Anda di halaman 1dari 7

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KONTRUKSI

OLEH:

Firda Mardotillah 10011181520095

Ayu Prima Sari 10011181520

Nia Tania 10011281520236

Desi Aryani 10011281520238

Agung Perdana T 10011281520241

Tanti Dwi Saputri 10011381520174

Edwin Rafael H 10011381520164

DOSEN PEMBIMBING :

MONA LESTARI S.KM, M.KKK

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017
PENDAHULUAN

Derajat kesehatan dan keselamatan yang tinggi di tempat kerja merupakan hak pekerja
yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif lainnya. Perusahaan
hendaknya sadar dan mengerti bahwa pekerja bukanlah sebuah sumber daya yang terus-
menerus dimanfaatkan melainkan sebagai makhluk sosial yang harus dijaga dan diperhatikan
mengingat banyaknya faktor dan resiko bahaya yang ada di tempat kerja. Selain perusahaan,
pemerintah juga turut bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan keselamatan kerja.
Demikian juga dengan pekerjaan jasa konstruksi bangunan dilaksanakan dengan bertahap
yaitu mulai dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan pemeliharaan
pembongkaran. Melihat berbagai masalah keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi dan
belum optimal pengawasan karena begitu kompleksnya pekerjaan konstruksi dan kurangnya
pengawasan terhadap K3 konstruksi. Hal ini menyebabkan proses kerja konstruksi dan
kondisi tempat kerja mengandung potensi bahaya.
Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan dengan dikeluarkannya
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3 yaitu UU No.1 tahun 1970
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini menjadi penting dalam penerapannya
di Perusahaan, sebagai bentuk dari hak tenaga kerja mendapatkan keselamatan dalam
melakukan aktifitas kerja serta terciptanya suasana kerja dan lingkungan yang sehat. Sesuai
proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti terjatuh,
pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen K3.

Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan


1. Wajib Lapor Pekerjaan/Proyek Konstruksi Bangunan Setiap pekerjaan konstruksi
bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.
2. Akte Pengawasan Ketenagakerjaan Proyek Konstruksi Bangunan
a) Pengertian
Terdiri dari: data pelaksana konstruksi/pengawas-perencana konstruksi, data teknis
proyek, berita acara pemeriksaan, kartu pemeriksaan dan lembaran pemeriksaan.
b) Batasan
Tempat kerja/pekerjaan konstruksi bangunan dengan waktu proyek 6 bulan atau lebih
harus diterbitkan akte ini dan akte harus diserahkan Pelaksana Konstruksi kepada
Pemberi Tugas/Pemilik setelah proyek selesai.
c) Pengesahan Akte
1. Setelah meneliti wajib lapor pekerjaan proyek/konstruksi bangunan
2. Melakukan pemeriksaan K3 proyek oleh pengawas spesialis K3 konstruksi
3. Menerbitkan akte pengawasan
4. Melakukan pemeriksaan berkala, sampai proyek selesai

Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok


bangunan:
Bangunan Gedung (rumah, kantor, pabrik)

Bangunan Sipil (jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur)

Ciri-ciri dari bangunan gedung adalah :


1. Proyek konstruksi yang mengasilkan tempat orang bekerja atau tinggal
2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit
3. Dibutuhkan manajemen terutama untuk progressing pekerjaan

Ciri-ciri dari bangunan sipil adalah :


1. Proyek konstruksi yang digunakan untuk mengendalikan alam agar
berguna bagi kepentingan manusia
2. Dilaksanakan pada lokasi yang luas dan panjang
3. Manajemen diperlukan untuk memecahkan masalah

Manajemen Proyek
Manajemen Proyek adalah penerapan pengetahuan, ketrampilan, sarana dan teknik
pada kegiatan proyek agar dapat memenuhi kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah
proyek.
Manajemen Proyek Diperlukan Karena Kebiasaan dalam Merespon tugas yang diberikan :
a. Melibatkan interprestasi dari berbagai profesi keahlian
b. Dipengaruhi loyalitas
c. Melihat proyek dari posisi yang sangat berbeda
Manfaat Manajemen Proyek :

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proyek-proyek.

Mengurangi kemungkinan kegagalan dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.

Tujuan dan Sasaran Manajemen Proyek :

Dana yang dikeluarkan harus termanfaatkan se-efektif dan se-efisien mungkin.


