Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


DI SMA NEGERI 3 PALANGKA RAYA

ARTIKEL ILMIAH

Disusun untuk memenuhi persyaratan menempuh


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Nadia Sintani
PO.62.20.1.23.026

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN REGULER XXVI-A

2023/2024
”GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL (PMS) DI SMA NEGERI 3 PALANGKA RAYA”

NADIA SINTANI
PO.62.20.1.23.026
Program Studi DIII Keperawatan Reguler XXVI-A
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
Jl. G.Obos No.32, Menteng, Kec. Jekan Raya

Abstrak

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus,
parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang
terinfeksi kepada mitra seksualnya. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu dari
sepuluh penyebab pertama penyakit yang tidak menyenangkan pada dewasa muda laki- laki dan
penyebab kedua terbesar pada dewasa muda perempuan di negara berkembang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang


Penyakit Menular Seksual (PMS) di SMA Negeri 3 Palangka Raya tahun 2023. Jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif Kuantitatif. Pengambilan Sampel pada penelitian ini Purposive
sampling yaitu 60 responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit


Menular Seksual (PMS) di SMA Negeri 3 Palangka Raya 60 responden mayoritas
berpengetahuan Baik sebanyak 33 orang (65%), berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang
(20%), dan berpengetahuan Kurang sebanyak 11 orang (15%).

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)
di SMA Negeri 3 Palangka Raya memiliki pengetahuan yang baik dan tetap masih perlu
ditingkatkan pendidikan kesehatan mengenai sistem reproduksi khususnya pendidikan kesehatan
tentang Penyakit Menular Seksual (PMS).

Kata kunci: Pengetahuan, Remaja, Penyakit Menular Seksual


"OVERVIEW OF TEENAGERS' KNOWLEDGE ABOUT SEXUALLY TRANSMITTED
DISEASES (STDs) AT SMA NEGERI 3 PALANGKA RAYA"

NADIA SINTANI
PO.62.20.1.23.026
Program Studi DIII Keperawatan Reguler XXVI-A
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
Jl. G.Obos No.32, Menteng, Kec. Jekan Raya

Abstract
Sexually Transmitted Diseases (STDs) are infections caused by bacteria, viruses,
parasites or fungi, which are transmitted mainly through sexual contact from an infected person
to their sexual partners. Sexually Transmitted Diseases (STDs) are one of the first ten causes of
unpleasant diseases in young male adults and the second largest cause in young female adults in
developing countries.
This research aims to determine the description of adolescent knowledge about sexually
transmitted diseases (STDs) at SMA Negeri 3 Palangka Raya in 2023. The type of research used
is quantitative descriptive. Sampling in this study was purposive sampling, namely 60
respondents.
The results of the research show that the description of adolescent knowledge about
sexually transmitted diseases (STDs) at SMA Negeri 3 Palangka Raya, the majority of 60
respondents, had good knowledge, 33 people (65%), 16 people (20%) had good knowledge, and
11 people had poor knowledge (11). 15%).
It can be concluded that adolescent knowledge about Sexually Transmitted Diseases
(STDs) at SMA Negeri 3 Palangka Raya has good knowledge and health education regarding the
reproductive system still needs to be improved, especially health education about Sexually
Transmitted Diseases (STDs).

