Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SEMINAR 2 HARI

BUILDING MANAGEMENT
(Kiat Mengelola Gedung Yang Efektif untuk keamanan, kebersihan dan
kenyamanan )

1. KATA PENGANTAR

Semakin banyaknya gedung diberbagai kota besar, semakin banyak pengetahuan dan
ketrampilan yang diperlukan dalam kaitannya dengan pengelolaan gedung. Gedung yang
memiliki andil terbesar dalam berbagai aktifitas usaha maupun pemerintahan dalam mencapai
tujuan organisasi nampaknya masih kurang memperhatikan risikonya. Menurut pengamatan
kami masih sedikit organisasi yang betul–betul menempatkan manajemen gedung sebagai
bagian terpenting dalam kegiatan usaha maupun kegiatan sosial lainnya. Sehingga sering
terjadi berbagai pengalaman buruk yang menimpa sebuah gedung perkantoran, karena tidak
memiliki kemampuan mengelola gedung dengan baik. Masih sedikit profesional yang
memilih kompetensi sebagai ahli mengelola gedung. Sehingga profesi ini kami yakini masih
cukup langka di Indonesia. Memang saat ini semua gedung pada umumnya memiliki manajer
pengelola gedung, akan tetapi mereka belum memiliki kompetensi yang sesuai dengan
pekerjaaan yang semestinya. Padahal gedung memiliki banyak risiko yang cukup besar dan
bisa menghancurkan usaha jika tidak dikelola dengan baik. Karena dengan kesalahan
pengelolan bisa mendatangkan musibah seperti, kebakaran, terjadi BOM, kasus kecelakaan
dan sebagainya.

2. NAMA KEGIATAN

Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari ini diberi nama “ Seminar Building
Management”, dengan mengusung tema “ Kiat Mengelola Kiat Mengelola Gedung Yang
Efektif untuk keamanan, kebersihan dan kenyamanan”,

3. LATAR BELAKANG

Agar bangunan gedung dapat berfungsi dengan baik, perlu diperhatikan masalah kekuatan
konstruksinya apakah masih memenuhi syarat keamanan untuk dihuni dan juga perlu
memperhatikan bahwa semua fasilitas dalam bangunan gedung tersebut masih berfungsi
dengan baik. Untuk itu diperlukan suatu perawatan yang tepat dan sesuai dengan spesifikasi
dari elemen-elemen tersebut sehingga semua instalasinya dapat berfungsi dengan baik.

Perawatan  Gedung dan bangunan yang dilakukan secara rutin akan mencegah terjadinya
kerusakan  yang lebih parah dan  menjamin keselamatan bagi para penghuninya.
Pengetahuan tentang Manajemen perawatan  dan pemeliharaan bangunan yang meliputi
pemeliharaan bangunan fisik gedung (misalnya memastikan struktur beton masih memenuhi
persyaratan, demikian juga elemen konstruksi yang lain seperti dinding, plafond, atap, dll),
pemeliharaan hydran, Pemeliharaan AC, sistem plumbing, escalator dan lain-lain  akan
sangat membantu tercapainya keamanan dan kenyamanan gedung  sehingga dapat digunakan
sesuai dengan fungsinya.

Mengingat pentingnya pengelolaan sebuah gedung, Para penanggung jawab Gedung wajib
memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai dalam bidang tersebut. Hal tersebut dapat
diperoleh dari berbagai sumber : buku-buku, silabus, website, pelatihan-pelatihan baik Public
Training maupun In House Training. dari kebutuhan akan ilmu, wawasan dan pengetahuan
tentang manajemen pengelolaan gedung, sebagai penunjang dalam menjalankan tugas sehari-
hari, dibutuhkan pengantar dalam sebuah pelatihan atau seminar, salah satunya adalah
dengan mengikuti seminar 2 hari yang diadakan oleh lembaga pelatihan INTIPESAN
PARIWARA

4. TUJUAN KEGIATAN SEMINAR

Seminar ini diselenggarakan dengan tujuan :


 Memberikan pengetahuan tentang konsep–konsep pengelolaan gedung secara profesional
kepada para manajer gedung
 Untuk memberikan masukan kepada manajer gedung dalam menghadapi keadaan darurat
jika terjadi musibah–musibah seperti gempa, bom dan lainnya
 Sebagai media pertemuan antar manajer gedung di Indonesia dalam rangka meningkatkan
kompetensi mereka

5. PESERTA

Peserta yang hadir pada acara pelatihan 106 peserta terdiri dari beberapa perusahaan yang
ada di wilayah Jabodetabek dan dari luar kota, meliputi :
 Direktur Pengelola Gedung
 Manajer Gedung
 Supervisor Gedung
 Konsultan Keamanan
dari berbagai instansi yang bergerak pada bidang perindustrian, jasa keamanan, rumah sakit,
instansi pendidikan dll.

