Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PRAKTIK BATU DAN BETON

LAPORAN PEMBANGUNAN KOST-KOSTAN


Studi Lapangan

Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Praktek Batu dan Beton
Dosen Adi Ardiansyah, S.Pd., M.T.
Restu Minggra, S.Pd., M.T.

Disusun Oleh :
Anandanti Restu Bumi T.H. 1803889
Ginanjar Wiguna T
Nahla Putri N
Raisa Putri Herjayanti 1801995
Rula Firyal Afifah 1808298

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


DEPARTEMEN PENDIDIKAN ARSITEKTUR
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat - Indonesia
Telp. +62-22-2013161-2013162-2013163-2013164
Fax. +62-22-2013651

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil observasi ini. Laporan ini ditulis
umtuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Praktik Batu Beton.
Tentu saja saat melakukan suatu kegiatan tidak sepenuhnya berjalan dengan lancer,
termasuk dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis meminta maaf kepada pembaca.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi pedoman untuk tugas lainnya.

Bandung, 29 Juni 2019


Penulis

ii
DATAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


DATAR ISI .................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................ 6
KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 6
BAB III......................................................................................................................................... 10
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................................ 10
BAB IV ......................................................................................................................................... 11
HASIL PENELITIAN .................................................................................................................. 11
BAB V .......................................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................................... 13
LAMPIRAN................................................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah kos atau sering juga disebut dengan kos-kosan merupakan salahsatu
kebutuhan bagi para mahasiswa yang sedang menempuh ilmu di daerah lain dari luar
kampung halaman, dan rumah kos merupakan kebutuhan utama. Pada umumnya
mahasiswa yang memiliki prekonomian tinggi akan tinggal di sebuah apartemen atau
guest house atau hotel, namun bagi mahasiswa yang memiliki kondisi ekonomi
menengah kebawah, biasanya akan tinggal di sebuh kamar tinggal yang biasanya di sebut
dengan rumah kos, atau sering juga di sebut dengan kos-kosan.
Dari berbagai sudut pandang, rumah kos atau sering disebut dengan kos-kosan
memiliki perbedaan dengan rumah kontrakan sebagai hunian yang biasanya menjadi
objek perjanjian sewa-menyewa.
Sebagai suatu bangunan, kos memiliki ruangan-ruangan yang dibatasi oleh dinding
dan atap, dimana dinding dibuat dengan menyusun batu bata dan direkatkan
menggunakan perekat semen,dan atap menggunakan struktur kuda kuda yang terbuat dari
kayu,baja ringan dan material lainnya yang biasanya ditutup menggunakan genteng
tanah, beton, asbes dan lainnya. Kos menggunakan gerbang sebagai jalan masuk utama.
Lantai yang digunakan menggunakan tanah, ubin, keramik, batu alam, dan material-
material lainnya. Kos-kosan sendiri biasanya dilengkapi dengan lahan parkir dan dapur
umum. Untuk kamar mandi sendiri kos-kosan dibagi menjadi dua macam yaitu kamar
mandi dalam dan kamar mandi luar.
Survey lapangan yang kami lakukan pada rumah di Jl. Kapten Abdul Hamid no.131
bertujuan untuk menambah wawasan dan pemahaman kami tentang penerapan ilmu yang
kami dapat pada pembelajaran Praktek Batu dan Beton di lapangan

ii
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksaan proyek pembangunan kos-kosan berlangsung?
Apakah material yang digunakan dalam pembangunan kos-kosan?

1.3. Tujuan Penelitian


Mengetahui bagaimana pelaksanaan proyek pembangunan kos-kosan berlangsung.
Mengetahui material apa saja yang digunakan dalam pembangunan kos-kosan.

1.4. Manfaat Penelitian


Menjadikan penelitian ini untuk menambah pengetahuan terhadap proyek, serta
untuk memenuhi tugas UAS pada mata kuliah Praktik Batu Beton.

ii
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Proyek


Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,
memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki
spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-
keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat
dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-
aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang
efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Pengertian proyek menurut beberapa ahli sebagai berikut.
1. Heizer dan Render (2006:81) menjelaskan bahwa proyek dapat didefinisikan sebagai
sederetan tugas yang diarahkan kepada suatu hasil utama.
2. Schwalbe yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014:2) menjelaskan
bahwa proyek adalah usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan produk atau
layanan yang unik. Pada umumnya, proyek melibatkan beberapa orang yang saling
berhubungan aktivitasnya dan sponsor utama proyek biasanya tertarik dalam
penggunaan sumber daya yang efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien
dan tepat waktu.
3. Nurhayati (2010:4) menjelaskan bahwa sebuah proyek dapat diartikan sebagai upaya
atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-
harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang
tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

2.2. Tujuan Proyek

ii
Menurut Larson yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014:3-4), menjelaskan
tujuan utama proyek adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Disamping kemiripan,
karakteristik dari sebuah proyek membantu membedakan proyek tersebut dari yang lainnya
dalam organisasi. Karakteristik utama proyek adalah:
1. Penetapan tujuan
2. Masa hidup yang terdefinisi mulai dari awal hingga akhir
3. Melibatkan beberapa departemen dan professional
4. Melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya
5. Waktu, biaya dan kebutuhan yang spesifik.

