Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Perkembangan Pada Masa Kanak-Kanak


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

NAMA ANGOTA KELOMPOK : 1. FIRMAN AJI N (1102411068) 2. TAUFIK ADAM L (1102411071) 3. IHFAN HARIRI (1102411073) 4. FAISAL NUR IMAN ( 1102411084) 5. ADI PRIATNA (1102411087)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Secara kronologis (menurut urutan waktu), masa kanak-kanak (early childhood) adalah masa perkembangan dari usia2 tahun hingga 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu , fungsionalisasi lingkungan pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas. Masa kanak-kanak sering disebut masa estetika, masa indera, dan masa menentang orang tua. Disebut estetika karena pada masa ini merupakan saat terjadinya perasaan keindahan. Disebut masa indera, karena pada masa ini indera berkembang pesat dan merupakan kelanjutan dari perkembangan selanjutnya. Berkat kepesatan perkembangan itulah, dia senang mengadakan eksplorasi. Kemudian disebut dengan masa menentang. Masa itu disebut juga Masa Raja Kecil atau Masa Trotz Alter dengan sikap egosentris karena merasa dirinya berada di pusat lingkungan, yang ditampilkan anak dengan sikap senang menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang di sekitarnya. Perkembangan seperti itu antara lain disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya mempunyai kemauan dan kehendak sendiri, yang dapat berbeda dengan orang lain. Kesadaran itu merupakan awal dari usaha untuk mewujudkan diri (self realization) sebagai satu diri (individu), dengan menunjukkan bahwa dirinya tidak sama dengan orang lain. Anak-anak pada masa ini bersifat meniru, banyak bermain dengan lelakon (sandiwara) atau khayalan, yang kadang-kadang dapat membantu dalam mengatasi kekurangan-kekurangannya dalam kenyataan. Kegiatan yang bermacam-macam itu akan memberikan ketrampilan dan pengalaman-pengalaman terhadap si anak. Untuk mengetahui gambaran singakat tentang masa kanak-kanak dan perkembangannya maka penulis bermaksud membuat makalah tentang Perkembangan Masa Kanak-Kanak. B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana perkembangan moral pada masa kanak-kanak ? Apa saja minat pada awal masa kanak-kanak ? Bagaimana penggolongan peran seks pada masa kanak-kanak ? Bagaimana perkembangan akhir pada masa kanak-kanak ( ciri-ciri akhir masa kanak-kanak ) ? Apa tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak ? Bagaimana perkembangan fisik pada masa kanak-kanak ?

C. TUJUAN Tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca mengetahui perkembangan moral pada masa kanak-kanak, minat pada awal masa kanak-kanak, penggolongan peran seks pada masa kanak-kanak, perkembangan akhir pada masa kanak-kanak ( ciri-ciri akhir masa kanakkanak ), tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak, perkembangan fisik pada masa kanak-kanak. Sehingga pembaca mengetahui gambaran singkat tentang perkembangan masa kanak-kanak.

BAB 2 PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN MORAL PADA MASA KANAK-KANAK Perkembangan moral pada masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan perkembangan intelektual anak yang belum dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang bemar dan salah. Anak sebaiknya cenderung dilatih untuk disiplin. Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan kepada anak-anak cara berprilaku moral sesuai yang diterima kelompoknya. Tujuannya adalah memberitahukan kepada anak tentang perilaku mana yang baik dan mana yang buruk dan mendorongnya untuk berprilaku sesuai standar yang ada. B. MINAT PADA AWAL MASA KANAK-KANAK Minat utama pada masa kanak-kanak : Minat Agama Minat pada Tubuh Manusia Minat pada Diri Sendiri Minat Terhadap seks Minat Terhadap Pakaian C. PENGGOLONGAN PERAN SEKS 1. Mempelajari stereotipe peran seks Stereotipe peran seks adalah sekumpulan arti yang dihubungkan dengan kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Arti-arti ini berhubungan dengan penampilan dan bentuk tubuh yang sesuai pakaian cara bericara dan berperilaku yang sesuai perilaku yang baik dalam menghadapi lawan seks cara yang sesuai untuk mencapai nafkah pada masa dewasa Tidak lama setelah perang dunia I stereotipe peran pria dan peran wanita yang telah dirumuskan dengan jelas dan tidak dapat diubah. Stereotipe diteruskan diteruskan dari generasi ke generasi karena setiap generasi merasa bahwa mengikuti stereotipe itu mendatangkan kebaikan dan kepuasan baik didalam kelompoknya maupun didalam masyarakat, hal ini disebut stereotipe peran seks tradisional.

