OLEH
KELAS : V TS A
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah penelitian
pemeliharaan dan perawatan bangunan ini dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini, kami
menyadari bahwa hasil makalah penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.Sehingga kami
selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangundari pembaca
sekalian.
Akhir kata Semoga makalah penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok
kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeliharaan dan perawatan pada bangunan gedung merupakan dua tindakan yang
saling terkait. Pemeliharaan pada bangunan gedung adalah gabungan dari tindakan teknis dan
administratif untuk mempertahankan fungsi bangunan sebagaimana yang telah direncanakan.
Sedangkan perawatan pada bangunan gedung merupakan tindakan untuk memperbaiki
dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, dan bahan bangunan, agar
bangunan gedung tetap laik fungsi. Pemeliharaan adalah tindakan pencegahan agar
komponen bangunan tidak mengalami kerusakan secara cepat dan perawatan adalah kegiatan
perbaikan dan penggantian komponen yang mengalami kerusakan.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tahun 2008
tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan
gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan
sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive maintenance). Sedangkan
perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian
bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan
gedung tetap laik fungsi (currative maintenance). Perawatan pada bangunan gedung dapat
berupa kegiatan rehabilitasi, renovasi dan restorasi. Kegiatan pemeliharaan dan perawatan
pada bangunan gedung harus ditingkatkan seiring pesatnya pembangunan di Indonesia. Pada
kenyataannya, kegiatan pemeliharaan kurang diperhatikan oleh pemilik bangunan.
Menurut Labombang (2006) kegiatan pemeliharaan kurang diperhatikan karena beberapa
faktor, antara lain: kegiatan pemeliharaan dipandang tidak mendesak dibanding dengan
kegiatan pembangunan, struktur organisasi pemeliharaan yang tidak selalu ada, dan pengelola
fasilitas beranggapan bahwa pemeliharaan bangunan merupakan masalah teknis saja yang
tidak terkait dengan tujuan fungsi bangunan sesuai keinginan pemakai.
Kegiatan pemeliharaan bangunan gedung belum terlaksana secara optimal karena adanya
anggapan bahwa kegiatan membangun lebih utama dari pada kegiatan 2 memelihara. Pada
umumnya, tolok ukur keberhasilan pembangunan pada suatu daerah lebih condong pada
banyaknya jumlah bangunan baru. Hal ini menyebabkan kegiatan pemeliharaan terhadap
bangunan eksisting tidak diutamakan, dalam arti belum mendapat anggaran yang memadai.
Pengelolaan dalam pemeliharaan bangunan gedung juga belum terorganisir secara baik. Pada
bangunan gedung publik, keandalan bangunan gedung merupakan syarat mutlak yang harus
terpenuhi. Oleh karena itu, perlu peningkatan perhatian dalam hal pemeliharaan terhadap
bangunan gedung yang ada. Diperlukan standar berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan
bangunan untuk mencapai hasil pemeliharaan yang optimal, meliputi perencanaan,
organisasi, penjadwalan, pelaksanaan, dan pengendalian. Banyak bangunan gedung milik
pemerintah yang semestinya dilakukan pemeliharaan namun tidak mendapat tindakan
pemeliharaan yang tepat, seperti penundaan pemeliharaan kerusakan gedung dan
pemeliharaan komponen gedung yang kurang tepat sasaran. Hal ini membuat kerusakan
menjadi lebih berat dan menjalar ke bagian lain. Bagi pengelola gedung penting sekali untuk
melakukan kegiatan pemeliharaan yang baik untuk menjaga kondisi bangunan gedung beserta
seluruh komponennya agar selalu laik fungsi.
1. Kerusakan Ringan
a. Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti
penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.
b. Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 35%
dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk
tipe/klas dan lokasi yang sama.
2. Kerusakan Sedang
a. Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-struktural, dan
atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain.
b. Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45%
dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk
tipe/klas dan lokasi yang sama.
3. Kerusakan Berat
a. Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik
struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat
berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
b. Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan
bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
4. Perawatan Khusus
5. Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum melakukan pengecatan ulang.
6. jika tripleks sudah bolong dan rusak , maka gantilah tripkles tersebut dengan triplkes
yang baru
4. Gunakan Paint Remover Untuk Mengelupas Cat Lama . Proses pengelupasan cat lama dapat
lebih mudah jika kita gunakan paint remover. Paint remover merupakan zat kimia yang
khusus digunakan untuk merontokan cat lama.
5. Perbaiki Kerusakan Tembok. Sebelum melakukan pengecatan ulang, sebaiknya kita
memperbaiki terlebih dahulu kerusakan dinding.Misalnya menambal retak rambut,
meratakan permukaan, memberi dempul. Sehingga permukaan tembok benar-benar rata
dan siap untuk dicat ulang
6. Aplikasikan Cat Dasar .Tembok atau dinding siap dicat ulang apabila sudah benar-benar
kering. Aplikasikan cat dasar. Tunggulah sampai cat benar- benar kering sebelum
mengecat dengan cat berikutnya.
7. Pengecatan Ulang
8. Lakukan pengecatan dengan cermat. Pertama-tama kita bisa mengecat bagian-bagian
yang sulit terlebih dahulu.Misalnya bagian di dekat lis. Gunakan kuas. Mengecat yang
baik dimulai dari atas. Lalu ke bagian bawah. Gunakan roll yang bagus.
Untuk cat eksterior, sebaiknya kita menggunakan cat khusus eksterior karena daya
tahannya terhadap perubahan cuaca.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Perawatan Dan Pemeliharaan Gedung
1. Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung
beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive
maintenance)
2. Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian
bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar
bangunan gedung tetap laik fungsi (currative maintenance).
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Kami menyadari banyak kekurangan dalam
makalah ini . Oleh karena itu , saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.