Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI DAN PERAWATAN KERUSAKAN PADA

BANGUNAN GEDUNG APARTEMEN CANDILAND


SEMARANG

Dosen Pembina: Prof. Dr. H. Tri Kuncoro, S.T., M.Pd.

Disusun oleh:

Nurul Hidayanti (210523617222)


B3 – 13BS

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

DEPARTEMENT TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Atas rahmat, karunia serta hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaiakan tugas mata kuliah Perawatan dan Perbaikan Gedung. Tidak lupa
saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembina Mata Kuliah Perawatan
dan Perbaikan Gedung ini yaitu Prof. Dr. H. Tri Kuncoro, S.T., M.Pd. yang telah
memberikan tugas sekaligus memberikan bimbingan dan arahan dalam pengerjaan
tugas, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas dengan baik meskipun masih
terdapat beberapa kekurangan. Atas bimbingan yang telah diberikan, saya merasa
sangat terbantu dalam penyelesaian tugas ini.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki


banyak kekurangan baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian. Oleh
karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna penyempurnaan tugas makalah ini agar menjadi lebih
baik. Saya berharap makalah yang saya susun ini dapat memberikan manfaat bagi
siapa saja yang membacanya.

Malang, 7 Oktober 2023

Nurul Hidayanti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung ..................................... 3
2.1.1 Pengertian Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan ......................... 3
2.1.2 Klasifikasi Perawatan dan Pemeliharaan .......................................... 3
2.1.3 Lingkup Pemeliharaan Bangunan Gedung........................................ 4
2.1.4 Lingkup Perawatan Bangunan Gedung ............................................. 5
2.1.5 Tingkat Kerusakan Bangunan Gedung ............................................. 6
2.2 Identifikasi Kerusakan Gedung Apartemen Candiland ............................ 7
2.3 Perawatan Kerusakan Gedung Apartemen Candiland .............................. 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 10
3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 10
3.2 Objek dan Lokasi Penelitian................................................................... 10
BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 11
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................11
4.2 Saran ........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya dunia bisnis di Indonesia, mendorong munculnya
bangunan gedung-gedung tinggi, seperti pusat perbelanjaan, gedung
perkantoran, apartemen, rusun, hotel, dan lain sebagainya (Ariyanto, 2020).
Keberadaan gedung-gedung tersebut bertujuan untuk mendukung dan
mengfasilitasi seluruh kegiatan masyarakat agar dapat berjalan dengan lancar,
nyaman, dan aman. Bangunan gedung Apartement Candiland Semarang yang
terletak di Jalan Diponegoro No.24B Semarang, adalah sebuah apartemen yang
dikelola oleh PT. Megatama Putra. Untuk mempertahankan fungsi dari gedung
tersebut maka diperlukan adanya pemeliharaan dan perawatan agar bangunan
tersebut tidak mudah mengalami kerusakan dan bisa memenuhi masa layannya
dengan baik.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada suatu bangunan disebabkan oleh
banyak faktor, seperti kesalahan dalam perencanaa dan/atau pelaksanaan, usia
bangunan, cuaca, organisme pengganggu, bencana, tidak adanya pemeliharaan
atau perawatan, dan kualitas bahan (Rohmat, 2020). Faktor bencana
merupakan salah satu faktor yang tidak daat dicegah dengan cara apapun,
namun faktor-faktor yang lain bisa dicegah dengan cara melakukan
pemeliharaan dan perawtan pada komponen bangunan tersebut. Sebelum
dilakukannya pemeliharaan dan perawatan, maka perlu dilakukan analisis
terlebih dahulu mengenai jenis kerusakan yang terjadi agar dapat menentukan
cara pemeliharaan dan perawatan yang sesuai.
Pemeliharaan dan perawatan pada bangunan gedung merupakan dua
tindakan yang saling terikat. Pemeliharaan pada bangunan gedung adalah
kombinasi dari tindakan teknis dan administratif yang bertujuan
mempertahankan fungsi bangunan agar tetap layak pakai sesuai dengan yang
telah direncanakan (PerMen PU, 2008). Sedangkan perawatan pada bangunan
gedung adalah tindakan yang bertujuan memperbaiki dan/atau mengganti
bagian komponen bangunan gedung yang sudah tidak layak menjadi layak

1
fungsi kembali. Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan berkala dapat
meminimalisir perbaikan bangunan gedung dalam jangka panjang.