2.3. Ruang Lingkup Proyek


Setiap proyek akan dibatasi dengan ruang lingkup (scope), waktu (time) dan biaya (cost).
Batasan-batasan ini seringkali digunakan ke dalam manajemen proyek sebagai tiga batasan
utama. Agar proyek berhasil, manajer proyek harus mempertimbangkan hal berikut. Pertama,
ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan sebagai bagian dari proyek tersebut, serta produk
dan layanan atau hasil yang diinginkan oleh pelanggan (sponsor) yang dapat dihasilkan dalam
suatu proyek. Kedua, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Ketiga, biaya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Setiap proyek memiliki tujuan khusus, dan
dalam proses pencapaian tujuan tersebut ada tiga konstrain yang harus dipenuhi, yang dikenal
dengan Trade-Off Triangle atau Triple Constraints. Triple Constraints adalah usaha pencapaian
tujuan yang berdasarkan batasan sebagai berikut.
1. Tepat mutu, mutu adalah apa yang akan dikerjakan oleh proyek tersebut, produk, layanan
atau hasil yang diraih proyek tersebut atau disebut sebagai kinerja (performance), harus
memenuhi spesifikasi dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik.
2. Tepat waktu, yang di maksud dengan waktu ialah berapa lama waktu yang di butuhkan
untuk melaksanakan suatu proyek serta apa itu jadwal proyek. salah satu komponen yang
menjadi target utama dalam sebuah proyek. Pada intinya faktor waktu ini adalah
bagaimana kita menentukan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
sebuah proyek. Komponen waktu begitu berarti, terutama pada saat-saat yang memang
sangat krusial. Terkadang suatu proyek dipaksa untuk selesai pada waktu tertentu,
walaupun berdampak pada membengkaknya biaya.

ii
3. Tepat biaya, dalam proyek kita tidak akan pernah lepas dari biaya, biaya di butuhkan
untuk menyelesaikan sebuah proyek harus di perhitungkan secara matang. Pada intinya
faktor biaya atau cost ini adalah menentukan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan
untuk sebuah proyek. Faktor biaya ini sangat dipengaruhi oleh 2 faktor sebelumnya, yaitu
faktor scope dan faktor time. Secara umum semakin besar ruang lingkup dan semakin
lama waktu, maka akan semakin besar pula biaya suatu proyek.

2.4. Proyek Konstruksi


Salah satu dari jenis proyek adalah Proyek Konstruksi. Komponen kegiatan utama
proyek jenis ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan
konstruksi. Produknya berupa pembangunan jembatan, gedung, pelabuhan, jalan raya, dan
sebagainya. Proyek konstruksi ini semakin kompleks dan canggih dan melibatkan
penggunaan sumber daya dalam bentuk tenaga manusia, material, peralatan dan dana yang
jumlahnya bertambah besar. Di dalam suatu proyek konstruksi, terdapat beberapa pihak
yang terlibat di dalamnya. Pihak-pihak yang terlibat tersebut secara garis besar dapat
dikategorikan atas :
1. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik Proyek betindak sebagai badan atau orang yang mempunyai gagasan dan
berkewajiban membiayai proyek secara keseluruhan.
2. Konsultan Proyek
Konsultan proyek mempunyai tugas dan tanggung jawab menangkap ide dan gagasan
dari pemilik proyek melalui manajemen konstruksi, kemudian melakukan pengelolaan
tahap demi tahap sampai ide tersebut terwujud. Konsultan berfungsi sebagai penasehat
terhadap pemilik proyek dan mewujudkan gagasan tersebut.
3. Pelaksana (Kontraktor)
Kontraktor adalah sebagai pelaksana proyek yang diberikan oleh pemilik
proyek dengan pengarahan dan pengendalian yang dilakukan oleh manajemen konstruksi,
sehingga pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang telah digariskan, dan mempunyai
tanggung jawab dalam melaksanakan gagasan atau ide menjadi nyata.
Siklus proyek konstruksi, meliputi beberapa tahap berikut (Dimyati & Nurjaman,
2014:10-11):