Keywords: Knowledge, Adolescents, Sexually Transmitted Diseases


PENDAHULUAN meningkatkan program promosi kesehatan
dalam menjaga perilaku seksual remaja.
Latar Belakang
Remaja memiliki peranan penting dalam TINJAUAN PUSTAKA
masa depan Indonesia, mulai dari membangun
rumah tangga, menjadi pemimpin dalam Pengetahuan
penambilan keputusan, dan menjadi tulang Pengetahuan merupakan domain yang
punggung perekonomian nasional Indonesia. sangat penting akan terbentuknya tindakan
seseorang. Pengetahuan merupakan hasil
Permasalah yang dialami remaja cukup setelah orang melakukan pengindraan
kompleks, mulai dari masalah prestasi belajar terhadap suatu objek tertentu. Karena dari
di sekolah, pergulan yang tidak sehat, dan lain pengalaman ternyata perilaku yang didasari
sebagainya. MAsalah lain yang teridentifikasi oleh pengetahuan akan lebih kekal daripada
adalah masalah kesehatan reproduksi dan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
perilaku negative yang menyebabakan resiko Pengetahuan adalah kesatuan subjek yang
mengetahui dan ojek yang diketahui.
menular seksual pada remaja.
Pengetahuan manusia itu adalah hasil dari
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah berkontraknya dua macam besaran, yaitu :
penyakit infeksi penularannya melalui benda atau yang diperiksa, diselidiki, dan
hubungan seksual. Infeksi Menular Seksual akhirnya diketahui (objek), manusia yang
(IMS) sampai saat ini masih merupakan melakukan berbagai pemeriksaan akhirnya
masalah kesehatan masyarakat seluruh dunia, mengetahui (mengenal) benda. Banyak cara
baik Negara maju maupun di Negara untuk meperoleh pengetahuan, salah satunya
melalui kegiatan belajar. Melalui proses
berkembang. World Health Organization
belajar dapat membuat seseorang memperoleh
(WHO) memperkirakan terdapat lebih dari pengetahuan baru dan membuka wawasan
340 juta kasus baru dari IMS yang dapat di berpikir.
obati. Penyakit menular seksual sering terjadi
terutama pada pria dan wanita berusia 15-49 Remaja
tahun. Menurut WHO remaja atau dalam istilah
Rendahnya pengetahuan remaja tentang asing yaitu adolescene yang berarti tumbuh
kesehatan reproduksi, memerlukan adanya kearah kematangan merupakan seseorang
pendidkan seksual yang memperhatikan aspek yang memiliki rentang usia 10-19 tahun.
budaya dan faktor-faktor yang Remaja adalah suatu masa ketika individu
memperngaruhinya untuk mengurangi mengalami perkembangan dari saat pertama
perilaku seksual beresiko terhadap remaja. kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan sekundernya sampai saat ia mencapai
pemanfaatan berbagai sector seperti tim medis kematangan seksual. Remaja adalah suatu
lain, sekolah dan komunitas, serta situs masa ketika individu mengalami
internet yang dirancang untuk memeberikan perkembangan psikologi dan pola identifikasi
informasi tentang seksualitas kepada remaja. dari kanak-kanak menjadi dewasa. Remaja
Kerja sama antara keluarga, sekolah dan adalah suatu masa ketika terjadi peralihan dari
seluruh masyarakat dibutuhkan untuk
ketergantungan social ekonomi yang penuh terutama melalui hubungan seksual dari
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. seseorang yang terinfeksi kepada mitra
Tahap perkembangan remaja seksualnya. Penyakit Menular Seksual (PMS)
pertumbuhan dan perkembangan pada masa merupakan salah satu dari penyebab pertama
remaja sangat cepat, baik fisik maupun penyakit yang tidak menyenangkan pada
psikologis. Perkembangan pada anak dewasa laki-laki dan penyebab kedua terbesar
perempuan lebih cepat dibandingkan anak pada dewasa perempuan di Negara
laki-laki karena dipengaruhi oleh hormon berkembang. Penyakit Menular Seksual
seksual. Perkembangan berpikir pada remaja (PMS) adalah penyakit infeksi yang menular
juga tidak terlepas dari kehidupan emosional melalui kontak seksual. Penularan penyakit ini
yang labil. Tugas perkembangan masa remaja bisa melalui sperma, darah, atau cairan tubuh
difokuskan pada upaya meninggalkan sikap lainnya. Hal ini karena beberapa PM, seperti
dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha herpes dan HPV, bisa disebarkan melalui
untuk mencapai kemampuan bersikap dan kontak kulit ke kulit. Selain itu, pemakaian
berperilaku secara dewasa. jarum suntik secara berlulang atau bergantian
Pada masa remaja akan terjadi proses diantara bebrapa orang juga menularkan
terpaparnya remaja dengan masalah kesehatan penyakit.
reproduksi yaitu terjadi proses produksi Sebagian besar remaja aktif secara
hormone seksual dalam tubuh yang seksual memilik resiko mengalami masalah-
mengakibatkan timbulnya dorongan emosi dan masalah seksual seperti mengalami kehamilan
seksual. Permasalahan kesehatan reproduksi dan terkenak infeksi yang di tularkan secara
pada remaja dimulai pada usia remaja, yaotu seksual. Perilaku resiko tinggi ialah perilaku
saat perempuan mengalami menstruasi yang menyebabkan seseorang mempunyai
pertama dan pelepasan sel telur yang akan resiko besar terserang penyakit. Yang
berakhir sampai tidak haid lagi. Masalah tergolong kelompok resiko tinggi adalah
kesehatan reproduksi selain berdampak secara mencangkup usia muda, belummenikah, dan
fisik, juga dapat berpengaruh terhadap orang yang memiliki pasangan seksual.
kesehatan mental emosi dan kesejahteraan
sosial. Remaja harus menghadapi permasalah METODOLOGI PENELITIAN
yang sangat kompelks seiring dengan masa
transisi yang dialami remaja. Masalah yang Desain penelitian
paling menonjol yang dialami remaja yaitu Desain penelitian yang digunakan dalam
permasalahan seputar seksualitas seperti penulisan proposal penelitian ini adalah
perilaku pergaulan bebas, seks pranikah, dan metode deskriptif kuantitatif. Metode
Penyakit Menular Seksual (PMS). penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu
metode yang bertujuan untuk membuat
Penyakit Menular Seksual (PMS) gambar atau deskriptif tentang suatu keadaan
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah secara objektif yang menggunakan angka,
infeksi yang disebabkan oleh bakteri virus, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
parasite atau jamur, yang penularannya
terhadap data tersebut serta penampilan dan Populasi adalah wilayah generalisasi yang
hasilnya. terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang
Jenis Data ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Sebelum melaksanakan pengumpulan data, kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi
peneliti terlebih dahulu mengirimkan surat pada penelitian ini adalah Siswa/I kelas XII A-
Permohonan Izin penelitian dari Prodi DIII F SMA Negeri 3 Palangka Raya yang
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka berjumlah 150 orang.
Raya ke Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Jumlah Sampel
Palangka Raya. Setelah mendapatkan izin dari Sampel adalah suatu proses yang digunakan
Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Palangka untuk menentukan Individu yang dapat
Raya, maka peneliti kemudia melaksanakan mewakili populasi secara keseluruhan. Besar
pengumpulan data. sampel dalam penelitian ditentukan dengan
1. Data Primer menggunakan rumus Slovin
Data primer merupakan data yang
diambil langsung dari subjek
𝑵
penelitiannya, data di peroleh/diambil n=𝟏+𝑵(𝒅)′𝟐
oleh peneliti melalui kuesioner yang
langsung diisi oleh responden. Diketahui :
2. Data sekunder N = Besar Populasi
Data ini diperoleh secara tidak n = Besar Sampel
langsung dari sumbernya yaitu data d = Tingkatan kepercayaan /
yang diperoleh peneliti dari untuk ketetapan yang diinginkan 0,1
mengetahui jumlah, umur, tempat maka :
tanggal lahir siswa/I di SMA Negeri 3
150
Palangka Raya. n=
1+150(0,1)′2