1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memahami prinsip dasar pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
2. Mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada Gedung Apartemen
Candiland Semarang.
3. Mengetahui cara perawatan kerusakan pada Gedung Apartemen Candiland
Semarang.

1.3 Manfaat
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Dapat memberikan informasi mengenai kerusakan komponen bangunan
gedung Apartemen Candiland Semarang.
2. Dapat memberikan gambaran dalam perawatan dan pemeliharaan
kerusakan gedung secara baik dan benar sehingga dapat mempertahankan
fungsinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung


2.1.1 Pengertian Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008
tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, bangunan
gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas atau di dalam
tanah atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatan,
baik untuk tempat tinggal atau hunian, kegiatan usaha, kegiatan keagamaan,
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Pemeliharaan pada
bangunan gedung adalah kombinasi dari tindakan teknis dan administratif yang
bertujuan mempertahankan fungsi bangunan agar tetap layak pakai sesuai
dengan yang telah direncanakan (PerMen PU, 2008). Sedangkan perawatan
pada bangunan gedung adalah tindakan yang bertujuan memperbaiki dan/atau
mengganti bagian komponen bangunan gedung yang sudah tidak layak menjadi
layak fungsi kembali. Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan berkala
dapat meminimalisir perbaikan bangunan gedung dalam jangka panjang.
2.1.2 Klasifikasi Perawatan dan Pemeliharaan
Menurut (Kristiana et al., 2017) klasifikasi perawatan dan pemeliharaan
bangunan dibagi berdasarkan dua klasifikasi yaitu berdasarkan waktu
perawatan dan pemeliharaan, serta berdasarkan terjadinya kerusakan.
Berdasarkan waktu perawatan dan pemeliharaan terdapat perawatan dan
pemeliharaan rutin, berkala dan darurat. Rutin artinya pekerjaan dilakukan
setiap hari contohnya yaitu membersihkan saluran air, dan lain sebagainya.
Berkala artinya pekerjaan dilakukan dalam selang kurun waktu tertentu,
misalnya seperti pengecatan ulang dinding bangunan selama 4 tahun sekali.
Darurat artinya Pekerjaan pemeliharaan yang terjadi secara tiba-tiba diluar
prediksi maupun jadwal yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak
berfungsinya suatu sistem atau peralatan. Sedangkan berdasarkan terjadinya
kerusakan dibagi menjadi dua yaitu berupa pencegahan dan perbaikan.
Pencegahan merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk

3
mencegah timbulnya kerusakan tidak terduga. Perbaiakan merupakan kegiatan
pemeliharaan setelah timbul suatu kerusakan pada bangunan gedung.

2.1.3 Lingkup Pemeliharaan Bangunan Gedung


Menurut (PUPR, 2023), lingkup pemeliharaan bangunan gedung
diklasifikasikan menjadi beberapa bidang seperti arsitektural, struktural,
mekanikal, elektrikal, dan tata ruang luar. Arsitektural terdiri dari memelihara
secara baik dan teratur jalan keluar sebagai sarana penyelamat (egress) bagi
pemilik dan pengguna bangunan, memelihara secara baik dan teratur unsur-
unsur tampak luar bangunan sehingga tetap rapih dan bersih, pmemelihara
secara baik dan teratur unsur-unsur dalam ruang serta perlengkapannya,
menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang memadai dan berfungsi
secara baik, berupa perlengkapan/peralatan tetap dan/atau alat bantu kerja
(tools), melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan dekorasi yang
benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di
bidangnya.
Struktural terdiri dari memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur
struktur bangunan gedung dari pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, dan
pembebanan di luar batas kemampuan struktur, serta pencemaran lainnya,
memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur, melakukan
pemeriksaan berkala sebagai bagian dari perawatan preventif (preventive
maintenance), mencegah dilakukan perubahan dan/atau penambahan fungsi
kegiatan yang menyebabkan meningkatnya beban yang berkerja pada
bangunan gedung, di luar batas beban yang direncanakan, melakukan cara
pemeliharaan dan perbaikan struktur yang benar oleh petugas yang mempunyai
keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya, memelihara bangunan agar
difungsikan sesuai dengan penggunaan yang direncanakan (PUPR, 2023).
Mekanikal terdiri dari memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala
sistem tata udara, agar mutu udara dalam ruangan tetap memenuhi persyaratan
teknis dan kesehatan yang disyaratkan meliputi pemeliharaan peralatan utama
dan saluran udara, memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem
distribusi air yang meliputi penyediaan air bersih, sistem instalasi air kotor,
sistem hidran, sprinkler dan septik tank serta unit pengolah limbah, memelihara

