anda di halaman 1dari 16

PELAKSANAAN FAMILY CENTERED CARE

PADA ODHA MELALUI PROGRAM 3M

KELOMPOK 5
HIV/AIDS ??
(Nursalam, 2007) :
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
merupakan kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh
terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan
air susu ibu.
Virus tersebut merusak kekebalan tubuh manusia dan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan
tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
ODHA ??
ODHA adalah singkatan dari Orang Dengan
HIV/AIDS, sebagai pengganti istilah penderita yang
mengarah pada pengertian bahwa orang tersebut
secara positif didiagnosa terinfeksi HIV.
Dampak Virus HIV ??
1) Kecemasan.
2) Depresi.
3) Merasa terisolasi dan berkurangnya dukungan sosial, merasa
ditolak oleh keluarga, dan orang lain
4) Merasa takut bila ada orang yang mengetahui atau akan
mengetahui penyakit yang dideritannya.
5) Merasa khawatir dengan biaya perawatan, khawatir kehilangan
pekerjaan, pengaturan hidup selanjutnya dan transportasi.
6) Merasa malu dengan adanya stigma sebagai penderita AIDS,
penyangkalan terhadap kebiasaan seksual.
7) Penyangkalan hidup riwayat penggunaan obatobatan terlarang.
Mengapa keluarga merupakan
sasaran utama ??
Keluarga merupakan lingkungan sosial terdekat,
dan sangat signifikan berpengaruh terhadap
perkembangan dan kehidupan secara umum.

Keluarga adalah suatu sistem sosial independen,


di mana di dalamnya terdapat hubungan yang
saling mempengaruhi dan timbal balik antara
anggota dalam sistem tersebut.
Dukungan Keluarga pada ODHA

1) Dukungan emosional
2) Dukungan penghargaan
3) Dukungan materi
4) Dukungan informasi
5) Dukungan bersosialisasi
Family Centered Care ??
Menurut Association for the Care of Children's
Health (ACCH) :