Setiap proyek harus dapat diselesaikan dengan waktu yang tidak boleh terlambat,
mutu yang sesuai dan biaya yang semurah mungkin.
Tingkat kebocoran anggaran harus se-minimal mungkin

Tahapan-Tahapan Dalam Proyek Konstruksi


Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang yang di
dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

Adapun tahap-tahap proyek konstruksi:


Adanya kebutuhan (need)
Studi Kelayakan (feasibility study)
Membuat penjelasan yang lebih rinci (briefing)
Membuat rancangan awal (preleminary design)
Membuat rancangan yang lebih rinci (design development dan detail design)
Melakukan Pengadaan (procurement/tender)
Pelaksanaan (construction)
Pemeliharaan dan persiapan penggunaan (maintenance & start up)
Suatu Proyek Dapat Gagal
Kegagalan Proyek disebabkan oleh:
a. Masalah SDM.
Kurangnya ketrampilan dan pengetahuan anggota team.
Kekurang Pengertian tentang sasaran bersama
Kurangnya pembinaan team
b. Methodology
Belum ada prosedur yang standar atau
Penyusunan project prosedur yang tidak tepat
Tidak dipakainya project prosedur yang telah disusun dengan susah payah
c. Funding.
Perencanaan pendanaan yang tidak sesuai
d. Keterbatasan teknologi.
Kekurangan penguasaan basis teknologi sebagai sarana melaksanakan proyek.
Tidak diperhitungkannya keperluan teknologi untuk melaksanakan proyek
pada waktu
merencanakan proyek.
Kekurang mampuan dalam mengidentifikasikan sumber-sumber teknologi
yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan proyek
Belum tersedianya teknologi untuk melaksanakan proyek.
e. Permainan Politik
Pengutamaan kepentingan pribadi dan pemanfaatan proyek untuk pemenuhan
hasrat pribadi.
Manajemen Proyek Tidak Diterapkan

1. Target waktu/deadline tidak tercapai,


2. Pekerjaan harus diulang atau terjadi duplikasi,
3. Budget/anggaran yang dilampaui,
4. Kemajuan proyek yang tidak jelas,
5. Konflik di antara staf selama penugasan diproyek,
6. Kompetensi yang kurang dari anggota tim proyek,
7. Perubahan lingkup proyek yang terus menerus,
8. Staf proyek menerapkan metode pengelolaan proyek sesuai pengalaman dan selera
sendiri sendiri dan tidak ada standarisasi.

Sumber-sumber Bahaya di Pekerjaan Konstruksi Bangunan

- Tempat kerja dimanadikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau


pembongkaran bangunan termasuk bangunan pengairan, saluran, terowongan dsb.
- Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya jatuh atau kejatuhan,terkena
pelantingan alat atau benda, tertimbun, terperosok, hanyut.
- Dilakukan pekerjaan dalam sumuran/lobang.
- Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatastanah atau perairan.
- Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan, suhu yang tinggi atau rendah, cuaca yg ekstrim.
- Dilakukan pekerjaan di dalam pengaruh radiasiatau gelombang
elektromagnetik, asap, debu.
- Dilakukan pekerjaan dalam ruangan terbatas(confined-space).

Pengendalian Sumber Bahaya

Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja
konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-
mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah.
Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari
atas.
Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar benar
sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari
atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas
Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian
tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety
belt. Fungsi utama talai penganman ini dalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja
pada saat bekerja

KASUS

Pekerja konstruksi Piala Dunia tewas

8 Februari 2014 Pekerja konstruksi Piala Dunia tewas Tiga pekerja telah tewas selama
pembangunan Stadion Manaus, Brasil. Seorang pekerja konstruksi tewas akibat kecelakaan
dalam proyek pembangunan stadion sepak bola di Kota Manaus, Brasil, salah-satu stadion
yang akan digunakan di Piala Dunia 2014 di Brasil, Juni nanti. Pekerja bangunan asal
Portugal ini tertimpa benda keras saat mengerjakan sesuatu di lokasi proyek di luar bangunan
stadion. Dia adalah pekerja ketiga yang tewas dalam kecelakaan di lokasi proyek tersebut.
Menurut sekretaris panitia Piala Dunia 2014 di Manaus, Miguel Capobiango, mengatakan,
pekerja malang bernama Antonio Jose Pita Martins, yang berusia 55 tahun, sempat dilarikan
ke rumah sakit, namun beberapa jam kemudian meninggal dunia. Capobiango mengatakan,
pihaknya sedang menyelidiki penyebab kecelakaan ini, dan memastikan bahwa kejadian ini
tidak akan menunda pembangunan stadion di Manaus.

Anda mungkin juga menyukai