Anda di halaman 1dari 15

I. PENDAHULUAN B.

Rumusan Masalah
A. Latar Belakang Adapun permasalahan yang terjadi
pada bangunan gedung D Perpustakaan
Bangunan Gedung adalah wujud fisik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
adalah sebagai berikut:
dengan tempat kedudukannya, sebagian
1. banyaknya kerusakan yang terjadi pada
atau seluruhnya berada di atas dan atau di
bangunan infrastruktur bangunan
dalam tanah dan / atau air yang berfungsi
tersebut sehingga perlunya penanganan
sebagai tempat manusia melakukan
yang baik,
kegiatannya, baik untuk hunian, atau
2. perlunya anggaran perbaikan untuk
tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
bangunan tersebut
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus (Permen PU
Nomor 30/PRT/M/2006). C. Tujuan Penelitian
Pada Proses pembangunan gedung
Penelitian ini bertujuan untuk:
membutuhkan banyak biaya serta
1. mengidentifikasi kerusakan serta
komponen-komponen yang dibangun.
tindakan perbaikan yang akan
Komponen-komponen yang dimaksud
dilakukan pada bangunan gedung D
adalah komponen struktur, arsitektur,
perpustakaan UMY,
maupun mekanikal elektrikal. Bangunan
2. menghitung biaya yang diperlukan
gedung perlu dilakukan pengecekan dan
untuk pemeliharaan dan perbaikan
perawatan secara berkala dari pihak
gedung D perpustakaan UMY.
pengelola agar bangunan gedung tersebut
memenuhi syarat administrasi dan teknis
sehingga gedung layak fungsi. D. Manfaat Penelitian
Dilatar belakangi kebutuhan akan
Manfaat dari penelitian ini adalah :
berfungsinya gedung secara optimal pada
gedung perkuliahan kampus terpadu UMY, 1. memberikan informasi kepada pihak
maka perlu disusun rencana pengembangan biro aset UMY tentang kerusakan
dan perawatan gedung yang optimal. beserta tindakan perbaikan yang akan
Dengan kondisi kampus yang memiliki dilakukan pada gedung D
gedung kuliah yang lebih dari sepuluh unit perpustakaan,,
dengan ketinggian gedung rata-rata 2. memberikan informasi kepada pihak
setinggi tiga lantai, maka evaluasi dan biro aset UMY tentang biaya yang
pemeliharaan gedung mutlak dilakukan diperlukan untuk pemeliharaan dan
agar gedung bisa tetap layak beroperasi perbaikan gedung D perpustakaan.
dan memenuhi kriteria keandalan fisik
bangunan gedung, serta diharapkan
E. Batasan Masalah
kegiatan perkuliahan tidak terganggu
dengan kondisi gedung yang ada. 1. Mengidentifikasi kerusakan serta
Dengan adanya kegiatan evaluasi tindakan perbaikan yang akan
pemeliharaan gedung, diharapkan gedung dilakukan pada bangunan gedung D
menjadi layak fungsi dan sesuai standar Perpustakaan UMY dari aspek
yang ada, baik dari keamanan gedung, arsitektural, Struktural, Mekanikal
kenyamanan gedung, hingga kenyamanan Elektrikal, Serta Sanitasi dan
gedung berdasarkan luasan gedung dan Plumbing.
jumlah pengguna gedung.
2. Membuat rencana anggaran c. Corrective Maintenance
perbaikan untuk perawatan Corrective Maintenance adalah
bangunan pemeliharaan yang dilakukan
setelah proses kerusakan terjadi.
II. Tinjauan Pustaka Perbaikan ini bertujuan agar
kondisi bangunan menjadi seperti
A. Pengertian Bangunan Gedung
semula.
Bangunan gedung adalah bangunan II. Pemeliharaan tidak terencana
yang didirikan dan atau diletakkan dalam (Breakdown Maintenance)
suatu lingkungan sebagian atau seluruhnya Breakdown Maintenance adalah