ii
1. Kontekstual gagasan: tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasan, kerangka
acuan, studi kelayakan awal, indikasi awal dimensi, biaya, dan jadwal proyek.
2. Studi kelayakan: tujuannya mendapatkan keputusan tentang kelanjuta investasi pada
proyek yang akan dilakukan. Informasi dan data dalam implementasi perencanaan proyek
lebih lengkap dari tahap pertama sehingga penentuan dimensi dan biaya proyek lebih
akurat dengan tinjauan terhadap aspek sosial, budaya, eknomi, finansial, legal, teknis, dan
administratif yang komprehensif.
3. Detail desain, terdiri dari kegiatan pendalaman berbagai aspek persoalan desain
engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal utama dan anggaran serta
menentukan perencanaan sumber daya, penyiapan perangkat, dan penentuan peserta
proyek dengan program lelang.
4. Tujuan, yaitu menetapkan dokumen perencanaan lengkap dan terperinci, secara teknis
dan administratif untuk memudahkan pencapaian sasaran dan tujuan proyek.
5. Pengadaan, yaitu memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan dokumen
perencanaan, aturan teknis, administrasi yang lengkap, dan produk tahapan detail desain.
Dari proses ini, diperoleh penawaran yang kompetitif dari kontraktor dengan tingkat
akuntabilitas dan tranparansi yang baik.
6. Implementasi, terdiri atas kegiatan, desain engineering yang terperinci, pembuatan
spesifikasi dan kriteria, pembelian peralatan dan material, fabrikasi dan kontruksi,
inspeksi mutu, uji coba, start-up, demobilisasi, dan laporan proyek penutup. Tujuan akhir
proyek adalah mendapatkan kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja paling
maksimal, dengan melakukan proses perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan
pengendalian yang lebih cermat serta terperinci dari proses sebelumnya. Pada tahap ini,
kontraktor memiliki peran dominan dengan tujuan akhir sasaran proyek tercapai dan
mendapatkan keuntungan maksimal. Peran pemilik proyek pada tahapan ini dilakukan
oleh agen pemilik sebagai konsultan pengawas pelaksanaan, dengan tujuan mereduksi
segala macam penyimpangan serta melakukan tindak koreksi yang diperlukan.
7. Operasi dan pemeliharaan, terdiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan prestasi
akhir proyek serta pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat digunakan untuk
kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat.

ii
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : Jl. KApten Abdul Hamid No. 131
Waktu : Jumat, 28 Juni 2019

3.2. Teknik Pengumpulan Data


Dalam persiapan laporan ini, data-data yang ada didapatkan dengan cara sebagai
berikut :
1. Observasi
Yaitu salah satu cara tuntuk mendapatkan data yang dilakukan secara langsung di
lapangan. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling mudah
dilakukan,karena dilakukan dengan melihat kondisi lapangan. Data tersebut dapat
menunjang pemahaman tentang data tertulis proyek, dan dapat diperoleh pula hal-hal
yang tidak diperoleh melalui teori karena kondisi lapangan terkadang berbeda dengan
teori sehingga memerlukan strategi yang dapat memudahkan dan menunjang
kelancaraan pekerjaan yang sedang dilakukan, selain itu dilapangan diperlukan strategi
mengatasi permasalah secara praktis untuk mengatasi berbagai macam masalah yang
dihadapi dalam pelaksanaan proyek.
2. Wawancara
Proses yang selanjutnya dilakukan setelah observasi adalah wawancara. Wawancara
dilakukan sebagai upaya lanjutan dari pengamatan secara langsung (observasi ). Data

ii
pengamatan yang dilakukan secara observasi tentu saja belum cukup, oleh karena itu
perlu adanya penjelasan dari pihak konsultan ditambah dengan data lain yang
diperoleh melalui wawancara dengan pekerja yang ada. Dengan adanya data melalui
observasi dan wawancara, diharapkan data dapat memadai sehingga dapat mendukung
proses penyusunan laporan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Data Proyek

Nama Proyek : Proyek Kost

Lokasi Proyek : JL. Kapten Abdul Hamid No. 131

Pemilik : Bu Ani

Kontraktor :

Biaya/harga rumah :

