Anda di halaman 1dari 3

ATA DAN INFORMASI KENIENTERIAN KESEHATAN RI

tyle
prevention asm
hospital boy
reproductive

tution
orgasm disease
(IfO8titUtiOH

0 reproductive girl b•x exual


SITUASI XESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Dalam Rangka Hari Keluarga Nasional, 29 Jum

Menurut WHO, remaja adalah pend.uduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahcfn di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta
atau sekitar 18a dari jumlah penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 1836
dari jumlah penduduk dunia(WHO, 2014).

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembanga n yang pesat baik secara fisik,
psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai
petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang. Apabila keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka
akan jatuh ke dalam perilaku berisiko dan mungkin harus menanggung akibatjangka pendek dan jangka panjan8
dalam berbagai masalah kesehatan fisik dan psikososial. Sifat dan perilaku berisiko pada remaja tersebut
memerlukan ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
remaja termasuk pelayanan untuk kesehatan reproduksi.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata
bebas dari penyakit atau kecacatan vang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Ruang lingkup
pelayanan kesehatan reproduksi menurut International Conference Population and Development[ICPD) tahun
1994 di Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan penanganan infeksi
menular seksual termasuk HIV/AI DS, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan komplikasi
aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi usia lanjut, deteksi dini kanker saluran
reproduksi serta kesehatan reproduksi lainnya seperti kekerasan seksual, sunat perempuandan sebagainya.

Pelayanan kesehatan reproduksi remaja bertujuan untuk:


» Mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual berisiko dan perilaku berisiko lainnya yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi. Perilaku seksual berisiko antara lain seks pranikah yang dapat
berakibat pada kehamilan tidak diinginkan, perilaku seksual berganti-ganti pasangan, aborsi tidak aman, dan
perilaku berisiko tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV. Perilaku berisiko Iain yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi antara Iain penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif(napza) dan perilakugizi burukyang dapat menyebabkan masalah gizi khususnya anemia.
• Mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab yang
meliputi persiapanfisik, psikis, dan sosial untuk menikah danmenjadi orangtua pada usia yang matang.

SITUASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


Data mengenai situasi kesehatan reproduksi remaja sebagian besar bersumber dari Survei Demografi dan
Kesehatan terutama komponen Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), yang mewawancarai remaja usia 15-24
tahundan belummenikah.

Pada remaja usia 15-19tahun, proporsi terbesar berpacaran pertama kali pada usia 15-17tahun. Sekitar 33,3°A
remaja perempuan dan 34,5% remaja laki-laki yang berusia 15-19 tahun mulai berpacaran pada saat mereka
belum berusia 15 tahun. Pada usia tersebut dikhawatirkan belum memiliki keterampilan hidup life skills) yang
memadai, sehingga mereka berisiko memiliki perilaku pacaran yang tidak sehat, antara Iain melakukan
hubungan seks pranikah.
Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership

Anda mungkin juga menyukai