pada, di atas, atau di dalam tanah dan/atau kegiatan pemeliharaan yang terjadi
perairan secara tetap yang berfungsi tiba-tiba di luar prediksi maupun
sebagai tempat manusia untuk melakukan jadwal akibat kerusakan atau tidak
kegiatan bertempat tinggal, berusaha, berfungsinya suatu sistem maupun
bersosial-budaya, dan kegiatan lainnya. peralatan.
(PERMEN PU PU 24/PRT/M2008)
D. Perawatan Elemen Bangunan
B. Perawatan dan Perbaikan Gedung Perawatan elemen bangunan harus
Perawatan bangunan gedung adalah diperhatikan serius agar diperoleh hasil
kegiatan memperbaiki atau mengganti yang maksimal yang menyebabkan
bagian bangunan gedung, komponen,bahan bangunan gedung menjadi terpelihara
bangunan, dan atau prasarana dan sarana dengan baik, serta menguntungkan pemilik
agar bangunan tetap layak fungsi. bangunan dan pengguna bangunan. Agar
(PERMEN PU 24/PRT/M2008) perawatan elemen bangunan terselenggara
dengan baik, maka tinjauan perawatan
elemen bangunan dibagi berdasarkan
C. Jenis Pemeliharaan
elemennya seperti terlihat pada gambar
Hestin (2010) membagi jenis berikut ini.
pemeliharaan menjadi dua. Yaitu Tabel 2.1 Perawatan elemen – elemen
pemeliharaan terencana dan pemeliharaan bangunan
tidak terencana.
Perawatan Elemen Bangunan
I. Pemeliharaan terencana (planned
maintenance)
a. Preventive Maintenance Arsitektur Sipil Mekanikal dan Sanitasi dan
Preventive Maintenance adalah Elektirkal Plumbing
kegiatan pemeliharaan yang 1. Sarana 1. Pondasi 1. Instalasi
jalan 2. Struktur tata
dilakukan untuk mencegah keluar bangunan udara 1. Peralatan
timbulnya kerusakan yang 2. Dinding baja 2. Instalasi sanitair
menyebabkan komponen tersebut 3. Penutup 3. Struktur listrik 2. Saluran
Atap bangunan 3. Instalasi air bersih
mengalami kerusakan saat
4. Plafon beton proteksi 3. Saluran
digunakan. 5. Kusen, 4. Struktur kebakar air kotor
b. Predictive Maintenance Jendela, bangunan an
Predictive Maintenance adalah Pintu komposit 4. Instalasi
transport
tindakan perbaikan berdasarkan asi
informasi dari hasil inspeksi yaitu
Gambar 2.1 perawatan elemen bangunan
ada bagian komponen yang perlu
diganti. Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
E.(PERMEN)
Klasifikasi
NoJenis Kerusakan
24/PRT/M/2008
Pada penelitian ini digunakan panduan 3. Rusak Sedang
untuk mengidentifikasi kerusakan gedung Rusak sedang adalah tingkat kerusakan
yang ada. Menurut Ditjen Cipta Karya pada komponen struktur yang dapat
(2006) mengklasifikasikan kerusakan yang mengurangi kekuatan, tetapi kapasitas
ada dibagi menjadi 4 (empat) kondisi, yaitu layan secara umum dalam kondisi
kerusakan ringan non struktur, rusak ringan aman. Suatu bangunan dikategorikan
(Rr), rusak sedang (Rs), dan rusak berat mengalami kerusakan struktur tingkat
(Rb). Batasan mengenai kriteria kerusakan sedang apabila terjadi hal-hal berikut:
tersebut didefinisikan sebagai berikut: a. retak besar (lebar celah lebih besar
1. Kerusakan ringan non struktur dari 0,6 cm) pada dinding,
Suatu bangunan dikategorikan b. retak menyebar luas di banyak
mengalami kerusakan non struktur tempat, seperti dinding pemikul
apabila terjadi hal-hal sebagai berikut: beban, kolom, cerobong miring,
a. retak halus (lebar celah lebih dari dan runtuh,
0,075 cm) pada plesteran, c. kemampuan struktur untuk