Sejak akhir perang dunia I terutama sejak perang dunia II stereotipestereotipe itu berubah. Peran kedua seks tidak lagi berbeda, timbulnya perubahan telah menyamakan kedua peran itu. Anggota kedua kelomook harus memainkan peran yang hampir sama, hal ini disebut stereotipe peran seks setingkat. 2. Perantara penggolongan peran seks Mempelajari stereotipe peran seks tidak menjamin penggolongan peran seks. Anak-anak harus belajar untuk berperilaku sesuai dengan pola-pola yang digariskan dalam stereotipe. Hal ini sebagian dilakukan dengan meniru tetapi lebih banyak melalui latihan langsung dimana anak diperlihatkan bagaimna meniru sutu model dan didorong melakukannya ataupun diamarahi kalau gagal melakukannya. Disamping cara langsung anak juga dihadapkan dengan cara-cara tidak langsung. Anak tidak diberi kesempatan untuk belajar berperilaku yang tidak sesuai dengan kelompok seksnya. Misalnya, anak perempuan tidak diberi alat-alat bermain atau mainan laki-laki; dan kalaupun anak bermain dengan mainan saudara laki-lakinya atau teman laki-laki seringkali ia diberi mainan anak perempuan dan didorong untuk menggunakannya daripada menggunakan mainan yang tidak sesuai dengan kodratnya. Maka dari itu orang tua sebagai tempat anak mendapatkan proses sosialisasi pertama harus menanamkan dan mengajarkan peran seks sejak dini sesuai dengan kelompok seksnya agar tumbuh kembang anak menjadi lebih baik sesuai dengan harapan. D. PERKEMBANGAN AKHIR MASA KANAK-KANAK Akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari enam tahun sampai sepuluh tahun sampai dengan anak mengalami kematangan seksual yaitu sekitar tiga belas tahun bagi anak perempuan dan empat belas tahun agi anak laki-laki, oleh orang tua disebut sebagai usia yang menyulitkan, tidak rapi, atau usia bertengkar, oleh para pendidik disebut sebagai usia berkelompok, usia penyesuaian, atau usia kreatif. Pertumbuhan fisik yang lambat pada ahir masa kanak-kanak dipengaruhi oleh kesehatan, gizi, imunisasi, sex, dan inteligensi. Keterampilan pada akhir masa kanak-kanak secara kasar dapat digolongkan kedalam empat kelompok besar yaitu keterampilan menolong diri, keterampilan menolong sosial, keterampilan sekolah, dan keterampilan bermain. Sampai dengan tingkat tertentu semua keterampilan ini dipengaruhi oleh perkembangan pilihan penggunaan tangan. Semua bidang dalam berbicara, ucapan, kosakata, dan struktur kalimat berkembang pesat seperti halnya pengertian, namun isi pembicaraan cenderung merosot. Anak yang lebih besar mengendalikan ungkapan-ugkapan emosi secara terbuka dan menggunakan katarsis emosi untuk meredakan diri dari emosi-emosi yang terkekang sebagai akibat dari tekanan sosial untuk mengendalikan emosinya. Peralihan dari masa akhir kanak-kanak ke masa awal pubertas dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut : 1.Seorang anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi. 2. Anak mulai bersikap kritis. Beberapa kejadian penting pada masa kanak kanak akhir, adalah:

1. Masuk sekolah 2. Kegiatan intelektual yang meningkat 3. Minat yang lebih besar pada teman sebaya 4. Independence dari orang tua makin besar 5. Identifikasi diri makin jelas Memasuki masa ini ditandai dengan ketidakseimbangan fisik yang disebabkan karena lepasnya gigi susu, dan tumbuhnya geraham tetap, dan kepekaan yang lebih besar terhadap sakit flu dan penyakit anak-anak yang menular lainnya. Sikap pasif, malas, menarik diri, impulsif, perasaan mudah terangsang dan tidak stabil merupakan ciri-ciri anak umur 6 tahun. Tetapi memasuki usia 7 tahun terjadi sedikit perubahan, anak menjadi lebih sosial dan lebih mudah diasuh. Contoh perkembangan akhir masa kanak-kanak Anak mulai masuk sekolah Melalui pengalaman di sekolah anak belajar untuk menyesuaikan diri pada kelompok. Bila di rumah ia selalu mendapatkan dukungan orang tua, maka di sekolah harus berdiri sendiri dan harus menerima kekuasaan guru. Anak harus belajar menahan keinginannya sendiri dan menyesuaikan diri dengan keinginan teman-teman agar ia dapat diterima oleh kelompoknya. Sehingga ketika ia berhasil dalam hubungan dengan kelompok dan berhasil mengerjakan tugas rutinnya, maka anak akan mengembangkan rasa percaya pada dirinya sendiri. Perkembangan kognisinya memasuki fase kongkrit operasional (Piaget) Masa ini sering disebut masa intelektual karena anak haus akan pengetahuan baru. Minat akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya sangat besar, dan anak berusaha menerangkan kejadian-kejadian tersebut secara objektif dan rasional Masa ini disebut kongkrit operasional karena anak membutuhkan objek yang jelas supaya bisa berpikir secara logis. Bila anak harus menyelesaikan problem secara verbal maka ia akan menemukan kesulitan. Misalnya: Dikatakan Ani lebih putih dari si Min, Ani lebih hitam dari Tuti Kalau ditanya siapa yang paling hitam? Maka anak tidak bisa menjawab kecuali kalau ketiga orang tersebut dihadapkan pada anak. Minat terhadap membaca makin bertambah, tetapi mengalami perubahan. Anak tidak tertarik lagi pada cerita dongeng, tetapi menyenangi cerita yang lebih nyata, cerita petualangan misalnya lima sekawan, dan sebagainya. Ini merupakan tanda rasa ingin tahu yang bersifat intelektual dan kebutuhan yang lebih besar pada halhal yang lebih nyata. Makin berkurangnya pengawasan orang tua dan dari pengalaman sehari-hari dari teman dan guru, maka anak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan konsep diri (self consept) yang realistik. Pembentukan konsep diri dibantu dengan adanya penilaian-penilaian dari orang tua, guru, saudara-saudara dan teman-teman sebaya. Pemikiran kritis pada anak Berkembangnya pemikiran kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak

mempercayai begitu saja informasi informasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu berfikir secara reflektif dan evaluative. Kreativitas yang berkembang Dalam tahap ini, anak anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sekolah. Perkembangan bahasa Bentuk perkembangan ini terlihat pada cara berfikir tentang kata kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat. Perkembangan psikosial Perkembangan kognitif tak lepas dari perkembangan moralnya. Sehingga anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan yang dapat membuahkan hasil, hal itu yang menyebabkan dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling member dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan peraturan yang berlaku. Dalam hal ini, proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya. Identifikasi mereka bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru. Disamping itu, anak tak lagi bersifart egosentris. Mereka telah mempunyai jiw kompetitif sehingga dapat memilih apa yang baik untuk dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik baginya. Disamping itu, timbul pada diri mereka untuk lebih memahami diri mereka masing masing. Perkembangan Memori dan Daya Ingat Anak Pada periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak ada perubahan yang banyak dengan adanya keterbatasan keterbatasan. Sehingga untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori, yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin ( 1994) menyebutkan bahwa ada empat macam strategi memori yang penting, yaitu: Rehearsal (pengulangan), yaitu suatu strategi yang digunakan untuk meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali kali informasi yang telah disampaikan. Organization (organisasi), yaitu pengelompokan dan pengkategorian sesuatu sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama nama teman sekelasnay menurut susunan di mana mereka duduk di dalam satu kelas. Imagery (perbandingan), yaitu membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang. Retrieval (pemunculan kembali), yaitu proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat

membantu memunculkan kembali sebuah memori, mereka akan menggunakannya secara spontan. E. TUGAS PERKEMBANGAN AKHIR MASA KANAK-KANAK Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. Belajar bergaul dengan teman sebaya. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari. Mengembangkan kata hati. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.