6. PEMBICARA ATAU NARA SUMBER

Pembicara 1 : Ir, Achmad Y Chaidir MT


(Senior Mechanical Engineer PT Inti Karya Persada Teknik).
Pembicara 2 : Haryoko R Wirjosoetomo (Risk Management Consultant, Certified Security
Lead Auditor PT Risk Control Indonesia)
Pembicara 3 : Santosa Gunara
(Wakil Presiden PT Jakarta International Hotel & Development Tbk)
Pembicara 4 : Suhardjono Dipl. Seis.
(Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi &
Geofisika) BMKG
Pembicara 5: Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama (Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular &
Penyehatan Lingkungan)
Pembicara 6 : A. Azis Said, SE
(Ketua Umum BPP AMSI –Asosiasi Manager Security Indonesia General
Manager Corporate Security Center PT Astra International, Tbk)
Pembicara 7 : Toriq Arif Ghuzdewan,ST, MSCE.
Pakar trainer dan praktisi di bidang  Building Maintenance.

7. JALANNYA SEMINAR
a. Pembukaan
Pembukaan seminar dimulai pada pukul : 09.00, diawali dengan pembukaan oleh
pembawa acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan :
- Ketua panitia /penyelenggara
- Perwakilan dari Intipesan
- Pembacaan do’a.
- Dilanjutkan dengan seminar
b. Pemaparan Makalah

Hari ke 1 :
Materi pertama :
KONSEP GREEN BUILDING
Pembicara 1 : Ir, Achmad Y Chaidir MT
(Senior Mechanical Engineer PT Inti Karya Persada Teknik).
Konsep Penerapan Bangunan Hijau (Green Building)
Sektor bangunan di indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar terutama
dalam konsumsi energi, konsumsi air, pemakaian lahan, dan beberapa masalah lainnya
yang memiliki potensi  berdampak terhadap lingkungan, untuk itulah perlunya
menerapkan suatu konsep bangunan hijau (green buliding). Dalam konsep bangunan
hijau ini diperlukan suatu acuan yang pengembangannya menuju konsep bangunan hijau
yang terukur/obyektif, disesuaikan dengan kondisi yang ada, dan dilakukan evaluasi
secara periodik, dimana inti pencapaian dari semua itu adalah dapat memenuhi peraturan
yang berlaku, penghematan energi, mengurangi beban infrastruktur kota, konservasi
sumber daya, dan pengakuan atas komitmen bangunan hijau, salah satunya adalah rating
Greenship yang dikeluarkan oleh lembaga non profit di indonesia yaitu Green Building
Council Indonesia (CBCI).
Untuk kriteria bangunan terdapat dua macam yaitu bangunan baru dan bangunan
lama yang memiliki memiliki perbedaan dalam penerapannya. Bangunan baru memiliki
lima kriteria tersendiri, yakni pengelolaan bangunan masa konstruksi, pengelolaan lahan
dan limbah, efisiensi energi, efisiensi air, serta kualitas udara dan kenyamanan termal.
Untuk bangunan lama kriteria meliputi pengelolaan bangunan masa operasional,
konservasi dan efisensi energi, konservasi dan efisiensi air, serta kualitas udara dan
kenyamanan termal.
Konsep bangunan hijau saat ini semakin banyak diimplementasikan di indonesia
khususnya DKI Jakarta karena sulitnya pencapaian sasaran RTH (Ruang Terbuka Hijau)
meskipun tidak diuraikan secara terperinci di Perda RTRW 2011-2030 namun Pemda
DKI sepertinya semakin serius terbukti dengan dikeluarkannya Pergub DKI No. 38 tahun
2012. Untuk masa yang akan datang Konsultan maupun pengembang yang tidak
mengikuti peraturan ini akan diberikan sanksi. Diantaranya, bagi bangunan baru tidak
akan mendapat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Sementara untuk bangunan lama
(Renovasi) tidak akan mendapat Sertifikat Layak Fungsi (SLF) Bangunan dan konsultan
atau developer yang akan mendirikan bangunan wajib harus memenuhi kriteria bangunan
hijau. Beberapa diantara rating greenship yang dikeluarkan oleh GBCI adalah : ASD
(Appropriate Site Development), EEC (Energy Efficiency and Conservation), WAC
(Water Conservation), MRC (Material Resource and Cycle), IHC (Indoor Health and
Comfort), dan BEM (Building Environment Management).