b. serpihan plesteran berjatuhan, memikul beban sudah berkurang
c. mencakup luas yang terbatas. sebagian,
Tindakan yang perlu dilakukan adalah d. laik fungsi/huni
perbaikan (repair) secara arsitektur Tindakan yang perlu dilakukan untuk
tanpa mengkosongkan bangunan. mengatasi kerusakan struktur tingkat
2. Kerusakan ringan struktur sedang adalah memperbaiki bagian
Rusak ringan adalah kerusakan pada struktur dan perkuatan untuk menahan
komponen bangunan struktur yang gempa dan perbaikan secara arsitektur.
tidak mengurangi fungsi layan suatu Selama proses perbaikan berlangsung,
gedung (kekuatan, kekakuan, dan bangunan dikosongkan dan dapat
daktilitas) struktur secara keseluruhan. dihuni kembali setelah proses
Suatu bangunan dikategorikan perbaikan selesai
mengalami kerusakan struktur tingkat 4. Rusak berat adalah kerusakan pada
ringan apabila terjadi hal-hal berikut: komponen struktur yang dapat
a. retak kecil (lebar celah antara 0,075 mengurangi kekuatannya sehingga
hingga 0,6 cm) pada dinding, kapasitas layan struktur sebagian atau
b. plester berjatuhan, seluruh bangunan dalam kondisi tidak
c. mencakup luas yang besar, aman. Suatu truktur dikatakan
d. kerusakan bagian-bagian non mengalami kerusakan tingkat berat
struktur seperti cerobong, lisplang, apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
dsb a. dinding pemikul beban terbelah dan
e. kemampuan struktur untuk runtuh,
memikul beban tidak banyak b. bangunan terpisah akibat kegagalan
berkurang, unsur-unsur pengikat,
f. laik fungsi / huni. c. 50 % (lima puluh persen) elemen
Tindakan yang perlu dilakukan adalah bangunan mengalami kerusakan,
perbaikan (repair) yang bersifat d. tidak laik fungsi/huni
arsitektur agar daya tahan bangunan Tindakan yang perlu dilakukan adalah
tetap terpelihara. Perbaikan dengan merubuhkan bangunan atau dilakukan
kerusakan ringan pada struktur dapat restorasi dan perkuatan secara
dilakukan tanpa mengkosongkan menyeluruh sebelum bangunan dihuni
bangunan. kembali. Dalam kondisi bangunan
mengalami kerusakan struktru tingkat
berat, bangunan menjadi sangat diakibatkan oleh faktor alam. Faktor alam
berbahaya sehingga harus dikosongkan. yang mempengaruhi antara lain :
5. Kerusakan total 1. Faktor suhu
Suatu bangunan dikategorikan 2. Faktor Air Hujan
mengalami kerusakan total apabila 3. Faktor Angin
terjadi hal-hal berikut: 4. Faktor Gempa
a. bangunan roboh seluruhnya 5. Faktor Petir
(>65%), 6. Faktor Hama
b. sebagian besar komponen utama .
struktur mengalami kerusakan, B. Sifat Kerusakan Pada Bangunan
c. tidak laik fungsi/huni Gedung
Tindakan yang perlu dilakukan adalah Sifat kerusakan yang terjadi pada
merubuhkan bangunan, membersihkan gedung dapat di tinjau dari pengaruh
lokasi, dan mendirikan bangunan baru. kerusakan komponen tersebut hingga
akibat dari kerusakan komponen tersebut.
III. Landasan Teori Sifat-sifat kerusakan gedung di bagi
A. Penyebab Kerusakan Bangunan menjadi tiga seperti tabel dibawah ini :
Bangunan gedung sebagaimana barang Tabel 3.2 Sifat Kerusakan Pada Bangunan
konstruksi lainnya akan mengalami Gedung
kerusakan. Salah satu faktor kerusakan
disebabkan adanya komponen yang telah
mencapai umur rencana. Komponen yang
umurnya tidak mencapai umur rencana,
tetapi mengalami kerusakan akan diganti
dengan komponen yang baru.
Tabel 3.1 Perkiraan umur komponen
gedung