Lokasi dan Waktu Penelitian 150


n=
Lokasi Penelitian 1+150(0,01)

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3


150
Palangka Raya, berlokasi di Jl.G.Obos no,12, n=
1+1,5
Menteng, Kecamatan Jekan Raya, Kota
Palangka Raya. 150
Waktu Penelitian n=
2,5
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Sepetember 2023 n = 60

Populasi dan jumlah Sampel Jadi total sampel yang digunakan adalah = 60
Populasi orang
Adapun kriteria yang dijadikan sebagai sampel Tahapan Penelitian
penelitian, yaitu :
1. Kriteria Inklusi Pada penelitian ini ada beberapa tahapan
Kriteria inklusi adalah karakteristik dalam pelaksanaan penelitian meliputi
umum subjek penelitian dari suatu kegiatan:
populasi target yang terjangkau dan 1. Studi Literatur
akan diteliti. Dalam penelitian ini Peneliti mencari sumber serta
kriteria inklusi, yaitu : informasi dengan mengkaji beberapa
a. Remaja laki-laki dan perempuan sumber yaitu dari buku-buku dan
kelas XII (dua Belas) di SMA jurnal,
Negeri 3 Palangka Raya. 2. Penyusunan Proposal Penelitian
b. Siswa/I yang bersedia menjadi Setelah studi literatur dilakukan maka
responden. peneliti menyusun penyusunan
2. Kriteria Eksklusi proposal penelitian.
a. Siswa/I tidak mau menjadi 3. Pengurusan ijin penelitian
responden Setelah mendapatkan persetujuan
b. Siswa/I yang tidak hadir pada saat prodi, maka peneliti dapat melakukan
penelitian penelitian.
c. Siswa/I kelas XII (Dua belas) 4. Membagikan kuesioner Penelitian
Peneliti membagikan kuesioner ke
siswa/I kelas XII SMA Negeri 3
Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan oleh Palangka Raya.
peneliti adalah teknik probability sampling 5. Pengolahan data Penelitian
tipe Simple Random Sampling. Dengan Data yang terlah didapat tersebut
kemudia diolah dan disusun menjadi
demikian sampel dalam penelitian ini adalah
sebuah tulisan
bagian dari populasi penelitian, yaitu beberapa
6. Penyusunan Hasil data penelitian
siswa/I kelas XII SMA Negeri 3 Palangka
Selanjutnya penyusunan data dibuat
Raya. Data yang telah dimiliki dari hasil
penelitian adalah sebanyak 60 orang. dalam bentuk laporan Proposal
Penelitian.
Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data Etika Penelitian
penelitian ini adalah kuesioner yang Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya
digunakan oleh peneliti. Bentuk kuesioner etika. Setelah mendapatkan persetujuan dari
yang digunakan berupa kuesioner tertutup, institusi, maka peneliti dapat melakukan
dimana responden tinggal memilih jawaban penelitian sesuai dengan etika penelitian
yang telah disediakan berupa kuesioner pilihan sebagai berikut :
ganda. Sehingga responden hanya perlu 1. Anonymity (tanpa nama)
memberi jawaban tanda silang (x) pada 2. Confidientiality (Kerahasiaan)
jawaban yang dianggap benar.
Analisa Data Pembahasan

Pada penelitian ini, analisa data dengan Siswa/siswi yang berpengetahuan baik
menggunakan teknik analisa univariat tentang PMS sebanyak 33 orang (65%) yaitu
dimaksudkan untuk mengetahui distribusi siswa/I yang telah mengerti dan mengenal
frekuensi responden penelitian dan proporsi Penyakit Menular Seksual (PMS) sebelumnya.
dari variable-variabel yang diamati. Data yang Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan
diperoleh dikumpulkan, pertanyaan, dan teori Notoatmodjo (2012) yaitu pengetahuan
pernyataan yang dijawab akan diberikan skor, adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil
kemudian disajikan kedalam bentuk table tahu seseorang terhadap suatu objek dari indra
dengan perhitungan analisis. yang dimilikinya. Hal yang dimaksud tahu
disini yaitu remaja dapat mengetahui segala
bentuk informasi dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan PMS.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siswa/I yang berpengetahuan cukup
Hasil Penelitian tentang Penyakit Menular Seksual 16 orang
(20%), yang disebabkan karena responden
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian yang hanya sekedar mengetahui apa itu PMS
SMA Negeri 3 Palangka Raya adalah serta untuk hal-hal lainnya yang lebih
salah satu sekolah Negeri yang ada di mendalam tentang PMS mereka masih belum
kota Palangka Raya. Sekolah ini paham. Peneliti berasumsi bahwa hal ini
tepatnya terletak diantara 2 Sekolah terjadi dikarenakan responden hanya sekedar
Dasar SDN 4 Menteng Palangka Raya mengetahui apa itu Penyakit Menular Seksual
dan SDN Percobaan Palangka Raya. (PMS) tetapi tidak terlalu memahami dan
Jarak SMA Negeri 3 Palangka Raya masih kurang mengetahui informasi yang
dari Poltekkes Kemenkes Palangka lebih mendalam tentang Penyakit Menular
Raya sekitar 700 Meter. Seksual (PMS) baik tentang faktor penyebab
2. Analisis Univariat PMS, jenis-jenis PMS, resiko kejadian PMS,
a. Karakteristik Responden dampak serta bahaya dari Penyakit Menular
Bedasarkan hasil penelitian
Seksual (PMS)
yang dilaksanakan di SMA
Negeri 3 Palangka Raya, Siswa/I yang berpengetahuan kurang
karakteristik siswa/I tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) ada
berdasarkan umur dan jenis sebanyak 11 orang (15%). Peneliti berasumsi
kelamin. bahwa hal ini terjadi karena sumber informasi
yang didapat oleh siswa-siswa tentang PMS
sebelumnya masih kurang.

Kerangka Konsep Penelitian


Pengetahuan Remaja 1. Baik
tentang Penyakit Menular 2. Cukup
Seksual (PMS) 3. Kurang

Gambar 1.1 Kerangka Konsep penelitian

Tabel Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Skala Hasil Ukur


Operasional pengukuran

Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner Ordinal a. Baik : 70-100%


tentang yang diketahui b. Cukup : 50-70%
Penyakit mahasiswa c. Kurang : 50%
Menular tentang penyakit
Seksual menular seksual
Tabel 2.1 Definisi Operasional

Tabel 2.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Di SMA Negeri 3 Palangka Raya

Karakteristik Responden Frekuensi Persen (%)


Usia
17 Tahun 40 65
18 Tahun 20 35

Jenis kelamin
Perempuan 37 60
Laki-Laki 23 40
Tabel 2.2 di atas menujukkan bahwa usia siswa/I kelas XII di SMK Negeri 3 Palangka Raya
memiliki usia 17 tahun sebanyak 40 orang (65%), usia 18 tahun sebanyak 20 orang (35%).
Berdasarkan jenis kelamin mayoritas adalah perempuan sebanyak 37 orang (60%) dan minoritas
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang (46%).

Tabel 2.3
DIstribusi frekuensi Gambaran Pengetahuan Remaja
Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)
di SMA Negeri 3 Palangka Raya
Pengetahuan Frekuensi Persen (%)
Baik 33 65%
Cukup 16 20%
Kurang 11 15%
Total 60 100
Tabel 2.3 diatas menujukkan bahwa dari 79 responden mayoristas respondengan berpengetahuan
baik sebanyak 33 orang (65%), dan minoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 16
orang (20%).

SIMPULAN DAN SARAN Penyakit Menular Seksual (PMS) baik


melalui keluarga, lingkungan sekolah,
Simpulan media massa dan elektronik, untuk
Pengetahuan remaja tentang Penyakit Menular meningkatkan pengetahuan remaja
Seksual (PMS) di SMA Negeri 3 Palangka tentang Penyakit Menular Seksual
Raya yaitu mayoritas Siswa/Siswi (PMS) agar remaja lebih paham dan
berpengetahuan baik yaitu 33 orang (65%), mengerti tentang PMS.
dari jumlah sampel 60 responden. 2. Bagi Institusi Sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
Saran digunakan pihak sekolah khususnya
SMA Negeri 3 Palangka Raya sebagai
1. Bagi Responden referensi dan bahan untuk memberikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat informasi dan pendidikan khususnya
digunakan oleh remaja untuk lebih
tentang kesehatan reproduksi kepada
aktif mencari informasi tentang siswa-siswinya, seperti menyediakan
buku-buku tentang kesehatan referensi di Prodi D-III Keperawatan
reproduksi, menerapkan program Poltekkes kemenkes Palangka Raya
kesehatan reproduksi disekolah 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
maupun diluar sekolah. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
3. Bagi Institusi Keperawatan menjadi referensi bagi peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat selanjutnya untuk melanjutkan dan
digunakan sebagai bahan kepustakaan mengembangkan penelitian ini dengan
bagi yang membutuhkan acuan penelitian Faktor-faktor yang
perbandingan untuk menambah Berhubungan Tentang Penyakit
Menular Seksual (PMS).

DAFTAR PUSTAKA

Adhitya, Wirakusuma. 2011. Spektrum Infeksi Menular Seksual Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Diakses 4 Februari 2019.

Andani, 2010. Perilaku Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS). Diakses 4 Februari 2019.

Azinar, M. 2013. Perilaku Seksual Pranikah Beresiko Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 8 (2); 153- 160.

Budiman & Riyanto. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Chiuman, L. 2009. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja SMA Wiyata Dharma Medan
Terhadap IMS. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2009. Diakses
3 Februari 2019.

Daili. 2009. Infeksi Menular Seksual. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.

Depkes RI, 2006. Dampak Infeksi Menular Seksual (IMS) Bagi Remaja. Jakarta : Depkes RI;
2006. .

Dinkes. 2012. Seks Bebas Pada Remaja. http://dinkes. Cirebonkab.go.Id/ di unduh pada 3 Juli
2019.

Fadillah, DR. 2013. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Perilaku Beresiko
PMS dan HIV/AIDS di SMA Negeri Wunduloko Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 (Skirpsi). Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia;2013.
Gustini, Kiki. 2015. Pengetahuan Siswa Kelas XI Tentang Penyakit Menular seksual. Diakses 4
Februari 2019.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi


Menular Seksual 2015. Jakarta : Kemenkes RI, 2015; p.2-3. Diakses 3 Februari 2019. .
2011. Survei Terpadu dan Biologis Perilaku (STBP). Jakarta : Kemenkes RI, 2011.
Diakses 3 Februari 2019.

KPAI, 2013. Remaja dan SPN (Seks Pranikah). KPAI, (46), 2016. http://www.ucarecdn.

Kusyogo, 2008. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Praktik Kesehatan Reproduksi Remaja.


Jurnal Promkes Indonesia Vol. 3, No. 2.

Lumongga, 2013. Faktor Penyebab Kenakalan Remaja. Jurnal Kultur Demokrasi.

Maulana, H. 2009. Promosi Kesehatan; ed, Egi Komara Yudha. Jakarta : EGC.

Muhajir, M. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Yudhistira.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. .

Anda mungkin juga menyukai