4
dan melakukan pemeriksaan berkala sistem transportasi dalam gedung, baik
berupa lif, eskalator, travelator, tangga, dan peralatan transportasi vertikal
lainnya (PUPR, 2023).
Elektrikal terdiri dari melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara
pada perlengkapan pembangkit daya listrik cadangan, melakukan pemeriksaan
periodik dan memelihara pada perlengkapan penangkal petir, melakukan
pemeriksaan periodik dan memelihara sistem instalasi listrik, baik untuk
pasokan daya listrik maupun untuk penerangan ruangan, melakukan
pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan instalasi tata suara dan
komunikasi (telepon) serta data, melakukan pemeriksaan periodik dan
memelihara jaringan sistem tanda bahaya dan alarm (PUPR, 2023).
Tata ruang luar terdiri dari memelihara secara baik dan teratur kondisi
dan permukaan tanah dan/atau halaman luar bangunan gedung, memelihara
secara baik dan teratur unsur-unsur pertamanan di luar dan di dalam bangunan
gedung, seperti vegetasi (landscape), bidang perkerasan (hardscape),
perlengkapan ruang luar (landscape furniture), saluran pembuangan, pagar dan
pintu gerbang, lampu penerangan luar, serta pos/gardu jaga, menjaga
kebersihan di luar bangunan gedung, pekarangan dan lingkungannya,
melakukan cara pemeliharaan taman yang benar oleh petugas yang mempunyai
keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya (PUPR, 2023).
2.1.4 Lingkup Perawatan Bangunan Gedung
Perawatan bangunan gedung merupakan tindakan perbaikan pada
komponen yang rusak. Lingkup pekerjaan pada perawatan bangunan gedung
menurut (ZULKARNAIN, 2021) dibagi menjadi tiga yaitu rehabiitasi,
renovasi, dan restorasi.
1. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan kegiatan perbaikan bangunan yang rusak dengan
mempertahankan struktur bangunan dan arsitektur namun utilitas dapat
diubah (Kristiana et al., 2017).
2. Renovasi
Renovasi merupakan kegiatan perbaikan bangunan yang mengalami rusak
berat sebagian dengan tujuan tetap mempertahankan atau dapat mengubah

5
baik dalam hal arsitektur, struktur dan utilitas bangunan (Kristiana et al.,
2017).
3. Restorasi
Restorasi merupakan kegiatan perbaikan bangunan yang rusak berat
sebagian dengan maksud tetap mempertahankan arsitektur bangunan
sedangkan utilitas dan atruktur bangunan dapat diubah (Kristiana et al.,
2017).
2.1.5 Tingkat Kerusakan Bangunan Gedung
Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau
komponen bangunan akibat penyusutan berakhirnya umur bangunan, atau
akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebihan,
kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis. Menurut (Ekasari, 2017),
tingkat kerusakan pada bangunan dikelompokkan menjadi 3 tingkatan, yaitu
kerusakan ringan, kerusakan sedang, dan kerusakan berat.
1. Kerusakan ringan
Kerusakan ringan merupakan kerusakan yang terjadi pada komponen non
struktural seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding
pengisi. Perawatan untuk tingkat kerusakan terutama pada komponen non-
struktural adalah sebsar 35% dari harga satuan tertinggi pembangunan
bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama
(Fitriadi, 2011).
2. Kerusakan sedang
Kerusakan sedang merupakan kerusakan pada sebagian komponen non
struktural dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai dan
plesteran. Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum
adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan
gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama (Fitriadi,
2011).
3. Kerusakan berat
Kerusakan berat merupakan kerusakan pada sebagian besar komponen
bangunan baik struktural maupun non struktural yang apabila setelah
diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.