Sumber : Udi Raharjo (Bahan Ajar


Perencanaan & Perbaikan Bangunan, 2011)

C. Teknik Perawatan Gedung


Tahapan proses gedung secara
menyeluruh terdiri dari perencanaan,
pembanguan, operasi dan pemeliharaan,
Sumber : Udi Raharjo (Bahan Ajar serta perobohan. Pada proses pemeliharaan
Perencanaan & Perbaikan Bangunan, 2011) gedung, dilakukan proses pendataan
jumlah aset serta pendataan jumlah dan
Menurut Andrianto (2004) dan
jenis kerusakan untuk menentukan jenis
Aresande (2013) selain akibat faktor umur
perbaikan yang sesuai untuk kerusakan
komponen gedung, kerusakan gedung juga
tersebut.
Untuk menentukan perbaikan yang Perawatan ini dilakukan setelah
diperlukan suatu elemen, harus dilakukan terjadinya kerusakan komponen
identifikasi terlebih dahulu terhadap gedung. Perawatan ini bertujuan
kondisi komponen bangunan tersebut. memulihkan kondisi komponen
Langkah untuk menentukan jenis bangunan agar berfungsi
perbaikan yang sesuai dengan kerusakan, dengan baik.
pihak pengelola gedung harus berpegang 2. Perawatan Tidak Terencana
pada acuan standar kerja yang Perawatan tidak terencana adalah
menjelaskan tentang metode serta langkah- perawatan yang dilakukan setelah
langkah yang harus dilakukan. CIBSE terjadinya kerusakan. Dalam hal
London dalam buku maintenance ini, kerusakan yang diperbaiki
engineering and management telah merupakan kerusakan yang tidak
menyusun langkah-langkah perbaikan diprediksi sebelumnya.
suatu komponen gedung. Adapun tahapan
langkah-langkah tersebut dijelaskan dalam D. Jadwal Prosedur Perbaikan
gambar 3.1 berikut: Untuk tetap mempertahankan agar
komponen bangunan berjalan normal
sesuai fungsinya, maka dilakukan
perawatan sesuai jadwal yang telah dibuat.
Menurut Hestin (2010) jadwal prosedur
pelaksanaan pemeliharaan setiap
komponen bangunan terdiri atas:
1. Pelaksanaan Rutin
a. Pelaksanaan Harian/mingguan
Gambar 3.1 Tahap perbaikan dan b. Pelaksanaan Bulanan
perawatan komponen bangunan 2. Pelaksanaan Periodik
a. Periodik tahunan
Sumber: Buku Maintenance engineering b. Periodik lima tahunan
and management CIBSE London 3. Pelaksanaan Insedental
a. Keadaan darurat
b. Opsi khusus.
Dari bagan tersebut, menjelaskan bahwa
perawatan gedung terbagi menjadi dua,
E. Standar Operasional dan
yaitu perawatan terencana dan perawatan
Perbaikan Bangunan Gedung
tidak terencana. Adapun penjelasan
Kegiatan pemeliharaan gedung yang
masing-masing tahapan tersebut sebagai
diuraikan dibawah ini bersumber pada
berikut:
Peraturan Menteri PU No 14-2008 dan
1. Perawatan Terencana
Hestin dalam buku berjudul Pemeliharaan
a. Perawatan terencana sebelum
Bangunan : Basic Skill Facility
terjadi kerusakan
Management (2010). Pemeliharaan
Perawatan terencana dilakukan
komponen bangunan yang akan di uraikan
dengan cara pemantauan rutin
meliputi komponen arsitektur, komponen
sesuai jadwal yang telah dibuat
mekanikal, dan komponen elektikal.
untuk memantau kondisi komponen
Berikut adalah uraiannya.
bangunan untuk mencegah
1. Komponen Arsitektural Bangunan
timbulnya kerusakan.
a. Lantai Keramik
b. Perawatan terencana setelah
Kerusakan yang sering dialami
terjadi kerusakan
pada lantai keramik adalah:
1) Lantai Retak kurang padat, serta akar
Lantai keramik yang retak tanaman merupakan faktor yang
sering disebabkan akibat menyebabkan lantai keramik
tertimpa benda keras. Selain itu, amblas.
lantai keramik dapat pecah
diakibatkan oleh buruknya
kualitas bahan pengisi nat
keramik sehingga kurang
merekat pada lantai.

Gambar 3.4 Lantai keramik


mengalami amblas

4) Lantai Lembab
Lantai lembab disebabkan oleh
adanya air yang berasal dari
Gambar 3.2 Lantai keramik tanah, kemudian merembes ke
mengalami retak permukaan melalui nat keramik.
Munculnya air tersebut akibat
2) Lantai Lepas lapisan mortar adukan lantai
Lepasnya lantai keramik tidak kedap air.
disebabkan oleh campuran spesi
yang kurang tercampur
sempurna. Spesi yang tidak
tercampur sempurna
menyebabkan lantai tidak
terpasang dengan kuat sehingga
lantai keramik mudah lepas.

