Rumusan Masalah
A. Latar Belakang Adapun permasalahan yang terjadi
pada bangunan gedung D Perpustakaan
Bangunan Gedung adalah wujud fisik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
adalah sebagai berikut:
dengan tempat kedudukannya, sebagian
1. banyaknya kerusakan yang terjadi pada
atau seluruhnya berada di atas dan atau di
bangunan infrastruktur bangunan
dalam tanah dan / atau air yang berfungsi
tersebut sehingga perlunya penanganan
sebagai tempat manusia melakukan
yang baik,
kegiatannya, baik untuk hunian, atau
2. perlunya anggaran perbaikan untuk
tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
bangunan tersebut
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus (Permen PU
Nomor 30/PRT/M/2006). C. Tujuan Penelitian
Pada Proses pembangunan gedung
Penelitian ini bertujuan untuk:
membutuhkan banyak biaya serta
1. mengidentifikasi kerusakan serta
komponen-komponen yang dibangun.
tindakan perbaikan yang akan
Komponen-komponen yang dimaksud
dilakukan pada bangunan gedung D
adalah komponen struktur, arsitektur,
perpustakaan UMY,
maupun mekanikal elektrikal. Bangunan
2. menghitung biaya yang diperlukan
gedung perlu dilakukan pengecekan dan
untuk pemeliharaan dan perbaikan
perawatan secara berkala dari pihak
gedung D perpustakaan UMY.
pengelola agar bangunan gedung tersebut
memenuhi syarat administrasi dan teknis
sehingga gedung layak fungsi. D. Manfaat Penelitian
Dilatar belakangi kebutuhan akan
Manfaat dari penelitian ini adalah :
berfungsinya gedung secara optimal pada
gedung perkuliahan kampus terpadu UMY, 1. memberikan informasi kepada pihak
maka perlu disusun rencana pengembangan biro aset UMY tentang kerusakan
dan perawatan gedung yang optimal. beserta tindakan perbaikan yang akan
Dengan kondisi kampus yang memiliki dilakukan pada gedung D
gedung kuliah yang lebih dari sepuluh unit perpustakaan,,
dengan ketinggian gedung rata-rata 2. memberikan informasi kepada pihak
setinggi tiga lantai, maka evaluasi dan biro aset UMY tentang biaya yang
pemeliharaan gedung mutlak dilakukan diperlukan untuk pemeliharaan dan
agar gedung bisa tetap layak beroperasi perbaikan gedung D perpustakaan.
dan memenuhi kriteria keandalan fisik
bangunan gedung, serta diharapkan
E. Batasan Masalah
kegiatan perkuliahan tidak terganggu
dengan kondisi gedung yang ada. 1. Mengidentifikasi kerusakan serta
Dengan adanya kegiatan evaluasi tindakan perbaikan yang akan
pemeliharaan gedung, diharapkan gedung dilakukan pada bangunan gedung D
menjadi layak fungsi dan sesuai standar Perpustakaan UMY dari aspek
yang ada, baik dari keamanan gedung, arsitektural, Struktural, Mekanikal
kenyamanan gedung, hingga kenyamanan Elektrikal, Serta Sanitasi dan
gedung berdasarkan luasan gedung dan Plumbing.
jumlah pengguna gedung.
2. Membuat rencana anggaran c. Corrective Maintenance
perbaikan untuk perawatan Corrective Maintenance adalah
bangunan pemeliharaan yang dilakukan
setelah proses kerusakan terjadi.
II. Tinjauan Pustaka Perbaikan ini bertujuan agar
kondisi bangunan menjadi seperti
A. Pengertian Bangunan Gedung
semula.
Bangunan gedung adalah bangunan II. Pemeliharaan tidak terencana
yang didirikan dan atau diletakkan dalam (Breakdown Maintenance)
suatu lingkungan sebagian atau seluruhnya Breakdown Maintenance adalah
pada, di atas, atau di dalam tanah dan/atau kegiatan pemeliharaan yang terjadi
perairan secara tetap yang berfungsi tiba-tiba di luar prediksi maupun
sebagai tempat manusia untuk melakukan jadwal akibat kerusakan atau tidak
kegiatan bertempat tinggal, berusaha, berfungsinya suatu sistem maupun
bersosial-budaya, dan kegiatan lainnya. peralatan.
