Anda di halaman 1dari 5

Anggota Kelompok : 1.

Abdul Malik (G1B021081)


2. Rahmat Cahyadi (G1B021053)
Kelas :A
Matkul : Teknologi Bahan
Dosen : Yuzuar Afrizal, S.T., M.T.

Mix Design Beton Metode dan


Tahapannya
 

Mix design beton merupakan proses penentuan bahan yang digunakan dalam
pembuatan beton dengan ukuran d setiap perbandingan bahan yang akan dicampur Mix
design beton mempunyai aturan yang sudah ditetapkan pada Standar Nasional Indonesia 03-
2834-1993. Definisi dari mix design sendiri merupakan proses pemilihan bahan beton yang
tept dengan memutuskan kuantitas ketergantungan dari bahan yang telah dipilih dengan
pertimbangan syarat mutu. Selain itu, kekuatan, ketahanan dan workability serta nilai
ekonomisnya juga harus diperhitungkan.

A.Metode yang Digunakan pada Mix Design Beton


Metode dalam perencanaan mix design yang sesuai dengan kebutuhan
diharapkan bisa memberikan hasil campuran beton yang sudah memenuhi syarat
kualitas dan nilai ekonomi tinggi. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam
metode perencanaan dan perancangan campuran beton diantaranya sebagai berikut
1. Trial and Error ( Coba-coba)
Cara ini biasa dilakukan di laboratorium dengan membuat percampuran atau
kombinasi bahan pembuat beton dengan perbandingan dan ukuran bahan penyusun berbeda.
Hal ini akan memperoleh hasil komposisi dengan workability spesifik.

2. Fineness Modulus Method


Metode ini berasal dari Profesor Duff Abram dengan membandingkan bahan
penyusun pada dengan menggunakan tabel perbandingan yang sudah dibuat oleh beliau.

3. Cara DOE atau Departement of Environment


Metode yang digunakan dalam menentukan campuran bahan beton berasal dari
negara Inggris. Pada dasarnya memanfaatkan dasaran kuat tekan pada beton dengan ukuran
berkisar 15 x 15 x 15 cm.

4. Cara ACI atau American Concrete Institute


Penggunaan metode ini sudah banyak digunakan di berbagai tempat di dunia.
Metode perancangan mix design beton ini berasal dari Amerika Serikat. Metode yang
digunakan didasarkan atas kuat tekan beton berbentuk silinder. Ukuran dimensi diameter
mencapai 15 cm dan tinggi hingga 30 cm.

5. Cara Hight Strength Concrete


Penggunaan metode mix design dapat dilakukan menggunakan Hight Strength
Concrete. Metode ini ditemukan dan diperkenalkan oleh Shacklock. Metode ini dipakai
untuk kualitas beton bermutu tinggi. ukurannya lebih dari K350 kilogram per meter persegi.
Metode perancangan dan perencanaan mix design yang digunakan di Indonesia adalah
metode ACI atau American Concrete Institute dan Cara DOE atau Departemen of
Environment. Sebenarnya Indonesia mempunyai standar sendiri yaitu SNI 03-2834-1993.

B.Perencanaan Mix Design Beton


Perencanaan dalam menentukan campuran beton biasa dilakukan untuk menentukan
komposisi atau ukuran perbandingan yang sesuai untuk bahan penyusun campuran beton.
Beberapa bahan tersebut diantaranya, berat semen, tiap-tiap agregat dan ukuran berat air
yang dibutuhkan untuk memenuhi kekuatan beton yang sesuai.

Menurut Tjokrodimuljo ada tahun 1996 di dalam sebuah teori teknologi beton,
menyatakan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan beton. Faktor-
faktor tersebut meliputi :

 Jenis semen
 Jumlah semen
 Sifat agregat
 Faktor air semen
 Kepadatan serta umur beton
Terdapat beragam model pilihan dalam melakukan perencanaan pada campuran beton.
Beberapa diantaranya meliputi, perencanaan dengan model Role Note No. 4 yang sedang
diteliti olej Ganville dan kawan-kawan.
Selain itu, model Amerika didasarkan atas ACI dan perencanaan model seperti di
Inggris yang lebih dikenal sebagai DOE. Indonesia menggunakan serapan dari berbagai
metode pilihan dan dimuat pada 03-2834-1993.

Tujuan dari perencaan mix design beton adalah guna mendapatkan jumlah ukuran
perbandingan yang sesuai seperti semen, agregat kasar, agregat halus dan air. rancangan
adukan betun juga memiliki maksud memperoleh beton yang tepat dengan bahan dasar
tersedia.

Terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam proses perencanaan dan
perancangan kombinasi beton. Beberapa diantaranya seperti, workability, ekonomis, kuat
tekan sesuai durasi waktu 28 hari dam ketahanannya.