Gambar 3.5 Lantai keramik


yang mengalami kelembaban

b. Dinding bata merah


Dinding perlu dilakukan
pemeriksaan setiap satu bulan
Gambar 3.3 Lantai keramik sekali untuk mencegah terjadinya
mengalami pelepasan kerusakan. Menurut Permen PU No
24 Tahun 2008, kerusakan yang
3) Lantai amblas sering terjadi pada dinding antara
Lantai amblas disebabkan lain:
karena faktor sifat asli dasar 1) Dinding rembes air atau selalu
tanah atau pekerjaan basah
pemasangan lantai yang tidak
benar. Tanah dasar lembek,
tanah retak karena pemadatan
kurang sempurna, urugan pasir
bawah lantai kurang tebal dan
Gambar 3.9 Retak pada cat dinding

4. Cat dinding mengalami


Gambar 3.6 Dinding mengalami perubahan warna
rembes air 5. Cat dinding sukar mongering
2) Dinding retak 6. Garis-garis kuas pada cat
Diperiksa terlebih dahulu, 7. Daya tutup berkurang
apakah keretakan disebabkan 8. Lapisan cat menurun pada
oleh faktor muai susut plesteran beberapa tempat
dinding atau akibat kegagalan 9. Cat dinding kurang mengkilap
struktur bangunan gedung.
d. Pemeliharaan komponen atap
1) Pemeliharaan atap genteng
metal
2) Pemeliharaan atap beton
3) Pemeliharaan atap genting
keramik
4) Pemeliharaan atap fiberglass
Gambar 3.7 Dinding mengalami 5) Pemeliharaan listplank kayu
retak

c. Cat dinding pada bangunan


Kerusakan cat pada bangunan
antara lain (menurut Permen PU No
24 Tahun 2008):
1. Cat dinding menggelembung

Gambar 3.10 Pemeliharaan lisplank


kayu

e. Pemeliharaan komponen plafond


1) Plafond gypsum

Gambar 3.8 Cat dinding


mengalami penggelembungan

2. Cat dinding berbintik


3. Cat dinding retak-retak

Gambar 3.11 Plafon gypsum


2) Plafond akustik d) talang tegak yang terbuat dari
pipa besi atau pvc sebaiknya
dicat kembali sekurangnya
empat tahun sekali.
e) bila talng pvc pecah atau retak
karena suatu benturan, perbaiki
dengan melapis menggunakan
bahan yang sama dengan
menggunakan bahan pereka
Gambar 3.12 Plafon akustik atau lem.

3) Plafon triplek

Gambar 3.15 Talang tegak dan


talang datar
Gambar 3.13 Plafon triplek g. Pemeliharaan kusen

4) Plafon kayu 1) Kusen kayu


2) Kusen alumunium
3) Kusen besi dan kusen plastic
4) Pemeliharaan door closer
5) Pemeliharaan kunci, gerendel,
dan engsel
6) Jendela

