Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN

S EKS UALITAS
S EJAK DINI
DIRAMU OLEH

IDA NUR
LAILA
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
SEKSUALITAS
S EKS UALITAS ADALAH BAGIAN
Bukan menyangkut soal istilah seks
DARI
yang bermakna jenis kelamin atau MEMBANGUN
hubungan kelamin. Pendidikan
"seksualitas" maknanya lebih luas MASYARAKAT
dari sekedar pendidikan seks. YANG BERADAB,
Tidak hanya dikaitkan dengan JAUH DARI
kesehatan reproduksi, perasaan tidak PRILAKU
nyaman, dan keamanan si anak.
Pendidikan seksualitas mestinya SEKSUAL
menyangkut masalah keyakinan
keimanan, ibadah, dan juga akhlak. MENYIMPANG,
PELECEHAN
Mendidik anak memang harus
dimulai sejak dini, bahkan sejak S EKS UAL, DAN
masih merencanakan berkeluarga.
Keluarga adalah role model bagi
KEJAHATAN
anak untuk meniru identitas dan SEKSUAL.
peran gender!
I. US IA 0-2
USIA BAYI PADA MASA PENYUSUAN

TAHAP TAHUN
Sekalipun bayi kita seolah belum mengerti

PENDIDIKAN apa- apa, sesungguhnya mereka selalu


belajar melalui indera dan rasa, maka

S EKS UALITAS selayaknya orang tua mulai menanamkan


rasa malu dengan cara tidak mengumbar
aurat bayi di sembarang tempat.
Saat sang ibu menyusui, hanya bayinya yang
berhak untuk berinteraksi dan melihat aurat
bagian atas ibunya. Kakak bayi yang sudah
tidak dalam masa menyusu tidak berhak
untuk melihat nenen bunda.
Menjadi ibu susu untuk anak lain hanya
berlaku saat anak susu masih berusia
dibawah 2 tahun. Tidak boleh menyusui anak
orang lain (menjadi ibu susu) yang berusia
lebih dari 2 tahun.
Orang tua yang melakukan proses hubungan
suami istri tidak boleh disaksikan oleh
anaknya sekalipun masih bayi. Bahkan
suaranya pun tidak boleh terdengar oleh
bayinya.
Toilet training memasuki saat yang

2.
penting untuk tuntas pada masa ini,
sehingga anak belajar mengontrol kapan
ia harus BAB dan BAK. Anak diajari untuk

US IA 2-
tahu dimana dan dengan siapa ia harus
meminta tolong melakukan aktivitas
tersebut. Beritahukan pada anak, siapa

4 saja orang yang boleh menolongnya.


Semua larangan yang berlaku pada masa

TAHUN
bayi, terus berlaku pada masa ini, seperti
menutup aurat orang tua dan anak.
Anak kadang memegang-megang alat
MEMASUKI MASA
Semestinya PENYAPIHAN
anak sudah tidak boleh kelaminnya. Anda dapat mengalihkan
melihat nenen. Pada usia ini, anak tangan anak anda untuk melakukan
mulai diberikan pemahaman tentang aktivitas lain yang lebih manfaat seperti
menutup aurat mugholadzoh (aurat melipat kertas, memainkan tali dan
berat), yakni qubul dan dubul. Sudut mainan lain yang akan menyibukkan dan
pandang psikologi menyebut usia 1,5 melatih
– 3 tahun adalah fase anal dan tangannya. Beberapa perilaku seperti
dilanjut dengan fase uretral. Ditandai onani dan masturbasi dapat bermula
dengan matangnya syaraf otot pada masa kanak-kanak karena
sfingter anus, sehingga anak mulai ketidaksengajaan. Saat mereka
belajar mengatur berak dan nantinya merasakan nyaman dan nikmat dengan
pipis. memainkan alat kelaminnya, maka
membuat ketagihan bahkan bisa
berlanjut hingga saat dewasa.
Anak juga dikenalkan pada area tubuh

3. yang tidak boleh dilihat dan disentuh


oleh orang lain. Hal ini untuk mencegah
anak menjadi korban pelecehan seksual.

US IA 4- Yakni bagian antara pusar dan lutut bagi


anak laki-laki dan ditambah bagian dada

7
pada anak perempuan. Bukan hanya
alasan tidak nyaman saat anak dilatih
untuk menjaga bagian aurat tersebut,

TAHUN namun ini adalah perintah agama.