Materi kedua :
KONSEP GREEN BUILDING
Pembicara 1 : Ir, Achmad Y Chaidir MT
(Senior Mechanical Engineer PT Inti Karya Persada Teknik).
Konsep green building mulai berkembang sejak tahun 1970. Wacananya mulai hangat
dibahas sebagai bentuk tanggapan terhadap krisis energi dan keprihatinan masyarakat
akan kondisi lingkungan. Sejak saat itu, kebutuhan untuk menghemat energi dan
mengurangi masalah lingkungan pun terus-menerus digalakkan hingga hari ini.

Green building adalah konsep yang juga dikenal sebagai “bangunan berkelanjutan” atau
“eco-home”. Lalu bangunan seperti apa yang dapat digolongkan sebagai green building?
Banyak pihak sepakat bahwa green building harus memenuhi syarat lokasi, sistem
rancangan, renovasi, dan pengoperasian yang menganut prinsip hemat energi serta
berdampak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Spesifikasi ini memerlukan
sebuah pedoman atau panduan yang tetap, karena saat ini definisi standar tersebut masih
multi-interpretasi.

Empat aspek utama yang perlu dipertimbangkan dalam membangun green building yaitu
material, energi, air, dan kesehatan.

MATERIAL
Material yang digunakan untuk membangun haruslah diperoleh dari alam, merupakan
sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan, atau bahan bangunan yang
didapat secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi. Daya tahan material bangunan
yang layak sebaiknya tetap teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur ulang,
mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan kembali atau didaur ulang.

ENERGI
Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain itu,
bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi
(terutama untuk lampu serta AC). Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka untuk
mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan
produktivitas penghuninya. Green building juga harus menggunakan lampu hemat energi,
peralatan listrik hemat energi lain, serta teknologi energi terbarukan seperti turbin angin
dan panel surya.

AIR
Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara ini
akan mendaur ulang air yang misalnya dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau
menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air beraliran rendah,
tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet flush hemat air atau
toilet kompos tanpa air, dan memasang sistim pemanas air tanpa listrik.

KESEHATAN
Gunakan bahan-bahan bagunan dan furnitur yang tidak beracun serta produk dapat
meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, untuk mengurangi risiko asma, alergi, dan
penyakit lainnya. Bahan-bahan yang dimaksud adalah bahan bebas emisi, rendah atau
non-VOC, dan tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya.
Kualitas udara dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-
alat pengatur kelembaban udara.
c. Diskusi
d. Penutup

B. LAMPIRAN
Lampiran 1
a. Jadwal Acara
b. Makalah
Lampiran 2
a. Foto Kegiatan
b. Daftar Hadir Peserta

Sampul Muka

Sampul muka warna merah dengan ukuran kertas A-4, seperti contoh berikut

LAPORAN KEGIATAN
SEMINAR …………….
(isikan kategori seminar : regional/nasional/internasional)
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN SEMINAR

1. a. Judul Seminar :
b. Bidang Ilmu : Ilmu Hukum
2. Ketua
a. Nama Lengkap :
b. Jenis Kelamin :
c. Golongan/Pangkat/NIP :
d. Jabatan Fungsional :
e. Jabatan Struktural :
f. Bagian :
3. Jumlah Anggota :
4. Lokasi Kegiatan :
5. Lama Kegiatan :
6. Biaya yang diperlukan :

Semarang, ………………………..
Menyetujui,
Pimpinan Unit Lembaga Pengusul Ketua Tim Pengusul
cap dan tanda tangan Tanda tangan
Nama jelas, NIP Nama jelas, NIP

Anda mungkin juga menyukai