2. Komponen Struktur bangunan


Gambar 3.14 Plafon kayu
a. Pemeliharaan struktur pondasi
f. Pemeliharaan komponen talang bangunan
b. Pondasi menerus batu kali
Pemeliharaan yang dilakukan c. Pemeliharaan komponen bangunan
terhadap talang tegak dan talang baja
datar adalah: d. Pemeliharaan struktur bangunan
a) talang datar pada atap bangunan beton
harus diperiksa setahun sekali e. Pemeliharaan struktur bangunan
b) bersihkan lapisan dasar setiap komposit
dua tahun sekali agar seng
talang tetap awet dan berfungsi 3. Komponen mekanikal elektrikal
dengan baik a. Instalasi udara
c) bersihkan dari kotoran pada b. Pemeliharaan dan perawatan
talang datar, lalu bersihkan dari system transportasi vertical
bahan penyebab korosi pada c. Pemeliharaan dan perawatan sistem
seng talang datar proteksi kebakaran
d. Pemeliharaan komponen instalasi 4. Metodelogi Penelitian
listrik
A. Diagram Alir Rancangan Penelitian
4. Komponen sanitasi dan plumbing
Untuk memudahkan dalam penelitian,
a. Pemeliharaan komponen sanitasi
maka secara ringkas dibuat suatu alur
b. Pemeliharaan komponen saluran air
kegiatan metode pelaksanaan penelitian
bersih
yang akan menjadi acuan bagi pelaksanaan
c. Pemeliharaan komponen saluran air
penelitian. Adapun kerangka metode
kotor
penelitian disajikan seperti gambar 4.1
berikut ini :
F. Rencana Anggaran Biaya
Identifikasi Masalah
1. Work breaking struktur (WBS)
Work breaking struktur (WBS)
Penetapan Judul
digunakan untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan pekerjaan proyek.
2. .Volume Pekerjaan Penentuan Tujuan
Volume pekerjaan merupakan
banyaknya item pekerjaan atau Konsultasi
banyaknya bahan pekerjaan dengan pembimbing
satuan berbeda-beda setiap item Persetujuan
pembimbing
pekerjaan.
3. Harga satuan upah pekerja
Harga satuan upah pekerja merupakan
besarnya upah yang diterima bagi Metodologi Penelitian
pekerja konstruksi 1. Pengumpulan data sekunder
4. Harga satuan bahan konstruksi 2. Metode wawancara / survey
Harga satuan bahan konstruksi berisisi
jenis material dan harga material yang
digunakan dalam proyek Pengumpulan Data Primer
5. Analisa Harga Satuan (AHS) 1. Wawancara
Analisa harga satuan adalah pedoman 2. Survey
baku yang digunakan untuk
menghitung standar satuan pekerjaan
konstruksi yang mencakup jumlah Pengolahan dan Analisis Data
material, tenaga, dan biaya satuan
pekerjaan WBS
Pembahasan
6. Rekapitulasi RAB
Rekapitulasi harga bangunan
merupakan bagoan dari hasil Kesimpulan
perhitungan RAB yang berfungsi untuk
Penulisan Laporan Akhir
merekap hasil perhitungan analisa
harga satuan sehingga mudah dibaca
dan dipahami Gambar 4.1 Diagram Alir Rancangan
Penelitian
B. Penetapan Sumber Daya c. Metode survey
Metode survey dilakukan dengan
Karena penelitian ini menggunakan melakukan pengamatan langsung
metode deskriptif analitis, maka sebagian langsung di lokasi penelitian
data dalam penelitian ini diperoleh
langsung dari identifikasi di lapangan
(survey) serta data yang diperoleh dari 5. Hasil Dan Pembahasan
pihak-pihak yang terlibat dalam
pemeliharaan gedung perkuliahan A. Kerusakan Komponen Gedung D
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Lantai Dasar – Lantai 4
1. Komponen Arsitektur
C. Teknik Pengambilan Data a. Keramik
Tabel 5.1 Prosentase kerusakan keramik
Dala penelitian ini terdapat dua jenis data, gedung D
yang terdiri dari: Volume Volume Prosentase
Kerusakan satuan
1. Data Primer awal kerusakan kerusakan
Data primer dalam penelitian ini
diperoleh melalui hasil wawancara Lantai
dengan pihak yang berkompeten dan m2 5285,53 0,74 0,01
keramik
pihak yang terlibat dalam pemeliharaan lepas
gedung perkuliahan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, serta data Lantai
dari hasil survey di lapangan. m2 5285,53 7,9 0,15
keramik
2. Data Sekunder
amblas
Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh memalui jurnal, buku
Lantai
refrensi, makalah, serta literatur yang m2 5285,53 7,56 0,15
terkait dengan pembahasan pada keramik
penelitian ini. retak
Sedangkan untuk teknik pengumpulan
data pada penelitian ini dilakukan total m2 5285,53 16,2 0,31
dengan cara: kerusakan
a. Metode Studi kepustakaan Sumber: Hasil Survey 2017
Studi pustaka dilakukan untuk
memperoleh data sekunder berupa
teori, peraturan-peraturan dan
konsep yang berhubungan dengn
penelitian ini.
b. Metode wawancara
Metode wawancara dilakukan
dengan cara melakukan tanya
jawab dengan pihak yang terlibat
langsung dalam pemeliharaan
gedung perkuliahan Universitas Gambar 5.1 Lantai keramik amblas di
Muhammadiyah Yogyakarta ruang D 006
c. Cat Dinding Bangunan
Tabel 5.3 Prosentase kerusakan cat dinding
bangunan
Volume Volume Prosentase
Kerusakan Satuan
awal kerusakan kerusakan
Cat dinding 5512,17
m2 94,05 1,71
menggelembung
Gambar 5.2 keramik lantai lepas di lobi
Cat dinding m2 5512,17
lantai dasar - 0%
berbintik
Cat dinding m2 5512,17
- 0%
mengalami retak
Cat dinding berubah m2 5512,17 240,87
4,37
warna
Cat dinding sukar m2 5512,17
Gambar 5.3 Keramik lantai ruang D 003 - 0%
mengering
mengalami keretakan Terdapat garis-garis m2 5512,17
kuas pada cat - 0%
b. Dinding Bata Merah dinding
Daya tutup cat m2 5512,17
Tabel 5.2 Prosentase kerusakan dinding berkurang
- 0%
dinding bata merah Lapisan cat m2 5512,17
Volume Volume Prosentase - 0%
Kerusakan satuan menurun
awal kerusakan kerusakan
Cat dinding kurang m2 5512,17
- 0%
mengkilap
Dinding
TOTAL m2 5512,17 334,92 6,08
rembes air / m2 5512,17 4,5 0,08
selalu basah Sumber: Hasil Survey 2017

