Anda di halaman 1dari 20

Penatalaksanaan Adiksi Internet

Pembimbing : dr. Lollytha C Simanjuntak, Sp. KJ


Presentan : Tarmiji
Latar Belakang
• Internet telah menjadi alat baru yang memiliki peranan
penting pada kehidupan sehari-hari di seluruh dunia
dan penggunaannya tersebut meningkat terutama
pada kalangan remaja.
• Paparan peggunaan internet secara menerus dapat
menyebabkan kecanduan atau yang disebut dengan
adiksi internet.
• Masalah ini merupakan fenomena yang terus
bertumbuh mempengaruhi orang-orang di dunia dan
menghasilkan dampak negatif pada aspek akademik,
hubungan / relationship, finansial, dan pekerjaan.
Latar Belakang
• Menurut definisi terbaru yang diajukan oleh American Society of
Addiction Medicine (ASAM), adiksi bukan hanya perilaku tapi juga
penyakit otak kronis. Adiksi meliputi (A) ketidakmampuan untuk secara
konsisten menjauhkan diri; (B) gangguan dalam pengendalian perilaku;
(C) keinginan atau peningkatan untuk obat-obatan atau pengalaman
berharga; (D) berkurangnya pengakuan akan masalah yang signifikan
dengan perilaku dan hubungan interpersonal seseorang; dan (E)
disfungsi respons emosional (Sdrulla, dkk., 2014).
• Adiksi merupakan suatu kondisi ketergantungan fisik dan mental
terhadap hal-hal tertentu yang menimbulkan perubahan perilaku bagi
orang yang mengalaminya. Dalam adiksi, terdapat tuntutan dalam diri
untuk menggunakan secara terus menerus dengan disertai peningkatan
dosis terutama setelah terjadinya ketergantungan secara psikis dan fisik
serta terdapat pula ketidakmampuan untuk mengurangi dan/atau
menghentikan meskipun sudah berusaha keras (Pramuditya , 2015).
Definisi
• Definisi adiksi internet diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh
Ivan Goldberg pada tahun 1995. Adiksi internet digambarkan
sebagai suatu keadaan patologis atau gangguan karena terlalu
sering menggunakan internet termasuk berbagai perilaku dan
pengendalian impuls dalam menggunakan internet. Seperti yang
terjadi pada penyalahgunaan zat, adiksi internet adalah kebiasaan
patologis yang sulit untuk dihapus karena sangat terkait dengan
pencarian kesenangan dan kebahagiaan (Salicetia, 2015).

• Menurut American Psychiatric Association (APA) tahun 2010


adiksi internet didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk
mengendalikan penggunaan internet yang menyebabkan
konsekuensi negatif dalam kehidupan sehari-hari.
Prevalensi
• Tingkat prevalensi untuk adiksi internet
bervariasi antara 0,8% sampai 26,7%
dengan laki-laki biasanya memiliki tingkat
adiksi internet yang lebih tinggi daripada
perempuan dan remaja dilaporkan lebih
tinggi daripada orangtua.
Neuropsikologi Adiksi Internet
• China Youth Association for Network Development (CYAND)
mengemukakan standar untuk memutuskan adiksi internet memiliki
satu prasyarat dan tiga kondisi.
• Prasyaratnya adalah adiksi internet itu harus membahayakan fungsi
sosial dan komunikasi interpersonal seorang individu.

• Seorang individu akan diklasifikasikan sebagai pecandu internet


selama memenuhi salah satu diantara tiga kondisi berikut :
– (1) individu akan merasa bahwa lebih mudah mencapai aktualisasi diri
dibanding dalam kehidupan nyata;
– (2) individu akan mengalami disforia atau depresi bilamana akses ke internet
terputus atau berhenti berfungsi;
– (3) individu berusaha menyembunyikan waktu penggunaan sebenarnya dari
anggota keluarganya
Neuropsikologi Adiksi Internet
Neuropsikologi Adiksi Internet
• 1) Dorongan Primitif : Naluri seseorang untuk mengejar
kesenangan dan menghindari rasa sakit, yang mewakili berbagai
motif dan dorongan untuk menggunakan internet.
• 2) Pengalaman euphoria : Aktivitas internet merangsang sistem
saraf pusat individu, yang akan merasa bahagia dan puas.
Perasaan akan mendorong individu untuk terus menggunakan
internet dan memperpanjang euforia. Begitu adiksi terbentuk,
pengalaman euforia akan segera berubah menjadi kebiasaan dan
mati rasa
• 3) Toleransi : Akibat penggunaan internet secara berulang,
ambang sensorik individu meningkat; Untuk mencapai pengalaman
bahagia yang sama, pengguna harus meningkatkan waktu dan
hasratnya. Toleransi tingkat tinggi adalah batu loncatan untuk adiksi
internet dan hasil penguatan pengalaman euforia mengenai internet
Neuropsikologi Adiksi Internet

• 4) Reaksi Abstinen : Sindrom fisik dan psikologis terjadi saat


individu berhenti atau setelah mengalami gangguan penggunaan
internet, terutama meliputi disforia, insomnia, ketidakstabilan
emosional dan mudah tersinggung
• 5) Koping Pasif : Perilaku pasif mengakomodasi bentuk lingkungan
begitu individu dihadapkan dengan frustrasi atau menerima efek
samping dari luar, termasuk perilaku pasif seperti imputasi kejadian
buruk, pemalsuan kognisi, dan penindasan, pelarian, dan agresi
yang terbentuk.
• 6) Avalanche effects (Efek longsoran) : Mencakup pengalaman
pasif yang terdiri dari reaksi toleransi dan abstinen, dan dorongan
gabungan yang terdiri dari gaya koping pasif individual berdasarkan
dorongan primitif individu.
Patofisiologi
• semua adiksi, terlepas dari berbagai jenis (seks,
makanan, alkohol, internet), dapat dipicu oleh
perubahan otak yang serupa. Berbagai adiksi ini
memiliki efek yang sama terhadap aktivitas
spesifik di otak, seperti daerah tegmental
ventral, lokus ceruleus dan nucleus accumbens.
• Struktur otak yang berperan besar dalam proses
adiksi adalah limbic system. Limbic system
berperan dalam proses terjadinya adiksi serta
mengatur rasa lapar dan libido dari manusia
• Fungsi paling dasar dari limbic system adalah
menghindari rasa sakit dan mengulangi
kesenangan secara terus menerus
• Pada adiksi fungsi limbic system lebih cenderung
untuk mencari dan mengulangi kesenangan
secara terus menerus tanpa adanya rasa puas.
• Pada limbic system terdapat reward circuit
dimana sirkuit ini aktif ketika manusia melakukan
tingkah laku yang menyenangkan seperti makan
dan kebutuhan seksual.
• Pada reward system, neurotransmitter yang
paling berperan adalah dopamine. Dopamine
berfungsi sebagai neurochemical dalam otak
sehingga manusia mempunyai keinginan untuk
mendapatkan kesenangan.
• Pada adiksi, terjadi Coolidge effect dimana
pecandu mempunyai puncak dari dopamine yang
terus menerus turun sehingga pecandu tersebut
memerlukan rangsangan yang lebih banyak untuk
mencapai puncak dari dopamine yang sama.
Tanda dan Gejala Adiksi Internet

• Preokupasi terhadap internet (memikirkan tentang aktivitas online


sebelumnya atau kegiatan online berikutnya)
• Keinginan untuk menggunakan internet dengan peningkatan waktu
penggunaan agar memperoleh kepuasan
• Telah melakukan usaha yang gagal dalam mengkontrol, memotong, atau
menghentikan penggunaan internet
• Mengalami kegelisahan, moody, depresi, atau irritable ketika memotong
atau menghentikan penggunaan internet
• Mengalami atau melakukan keadaan online melebihi yang seharusnya akan
dilakukan
• Telah mengesampingkan dan membuat resiko kehilangan yang signifikan
terhadap suatu hubungan, pendidikan, atau kesempatan sosial oleh karena
penggunaan internet
• Telah berbohong kepada anggota keluarga, teman, atau orang lain untuk
menjaga ketetapan penggunaan internet yang dilakukannya
• Penggunaan internet merupakan jalan untuk lari dari masalah atau
memperbaiki mood
Subtipe Adiksi Internet Menurut Young

Sub-tipe Adiksi Internet Keterangan

Cybersexual Addiction Perilaku kompulsif dari penggunaan situs


dewasa untuk cybersex dan cyberporn

Cyber-relationship Addiction Keterlibatan berlebih pada hubungan/pacaran


secara online

Net Compulsions Perilaku obsesif pada judi online, shopping, atau


perjual-belian

Information Overload Perilaku kompulsif dalam surfing website atau


pencarian database

Compute Addiction Perilaku obsesif dari bermain secara online


Dampak Adiksi Internet
Diagnosis
• Format yang dianjurkan untuk penilaian utama dari
interview terhadap pendiagnosaan dari adiksi internet
sama halnya dengan interview standar psikiatri yang
meliputi anamnesis tentang keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakti dahulu, riwayat
psikiatrik, riwayat keluarga, dan penilaian status mental.
Dalam diagnostik dari adiksi internet dapat digunakan
kuesioner diagnostik Young, Griffith, dan Internet
Addicition test.
Diagnosis
Kuesioner Diagnostik Young

1. Apakah anda terokupasi oleh internet (pikirkan tentang aktivitas online sebelumnya atau aktivitas yang
akan dilakukan pada keadaan online berikutnya)?
2. Apakah anda merasakan butuh untuk menggunakan internet dengan peningkatan jumlah waktu
penggunaan agar mencapai kepuasan diri?
3. Apakah anda telah melakukan usaha yang tidak berhasil untuk mengkontrol, memotong, atau menghentikan
penggunaan internet?
4. Apakah anda merasakan gelisah, moody, depresi, atau iritabel/cepat marah ketika berusaha untuk
memotong atau menghentikan penggunaan internet?
5. Apakah anda berada pada keadaan online lebih banyak dibandingkan yang seharusnya?
6. Apakah anda mengorbankan kehilangan dari hubungan/relationship, perkerjaan, pendidikan, dan
kesempatan bekerja oleh karena internet?
7. Apakah anda berbohong kepada anggota keluarga, dokter, atau orang lain untuk menyembunyikan
penggunaan internet yang sebenarnya?
8. Apakah anda menggunakan internet untuk lari dari masalah atau mendapatkan kesembuhan dari mood
disforik? (perasaan ketidakberdayaan, kesalahan, cemas, depresi)?
Penatalaksanaan Adiksi Internet
• Penatalaksanaan adiksi internet meliputi
psikofarmaka, terapi mengatasi kebiasaan
adiksi, dan psikoterapi
• selective serotonin reuptake inhibitor dan
naltrekson (psikofarmako)
Penatalaksanaan Adiksi Internet

Strategi Kebiasaan untuk Penatalaksanaan Adiksi Internet

Latihan untuk Melakukan Kebiasaan Sebaliknya

Penghenti Eksternal / Stopper External

Penetapan Tujuan

Kartu Pengingat / Reminder Card

Inventarisasi Personal / Personal Inventory

Abstinens
Penatalaksanaan Adiksi Internet

Anda mungkin juga menyukai