Kebutuhan Ruang

a. 10 Kamar kos

b. 7 Kamar mandi

c. 1 Kolam ikan

d. Lahan parkir

Spesifikasi Bangunan

ii
1. Luas bangunan : 160 m2

2. Jumlah lantai : 3 lantai

3. Pondasi : Pondasi pasangan batu kali

4. Struktur Bangunan : Beton bertulang

5. Dinding : Bata diplester,diaci,dan dicat

6. Lantai : Teras dan lantai utama : Keramik 40x40

7. Kamar tidur : Keramik 40x40

8. KM/WC : Keramik 20x20

9. Konstruksi Atap : Rangka atap baja ringan

10. Penutup Atap : Penutup atap genteng beton flat

11. Kusen Pintu & Daun Jendela : Alumunium, Kaca bening

12. Pintu : Daun pintu double takewood

13. Plafond : Rangka plafon hollow, penutup plafon gypsum board

14. Sanitair : Kloset duduk & kloset jongkok, shower

15. Daya listrik dan air : PLN 1300 watt, air setara PDAM

ii
BAB V

PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dalam merancang sebuah rumah kos, lokasi yang strategis menjadi salah satu pertimbangan
yang menentukan. Pada umumnya, rumah kos banyak ditemukan di wilayah sekitar kampus, pusat
niaga atau perusahaan besar. Namun, lokasi tidak menjadi satu-satunya pertimbangan. Apa lagi kalau
tersedia pilihan lainnya. Kenyamanan, kelengkapan fasilitas, ketenangan juga menjadi faktor
pertimbangan. Karena itu desain rumah kos yang sesuai gaya hidup penggunanya menjadi hal utama,
setelah lokasi. Bisnis rumah kos menjadi investasi jangka panjang yang menarik karna selain
keuntungan jangka panjang berupa naiknya nilai tanah, anda juga dapat mendapat keuntungan sewa
setiap bulan atau tahun.

5.2. Saran
Selain lokasi yang strategis, membangun rumah kos juga perlu memperhatikan aspek
kenyamanan dan keamanan. Lingkungan yang baik untuk rumah kos adalah lingkungan yang tidak
terlalu padat penduduk dan memiliki daerah hijau yang mencukupi. Lokasi strategis juga menentukan
target pemasaran rumah kos tersebut, apakah mahasiswa atau pekerja atau segala kalangan. Harga
sewa juga harus memperhatikan target pemasaran, karna jika tidak sesuai dengan penghasilan, maka
akan sulit laku dipasaran meskipun lokasi dan fasilitasnya cukup memadai. Fasilitas yang disediakan
dapat berupa akses internet, kamar mandi, serta furnitur pelengkap lainnya. Untuk mengetahui harga
sewa pasaran rumah kos, anda dapat melakukan survei di sekitar lokasi dengan mempertimbangkan
rata rata biaya kos, fasilitas yang tersedia, serta strategis atau tidaknya lokasi rumah kos tersebut.
Sehingga sebesar besarnya harga sewa yang anda patok dapat setimpal dengan fasilitas yang anda
sediakan.

Berikut terdapat beberapa prinsip dasar rumah kos yang sehat, antara lain :
1. Ruang Kamar
Ukuran ruangan minimal 2.5 m x 3 m dengan asumsi furnitur yang digunakan berupa 1
single bed, lemari pakaian dan meja belajar. Apabila masih terdapat lahan tersisa, bisa
dijadikan teras atau selasar sehingga ruangan mendapat sirkulasi udara dan pencahayaan
yang baik.

ii
2. Selasar
Jarak antar kamar dihubungkan dengan selasar dengan lebar minimal 1,2 meter untuk
area sirkulasi. Apabila Anda mempunyai luasan yang lebih longgar bisa dimanfaatkan
sebagai ruang komunal.
3. Ruang Komunal
Ruang komunal perannya cukup vital dalam hunian kos-kosan untuk bersantai,
berkumpul atau berinteraksi dengan penghuni lain. Hal tersebut lebih menyamankan
penghuni kos daripada hanya mendekam di kamar apabila merasa jenuh, dan sedang malas
keluar. Biasanya set interior yang wajib di ruangan ini adalah tempat duduk (bench, sofa)
dan coffee table. Ada baiknya juga disediakan fasilitas TV. Ruang komunal juga dapat
diintegrasikan dengan pantry untuk menciptakan suasana yang lebih hommy.
4. Kamar Mandi
Layout kamar mandi disarankan untuk dirancang sesederhana mungkin dan efisien
tetapi tetap apik. Misalnya di kamar mandi hanya ada shower, keran, toilet, jet washer, dan
gantungan secukupnya. Perbandingan kamar dan kamar mandi luar sebaiknya 1:3. Untuk
kamar mandi dalam sebaiknya terdapat celah ventilasi langsung keluar rumah.
5. Area servis
Pada umumnya area servis hanya berupa pantry dan ruang cuci dan jemur. Perlu
diperhatikan untuk memberikan bukaan pada bagian atasnya agar cahaya matahari bisa
masuk. Sebaiknya ruangan servis tidak berhubungan langsung dengan area hunian.
6. Pekarangan
Pekarangan untuk area parkir motor, teras dan taman depan sehingga penghuni masih
bisa meletakkan kendaraannya di halaman.
7. Orientasi View
Untuk memberikan nilai lebih pada hunian kos-kosan, konfigurasi kamar sebaiknya di
orientasikan pada view atau ruang yang menarik. Misalnya inercourt dengan taman yang asri
atau kolam. Desain yang representatif akan memberikan nilai tambah pada kos-kosan
Anda dan menaikkan harga sewa.

ii
LAMPIRAN

ii
ii
ii
ii

Anda mungkin juga menyukai