Pubertas dibagi menjadi tahapan lima tingkat maturitas seksual (Sexual Maturity
Rating/SMR) yang dikemukakan oleh dua orang dokter, W. Marshall dan J.M. Tanner.
Tingkatan ini sering dijadikan sebagai Tanner dengan tahap 1-5. tahap ini didasarkan atas
pertumbuhan rambut pubis, pada perkembangan genitalia pria dan perkembangan
payudara wanita. Pembagian tahapan ini menolong untuk menentukan perkembangan
tersebut normal untuk usia tertentu. Kedua jenis kelamin juga mengalami perrtumbuhan
rambut ketiak dan jerawat. Pada pria terjadi pertumbuhan massa otot, perubahan suara
dan rambut pada muka. Pada wanita terjadi penyebaran lemak tubuh. Bersamaan dengan
maturasi dari organ seks, terdapat dorongan pertumbuhan yang tegas rata-rata 3-4 (8-10
cm) dan puncaknya penuh pada tinggi dewasa. Pubertas dapat terjadi awal ataupun
terlambat. Hal ini seluruhnya tergantung dari kadar hormon seks.
Pubertas yang berada diluar batas umur yang telah ditetapkan secara normal untuk
beberapa populasi seharusnya cepat diteliti penyebabnya. Seperti kesehatan dan gizi
dapat menyebabkan sebagian kecil generasi terakhir, terdapatnya penurunan secara
bertahap usia rata-rata terjadinya pubertas secara normal.
Stimulasi hormon yang berlebihan adalah penyebab pubertas dini. Hal ini berasal
dari otak dalam bentuk gonadotropin atau dari gonad dan adrenal. Produksi yang
berlebihan mungkin disebabkan oleh tumor yang fungsional atau aktivitas yang
berlebihan secara sederhana. Produksi yang berlebihan dari otak dapat juga
dikarenakan oleh infeksi ataupun trauma otak.
Demikian juga, pubertas yang terlambat terjadi karena insufisiensi hormon. Jika
output kelenjar hipofise tidak adekuat, hal ini akan jadi output dari gonad dan
adrenal. Dilain pihak, kelenjar hipofise normal akan memproduksi secara
berlebihan jika hormon dalam sirkulasi tidak cukup.
Terdapat beberapa kelainan kongenital (sindoma defisiensi poliglanduler) yang
termasuk kegagaln pengeluaran hormon. Anak-anak ini tidak memiliki pubertas
yang normal, tapi hal ini mungkin dapat diinduksi oleh pemberian hormon yang
tepat pada waktu yang tepat.
Terakhir, terdapat abnormalitas wanita dalam produksi hormon yang menghasilkan
karakteristik pria, hal ini sering disebut dengan sindroma virilisasi. Seharusnya 1
dari gambaran ini terjadi selama masa remaja, akan menganggu kelanjutan normal
pubertas. Perhatian terhadap virilisasi membutuhkan abnormalitas hormon-hormon
pada wanita, ketika terjadi feminisasi dari tidak terdapatnya hormon-hormon pada
pria. Beberapa embrio mulai hidup sebagai wanita. Hormon pria diubahnya jika
mereka hadir.
Pubertas prekok atau pubertas yang terlambat memberikan pemeriksaan dari beberapa
hormon yang ada untuk menentukan bahwa hormon tersebut kurang atau berlebihan.
Terdapat pemeriksaan darah untuk hal ini. Jika dicurigai adanya tumor, imaging dari
perkiraan organ perlu ditentukan dengan pemeriksaan Roentgen, CT-scan atau MRI.
A. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Pubertas
Faktor-faktor yang mengaktifkan atau mengendalikan secara normal neuron
hipotalamik yang menimbulkan sekresi GnRH belum diketahui. Adalah jelas bahwa
GnRH masih merupakan hormon utama, jika bukan satu-satunya, yang menyebabkan
mulainya dan perkembangan pubertas. Interpretasi perubahan hormonal masa pubertas
adalah kompleks karena beberapa faktor.
1. gonadotropin kelenjar hipofisis adalah heterogen dan bersirkulasi pada banyak bentuk
yang sama, dengan berbagai waktu paruh, immunoreaktivitas, dan bioaktivitas.
Bentuk LH yang sama yang lebih bioaktif dapat meningkat selama pubertas.
2. Immunoreaktivitas LH bervariasi pada berbagai immunoassay
3. sekresi pulsatil gonadotropin dan sinergisme FSH dan LH dalam meningkatkan
maturasi gonadotropin
4. perbedaan jenis kelamin penting muncul pada maturasi kelenjar hipofisis dan
hipotalamus, dan kadar LH serum meningkat lebih awal pada perjalanan proses
pubertas pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Faktor-faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi timbulnya pubertas. Anak
wanita kulit hitam Amerika secara bermakna lebih cepat dalam perkembangan ciri-ciri
kelamin sekunder daripada anak wanita kulit putih. Penari balet, pesenam, pelari, dan
atlet-atlet wanita lain yang kurus dan aktivitas fisik beratnya telah dimulai sejak masa
anak sering mengalami keterlambatan pubertas atau menarkhe yang nyata, individuindividu tersebut juga sering mengalami oligomenorrea atau amenorrea ketika dewasa. Hal
ini mendukung thesis bahwa keseimbangan energi sangat terkait dengan aktifitas generator
pulsa GnRH dan mekanisme yang mempertahankan pubertas.
Androgen korteks adrenal juga memainkan peran dalam maturasi pubertas.
Dehidroepiandrosteron (DHEA) serum dan sulfatnya (DHEAs) mulai meningkat pada usia
6-8 tahun, sebelum meningkatnya LH dan hormon seks dan sebelum perubahan fisik
paling awal (adrenarche). Meskipun adrenarche mendahului mulainya aktivitas gonad
(gonadarche) beberapa tahun, agaknya proses dua proses ini tidak terkait secara sebab
akibat, karena adrenarche dan gonadarche tidak terkait pada keadaan-keadaan seperti
pubertas prekoks sentral dan kegagalan adrenokorteks.
B. Tanda-tanda Klinis dan Laboratorium
Pubertas pada manusia adalah urutan peristiwa biologis yang kompleks menuju
pematangan karakteristik seks sekunder, pertumbuhan linear yang dipercepat dan
diperolehnya kemampuan bereproduksi. Selama pubertas yang normal, urutan kejadian
tersebut memerlukan aktivasi gonad dan adrenal. Pertumbuhan payudara, rambut pubis
dan usia saat menarche telah sering digunakan sebagai pengukuran waktu pubertas pada
wanita dalam penelitian di manusia. Penanda pubertas pada pria meliputi perkembangan
genital dan rambut pubis. Perkembangan payudara, genital, dan rambut pubis diukur
menggunakan skala progresif, biasanya Tanner staging. Tanner staging berdasarkan skala 5
tahap progresif dideskripsikan dan digambarkan dalam foto oleh Marshall dan Tanner
dimana tahap 1 adalah prepubertal, tahap 2 adalah mulainya pubertal, tahap 5 adalah
kedewasaan.
Tahap-tahap pubertas normal yang dideskripsikan oleh Marshall dan Tanner.
a. Perkembangan normal pubertas pada anak laki-laki. Sexual Maturity Rating
(SMR) 1 (tidak diperlihatkan) merupakan masa prepubertal, dengan volume testis
kurang dari 4 mL, scrotum tebal dan berkerut rugated ,dan penis imatur.
Menjelang SMR 2, rambut yang kasar dan tergantung sex steroid telah Nampak
di pubis, tapi sparse dan tidak bertemu di garis tengah. Penis tetap immature,
tapi scrotal thinning and pembesaran testis telah dimulai. SMR 3 ditandai rambut
pubis bertemu di garis tengah dan mulainya pertumbuhan penis terutama
panjangnya. Pada SMR 4,pertumbuhan rambut pubis semakin tebal dan panjang
tapi belum sepanjang orang dewasa. Penis telah membesar baik panjangnya
maupun diameternya. SMR 5 adalah pertumbuhan dewasa sempurna.
b. Pertumbuhan rambut pubis normal pada wanita. Deskripsinya mirip pertumbuhan
rambut pubis pria.
c. Urutan normal perkembangan payudara. Tahap 1 adalah keadaan prepubertal
normal, buds lunak teraba dan terlihat pada tahap 2 dan tahap 3 dicirikan oleh
perkembangan lebih lanjut jaringan payudara dengan baik melewati diameter
Rambut Pubis
1
2
Praremaja
tipis,
Payudara
Praremaja
agak Payudara
and
papilla
Lebih
membesar
gelap,
bergelombang,
mulai Payudara
masih
lebih
sedikit membentuk
Membentuk
and
jumlahnya
pemisahan kontur
kasar, keriting, sudah banyak Areola
and
tapi
areola
pola
papilla
peninggian
sekunder
payudara
secara
umum
Rambut pubis
Penis
Testes
Tidak ada
Praremaja
Praremaja
Sedikit,
Skrotum
membesar,
agak gelap
mulai berubah
Lebih besar
bergelombang,
4
jumlah sedikit
Menyerupai
tipe Lebih
lebih glans dan
besar; Lebih
dewasa
tapi
sedikit
kasar, keriting
Distribusi rambut tipe Ukuran dewasa
dewasa, menyebar ke
permukaan
paha
medial
Ukuran dewasa
besar,
lonjakan pertumbuhan pubertal relatif merupakan kejadian pada pubertal akhir, biasanya
cocok dengan waktu G3 akhir atau G4 awal.
Pengukuran hormon dan reseptor sangat berguna untuk menentukan waktu
aktivasi aksis HPG dan HPA yang mendasari manifestasi fisik pubertas. Tingkat hormon
endogen dan pengukuran biokimia lainya untuk mengevaluasi status fisiologis pubertal
sangat memakan biaya pada penelitian tentang pubertas dengan jumlah partisipan yang
besar dan meskipun teknologi terus berkembang pengukuran-pengukuran tersebut
mengalami masalah validitas seperti deteksi batas dan variabilitas tingkat hormon antar
individu.
Antara usia 10-20 tahun, anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat pada
ukuran, bentuk, fisiologi tubuh dan fungsi psikologis serta sosialnya. Hormon0hormon
mengatur jadwal perkembangan dalam hubungan denganstruktur social yang didesain
untuk memelihara perpindahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Tanner JM: Growth at Adolescence, 2nd ed. Oxford, England, Blackwell Scientific
Publications, 1962.