Tugas-tugas perkembangan yang tercapai pada masa kanak-kanak akhir dengan kisaran usia 6-13 tahun akan memiliki keterampilan. Keterampilan yang dicapai diantaranya social-help skills dan play skill. Social-help skills untuk membantu orang lain di rumah, di sekolah, dan di tempat bermain seperti membersihkan halaman, merapihkan meja dan kursi. Ini akan menambah perasaan harga diri dan sebagai anak yang berguna hingga menjadikan anak suka bekerja sama (bersifat kooperatif). Play skill terkait dengan kemampuan motorik seperti melempar, menangkap, berlari, keseimbangan. Anak yang terampil dapat membuat penyesuaian-penyesuaian yang lebih baik di sekolah dan di masyarakat. Akhir masa kanak-kanak disebut gang age. Pada masa ini perkembangan sosial terjadi dengan cepat. Anak berubah dari self centered, yang egoistis, yang senang bertengkar menjadi anak yang kooperatif dan pandai menyesuaikan diri dengan kelompok. Mereka membuat kelompok atau geng dengan alasan dua atau tiga teman tidaklah cukup baginya. Anak ingin bersama dengan kelompoknya, karena hanya dengan demikian terdapat cukup teman untuk bermain dengan jenisjenis permainan yang dia gemari atau melakukan aktivitas lainnya untuk mendapatkan kegembiraan. Biasanya mereka memiliki tempat berkumpul tertentu yang jauh dari jangkauan dan pengawasan orang tua. Ketika terjadi pertentangan dengan orang tua, anak lebih cenderung menentang orang tuanya dan mengikuti kelompoknya. Dalam hubungan dengan kelompoknya anak belajar hidup dalam masyarakat, misalnya dalam hal bekerja sama dengan anak lain, menerima tanggung jawab, membela anak lain jikalau diperlakukan tidak adil, dan secara sportif menerima kekalahan. F. PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA KANAKKANAK

Perkembangan fisik peserta didik pada masa kanak-kanakI meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot dan lemak. Perkembangan fisik anak dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam keluarga, jenis kelamin, gizi dan kesehatan, status sosial ekonomi, gangguan emosional, dll. Pertumbuhan dan perkembangan fisik tubuh ini secara langsung akan menentukan keterampilan bergerak anak, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan memandang orang lain, serta mempengaruhi cara anak melakukan penyesuaian dengan dirinya sendiri maupun orang lain. Terdapat perbedaan dalam pertambahan tinggi dan berat, namun umumnya mengikuti pola/ aturan/ hukum arah perkembangan. Perkembangan proporsi dan bentuk tubuh anak dapat dikelompokkan menjadi bentuk tubuh yang cenderung menjadi gemuk (endomorf), kekar (mesomorf), atau kurus (ektomorf). Perkembangan keterampilan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan fisik melalui kegiatan syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pada masa anak-anak keterampilan motorik meliputi keterampilan tangan dan kaki. Dalam perkembangan keterampilan motorik dapat menimbulkan masalah apabila terjadi keterlambatan penguasaan keterampilan gerak yang mengakibatkan anak mengalami kesulitan/ hambatan dalam penyesuaian pribadi dan sosialnya. Selain perkembangan fisik dan motorik, Hurlock (1991) mengemukakan ada empat keterampilan dasar yang perlu dikuasai oleh anak-anak yaitu: keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan menolong orang lain (sosial), keterampilan bermain, dan keterampilan bersekolah (skolastik).

