PKPR singkatan dari Pelayananan Kesehatan Peduli Remaja. PKPR adalah program
pemerintah yang diampu Dinas Kesehatan di tingkat Kabupaten/Kota, dikoordinas
Dinkes tingkat Provinsi, untuk melayani kesehatan remaja. Program ini secara resmi
telah berjala sejak tahun 2003. Di tingkat lapangan, PKPR dijalankan oleh Puskesmas.
Remaja adalah tunas bangsa, generasi penerus bangsa, remaja adalah tumpuan
harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang
bermartabat. PKPR dilaksanakan menjangkau kelompok remaja sekolah
Secara umum, semua keluhan yang dapat ditangani oleh Puskesmas di tingkat
pelayanan dasar dapat dilayani di Puskesmas PKRP. Termasuk di dalamnya adalah
Layanan Kesehatan Reproduksi dan Seksual. Sebagai contoh, beberapa layanan yang
dilayani PKPR adalah :
Hotel Melati
.Sex Bebas
Balap Liar
Merokok
.Minum Minuman Beralkohol
1. Masalah Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi tidak
merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat
menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena
tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya
defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang
sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan.
Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal
sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem
kekebalan tubuh yang melemah.
2) AIDS
Tabel 2.1 Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu
Kesehatan
Demikian pula pengetahuan remaja tentang IMS dan HIV dan AIDS masih sangat
rendah. Gencarnya informasi tentang HIV dan AIDS selama ini nampaknya belum
mampu meningkatkan pengetahuan remaja secara signifikan tentang penyakit tersebut,
apalagi sampai dengan perubahan perilaku. Apa yang telah banyak dilakukan selama
ini nampaknya baru kesadaran di kalangan remaja bahwa fenomena HIV dan AIDS ada
di sekitar mereka. Masih sangat sedikit remaja yang memiliki pengetahuan yang benar
tentang seluk beluk HIV dan AIDS. Kondisi yang sama juga berlaku untuk IMS. Tingkat
pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu HIV dan AIDS dan IMS,
Indonesia, 2002-2003