(PERMEN PU PU 24/PRT/M2008)
D. Perawatan Elemen Bangunan
B. Perawatan dan Perbaikan Gedung Perawatan elemen bangunan harus
Perawatan bangunan gedung adalah diperhatikan serius agar diperoleh hasil
kegiatan memperbaiki atau mengganti yang maksimal yang menyebabkan
bagian bangunan gedung, komponen,bahan bangunan gedung menjadi terpelihara
bangunan, dan atau prasarana dan sarana dengan baik, serta menguntungkan pemilik
agar bangunan tetap layak fungsi. bangunan dan pengguna bangunan. Agar
(PERMEN PU 24/PRT/M2008) perawatan elemen bangunan terselenggara
dengan baik, maka tinjauan perawatan
elemen bangunan dibagi berdasarkan
C. Jenis Pemeliharaan
elemennya seperti terlihat pada gambar
Hestin (2010) membagi jenis berikut ini.
pemeliharaan menjadi dua. Yaitu Tabel 2.1 Perawatan elemen – elemen
pemeliharaan terencana dan pemeliharaan bangunan
tidak terencana.
Perawatan Elemen Bangunan
I. Pemeliharaan terencana (planned
maintenance)
a. Preventive Maintenance Arsitektur Sipil Mekanikal dan Sanitasi dan
Preventive Maintenance adalah Elektirkal Plumbing
kegiatan pemeliharaan yang 1. Sarana 1. Pondasi 1. Instalasi
jalan 2. Struktur tata
dilakukan untuk mencegah keluar bangunan udara 1. Peralatan
timbulnya kerusakan yang 2. Dinding baja 2. Instalasi sanitair
menyebabkan komponen tersebut 3. Penutup 3. Struktur listrik 2. Saluran
Atap bangunan 3. Instalasi air bersih
mengalami kerusakan saat
4. Plafon beton proteksi 3. Saluran
digunakan. 5. Kusen, 4. Struktur kebakar air kotor
b. Predictive Maintenance Jendela, bangunan an
Predictive Maintenance adalah Pintu komposit 4. Instalasi
transport
tindakan perbaikan berdasarkan asi
informasi dari hasil inspeksi yaitu
Gambar 2.1 perawatan elemen bangunan
ada bagian komponen yang perlu
diganti. Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
E.(PERMEN)
Klasifikasi
NoJenis Kerusakan
24/PRT/M/2008
Pada penelitian ini digunakan panduan 3. Rusak Sedang
untuk mengidentifikasi kerusakan gedung Rusak sedang adalah tingkat kerusakan
yang ada. Menurut Ditjen Cipta Karya pada komponen struktur yang dapat
(2006) mengklasifikasikan kerusakan yang mengurangi kekuatan, tetapi kapasitas
ada dibagi menjadi 4 (empat) kondisi, yaitu layan secara umum dalam kondisi
kerusakan ringan non struktur, rusak ringan aman. Suatu bangunan dikategorikan
(Rr), rusak sedang (Rs), dan rusak berat mengalami kerusakan struktur tingkat
(Rb). Batasan mengenai kriteria kerusakan sedang apabila terjadi hal-hal berikut:
tersebut didefinisikan sebagai berikut: a. retak besar (lebar celah lebih besar
1. Kerusakan ringan non struktur dari 0,6 cm) pada dinding,
Suatu bangunan dikategorikan b. retak menyebar luas di banyak
mengalami kerusakan non struktur tempat, seperti dinding pemikul
apabila terjadi hal-hal sebagai berikut: beban, kolom, cerobong miring,
a. retak halus (lebar celah lebih dari dan runtuh,
0,075 cm) pada plesteran, c. kemampuan struktur untuk
b. serpihan plesteran berjatuhan, memikul beban sudah berkurang
c. mencakup luas yang terbatas. sebagian,
Tindakan yang perlu dilakukan adalah d. laik fungsi/huni
perbaikan (repair) secara arsitektur Tindakan yang perlu dilakukan untuk
tanpa mengkosongkan bangunan. mengatasi kerusakan struktur tingkat
2. Kerusakan ringan struktur sedang adalah memperbaiki bagian
Rusak ringan adalah kerusakan pada struktur dan perkuatan untuk menahan
komponen bangunan struktur yang gempa dan perbaikan secara arsitektur.