d. Komponen Jendela dan pintu


Dinding
2
m 5512,17 - -
mengalami
Tabel 5.4 Prosentase kerusakan
keretakan
komponen jendela dan pintu
Volume Volume Prosentase
total m2 5512,17 4,5 0,08 Kerusakan satuan
awal kerusakan kerusakan
kerusakan
buah 116 7 6,03
Sumber: Hasil Survey 2017 Kunci pintu

buah 116 8 6,9


Holder pintu

Daun pintu buah 75 6 8


dari kayu

total buah 307 21 20,93


kerusakan

Sumber: Hasil Survey 2017


Gambar 5.4 Dinding mengalami
rembes di ruang data lantai 4
Gambar 5.7 Kerusakan stop kontak di
ruang D012
Gambar 5.5 Kerusakan kunci dan holder
pada pintu kamar mandi

Gambar 5.8 Kerusakan lampu


penerangan di lantai dasar

3. Komponen Mekanikal dan Plumbing

Gambar 5.6 Kerusakan pintu kamar mandi Tabel 5.6 Prosentase kerusakan
putri komponen mekanikal dan plumbing
Volume Volume Prosentase
Kerusakan satuan
2. Komponen Elektrikal awal kerusakan kerusakan

Tabel 5.5 Prosentase kerusakan Sistem


set 1 - 0
komponen elektrikal transportasi
Volume Volume Prosentase vertical (lift)
Kerusakan satuan
awal kerusakan kerusakan
Sistem
buah 97 1 1,03 set 9 5 55,56
saklar proteksi

buah 156 13 8,33 kebakaran


Stop kontak

buah 2251 500 22,21 Komponen


lampu set 9 5 55,56
sarana jalan
buah 70 0 0 keluar
AC

buah 99 0 0 Total 26 10
Kipas Angin
Kerusakan

Total buah 2673 514 31,57 Sumber: Hasil Survey 2017


kerusakan

Sumber: Hasil Survey 2017


4. Komponen Struktur 3) tambal retakan, terutama area-
area sekeliling selang dengan
Komponen struktur di gedung D yang sikaset accelerator,
sering mengalami kerusakan adalah 4) setelah satu hari curing, dilakukan
komponen plat lantai. Komponen plat duntikan melalui selang yang
lantai mengalami rembes air sehingga terpasang
air bisa menetes ke lantai dibawah 5) gruting menggunakan bahan
melalui celah-celah dalam plat lantai. sikadur-752 untuk daerah kering,
untuk daerah basah menggunakan
Tabel 5.6 Prosentase kerusakan
sika intraplast z. suntukan
komponen struktur
Volume Volume Prosentase dilakukan dengan tekanan yang
Kerusakan satuan stabil. tekanan maksimum yang
awal kerusakan kerusakan
diberikan antara 1 – 3 bar dan
Plat lantai ditahan selama 1 menit,
m2 5285,53 30,61 0,58
mengalami 6) setelah selesai dilakukan
rembes air suntikan, lepas selang injeksi,
bersihkan permukaan.
Plat lantai
m2 5285,53 19,36 0,37
perlu dicat B. Penyususnan Rencana Anggaran
ulang Biaya (RAB)