C.Tahapan-Tahapan Dalam Perencanaan


Campuran Beton
Terdapat beberpa hal yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan
untuk menentukan bahan mix design. Beberapa yang patut menjadi perhatian yaitu,
nilai standar deviasi, kuat tekan beton, nilai tambah, kuat tekan rata-rata, tipe semen,
jenis agregat, nilai slump, nilai faktor air semen dan dan ukuran butir agregat
maksimum. Berikut penjelasannya :
1. Kuat Tekan Beton yang Direncanakan
Perencanaan kuat tekan pada beton di umur 28 hari harus sesuai dengan syarat
struktur dan keadaan setempat. kekuatan beton perencanaan untuk beton berkualitas tinggi
berkisar 50 Mpa.

2. Nilai Standar Deviasi


Penentuan standar deviasi didasarkan atas tingkatan mutu pada pengendalian
pelaksanaan kombinai beton dan volume pada adukan beton. Apabila mutunya semakin baik
maka semakin kecil nilai standar deviasi. Nilai ini dapat diambil dari tingkat pengedalian
pada mutu pekerjaan yang ditentukan sesuai SNI 03-2834-2000.

Mutu pengendalian sangat memuaskan memiliki sd berksar 2,8 Mpa, mutu sangat
baik mempunyai Sd 3,5 MPa, mutu baik memiliki nilai Sd berkisar 4,2 MPa, mutu 5,6 MPa
untuk penilaian kualitas cukup. Sedangkan Sd 7 MPa dan Sd 8,4 MPa untuk kualitas jelek
dan tanpa kendali.

3. Nilai Tambah dan Kuat Tekan Rata-Rata yang


Diinginkan
Nilai tambah atau margin diperoleh dari nilai tetapan statistika. Nilainya sangat
bergantung pada jumlah persentase kesalahan atau kegagalan hasil pengujian dengan nilai
maksimal 5%.

Nilai tetapan tersebut berkisar 1,64 dan dikalikan dengan nilai standar deviasi
perencanaan. Nilai kuat tekan rata-rata atau MPa dihasilkan dari nilai penjumlahan antara
kuat tekan beton yang dirancanakan dengan nilai tambah atau margin.

4. Tipe Semen dan Jenis Agregat ( Kerikil dan Pasir)


Jenis semen harus dipilih agar nilai faktor air semen dapat ditentukan. Penggunaan
semen sangat beragam sesuai dengan jenisnya. Salah satu jenis yang dipakai yaitu, jenis
semen tipe 1. Penggunaan semen ini tidak membutuhkan syarat khusus. sesuai Standar
Nasional Indonesia 03-2834-2000.

Standar kekasaran pasir dapat dibagi menadi beberapa kelompok didasarkan atas
gradasi. Diantaranya meliputi, pasir halus, agak kasar, halus dan kasar. Golongan pada
agregat kasar atau kerikil dapat dibedakan menadi dua yaitu, kerikil batu pecah dan kerikil
alami.

5. Nilai Faktor Air Semen dan Nilai Slump


Nilai slump sangat berpengaruh terhadap kualitas percampuran beton. Selain itu,
faktor air semen merupakan nilai banding yang dihasilkan antara berat air dengan berat
semen yang dimanfaatkan dalam percampuran beton.

Penggunaannya adalah untuk menentukan nilai pada beton mutu rendah maupun
beton mutu tinggi. Perolehan nilai fakto air semen dapat ditujukan dalam sebuah grafik yang
memiliki hubungan kuat tekan rata-rata dengan faktor air semen. Tentunya, didasarkan atas
umur benda uji dan jenis semen.

6. Ukuran Butir Agregat Maksimum


Ukuran pada agregat dapat mempengaruhi tingkat kekuatan beton. Apabila terdapat
perbandingan bahan dengan campuran tertentu, kekuatan pada beton dapat berkurang jika
ukuran maksimalya semakin besar, sekaligus dapat meningkatkan kesulitan dalam proses
pengerjaan.

Penentuan ukuran dan betuk agregat dapat memepnegaruhi mudah tidaknya proses
pengerjaan atau workability dan kuat tekan. Batasan ukuran pada butir agregat maksimal
yang dipakai sebesar 40 mm. Terdapat beberapa syarat agregat yang digunakan untuk bahan
bangunan.

Beberapa diantaranya, 1/5 jarak paling kecil antara bidang-bidang cetakan, 1/3 dari
ketebalan plat dan ¾ dari jarak bersih minimum diantara batang tulangan, kabel prategang
dan bundel tulangan.

Kadar air bebas pada mix design baton merupakan kebutuhan setiap meter kubik beton.
Nilai ini dapat ditentukan sesuai dengan aturan SNI-2834-2000.

Anda mungkin juga menyukai