6
Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi
pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan
lokasi yang sama (Fitriadi, 2011).
2.2 Identifikasi Kerusakan Gedung Apartemen Candiland
Berikut ini merupakan kerusakan komponen bangunan pada gedung
Apartemen Candiland Semarang:
1. Atap
Atap dari bangunan gedung Apartemen Candiland Semarang berupa atap
dag beton. Kerusakan yang terjadi pada atap bangunan gedung ini yaitu
terjadi kebocoran pada pelat atap yang disebabkan karena kurangnya
pemberian waterproofing pada lapisan atas pelas atap (Ariyanto, 2020).
2. Plafon
Plafon yang digunakan pada gedung Apartemen Candiland Semarang
adalah plafon gypsum. Plafon yang berada pada gedung tersebut
mengalami kerusakan berupa pelapukan, yang disebabkan karena adanya
rembesan air dari plat atap (Ariyanto, 2020).
3. Dinding
Kerusakan yang terjadi pada dinding yaitu berupa retak yang disebabkan
oleh terjadinya penyusutan pada plesteran. Penyusutan ini disebabkan oleh
adukan semen tidak merata dan perbandingan campuran yang kurang baik
(Ariyanto, 2020).
4. Lantai
Lantai pada bangunan gedung ini mengalami kerusakan berupa retakan
pada plesteran. Retakan tersebut disebabkan oleh terjadinya penyusutan
yang diakibatkan adukan atau spesi yang tidak merata dan juga pemadatan
yang kurang baik, sehingga bila tertimpa atau terbebani lantai tersebut
menjadi mudah hancur (Ariyanto, 2020).

2.3 Perawatan Kerusakan Gedung Apartemen Candiland


Komponen banguna yang mengalami kerusakan sangat perlu untuk
dilakukannya perawatan agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Berikut
ini merupakan perawatan pada komponen yang mengalami kerusakan pada
bangunan gedung Apartemen Candiland:

7
1. Atap
Kebocoran yang terjadi pada pelat atap dapat diperbaiki dengan
memberikan lapisan waterproofing pada permukaan pelat (PUPR, 2023).
Waterproofing biasa dikenal sebagai lapisan yang memiliki ketahanan
terhadap rembesan air yang terdapat pada atap dag beton. Jenis
waterproofing yang dapat digunakan dalam perawtan kerusakan atap ini
yaitu waterproofing membrane. Waterproofing membrane merupakan tipe
waterproofing yang menggunakan lembaran yang terbuat dari bahan
monomer kimia, etilena, propilena, yang dicampur dengan karet (Maria
Dimova & Stirk, 2019). Lembaran membrane dapat disusun sesuai dengan
keperluan seluruh permukaan yang akan dilindungi.
2. Plafon
Cara perawatan plafon berbeda-beda, tergantung pada jenis plafon dan
juga jenis kerusakannya. Menurut (PUPR, 2023) jenis kerusakan plafon
yang terjadi pada Gedung Apartemen Candiland Semarang, cara
perawatan atau perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengganti
plafon yang sudah rusak tersebut dengan cara sebagai berikut:
a. Mengkorek bagian plafon yang rusak karena air
b. Menutup kembali bagian yang telah dikorek dengan bahan serbuk
gipsum (gypsum powder) yang telah dicampur dengan air.
c. Meratakan dengan menggunakan kape atau plastik keras hingga rata
dengan permukaan di sekitarnya.
d. Tunggu hingga kering, kemudian amplas permukaannya supaya lebih
rata dan permukaannya halus.
e. Menutup dengan plamir dinding dan cat kembali sesuai dengan warna
yang dikehendaki.
3. Dinding
Berdasarkan kerusakan yang terjadi pada dinding bangunan gedung
Apartemen Candiland Semarang, perawatan yang dapat dilakukan
menurut (PUPR, 2023) yaitu:
a. Membuat celah dengan pahat sepanjang retakan.
b. Mengisi celah dengan spesi atau mortar kedap air.

8
c. Merapikan permukaan dinding, setelah mengering plamur serta cat
kembali.
4. Lantai
Keretakan yang terjadi pada plesteran lantai tersebut menurut (Syafei
Amri, 2015) dapat dirawat dengan cara:
a. Melakukan pemeriksaan kerusakan lantai (lebar retakan yang terjadi)
b. Membersihkan lapisan yang telah terlepas atau rusak.
c. Membasahi permukaan lantai yang telah dibersihkan dan ingin
diperbaiki.
d. Memberikan lapisan premix untuk menyatukan lapisan lama dengan
yang baru.
e. Menuangkan campuran beton kemudian meratakannya kembali.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan
kajian pustaka baik dari buku, jurnal, skripsi, majalah ilmiah, dan literatur
lainnya yang relevan dengan topik penelitian yang akan dibahas. Analisis
yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada
gedung. Setelah diketahui jenis kerusakan yang terjadi selanjutnya dapat
diketahui mekanisme cara pemeliharaan dan perawatannya.