Sebagai filosofi dimana pemberi perawatan


mementingkan dan melibatkan peran penting dari
keluarga, dukungan keluarga akan membangun
kekuatan, membantu untuk membuat suatu pilihan
yang terbaik, dan meningkatkan pola normal yang ada
dalam kesehariannya selama anak sakit dan menjalani
penyembuhan.
Penyebab dilakukan Family Centered
Care pada ODHA
1) Membangun sistem kolaborasi dari kontrol atau
penyembuhan pada ODHA
2) Berfokus pada kekuatan dan sumber keluarga daripada
kelemahan keluarga
3) Mengakui keahlian keluarga dalam merawat ODHA
seperti sebagaimana professional
4) Membangun pemberdayaan daripada ketergantungan
5) Meningkatkan lebih banyak sharing informasi dengan
pasien ODHA, keluarga, dan pemberi pelayanan
informasi professional
6) Menciptakan program yang fleksibel dan tidak kaku
Elemen Family Centered Care
pada ODHA
1) Keluarga dipandang sebagai unsur yang konstan sementara
profesi kesehatan fluktuatif
2) Memfasilitasi kolaborasi keluarga professional pada semua
level perawatan kesehatan
3) Meningkatkan kekuatan keluarga dan mempertimbangkan
metode-metode alternatif dalam koping
4) Memperjelas hal-hal yang kurang jelas dan informasi lebih
komplit oleh keluarga tentang perawatan pada ODHA yang
tepat
5) Menimbulkan kelompok support antara orang tua dengan
ODHA
6) Mengerti dan memanfaatkan sistem pelayanan
kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan
pada ODHA
7) Melaksanakan kebijakan dan program yang tepat,
komprehensif, meliputi dukungan emosional dan
finansial dalam memenuhi kebutuhan kesehatan
keluarganya
8) Menunjukkan desain transportasi perawatan
kesehatan fleksibel, accessible, dan responsive
ODHA terhadap kebutuhan pasien
9) Implementasi kebijakan dan program yang tepat
komprehensif meliputi dukungan emosional
dengan staff element Family Centered Care
Intervensi Family Centre Care
pada ODHA
1) Orientasi keluarga
2) Terbentuknya Family Care Specialist (FCS)
3) Visitasi terbuka
4) Mengijinkan keluarga untuk ada didekat pasien
selama pasien dilakukan tindakan/prosedur.
5) Dibentuk dan dijalankannya family support group.
6) Mendorong keterlibatan keluarga dalam perawatan.
SOLUSI
Dalam penyembuhan HIV ada dua aspek yang
mempengaruhi dalam proses pengobatan penyakit, aspek
yang pertama yaitu hanya dengan melakukan pengobatan
medis sedangkan aspek kedua yaitu pengobatan medis yang
ditunjang dengan dukungan sosial dari lingkungan sekitar
meliputi dokter, masyarakat dan kelurga.
Keluarga merupakan unit sosial dasar bagi penderita HIV.
Studi yang ada menunjukkan bahwa hubungan pasien
dengan keluarga membentuk proses penyembuhan melalui
mekanisme dukungan sosial, integrasi sosial, dan norma-
norma sosial.
1) Intervensi yang dilakukan yaitu pendekatan dalam
proses penyembuhan HIV, dengan tujuan untuk
melibatkan anggota keluarga pasien HIV dalam
keterbukaan HIV, konseling, dan perawatan medis.
Strategi pertama intervensi ini adalah untuk
memperkuat hubungan keluarga. Mereka bisa
mendorong keterlibatan keluarga dan interaksi
dengan melibatkan pasien HIV dan anggota keluarga
mereka dalam kegiatan yang sama (misalnya games,
olahraga, kegiatan hiburan lainnya, pertemuan
kelompok, dll).
Intervensi ini juga dapat berfokus pada peningkatan
keterampilan manajemen emosional dan komunikasi
yang efektif untuk keluarga dan ODHA.
2) Strategi kedua dari intervensi yang berpusat pada keluarga
adalah untuk membantu keluarga yang terkena HIV
menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibawa oleh
ODHA dan mengurangi stres mereka serta isolasi sosial
yang dialami oleh ODHA.
Berdasarkan sebuah penelitian, petugas kesehatan dapat
mempertimbangkan mengundang anggota keluarga pasien
HIV untuk bergabung dalam konseling HIV sehingga
mereka dapat belajar lebih banyak pengetahuan tentang
pencegahan dan pengobatan HIV, mengurangi serotipe dan
kesalahpahaman tentang HIV, dan memberikan dukungan
sosial yang potensial.
Anggota keluarga juga dapat didorong untuk berpartisipasi
dalam manajemen kepatuahan pengobatan pada ODHA.
3) Strategi potensial ketiga untuk intervensi
yang berpusat pada keluarga adalah untuk
mengatasi kebutuhan anggota keluarga,
khususnya penyedia perawatan pasien HIV
dalam keluarga mereka.
Konseling psikologis dan dukungan sosial
akan sangat membantu keluarga untuk
mencegah mereka dari mengorbankan
kehidupan keluarga normal dan kehilangan
self-efficacy dalam mengatasi HIV.
Allison L, et. al. 2015. FAmily CEntered (FACE) advance care planning: Study
design and methods for a patient-centered communication and decision-
making intervention for patients with HIV/AIDS and their surrogate
decision-makers. Contemporary Clinical Trials 43 (2015) 172–178.
Mahirdining, Anggipita Budi. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan, Motivasi,
dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Terapi ARV ODHA. Jurnal
Kesehatan Masyarakat 5 (2) (2010) 131-137.
Nursalam. (2007). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS.
Jakarta ; Salemba Medika.
Sandy Marubenny, et. al. Perbedaan Respon Sosial Penderita HIV-AIDS yang
Mendapat Dukungan Keluarga dan Tidak Mendapat Dukungan Keluarga
Dibalai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang. Jurnal
Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 43-51.
Shan Qiao, et. al. 2015. The role of social relationship in HIV healing and its
implications in HIV cure in China. Health Psychol Behav Med. 2015 ; 3(1):
115–127. doi:10.1080/21642850.2015.1040405.

Anda mungkin juga menyukai