Anda di halaman 1dari 2

PENYUSUNAN LEARNING JURNAL

Nama Mata Pelatihan : Pelatihan Pengendalian Pelaksanaan


Pekerjaan Jembatan (Pengawasan Teknis
Jembatan)
Nama Peserta : Muhammad Risal,ST
Nomor Daftar Hadir/Peserta : 16
Lembaga Penyelenggaraan Pelatihan : Balai Pengembangan Kompetensi PUPR
Wilayah VII Banjarmasin

A. Resume Substansi
Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan Beton
Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar dengan pasta semen
(kadang-kadang juga ditambahkan admixtures), campuran tersebut apabila dituangkan ke dalam
cetakan kemudian didiamkan akan menjadi keras seperti batuan. Pengendalian terhadap
pekerjaan struktur beton berupa pengendalian terhadap bahan dan metode pelaksanaanya
antara lain:
I. Bahan Pengikat
Bahan pengikat pada beton dapat berupa semen hidrolis,abu terbang:
Semen hidrolis adalah semen yang diperoleh dari hasil penggilinan semen portland bersama-
sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan
bahan tambah lain jika diperlukan. Semen ini biasa kita kenal dengan nama semen portland yang
terdiri atas lima tipe (tipe I,II,III,IV,V).Namun yang digunakan pada pelaksanaan struktur beton
adalah semen portland tipe I.
Bentuk Pengendalian pada penggunaan semen portland untuk beton berupa pengecekan syarat-
syarat mutu (syarat kimia dan syarat fisika) semen, melalui pengambilan contoh, pengujian
terhadap contoh semen, pemeriksaan cara pengemasan dan tata cara penandaan,
penyimpanan, dan transportasi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Abu Terbang( fly ash) adalah berupa residu berbentuk halus dari hasil pembakaran batu bara.
Abu terbang yang sering digunakan dalam struktur beton adalah abu terbang kelas F yang telah
distandarkan dalam SNI 2460:2014
Semen slag adalah terak tanur tinggi berbutir (ground granulated blast furnace slag) sesuai
dengan SNI 6385:2016
Mikro silika adalah material pozzolan yang halus yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa
produksi silikon atau alloy besi silikon yang digunakan untuk memberikan sifat tambah kepada
beton dengan mengganti sebagian semen.
II. Air
Air dibutuhkan untuk menghidrasi semen dan memberikan kelecakan pada beton. Pengendalian
mutu air pada pekerjaan beton berupa pengawasan terhadap kebersihan air dari kandungan
minyak,garam,asam,basa, gula, atau organik sesuai persyaratan dalam SNI 7974:2016. Jumlah
penggunaan air yang digunakan sebagai faktor air semen dalam beton harus diawasi dengan
ketat karena sangat mempengaruhi kuat tekan beton.
III. Agregat
Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik
berupa hasil alam maupun buatan. Hal yang harus mendapat pengawasan penting dalam
penggunaan agregat untuk beton antara lain:
Ketentuan gradasi agregat kasar dan halus : sebelum melakukan pekerjaan beton perlu
dilakukan pengujian gradasi untuk menentukan gradasi campuran yang akan digunakan untu
campuran beton, pengawasan terhadap gradasi ini harus sangat ketat karena kepadatan beton
ditentukan oleh komposisi/gradasi ini.
Metode pengujian agregat: sebelum digunakan untuk campuran beton, agregat kasar dan
agregat halus harus dilakukan pengujian-pengujian standar sesuai spesifikasi yang ditentukan
dalam kontrak.
Memperhatikan metode,lokasi, jumlah, frekuensi,pengangkutan, dan prosedur dalam
Pengambilan contoh uji agregat
IV. Bahan tambah kimia
Bahan tambah kimia yang ditambahkan ke dalam beton harus diperhatikan Jenis dan fungsi
bahan kimia yang ditambahkan

Selain pengawasan terhadap bahan, beton juga perlu mendapat pengawasan ketat pada
pengendalian mutu campuran antara lain:
Slump : Pengujian slump merupakan pengujian yang pokok ada dalam penentuan keberterimaan
campuran beton di lapangan, perlu diperhatikan nilai slump dari batching plant dan
membandingkannya dengan nilai slump setelah campuran tiba di lokasi.
Selimut beton: selimut beton sangat penting untuk memberikan perlindungan terhadap tulangan
dari korosi dan kebakaran, sehingga tebal selimut beton harus diawasi ketat.
Perawatan beton : perawatan beton sangat penting dalam mencapai kekuatan rencana beton
yang telah dicor, beton harus diatur suhunya agar tidak turun secara mendadak akibat
perubahan suhu lingkungan, pengawasan terhadap metode dan frekuensi perawatan beton
harus diperhatikan.
Perancah dan acuan: kekuatan perancah dan acuan beton merupakan hal pokok yang perlu
diperiksa sebelum melakukan pengecoran beton, pengawas perlu mengecek ukuran acuan dan
jenis material yang digunakan agar tidak rubuh pada saat pengecoran. Acuan dan perancah
harus stabil dan kokoh, serta tidak ada penyangga yang belum dikencangkan.

Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan Baja Tulangan


Pengendalian pada pekerjaan baja tulangan dilakukan pada jenis bahan baja tulangan,
berat/ukuran/diameter, mutu baja tulangan, pengujian tarik, cara penandaan, cara penempatan,
dan cara pengemasannya, bahan pengikat baja tulangan, cara pembengkokan dan alat yang
digunakan, ketentuan penempatan sesuai dengan gambar rencana, dan lain-lain.

Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan Baja


Pengendalian pada pekerjaan baja dilakukan antara lain terhadap Penanganan material baja,
mutu material baja dan assesorisnya, kekuatan sambungan, mengawasi dengan ketat kekuatan
dan prosedur pengelasan baja, perlindungan korosi pada baja, dan pegecatan baja

B. Hal-Hal Lain yang Perlu Didiskusikan


1. Dalam pelaksanaan pengecoran beton mutu >fc’ 20 MPa seringkali penyedia jasa
menggunakan concrete mixer kecil dengan mengkonversi takaran berat ke takaran volume
apakah itu dibolehkan?
2. Pada penahan geser pada abutmen jembatan sering kali kita dapati dalam kondisi pecah
sehingga perlu perbaikan, untuk perbaikan ini apakah harus dengan membuka sebagian
kepala abutmen atau cukup dengan mengecor ulang penahan geser tersebut?

Anda mungkin juga menyukai