Anda di halaman 1dari 47

KESEHATAN

REPRODUKSI
REMAJA
Hamidatul Yuni,
S.ST, M.Kes

www.googleslidesppt.com _ 30+ Ready Made Google Slides & PowerPoint Presentation for Free
Pengertian Remaja
WHO (2014) Remaja adalah pendduk dalam
rentang usia 10-19 tahun

Permenkes RI no 25 / 2017 Remaja usia 10-18 tahun

BKKBN Usia 10-19 tahun

Sensus
WHO Penduduk
2010

1,2 Milyar
43,5 juta (18%
(18%
Penduduk
Penduduk
Indonesia)
Dunia)
MASA Masa remaja
REMAJA
• Periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat baik secara fisik,
psikologis maupun intelektual
• Mempunyai rasa keingintahuan yang besar,
menyukai petualangan dan tantangan –>
menanggung risiko tanpa pertimbangan
yang matang
• keputusan menghadapi konflik tidak tepat 
jatuh ke dalam perilaku berisiko memilki
masalah kesehatan fisik dan psikososial
Kesehatan
Reproduksi

Keadaan sehat secara fisik,


mental, dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi,
dan proses reproduksi
Ruang lingkup pelayanan kesehatan reproduksi menurut
International Conference Population and Development
(ICPD) 1994 :

penanganan infeksi
Kesehatan ibu dan
keluarga berencana menular seksual
anak
termasuk HIV/AIDS

pencegahan dan pencegahan dan


kesehatan
penanganan penanganan
reproduksi remaja
komplikasi aborsi infertilitas

kesehatan
Deteksi dini kanker
reproduksi usia Sunat perempuan
saluran reproduksi
lanjut
Tujuan pelayanan Reproduksi Remaja
 Mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual
berisiko dan perilaku berisiko lainnya yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi
 Seks pranikah
 Kehamilan tidak diinginkan
 Berganti-ganti pasangan
 Aborsi tidak aman
 Resiko Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV.
 Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza)
 Perilaku gizi buruk  anemia.
 Mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan
reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab
 fisik, psikis, dan sosial untuk menikah dan menjadi
orang tua pada usia yang matang
Semakin dininya usia haid
pertama/menarche dan semakin
meningkatnya umur pernikahan dapat
memperpanjang periode seksual aktif
sebelum menikah (lama lajang) pada
remaja dan dewasa muda

Situasi ini meningkatkan risiko terhadap masalah


kesehatan reproduksi sepertu adanya seks pranikah,
hamil pranikah, remaja hamil, remaja melahirkan,
kehamilan yang dak diinginkan, tertular IMS, HIV
dan AIDS, perkosaan, keguguran dan pengguguran
yang dak aman, komplikasi kehamilan (risiko
melahirkan prematur, lahir ma, berat lahir rendah)
dan komplikasi persalinan
Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007

Informasi tentang kesehatan reproduksi pada


remaja cenderung diperoleh dari teman sebaya :

• 44,3% remaja perempuan dan 46,9% remaja


laki-laki menjadikan temannya sebagai sumber
informasi mengenai perubahan fisik saat
pubertas.

• 69,3% remaja perempuan dan 56,7% remaja


laki-laki lebih suka mencurahkan hati (curhat)
tentang kesehatan reproduksi dengan
temannya dibandingkan dengan orang tua atau
guru.
Riskesdas 2010
Pengetahuan komprehensif tentang
HIV dan AIDS pada penduduk usia 15-
24 tahun, yaitu 11,4%.

Target yang harus dicapai


pada tahun 2014 adalah 95%
Situasi Kesehatan
Reproduksi Remaja
SITUASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Survei Demografi dan Kesehatan terutama
komponen
Berpacaran
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
• Belum memiliki keterampilan
pertama kali hidup (life skills)
pada usia • Berisiko melakukan
15-17 hubungan seks pra nikah

33,346
Remaja
Perempuan Mulai
dan berpacaran
34,546 usia 15 tahun
Remaja Laki2
Usia 15-19 th
Next 
Next 
Next 
Next 
Next 
Seks Pra Nikah
pada Remaja
Seks Pra Nikah
pada Remaja

• Kehamilan Remaja
• Penularan penyakit menular
seksual
• Kehamilan yang tidak direncanakan
• Aborsi
• pernikahan remaja.
• Dampak masa depan remaja, janin,
dan keluarganya.
Persentase Seks Pra Nikah Remaja (2007 dan 2012)
Pernikahan Usia Muda
United Nations Development Economic
and Social Affairs (UNDESA, 2010)

Indonesia termasuk Negara


ke-37 dengan persentase
pernikahan usia muda yang
tinggi

Tertinggi kedua di ASEAN


setelah Kamboja
Usia legal minimal perempuan
menikah
158 negara dengan September 2019 Sedang
usia legal minimal dibahas revisi UU tersebut
perempuan menikah dengan batas minimal 18
18 tahun ke atas tahun utk laki-laki dan
perempuan