tidak mengurangi fungsi layan suatu Selama proses perbaikan berlangsung,
gedung (kekuatan, kekakuan, dan bangunan dikosongkan dan dapat
daktilitas) struktur secara keseluruhan. dihuni kembali setelah proses
Suatu bangunan dikategorikan perbaikan selesai
mengalami kerusakan struktur tingkat 4. Rusak berat adalah kerusakan pada
ringan apabila terjadi hal-hal berikut: komponen struktur yang dapat
a. retak kecil (lebar celah antara 0,075 mengurangi kekuatannya sehingga
hingga 0,6 cm) pada dinding, kapasitas layan struktur sebagian atau
b. plester berjatuhan, seluruh bangunan dalam kondisi tidak
c. mencakup luas yang besar, aman. Suatu truktur dikatakan
d. kerusakan bagian-bagian non mengalami kerusakan tingkat berat
struktur seperti cerobong, lisplang, apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
dsb a. dinding pemikul beban terbelah dan
e. kemampuan struktur untuk runtuh,
memikul beban tidak banyak b. bangunan terpisah akibat kegagalan
berkurang, unsur-unsur pengikat,
f. laik fungsi / huni. c. 50 % (lima puluh persen) elemen
Tindakan yang perlu dilakukan adalah bangunan mengalami kerusakan,
perbaikan (repair) yang bersifat d. tidak laik fungsi/huni
arsitektur agar daya tahan bangunan Tindakan yang perlu dilakukan adalah
tetap terpelihara. Perbaikan dengan merubuhkan bangunan atau dilakukan
kerusakan ringan pada struktur dapat restorasi dan perkuatan secara
dilakukan tanpa mengkosongkan menyeluruh sebelum bangunan dihuni
bangunan. kembali. Dalam kondisi bangunan
mengalami kerusakan struktru tingkat
berat, bangunan menjadi sangat diakibatkan oleh faktor alam. Faktor alam
berbahaya sehingga harus dikosongkan. yang mempengaruhi antara lain :
5. Kerusakan total 1. Faktor suhu
Suatu bangunan dikategorikan 2. Faktor Air Hujan
mengalami kerusakan total apabila 3. Faktor Angin
terjadi hal-hal berikut: 4. Faktor Gempa
a. bangunan roboh seluruhnya 5. Faktor Petir
(>65%), 6. Faktor Hama
b. sebagian besar komponen utama .
struktur mengalami kerusakan, B. Sifat Kerusakan Pada Bangunan
c. tidak laik fungsi/huni Gedung
Tindakan yang perlu dilakukan adalah Sifat kerusakan yang terjadi pada
merubuhkan bangunan, membersihkan gedung dapat di tinjau dari pengaruh
lokasi, dan mendirikan bangunan baru. kerusakan komponen tersebut hingga
akibat dari kerusakan komponen tersebut.
III. Landasan Teori Sifat-sifat kerusakan gedung di bagi
A. Penyebab Kerusakan Bangunan menjadi tiga seperti tabel dibawah ini :
Bangunan gedung sebagaimana barang Tabel 3.2 Sifat Kerusakan Pada Bangunan
konstruksi lainnya akan mengalami Gedung
kerusakan. Salah satu faktor kerusakan
disebabkan adanya komponen yang telah
mencapai umur rencana. Komponen yang
umurnya tidak mencapai umur rencana,
tetapi mengalami kerusakan akan diganti
dengan komponen yang baru.
Tabel 3.1 Perkiraan umur komponen
gedung
4) Lantai Lembab
Lantai lembab disebabkan oleh
adanya air yang berasal dari
Gambar 3.2 Lantai keramik tanah, kemudian merembes ke
mengalami retak permukaan melalui nat keramik.
Munculnya air tersebut akibat
2) Lantai Lepas lapisan mortar adukan lantai
Lepasnya lantai keramik tidak kedap air.
disebabkan oleh campuran spesi
yang kurang tercampur
sempurna. Spesi yang tidak
tercampur sempurna
menyebabkan lantai tidak
terpasang dengan kuat sehingga
lantai keramik mudah lepas.
3) Plafon triplek
Gambar 5.6 Kerusakan pintu kamar mandi Tabel 5.6 Prosentase kerusakan
putri komponen mekanikal dan plumbing
Volume Volume Prosentase
Kerusakan satuan
2. Komponen Elektrikal awal kerusakan kerusakan
buah 99 0 0 Total 26 10
Kipas Angin
Kerusakan