Anak tidak hanya belajar memproteksi diri,
namun juga belajar tentang sopan
santun pergaulan, dalam perkataan,
Anak sudah sampai pada pemahaman
perbuatan dan menjaga pandangan.
bahwa dia hanya boleh dicebok dan
Prosesi khitan atau sunat pada anak lelaki
dilihat auratnya oleh mahram atau
sebaiknya dilakukan pada tahap usia ini.
pengasuh yang dipercaya (atau ibu
Proses identifikasi gender biasanya mulai
guru di sekolah). Seiring proses, anak
usia ini. Ia bertanya dan mulai mengerti
dilatih untuk melakukan proses istinjak
perbedaan laki-laki dan perempuan.
sendiri secara benar. Inilah saat anak
Bagian dari pendidikan seksual adalah
mengenal secara istilah dan praktek
orang tua mengawal masa pembentukan
bahwa prosesi cebok, adalah bagian
identitas ini agar tidak terjadi
dari ibadah, yakni bersuci. Pada saat
penyimpangan.
usianya maksimal 7 tahun, anak
semestinya telah pandai
USIA 7 TAHUN ADALAH
SALAH SATU TERMINAL
PENTING. TARGET
PENCAPAIAN:
Anak sudah memahami batasan
aurat. Anak memiliki konsep gender
yang sesuai antara fisik dan mental
psikis.
Anak dapat melakukan proses
bersuci/istinjak/cebok secara mandiri
dan benar.
Belajar untuk menutup aurat
secara sempurna.
Anak mengerti dan
mempraktekkan adab pergaulan.
Anak telah dipisahkan tidurnya
dari orang tua.
Anak belajar adab meminta
ijin memasuki kamar orang
tua.
4.
US IA 7-
14
TARGET MASA INI ADALAH:

TAHUN
Anak memahami hakikat baligh
Anak memahami dan melaksanakan
kewajiban syar’i seperti bersuci,
sholat, zakat, puasa, menundukkan
pandangan dan menutup aurat.
Anak memahami dan
mempraktekkan adab-adab Islami
dalam pergaulan.
Anak memahami konsep mahram
TARBIYAH DIJADIKAN INDAH PADA

JINSIYAH
M ANUS IA KECINTAAN
KEPADA APA-APA YANG
DIINGINI, YAITU: W ANITA-
W ANITA, ANAK-ANAK,
ADALAH UPAYA MENDIDIK NAFSU HARTA YANG BANYAK
SYAHWAT AGAR SESUAI DENGAN DARI JENIS EM AS , PERAK,
NILAI- NILAI ISLAM, SEHINGGA IA KUDA PILIHAN,
MENJADI NAFSU YANG DIRAHMATI BINATANG- BINATANG
ALLAH, DENGAN TUJUAN TERNAK DAN S AW AH
TERBENTUKNYA SAKINAH, LADANG. ITULAH
MAWADDAH WA RAHMAH DALAM
SEBUAH RUMAH TANGGA YANG
KES ENANGAN HIDUP DI
MAMPU MENDIDIK KETURUNANNYA DUNIA, DAN DI S IS I
UNTUK MENTAATI PERINTAH ALLAH ALLAHLAH TEM PAT
SWT, SEHINGGA MANUSIA TERBEBAS KEM BALI YANG BAIK
DARI PERBUATAN ZINA.

(QS Ali Imran: 14)


15 KONS EP TARBIYAH JINS IYAH
YANG HARUS DIAJARKAN KEPADA
ANAK
1- Memperkenalkan konsep Aurat.
2- Memisahkan tempat tidur anak dan menjelaskan adab-
adab kesopanan di rumah & diluar rumah.
3- Mendidik adab-adab isti’zan dalam rumah tangga. (QS An
Nur:58) 4- Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan
feminine pada anak perempuan.
5- Memperkenalkan konsep mahrom sekaligus adab
pergaulan diantara mahrom dan non mahrom.
6- Mendidik agar selalu menjaga pandangan mata (ghoddul
bashar).
7- Mengenalkan sanksi-sanksi perzinahan dalam Islam.
8- Mendidik agar tidak melakukan ikhtilath (campur baur/pergaulan
bebas) di antara laki-laki dan perempuan.
9- Mendidik agar tidak melakukan khalwat (berdua-duaan antara
laki- laki dan perempuan yang bukan mahrom).
10- Mendidik etika berhias sehingga kaum muslimah tidak
bertabarruj.
11- Mendidik konsep Thoharoh seperti menjaga kebersihan mulut, alat
kelamin, cara wudhu, mandi, dll.
12- Menjelaskan makna khitan, ihtilam danhaid secara bijaksana.
13- Menjelaskan ayat-ayat al-Quran dan Hadis Nabi yang berhubungan
dengan proses kejadian manusia, mulai dari nuthfah, alaqah, mudhghah
(Morulla, Blastrulla, Gastrulla. Lihat QS Al Hajj:5 dll tentang proses kejadian
manusia), sampai terlahirnya seorang bayi dengan maksud mendekatkan diri
pada Allah.
14- Mengajarkan Puasa sunnah, dengan puasa itu akan mempersempit
jalannya syaitan, dan lebih bisa dalam menahan gejolak nafsu syahwat.
15- Etika kehidupan bersuami istri secara Islam baru boleh di ajarkan
kepada mereka yang benar-benar akan menikah.
TERIM A
KASIH
Sumber-sumber:
Ustadzah Herlini Amran, MA
@madrasatunnisa

Anda mungkin juga menyukai