total m2 5285,53 49,97 0,95 Data-data yang diperlukan dalam


kerusakan penyusunan RAB adalah:
Sumber: Hasil Survey 2017 1. Analisa Harga Satuan (AHS)
AHS yang digunakan dalam
perhitungan RAB pada penelitian ini
menggunakan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 28/PRT/M/2016 tentang
Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum
2. Harga satuan upah pekerja dan bahan
konstruksi
Gambar 5.12 Plat lantai mengalami Dalam perhitungan RAB penelitian ini
rembes air menggunakan harga satuan upah dari
Peraturan Bupati Bantul Nomor 94
Tahun 2016 tentang standardisasi harga
Untuk perbaikan plat lantai yang barang dan jasa
mengalami rembes air, maka 3. Volume pekerjaan
dilakukan proses grouting untuk Satuan pada volume pekerjaan yang
menambal retakan. Langkah kerja sering digunakan adalah satuan panjang
grouting adalah sebagai berikut: (m), luas (m2), buah (bh), isi (m3) dan
1) bersihkan daerah retakan plat lumpsum (ls). Dalam menghitung
2) lakukan pengeboran dan volume pekerjaan, dilakukan
pemasangan selang dengan jarak penguraian besaran volume setiap item
space 200 mm, pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana
4. Rekapitulasi RAB (Rencana Anggaran 1. Pengecekan dan perawatan rutin
Biaya) dilakukan dengan baik dan terus
Rekapitulasi harga bangunan menerus agar komponen yang ada di
merupakan bagian dari hasil gedung D bisa berfungsi dengan baik..
perhitungan RAB yang berfungsi untuk 2. Penanganan kerusakan yang ada
merekap hasil perhitungan analisa sebaiknya segera ditangani untuk
harga satuan sehingga mudah dibaca mencegah kerusakan semakin meluas
dan dipahami dan bertambah parah sehingga dapat
meminimalkan biaya pemeliharaan
C. Hasil Perhitungan Rencana gedung.
Anggaran Biaya

Langkah terakhir adalah


menghitung rencana anggaran biaya Daftar Pustaka
perbaikan gedung D dengan data AHS dan
HSP yang telah tersedia. Untuk perbaikan Andrianto Ari, 2004. “Evaluasi
komponen arsitektur dan struktur Pemeliharaan Gedung Perkuliahan
membutuhkan dana sebesar Rp 41.597.667, Fakultas Sosial Universitas
sedangkan untuk perbaikan komponen Muhammadiyah Yogyakarta
elektrikal membutuhkan dana sebesar Rp
7.520.000. Total dana untuk pekerjaan Aresande R.F, 2013. “Manajemen
perbaikan gedung D adalah Rp 49.117.667. Perawatan dan Perbaikan Bangunan
Gedung Utama Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Arifin Achmad
VI. Kesimpulan Dan Saran Pekanbaru Provinsi Riau. Study
Kasus Politeknik Negeri Bandung
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Departeman Pekerjaan Umum, 2008.
kerusakan gedung D Universitas “Peraturan Mentri Pekerjaan Umum
Muhammadiyah Yogyakarta ini dapat Nomor 24/PRT/M/2008 Tentang
disimpulkan sebagai berikut: Pedoman Pemeliharaan dan
1. Biaya perbaikan pada komponen Perawatan Bangunan Gedung”.
struktur dan komponen arsitektur Departemen Pekerjaan Umum, 2006.
sebesar Rp 41.597.667. sedangkan “Pedoman Teknis Rumah Dan
biaya pada komponen elektrikal Bangunan Gedung Tahan Gempa:.
sebesar Rp 7.520.000.
2. Kerusakan terbanyak di gedung D Departemen Pekerjaan Umum, 2006.
adalah kerusakan lampu penerangan “Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dengan jumlah kerusakan lampu Nomor 30/PRT/M/2006 tentang
sebanyak 500 buah dari total lampu Pedoman Teknis Dan Aksesibilitas
sebanyak 2251 buah. Kerusakan lampu Pada Bangunan Gedung Dan
penerangan ini mencapai 22,21%. Lingkungan”.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
B. Saran Bantul.2016. “Peraturan Bupati
Berdasarkan hasil penelitian, maka Bantul Nomor 94 Tahun 2016
beberapa saran berikut ini dapat dijadikan Tentang Standardisasi Harga Barang
sebagai bahan pertimbangan:
Dan Jasa Pemerintah Kabupaten
Bantul”.
Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, 2016. “Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Nomor
28/PRT/M/2016 Tentang Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Umum”.
Mulyandari Hestin dan Saputra R.A.2010.
Pemeliharaan Bangunan : Basic Skill
Facility Management. Yogyakarta:
Andi

2017/04.Work Breakdown Strukture


(WBS).
www.workbreakdownstructure.com

2012/05.Metode Perbaikan / repair pada


struktur beton (material
sika).www.metodeperbaikan.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai