Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Praktek Batu dan Beton
Dosen Adi Ardiansyah, S.Pd., M.T.
Restu Minggra, S.Pd., M.T.
Disusun Oleh :
Anandanti Restu Bumi T.H. 1803889
Ginanjar Wiguna T
Nahla Putri N
Raisa Putri Herjayanti 1801995
Rula Firyal Afifah 1808298
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil observasi ini. Laporan ini ditulis
umtuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Praktik Batu Beton.
Tentu saja saat melakukan suatu kegiatan tidak sepenuhnya berjalan dengan lancer,
termasuk dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis meminta maaf kepada pembaca.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi pedoman untuk tugas lainnya.
ii
DATAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
ii
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksaan proyek pembangunan kos-kosan berlangsung?
Apakah material yang digunakan dalam pembangunan kos-kosan?
ii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
ii
Menurut Larson yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014:3-4), menjelaskan
tujuan utama proyek adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Disamping kemiripan,
karakteristik dari sebuah proyek membantu membedakan proyek tersebut dari yang lainnya
dalam organisasi. Karakteristik utama proyek adalah:
1. Penetapan tujuan
2. Masa hidup yang terdefinisi mulai dari awal hingga akhir
3. Melibatkan beberapa departemen dan professional
4. Melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya
5. Waktu, biaya dan kebutuhan yang spesifik.
ii
3. Tepat biaya, dalam proyek kita tidak akan pernah lepas dari biaya, biaya di butuhkan
untuk menyelesaikan sebuah proyek harus di perhitungkan secara matang. Pada intinya
faktor biaya atau cost ini adalah menentukan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan
untuk sebuah proyek. Faktor biaya ini sangat dipengaruhi oleh 2 faktor sebelumnya, yaitu
faktor scope dan faktor time. Secara umum semakin besar ruang lingkup dan semakin
lama waktu, maka akan semakin besar pula biaya suatu proyek.
ii
1. Kontekstual gagasan: tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasan, kerangka
acuan, studi kelayakan awal, indikasi awal dimensi, biaya, dan jadwal proyek.
2. Studi kelayakan: tujuannya mendapatkan keputusan tentang kelanjuta investasi pada
proyek yang akan dilakukan. Informasi dan data dalam implementasi perencanaan proyek
lebih lengkap dari tahap pertama sehingga penentuan dimensi dan biaya proyek lebih
akurat dengan tinjauan terhadap aspek sosial, budaya, eknomi, finansial, legal, teknis, dan
administratif yang komprehensif.
3. Detail desain, terdiri dari kegiatan pendalaman berbagai aspek persoalan desain
engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal utama dan anggaran serta
menentukan perencanaan sumber daya, penyiapan perangkat, dan penentuan peserta
proyek dengan program lelang.
4. Tujuan, yaitu menetapkan dokumen perencanaan lengkap dan terperinci, secara teknis
dan administratif untuk memudahkan pencapaian sasaran dan tujuan proyek.
5. Pengadaan, yaitu memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan dokumen
perencanaan, aturan teknis, administrasi yang lengkap, dan produk tahapan detail desain.
Dari proses ini, diperoleh penawaran yang kompetitif dari kontraktor dengan tingkat
akuntabilitas dan tranparansi yang baik.
6. Implementasi, terdiri atas kegiatan, desain engineering yang terperinci, pembuatan
spesifikasi dan kriteria, pembelian peralatan dan material, fabrikasi dan kontruksi,
inspeksi mutu, uji coba, start-up, demobilisasi, dan laporan proyek penutup. Tujuan akhir
proyek adalah mendapatkan kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja paling
maksimal, dengan melakukan proses perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan
pengendalian yang lebih cermat serta terperinci dari proses sebelumnya. Pada tahap ini,
kontraktor memiliki peran dominan dengan tujuan akhir sasaran proyek tercapai dan
mendapatkan keuntungan maksimal. Peran pemilik proyek pada tahapan ini dilakukan
oleh agen pemilik sebagai konsultan pengawas pelaksanaan, dengan tujuan mereduksi
segala macam penyimpangan serta melakukan tindak koreksi yang diperlukan.
