Besaran pengamatan tetap pada setiap LOP memberikan geometri garis-garis posisi:
garis lurus, lingkaran konsentrik, lingkaran eksentris dan hiperbolik. Berikut ini diberikan
penjelasan tentang empat geometri garis posisi.
1. Garis Lurus
jika i adalah pengamat yang menjadi referensi dan ditetapkan satu acuan arah yang
didefinisikan sebagai 0°, maka titik-titik u1, U2, u3, ... u n berada pada garis sepanjang iu
pada arah αiu. Posisi u berada pada LOP garis lurus yang diamati arahnya dari satu titik
referensi. Pada sistem koordinat kartesian dua dimensi, dengan arah 0 o sebagai sumbu Y dan
ditetapkan sumbu X yang tegak lurus Y, maka posisi titik u menjadi fungsi dari posisi titik i
dan pengamatan αiu .
2. Lingkaran Konsentris
Lingkaran konsentrik adalah lingkaran-lingkaran yang pusatnya bersekutu di satu titik. Jika titik i
adalah pengamat yang menjadi referensi dan dari i ditarik suatu garis sejauh S w , maka
titik-titik u , , u 2 ' U V ... , u pada lingkaran yang dibentuk oleh titik i sebagai pusat dan jari-
jari S,. Posisi u berada pada LOP lingkaran yang diamati jaraknya dari satu titik referensi
(Gambar 2.9b). Pada sistem koordinat kartesian dua dimensi, dengan arah 0' sebagai sumbu Y
dan ditetapkan sumbu X yang tegak lurus Y, maka posisi titik u merupakan fungsi dari posisi
1
titik i dan pengamatan SM.
3. Lingkaran Eksentrik
Lingkaran eksentrik adalah lingkaran-lingkaran yang melewati dua titik. Jika titik i dan
titik j adalah pengamat yang menjadi referensi, maka titik-titik U1 , u 21 u3, ... I u n berada
pada garis sepanjang lingkaran yang terbentuk oleh titik-titik i, j dan u. Posisi u berada
pada LOP lingkaran eksentrik dari dua titik referensi (Gambar 2.9c). Pada sistem
koordinat kartesian dua dimensi, dengan arah 0' sebagai sumbu Y dan ditetapkan sumbu
X yang tegak lurus Y, maka posisi titik u adalah fungsi dari posisi titik i, titik j dan sudut
pe ng a ma ta n.
4. Hiperbolik
Garis-garis hiperbolik adalah garis-garis yang terbentuk oleh titik-titik yang
selisih jaraknya ke dua titik lain konstan. Jika titik i dan titik j adalah pengamat yang
menjadi referensi, maka titik-titik u l , u2, U3 , "' , u n berada pada sepanjang garis
hiperbolik yang dibentuk oleh titik -titik yang selalu tetap selisih jaraknya ke titik i
dan titik j. Posisi titik u ditentukan berada pada LOP hiperbolik dari dua titik
referensi (Gambar 2.9d). Pada sistem koordinat kartesian dua dimen si, dengan
arah 0" sebagai sumbu Y dan ditetapkan sumbu X yang tegak lurus Y, maka posisi
2
titik u menjadi fungsi dari posisi titik i, titik j dan pengamatan jarak Siu dan Sju.
3
posisi menggunakan gelombang radio. Beda jarak diperoleh dengan mengukur
beda pulsa antara ketiga titik tersebut.
Selain empat pasang LOP seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.10, secara
teoretik, enam kombinasi LOP lainnya dapat diperoleh dari empat jenis geometri
LOP. Contoh kombinasi LOP tersebut misalnya: LOP garis lurus dan LOP lingkaran
konsentrik (kombinasi pengamatan arah clan jarak), LOP garis lurus dan LOP
lingkaran eksentrik (kombinasi pengamatan arah dan sudut) dan sebagainya.
Estimasi ketelitian penentuan posisi dengan kombinasi garis posisi didokumentasikan
dalam Lampiran C.
Pada kondisi tertentu, kombinasi LOP belum cukup memberikan posisi definitif.
Kombinasi dua LOP lingkaran konsentrik memberikan dua titik potong yang belum
memberikan kepastian posisi titik yang akan ditentukan. Demikian pula halnya pada
kombinasi LOP gari s lurus dan lingkaran konse ntrik. Pada suatu ke ada an
te rtentu ke dua LOP te rse but da pa t menghasilkan dua titik potong (Gambar
2.11). Kejadian ini diistilahkan dengan LOP ambiguity atau keraguan garis posisi.
Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu ditambahkan satu LOP sehingga penentuan
posisi dilakukan menggunakan lebih dari dua LOP.
4
Gambar 2.11 Keraguan garis posisi
Metode optik murni hanya memanfaatkan berkas sinar tampak sebagai pengganti
garis pengamatan. Instrumen elektronik dipakai bersama -sama dengan instrumen
optik menghasilkan metode pengukuran secara elektro -optik atau optik hibrid.
Instrumen elektronik digunakan untuk melakukan pengukuran jarak dengan
memanfaatkan laser atau gelombang elektromagnetik atau gelombang radio. Instrumen
untuk penentuan posisi secara optik dan elekto -optik umumnya digunakan untuk
pengukuran daerah pesisir dengan jangkauan antara 200 meter hingga 5 kilometer dari
garis pantai.
Penggunaan metode optik untuk penentuan posisi menuntut target yang harus
terlihat dari pengamat. Faktor -faktor dominan yang membatasi kemampuan
pengamat untuk melihat target adalah kelengkungan bumi dan refraksi. Jika lukisan
jalannya berkas cahaya diasumsikan berupa garis lurus, m a k a un t u k p e ng g un a a n
i n s t r u m e n o p ti k di p e r m u ka a n b u m i y a n g m e l e n g k u n g a k a n t e r j a d i k o n d i s i
s e b a g a i m a n a d i t u n j u k k a n p a d a Gambar 2.12. Fenomena yang disebut dengan
keterbatasan garis penglihatan (line of sight) ini merupakan akibat melengkungnya
permukaan bumi.
5
Gambar 2.12 Garis pengamatan pada permukaan melengkung
efek kelengkungan bumi hanya memberi pengaruh kecil pada kemampuan alat ukur
optik karena kebanyakan instrumen optik memiliki keterbatasan jangkauan pandang,
sehingga hanya dapat dipakai pada daerah sempit di atas permukaan bumi yang dapat
dianggap sebagai bidang datar. Selain efek kelengkungan bumi, penentuan posisi optik
dipengaruhi pula oleh efek refraksi (pembiasan) yang disebabkan oleh perbedaan
densitas atmosfer (yang menjadi medium rambat cahaya tampak) karena variasi suhu ,
tekanan dan kelembapan udara. Refraksi akan 'membelokkan' berkas sinar yang
dipakai sebagai garis pengamatan. Pengaruh refraksi direduksi dengan prosedur
pengukuran. Teknik-teknik reduksi kesalahan pengukuran optik lebih jauh dapat
dilihat di Davis et al. (1981)
Gambar 2.15 Penentuan posisi u dengan perpotongan arah dan jarak dari titik referensi (sumber: Krupp
Atlas)
8
Gelombang yang dipantulkan kembali akan dideteksi oleh alat ini dan dipakai untuk
memberi tanda arah-arah (relatif dari kapal) reflektor i dan j. Sudut yang dibentuk
merupakan selisih arah i terhadap j.
10
11