Anda di halaman 1dari 3

Apa itu PKPR ?

PKPR singkatan dari Pelayananan Kesehatan Peduli Remaja. PKPR adalah program
pemerintah yang diampu Dinas Kesehatan di tingkat Kabupaten/Kota, dikoordinas
Dinkes tingkat Provinsi, untuk melayani kesehatan remaja. Program ini secara resmi
telah berjala sejak tahun 2003. Di tingkat lapangan, PKPR dijalankan oleh Puskesmas.

Remaja adalah tunas bangsa, generasi penerus bangsa, remaja adalah tumpuan
harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang
bermartabat. PKPR dilaksanakan menjangkau kelompok remaja sekolah

Apa saja jenis kegiatan dalam PKPR ?

Selain memberikan layanan pencegahan (preventive), Pengobatan (kuratif), Promosi


dan Rehabilitasi, Puskesmas PKPR juga menjalankan kegiatan sebagai berikut :

1. Pemberian informasi dan edukasi


2. Pelayanan klinis medis (termasuk pemeriksaan penunjang & rujukan)
3. Konseling
4. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
5. Pelatihan Konselor Sebaya

Layanan Kesehatan Apa Saja yang tersedia ?

Secara umum, semua keluhan yang dapat ditangani oleh Puskesmas di tingkat
pelayanan dasar dapat dilayani di Puskesmas PKRP. Termasuk di dalamnya adalah
Layanan Kesehatan Reproduksi dan Seksual. Sebagai contoh, beberapa layanan yang
dilayani PKPR adalah :

1. Pemeriksaan Kehamilan bagi remaja


2. Konseling semua masalah Kesehatan Reproduksi dan Seksual
3. Konsultasi mengenai masalah kejiwaan
4. HIV&AIDS
5. Infeksi Menular Seksual (IMS)
6. Anemia

Bagaimana Remaja Mengakses Puskesmas PKPR ?

Cara mengaksesnya adalah dengan datang ke Puskesmas. Proses dimulai dari


pendaftaran, mengantri, dan mendapatkan layanan. Perlu diingat, belum semua
Puskesmas PKPR memberikan pelayanan kepada remaja secara terpisah. Sebagian
besar layanan remaja masih digabungkan dengan pelayanan umum.

Contoh Kenakalan Remaja dan Solusinya


;Membohongi Orang Tua

Tidak Menaati Peraturan Sekolah


Melawan Guru di Sekolah
.Bolos Sekolah

Menonton Video Porno


.Pacaran Tidak Sehat

Hotel Melati
.Sex Bebas

Hamil di Luar Nikah


.Berkelahi Antar Teman Sepergaulan

Tawuran Antar Pelajar


.Tidak Menaati Peraturan Lalu Lintas

Balap Liar
Merokok
.Minum Minuman Beralkohol

Mengonsumsi Obat-obatan Terlarang


Pencurian
Perjudian
Perampokan
Pelecehan Seksual
1. Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Masalah Kehamilan Remaja
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si
ibu mengandung bayinya.

1. Masalah Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi tidak
merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat
menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena
tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi

1. Infeksi Menular Seksual (IMS)


Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang menyerang organ kelamin seseorang
dan sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual
akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
baik melalui vagina, oral maupun anal.

1. HIV dan AIDS


1) HIV

HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan


retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4
positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel),
dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan
terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan
defisiensi kekebalan tubuh.

Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya
defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang
sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan.
Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal
sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem
kekebalan tubuh yang melemah.

2) AIDS

AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan


menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem
kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV
dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi
HIV telah berkembang menjadi AIDS.

1. Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja


Tingkat pengetahuan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi masih rendah,
khususnya dalam hal cara-cara melindungi diri terhadap risiko kesehatan reproduksi,
seperti pencegahan KTD, IMS, dan HIV dan AIDS. Hasil Survei Kesehatan Reproduksi
Remaja (SKRRI) tahun 2002-2003 yang dilakukan oleh BPS memperlihatkan bahwa
tingkat pengetahuan dasar penduduk usia 15-24 tahun tentang ciri-ciri pubertas sudah
cukup baik, namun dalam hal pengetahuan tentang masa subur, risiko kehamilan, dan
anemia relatif masih rendah. Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang
beberapa isu Kesehatan Reproduksi, Indonesia, 2002-2003

Tabel 2.1 Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu
Kesehatan

Reproduksi, Indonesia, 2002-03

Persentase Penduduk yang mengetahui dengan benar tentang:

Ciri-ciri Ciri-ciri Masa Risiko hamil


pubertas pubertas subur jika sekali
pada pada berhubungan
karakteristik laki-laki perempuan Perempuan seks Anemia

Laki-laki 80.2 70.2 20.4 46.1 65.7

perempuan 80.8 90.1 30.7 43.1 44.9

Demikian pula pengetahuan remaja tentang IMS dan HIV dan AIDS masih sangat
rendah. Gencarnya informasi tentang HIV dan AIDS selama ini nampaknya belum
mampu meningkatkan pengetahuan remaja secara signifikan tentang penyakit tersebut,
apalagi sampai dengan perubahan perilaku. Apa yang telah banyak dilakukan selama
ini nampaknya baru kesadaran di kalangan remaja bahwa fenomena HIV dan AIDS ada
di sekitar mereka. Masih sangat sedikit remaja yang memiliki pengetahuan yang benar
tentang seluk beluk HIV dan AIDS. Kondisi yang sama juga berlaku untuk IMS. Tingkat
pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu HIV dan AIDS dan IMS,
Indonesia, 2002-2003

Anda mungkin juga menyukai