3.2 Objek dan Lokasi Penelitian


Objek penelitian yang diguanakn yaitu bangunan gedung Apartement
Candiland Semarang yang berlokasi di Jalan Diponegoro No.24B Semarang,
yang dikelola oleh PT. Megatama Putra.

10
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meruakan hal yang sangat
krusial untuk dilakukan, karena hal tersebut dapat membuat bangunan bisa
memenuhi fungsi layan dengan baik dan tidak mudah mengalami
kerusakan.
2. Kerusakan pada bagunan gedung Apartemen Candiland Semarang yaitu
terjadi pada komponen atap, plafon, dinding, dan lantai. Kerusakan atap
berupa kebocoran pada pelat atap, kerusakan plafon berupa pelapukan,
kerusakan dinding berupa retakan, dan kerusakan pada lantai berupa
retakan.
3. Cara perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan pada atap
yaitu dengan memberikan waterproofing, kerusakan plafon yaitu dengan
melakukan penggantian pada daerah yang mengalami pelapukan, dinding
dengan cara dilakukan penambalan, dan kerusakan lantai dengan cara
melapisi ulang dengan campuran beton pada daerah yang mengalami
keretakan.

4.2 Saran
1. Selanjutnya dapat dilakukan analisis mengenai tingkat kerusakan bangunan
agar dapat menentukan skala prioritas dalam pelaksanaan pemeliharaan
bangunan.
2. Dapat dilakukan analisis mengenai manajemen pemeliharaan yang akan
dilakukan serta analisis mengenai biaya perbaikan yang diperlukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, A. S. (2020). Analisis Jenis Kerusakan Pada Bangunan Gedung


Bertingkat ( Studi Kasus pada Gedung Apartemen dan Hotel Candiland
Semarang ). Bangun Rekaprima, 06(1), 45–57.
file:///C:/Users/user/Downloads/1929-108084-1-SM (1).pdf
Ekasari, H. N. (2017). Penentuan skala prioritas, jumlah dan biaya rehabilitasi
sekolah dengan metode ahp (studi kasus: sekolah dasar negeri di kabupaten
tuban). Repository Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, July, 1–23.
http://repository.untag-sby.ac.id/1153/
Fitriadi. (2011). Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung Dalam Masa
Pemeliharaan dan Analisa Kerusakannya. Universitas Medan Area, 60.
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/14325/1/068110030 -
fitriadi.pdf
Kristiana, W., Nuswantoro, W., & Yulfrida, D. A. (2017). Manajemen Perawatan
Dan Pemeliharaan Bangunan Kalimantan Tengah. Jurnal Teknika, 1(1), 20–
25.
Maria Dimova, C., & Stirk, P. M. R. (2019). Metode Pekerjaan Pemasangan
Waterproofing Membrane Pada Gedung Terintegrasi Politeknik Pertanian
Negeri Pangkep.
PerMen PU. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24/PRT/M/2008
Tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung. 1–125.
PUPR. (2023). Pelatihan Manajemen Konstruksi. Pusdiklat SDA Dan Konstruksi,
1–33.
Rohmat, A. (2020). GEDUNG ( Studi Kasus : Gedung F Universitas
Muhammadiyah Sukabumi ) DAMAGE ANALYSIS OF STRUCTURE AND
ARCHITECTURE IN BULIDINGS ( Case Study : F Building of
Muhammadiyah University ). 2(2), 134–140.
Syafei Amri. (2015). Studi Perbaikan (Repair) pada Bangunan Gedung. 155–164.
ZULKARNAIN, M. I. N. (2021). Analisis Kerusakan Dan Biaya Pemeliharaan
Bangunan Gedung Asrama Mahasiswa Putra Uii Yogyakarta (Damage
Analysis And Cost Maintenance Of Male …. Analisis Kerusakan Dan Biaya
Pemeliharaan Bangunan Gedung Asrama Mahasiswa Putra Uii Yogyakarta.
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/35959%0Ahttps://dspace.uii.ac.id/
bitstream/handle/123456789/35959/16511171 Muhammad Iwan Nugroho
Zulkarnain.pdf?sequence=1&isAllowed=y

12

Anda mungkin juga menyukai