Undang-undang (UU)
Nomor 1 Tahun 1974
Laki-laki : 19 Tahun
tentang Perkawinan perempuan 16 tahun
UU No. 16/2019
Pasal 7:
1. Perkawinan diizinkan apabila pria dan
wanita sudah mencapai umur 19 tahun

2. Dalam hal terjadi penyimpangan terhadap


ketentuan umum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), orang tua pihak wanita
dapat meminta dispensasi kepada
pengadilan dengan alasan sangat
mendesak disertai dengan bukti2
pendukung yang cukup
Usia Menikah Pertama Wanita 25-49 Tahun
Pendapat Usia ideal pernikahan pertama?
• Sebagian besar remaja perempuan
BERPENDAPAT usia 15-19 tahun adalah
usia 24-25 tahun
• Sebagian besar remaja laki-laki usia 20-21
tahun BERPENDAPAT usia 24-25 tahun.
• Masih ada berpendapat bahwa usia ideal
pernikahan pertama adalah kurang dari 20
tahun, terutama bagi perempuan.
Kehamilan pada Remaja
Proporsi Kehamilan Remaja
2013
Kehamilan remaja berdampak negatif
pada kesehatan remaja, bayinya, sosial
dan ekonomi
Resiko Kehamilan Remaja

Perdaraha
persalinan

Berat badan
Kehamilan tidak bayi lahir
dikehendaki rendah (BBLR

ABORSI Kelahiran
TIDAK AMAN
prematur
Persalinan pada ibu di bawah usia 20 tahun
memiliki kontribusi dalam tingginya angka
kematian neonatal, bayi, dan balita.

SDKI 2012
Angka Kematian Neonatal, Post Natal, bayi dan
Balita menurut Usia Ibu
Proporsi Kehamilan Remaja Indonesia Tahun 2013
KEGIATAN/PELAYANAN KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
pkpr

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja


(PKPR). Ciri khas pelayanan kesehatan
peduli remaja adalah pelayanan
konseling dan peningkatan kemampuan
remaja dalam menerapkan Pendidikan
dan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).
GenRe

Kegiatan pelayanan kesehatan


reproduksi remaja juga terdapat dalam
Program Generasi Berencana (GenRe)
yang diselenggarakan oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN)
PENCEGAHAN INFEKSI
MENULAR SEKSUAL - HIV
Infeksi Menular Seksual

IMS terutama ditularkan melalui hubungan seksual,


namun penularan dapat juga terjadi yang antara lain
dari ibu kepada janin di dalam kandungan atau saat
kelahiran, melalui produk darah atau transfer jaringan
yang telah tercemar, bahkan kadang-kadang dapat
ditularkan melalui alat kesehatan yang tidak steril.
 Estimasi World Health
Organization (WHO) pada tahun 2012

Setiap tahun terjadi 357 juta kasus baru IMS yang


dapat disembuhkan pada usia 15-49 tahun.

• Sifilis pada ibu hamil dapat menyebabkan


kematian fetus dan neonatus lebih dari
300.000 setiap tahun.
• Infeksi HPV berhubungan dengan 530.000
kasus kanker serviks dan 264.000 kematian
akibat kanker serviks setiap tahun
• Gonore dan klamidia merupakan penyebab
utama infertilitas di seluruh dunia
Untuk itu WHO mencanangkan strategi
global untuk tahun 2030 dengan target:

Menurunkan insidens sifilis,


gonore, infeksi baru HIV, dan
kematian akibat AIDS sebanyak
90%, serta menurunkan kasus
kongenital sifilis kurang dari 50 per
100.000 kelahiran hidup
Data IMS non HIV di Indonesia
Data IMS non-HIV di Indonesia belum tercatat
seperti data HIV, sehingga data yang
sebenarnya tidak diketahui dengan pasti

Data HIV di Indonesia


Pada Desember Tahun 2017:
• Infeksi HIV 280.623 orang
• Kasus AIDS 102.667 orang
PATOGEN PENYEBAB, MANIFESTASI KLINIS DAN
PENYAKIT
PATOGEN PENYEBAB, MANIFESTASI KLINIS DAN
PENYAKIT (2)
PATOGEN PENYEBAB, MANIFESTASI KLINIS DAN
PENYAKIT (3)
PATOGEN PENYEBAB, MANIFESTASI KLINIS DAN
PENYAKIT (4)
PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN IMS

Mengurangi morbiditas dan


mortalitas krn IMS

Mencegah Infeksi HIV

Mencegah Komplikasi serius


pada wanita

Mencegah efek kehamilan buruk


Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai