TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Seks
1. Pengertian Pendidikan Seks
Pendidikan seks adalah pemberian informasi dan pembentukan sikap
serta keyakinan tentang seks, identitas seksual, hubungan dan keintiman. Ini
menyangkut anatomi seksual manusia, reproduksi, hubungan seksual,
kesehatan reproduksi, hubungan emosional dan aspek lain dari perilaku
seksual manusia. Hal ini sangat penting bagi manusia, sehingga Setiap anak
memiliki hak untuk dididik tentang seks (Chomaria, 2012).
Pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau
mencegah penyalahgunaan seks. khususnya untuk mencegah dampak-dampak
negative yang tidak diinginkan seperti kehamilan yang tak direncanakan,
penyakit menular seksual, depresi, dan perasaan berdosa (Sarwono, 2013).
Akan tetapi dipihak lain ada yang tidak setuju dengan pendidikan seks,
karena dikawatirkan dengan pendidikan seks anak-anak yang belum saatnya
tahu tentang seks jadi mengetahuinya dan karena dorongan keingin tahu yang
besar, mereka jadi ingin mencobanya.
Pendidikan seks didefinisikan sebagai pendidikan mengenai anatomi
organ tubuh yang dapat dilanjutkan pada reproduksi seksual.dengan
mengajarkan pendidikan seks kepada anak, menghindarkan anak dari resiko
negatif perilaku seksual. Karena dengan sendirinya anak kan tahu mengenai
seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan
hukum, agama dan adat istiadat, serta kesepian mental dan material seseorang
(Safita, 3013).
Pandangan prokontra pendidikan seks ini pada hakikatnya tergantungan
sekali pada bagaimana kita mndefinisikan pendidikan seks itu sendiri. Jika
5
6
berbohong kepada anak seperti “adik datang dari langit atau dibawa
burung”. Penjelasan disesuaikan dengan keingintahuan atau pertanyaan
anak misalnya dengan contoh yang terjadi pada binatang
f. Memberikan pemahaman tentang fungsi anggota tubuh secara wajar yang
mampu menghindarkan diri dari perasaan malu dan bersalah atas bentuk
serta fungsi tubuhnya sendiri
g. Mengajarkan anak untuk mengetahui nama-nama yang benar pada setiap
bagian tubuh dan fungsinya. Vagina adalah nama alat kelamin perempuan
dan penis adalah alat kelamin pria, daripada mengatakan dompet atau
burung
h. Membantu anak memahami konsep pribadi dan mengajarkan kepada
mereka kalau pembicaraan seks adalah pribadi
i. Memberi dukungan dan suasana kondusif agar anak mau berkonsultasi
kepada orangtua untuk setiap pertanyaan tentang seks
j. Perlu ditambahkan, teknik pendidikan seks dengan memberikan
pemahaman kepada anak tentang susunan keluarga (nasab) sehingga
memahami struktur sosial dan ajaran agama yang terkait dengan pergaulan
laki-laki dan perempuan.23 Saat anak sudah bisa nalar terhadap struktur
tersebut orang tua bisa mengkaitkannya dengan pelajaran fiqh
k. Membiasakan dengan pakaian yang sesuai dengan jenis kelaminnya dalam
kehidupan seharihari dan juga saat melaksanakan salat akan
mempermudah anak memahami dan menghormati anggota tubuhnya
Sebagaimana telah disebutkan, teknik pendidikan seks tersebut
dilakukan dengan menyesuaikan terhadap kemampuan dan pemahaman anak
sehingga teknik penyampaian dan bahasa amat perlu dipertimbangkan.
B. Balita
1. Perkembangan Masa Balita
Pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu proses yang
berlangsung terus-menerus pada berbagai segi dan saling berkaitan, dan
terjadi perubahan pada individu semasa hidupnya. Pertumbuhan dan
perkembangan adalah proses dari maturasi dan pembelajaran. Pertumbuhan
adalah suatu peningkatan ukuran fisik, keseluruhan atau sebagian yang
dapat diukur. Grafik pertumbuhan meliputi tinggi. Berat badan dan
diameter. Pada lipatan kulit, perkembangan adalah suatu rangkaian
peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk berfungsi. Perkembangan
yang terjadi pada masa bayi adalah perkembangan kognisi dan
sosioemosional. Yang dimaksud dengan kognisi adalah tindakan atau proses
untuk mengetahui sesuatu (Yuliani, 2010).
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah dan besarnya sel seluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Pertumbuhan adalah
adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan membentuk
protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel di seluruh
bagian tubuh. Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat
18
tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Rukiyah,
2013).
Perkembangan yaitu suatu proses menuju terciptanya kedewasaan
yang ditandai bertambahnya kemampuan atau keterampilan yang
menyangkut struktur tubuh yang berkaitan dengan aspek nonfisik
pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatu proses yang saling
berkaitan dan sulit dipisahkan (Rukiyah, 2013).
2. Karakteristik Balita
Menurut Septiari (2012), karakteristik balita menjadi 2 yaitu antara
lain:
a. Anak usia 1-3 tahun
Anak usia 1-3 tahun pada umumnya bagi anak usia batita anak
masih tergantung penuh pada orang tua untuk melakukan kegiatan penting
seperti mandi, buang air dan makan, merupakan konsumen pasif artinya
anak menerima makanan dari apa yang disediakan orang tua. Laju
pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia prasekolah, sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relative besar. Tetapi perut yang lebih
kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimannya dalam
sekali makan lebih kecil dari anak yang usiannya lebih besar. Oleh sebab
itu pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
c. Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
berlangsungnya proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat
20
f. Iklim/cuaca
Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim
kehujanan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan
sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan makanan timbul penyakit
menular dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak
anak yang tinggal di daerah endemik misalnya endemik demam berdarah
jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.
g. Olahraga latihan fisik
Manfaat olahraga atau latihan fisik yang teratur akan meningkatkan sirkulasi
darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh
meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan
jaringan sel.
h. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal anak sulung anak tunggal dan anak bungsu
akan mempengaruhi pola perkembangan anak tersebut dia sudah di didik
dalam keluarga kesehatan status kesehatan anak dapat berpengaruh pada
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan hal ini dapat dilihat apabila
anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan
dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam
kondisi sakit.
i. Faktor hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
adalah otot yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan bagi badan
hormon tiroid dengan menstimulasi metabolisme tubuh glukokortikoid
yang berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dan testis
untuk memproduksi testosteron dan kalium untuk memproduksi estrogen
selanjutnya hormon tersebut akan meletus simulasi perkembangan seks
baik pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran
hormonnya.
22
C. Sikap
1. Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Newcomb s eorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu, sikap belum merupakan pelaksanaan motif
tertentu, sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi
adalah merupakan “predisposisi” tindakan atau perilaku.
Sikap tidak dapat langsung dapat dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.
Dalam kehidupan sehari –hari adalah merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial.
23
D. KerangkaTeori
Skinner seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar) (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku kesehatan adalah suatu respon
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku ini meliputi
pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek-praktek kita terhadap makanan serta
unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, pengelolaan makanan dan
sebagainya.
Lewrence Green menjelaskan bahwa perilaku di latar belakangi atau
dipengaruhi oleh 3 faktor pokok:
a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Terwujud dalam pengetahuan, kepercayaan, pendidikan, sikap,dan
motivasi.
b. Faktor-Faktor Pendukung (Enabling Factor)
Terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan.
c. Faktor-Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)
Terwujud dalam sikap dan prilaku petugas kesehatan atau petugas
lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat
(Notoadmodjo, 2012).
25
Bagan 2.1
Kerangka Teori