Mix design beton merupakan proses penentuan bahan yang digunakan dalam
pembuatan beton dengan ukuran d setiap perbandingan bahan yang akan dicampur Mix
design beton mempunyai aturan yang sudah ditetapkan pada Standar Nasional Indonesia 03-
2834-1993. Definisi dari mix design sendiri merupakan proses pemilihan bahan beton yang
tept dengan memutuskan kuantitas ketergantungan dari bahan yang telah dipilih dengan
pertimbangan syarat mutu. Selain itu, kekuatan, ketahanan dan workability serta nilai
ekonomisnya juga harus diperhitungkan.
Menurut Tjokrodimuljo ada tahun 1996 di dalam sebuah teori teknologi beton,
menyatakan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan beton. Faktor-
faktor tersebut meliputi :
Jenis semen
Jumlah semen
Sifat agregat
Faktor air semen
Kepadatan serta umur beton
Terdapat beragam model pilihan dalam melakukan perencanaan pada campuran beton.
Beberapa diantaranya meliputi, perencanaan dengan model Role Note No. 4 yang sedang
diteliti olej Ganville dan kawan-kawan.
Selain itu, model Amerika didasarkan atas ACI dan perencanaan model seperti di
Inggris yang lebih dikenal sebagai DOE. Indonesia menggunakan serapan dari berbagai
metode pilihan dan dimuat pada 03-2834-1993.
Tujuan dari perencaan mix design beton adalah guna mendapatkan jumlah ukuran
perbandingan yang sesuai seperti semen, agregat kasar, agregat halus dan air. rancangan
adukan betun juga memiliki maksud memperoleh beton yang tepat dengan bahan dasar
tersedia.
Terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam proses perencanaan dan
perancangan kombinasi beton. Beberapa diantaranya seperti, workability, ekonomis, kuat
tekan sesuai durasi waktu 28 hari dam ketahanannya.
Mutu pengendalian sangat memuaskan memiliki sd berksar 2,8 Mpa, mutu sangat
baik mempunyai Sd 3,5 MPa, mutu baik memiliki nilai Sd berkisar 4,2 MPa, mutu 5,6 MPa
untuk penilaian kualitas cukup. Sedangkan Sd 7 MPa dan Sd 8,4 MPa untuk kualitas jelek
dan tanpa kendali.
Nilai tetapan tersebut berkisar 1,64 dan dikalikan dengan nilai standar deviasi
perencanaan. Nilai kuat tekan rata-rata atau MPa dihasilkan dari nilai penjumlahan antara
kuat tekan beton yang dirancanakan dengan nilai tambah atau margin.
Standar kekasaran pasir dapat dibagi menadi beberapa kelompok didasarkan atas
gradasi. Diantaranya meliputi, pasir halus, agak kasar, halus dan kasar. Golongan pada
agregat kasar atau kerikil dapat dibedakan menadi dua yaitu, kerikil batu pecah dan kerikil
alami.
Penggunaannya adalah untuk menentukan nilai pada beton mutu rendah maupun
beton mutu tinggi. Perolehan nilai fakto air semen dapat ditujukan dalam sebuah grafik yang
memiliki hubungan kuat tekan rata-rata dengan faktor air semen. Tentunya, didasarkan atas
umur benda uji dan jenis semen.
Penentuan ukuran dan betuk agregat dapat memepnegaruhi mudah tidaknya proses
pengerjaan atau workability dan kuat tekan. Batasan ukuran pada butir agregat maksimal
yang dipakai sebesar 40 mm. Terdapat beberapa syarat agregat yang digunakan untuk bahan
bangunan.
Beberapa diantaranya, 1/5 jarak paling kecil antara bidang-bidang cetakan, 1/3 dari
ketebalan plat dan ¾ dari jarak bersih minimum diantara batang tulangan, kabel prategang
dan bundel tulangan.
Kadar air bebas pada mix design baton merupakan kebutuhan setiap meter kubik beton.
Nilai ini dapat ditentukan sesuai dengan aturan SNI-2834-2000.