7. Operasi dan pemeliharaan, terdiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan prestasi
akhir proyek serta pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat digunakan untuk
kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat.
ii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ii
pengamatan yang dilakukan secara observasi tentu saja belum cukup, oleh karena itu
perlu adanya penjelasan dari pihak konsultan ditambah dengan data lain yang
diperoleh melalui wawancara dengan pekerja yang ada. Dengan adanya data melalui
observasi dan wawancara, diharapkan data dapat memadai sehingga dapat mendukung
proses penyusunan laporan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pemilik : Bu Ani
Kontraktor :
Biaya/harga rumah :
Kebutuhan Ruang
a. 10 Kamar kos
b. 7 Kamar mandi
c. 1 Kolam ikan
d. Lahan parkir
Spesifikasi Bangunan
ii
1. Luas bangunan : 160 m2
15. Daya listrik dan air : PLN 1300 watt, air setara PDAM
ii
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dalam merancang sebuah rumah kos, lokasi yang strategis menjadi salah satu pertimbangan
yang menentukan. Pada umumnya, rumah kos banyak ditemukan di wilayah sekitar kampus, pusat
niaga atau perusahaan besar. Namun, lokasi tidak menjadi satu-satunya pertimbangan. Apa lagi kalau
tersedia pilihan lainnya. Kenyamanan, kelengkapan fasilitas, ketenangan juga menjadi faktor
pertimbangan. Karena itu desain rumah kos yang sesuai gaya hidup penggunanya menjadi hal utama,
setelah lokasi. Bisnis rumah kos menjadi investasi jangka panjang yang menarik karna selain
keuntungan jangka panjang berupa naiknya nilai tanah, anda juga dapat mendapat keuntungan sewa
setiap bulan atau tahun.
5.2. Saran
Selain lokasi yang strategis, membangun rumah kos juga perlu memperhatikan aspek
kenyamanan dan keamanan. Lingkungan yang baik untuk rumah kos adalah lingkungan yang tidak
terlalu padat penduduk dan memiliki daerah hijau yang mencukupi. Lokasi strategis juga menentukan
target pemasaran rumah kos tersebut, apakah mahasiswa atau pekerja atau segala kalangan. Harga
sewa juga harus memperhatikan target pemasaran, karna jika tidak sesuai dengan penghasilan, maka
akan sulit laku dipasaran meskipun lokasi dan fasilitasnya cukup memadai. Fasilitas yang disediakan
dapat berupa akses internet, kamar mandi, serta furnitur pelengkap lainnya. Untuk mengetahui harga
sewa pasaran rumah kos, anda dapat melakukan survei di sekitar lokasi dengan mempertimbangkan
rata rata biaya kos, fasilitas yang tersedia, serta strategis atau tidaknya lokasi rumah kos tersebut.
Sehingga sebesar besarnya harga sewa yang anda patok dapat setimpal dengan fasilitas yang anda
sediakan.
Berikut terdapat beberapa prinsip dasar rumah kos yang sehat, antara lain :
1. Ruang Kamar
Ukuran ruangan minimal 2.5 m x 3 m dengan asumsi furnitur yang digunakan berupa 1
single bed, lemari pakaian dan meja belajar. Apabila masih terdapat lahan tersisa, bisa
dijadikan teras atau selasar sehingga ruangan mendapat sirkulasi udara dan pencahayaan
yang baik.
ii
2. Selasar
Jarak antar kamar dihubungkan dengan selasar dengan lebar minimal 1,2 meter untuk
area sirkulasi. Apabila Anda mempunyai luasan yang lebih longgar bisa dimanfaatkan
sebagai ruang komunal.
3. Ruang Komunal
Ruang komunal perannya cukup vital dalam hunian kos-kosan untuk bersantai,
berkumpul atau berinteraksi dengan penghuni lain. Hal tersebut lebih menyamankan
penghuni kos daripada hanya mendekam di kamar apabila merasa jenuh, dan sedang malas
keluar. Biasanya set interior yang wajib di ruangan ini adalah tempat duduk (bench, sofa)
dan coffee table. Ada baiknya juga disediakan fasilitas TV. Ruang komunal juga dapat
diintegrasikan dengan pantry untuk menciptakan suasana yang lebih hommy.
4. Kamar Mandi
Layout kamar mandi disarankan untuk dirancang sesederhana mungkin dan efisien
tetapi tetap apik. Misalnya di kamar mandi hanya ada shower, keran, toilet, jet washer, dan
gantungan secukupnya. Perbandingan kamar dan kamar mandi luar sebaiknya 1:3. Untuk
kamar mandi dalam sebaiknya terdapat celah ventilasi langsung keluar rumah.
5. Area servis
Pada umumnya area servis hanya berupa pantry dan ruang cuci dan jemur. Perlu
diperhatikan untuk memberikan bukaan pada bagian atasnya agar cahaya matahari bisa
masuk. Sebaiknya ruangan servis tidak berhubungan langsung dengan area hunian.
6. Pekarangan
Pekarangan untuk area parkir motor, teras dan taman depan sehingga penghuni masih
bisa meletakkan kendaraannya di halaman.
7. Orientasi View
Untuk memberikan nilai lebih pada hunian kos-kosan, konfigurasi kamar sebaiknya di
orientasikan pada view atau ruang yang menarik. Misalnya inercourt dengan taman yang asri
atau kolam. Desain yang representatif akan memberikan nilai tambah pada kos-kosan
Anda dan menaikkan harga sewa.
ii
LAMPIRAN
ii
ii
ii
ii