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan Masa Anak-Anak Awal dapat kami simpulkan sebagai berikut :

Perkembangan moral pada masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan perkembangan intelektual anak yang belum dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang bemar dan salah. Anak sebaiknya cenderung dilatih untuk disiplin. Minat utama pada masa kanak-kanak : - Minat Agama - Minat pada Tubuh Manusia - Minat pada Diri Sendiri - Minat Terhadap seks Minat Terhadap Pakaian Orang tua sebagai tempat anak mendapatkan proses sosialisasi pertama harus menanamkan dan mengajarkan peran seks sejak dini sesuai dengan kelompok seksnya agar tumbuh kembang anak menjadi lebih baik sesuai dengan harapan. Akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari enam tahun sampai sepuluh tahun sampai dengan anak mengalami kematangan seksual yaitu sekitar tiga belas tahun bagi anak perempuan dan empat belas tahun agi anak laki-laki, oleh orang tua disebut sebagai usia yang menyulitkan, tidak rapi, atau usia bertengkar, oleh para pendidik disebut sebagai usia berkelompok, usia penyesuaian, atau usia kreatif. Pertumbuhan fisik yang lambat pada ahir masa kanak-kanak dipengaruhi oleh kesehatan, gizi, imunisasi, sex, dan inteligensi. Keterampilan pada akhir masa kanak-kanak secara kasar dapat digolongkan kedalam empat kelompok besar yaitu keterampilan menolong diri, keterampilan menolong sosial, keterampilan sekolah, dan keterampilan bermain. Tugas-tugas perkembangan yang tercapai pada masa kanak-kanak akhir dengan kisaran usia 6-13 tahun akan memiliki keterampilan. Keterampilan yang dicapai diantaranya social-help skills dan play skill. Social-help skills untuk membantu orang lain di rumah, di sekolah, dan di tempat bermain seperti membersihkan halaman, merapihkan meja dan kursi. Ini akan menambah perasaan harga diri dan sebagai anak yang berguna hingga menjadikan anak suka bekerja sama (bersifat kooperatif). Play skill terkait dengan kemampuan motorik seperti melempar,

menangkap, berlari, keseimbangan. Anak yang terampil dapat membuat penyesuaian-penyesuaian yang lebih baik di sekolah dan di masyarakat. Perkembangan fisik peserta didik pada masa kanak-kanakI meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot dan lemak. Perkembangan fisik anak dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam keluarga, jenis kelamin, gizi dan kesehatan, status sosial ekonomi, gangguan emosional, dll.

B. Saran Hendaknya bagi orang tua dalam memperlakukan anak-anaknya pada masa ini adalah tetap, tak ada goncangan. Karena kegoncangan akan menyebabkan kebingungan dan keraguan pada anak. Anak-anak pada masa ini bersifat meniru, banyak bermain dengan lelakon (sandiwara) atau khayalan. Dan anak pada masa ini cenderung untuk mencari mana yang boleh dan mana yang tidak. Tugas orang tua adalah membimbing anak sehingga ia akan sampai pada penghargaan terhadap nilai-nilai. Sikap dan pandangan orang tua mengenai penampilan, kemampuan, dan prestasinya sangat mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri. Dan hendaknya orang tua harus mengutamakan menjalin hubungan yang baik dan benar dengan anak, dan menciptakan suasana yang harmonis, saling memperhatikan, saling membantu (bekerja sama) dalam menyelesaikan tugas-tugas keluarga atau anggota keluarga, dan konsisten dalam melaksanakan aturan, supaya anak memiliki kemampuan atau penyesuaian sosial dalam hubungan dengan orang lain. C. Daftar Pustaka

Dra.Nurusaaadah,Buku Ajar Perkembangan Anak, Remaja dan Dewasa. Semarang : Universitas Negeri Semarang, 2010
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/05/02/tugas-perkembanganindividu/ http://jadibrilian.blogspot.com/2011/11/perkembangan-masa-kanak-kanakawal-2-6.html http://blog.sunan-ampel.ac.id/sutini/2011/02/24/perkembangan-fisik-dansosial-anak-didik/ http://piipiiodd.wordpress.com/2010/04/06/perkembangan-kognitif-padamasa-kanak-kanak-awal-dan-akhir/ http://robikanwardani.blogspot.com/2012/02/karakteristik-dan-tugastugas.html

Anda mungkin juga menyukai