Anda di halaman 1dari 14

PENYUSUNAN JADWAL PROYEK

D
I
S
U
S
N
OLEH:
NAMA: MAWAR ROMIAN ASI NAIBAHO
NPM: 0218104104

UNIVERSITAS WIDYATAMA
T.A 2021/2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ makalah mengenai Penyusunan Penjadwalan
Proyek “ dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah . Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang analisa Penyusunan Penjadwalan Proyek bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/ibu dosen . Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ 2


DAFTAR ISI .............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ...................................................................... 4
1.3 Tujuan .................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian proyek ....................................................................... 5
2.2 Pengertian penjadwalan proyek ............................................... 5
2.3 Manfaat penjadwalan proyek .................................................... 5
2.4 Faktor-faktor penjadwalan proyek ............................................. 6
2.5 Pendekatan-pendekatan penjadwalan proyek ...................... 6
2.6 Metode penjadwalan ................................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen proyek itu suatu disiplin ilmu pada era tahun 1950-an, Amerika bangsa yang
pertama kali menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry Gantt dapat dikatakan bapak dari
ilmu manajemen proyek, dan namanya pun menjadi metode yang digunakan, bernama “Gantt
Chart”. Perlu diingat bahwa mempelajari Manajemen Proyek itu tidak terlalu sulit, karena
didalamnya terdapat hal-hal yang terbiasa dilakukan oleh manusia, hanya ditambahkan
sedikit logika dan aturan yang khusus. Sedangkan Proyek itu usaha yang harus dilakukan dari
awal hingga akhir pada suatu kejadian, yang mempunyai batasan waktu, anggaran, sumber
daya yang dibutuhi oleh pelanggan.
Meski pada akhir tujuan dari adanya proyek adalah untuk memuaskan
pelanggan.“Maksudnya begini ketika ada suatu perusahaan besar maupun kecil me
manajemen proyek, yang terpenting adalah waktu yang tepat dalam membuat dan
memustuskan prediksi, serta penggunaan sumber daya dan laporan dalam penyampaian
produk atas hasil dari proyek yang dijalankan.”
Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa itu adalah “proyek”? Diperlukan beberapa ciri-
ciri/karakteristik dari proyek, yaitu : ada sasaran/tujuan, memiliki rentang waktu/deadline,
waktu biaya dan syarat kerja yang lengkap, berurutan dari a hingga z, terkadang merupakan
sesuatu event/kejadian yang sebelumnya belum pernah dilakukan

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian proyek
2. Pengertian penjadwalan proyek
3. Manfaat penjadwalan proyek
4. Faktor-faktor penjadwalan proyek
5. Pendekatan-pendekatan penjadwalan proyek
6. Metode penjadwalan

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertianproyek
2. Untuk mengetahui pengertian penjadwalan proyek.
3. Untuk mengetahui manfaat penjadwal proyek
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penjadwalan proyek
5. Untuk Mengetahui pendekatan-pendekatan penjadwalan proyek

4
6. Untuk mengetahui metode penjadwalan

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Proyek


Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang
dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang pebisnis atau pemilik pekerjaan yang
ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai
dengan keinginan dari pada pebisnis atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada. Dalam
pelaksanaan proyek pemilik proyek dan pelaksana proyek memiliki hak yang diterima
dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan batasan waktu yang telah disetujui
bersama antar pemilik proyek dan pelaksana proyek.
Pada kesimpulannya bahwa pengertian manajemen proyek dan risiko adalah koordinasi
semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga
kerja atau yang di maksud SDM, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar permintaan dari seorang pebisnisr atau pemilik pekerjaan yang
memperkirakan suatu ketidakpastian di masa yang akan datang tentang kerugian.

2.2 Pengertian Penjadwalan proyek


Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang
harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap
aktivitas. Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal
kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana
durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses
penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci
dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek.
Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan
masing – masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hinggah tercapai
hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan – keterbatasan yang ada.

2.3 Manfaat Penjadwalan Proyek


 Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.
 Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
 Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
 Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara
hal-hal kritis pada proyek
 Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas-batas
waktu untuk mulai dan akhir dari masing – masing tugas.
 Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan
relistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
 Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan.
 Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek
dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan.
 Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
 Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek

6
2.4 Faktor-faktor Penjadwalan Proyek
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek :
* Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu proyek
diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
* Keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek
selanjutnya.
* Alasan social politis lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah.
* Kondisi alam dan lokasi proyek.
* Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.
* Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan material
pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut.
* Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang
dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung.
* Produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis.
* Cuaca, musim dan gejala alam lainnya.
* Referensi hari kerja efektif.

Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut :


Sasaran dan tujuan proyek.
* Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule.
* Dana yang di perlukan dan dana yang tersedia.
* Waktu yang di perlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang hilang dan
hari – hari libur.
* Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan di antaranya.
* Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek.
* Sumber daya yang di perlukan dan sumber daya yang tersedia.
* Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.
* Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan karena dana
yang di kelolah sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga besar, kegiatan
yang di lakukan sangat beragam serta durasi proyek menjdi sangat panjang.

2.5 Pendekatan-pendekatan Penjadwalan Proyek


Pendekatan yang lazim digunakan adalah digram:
1. Gantt Chart,
2. PERT (Project Evaluation and Review Technique), dan
3. CPM (Critical Path Method).

1. Gantt Chart

7
Gantt chart merupakan salah satu metode dalam penjadwalan proyek. Metode ini
menggunakan tampilan yang mirip seperti jadwal pada umumnya. Gantt Chart adalah sejenis
grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada Proyek serta
Jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas
waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan.
Orang atau Departemen yang ditugaskan untuk menyelesaikan Tugas dalam proyek juga
harus dituliskan dalam Gantt Chart. Beberapa sebutan lain untuk Gantt Chart diantaranya
adalah Milestones Chart, Project Bar Chart dan juga activity chart. Gantt Chart yang
dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910 ini pada dasarnya adalah suatu
gambaran atas perencanan, penjadwalan dan pemantauan (monitoring) kemajuan setiap
kegiatan atau aktivitas pada suatu proyek.
Gantt Chart merupakan salah satu alat yang sangat bermanfaat dalam merencanakan
penjadwalan dan memantau kegiatan pada suatu proyek, mengkomunikasikan kegiatan-
kegiatan yang harus dilaksanakan dan juga status pelaksanaannya. Dalam Gantt Chart juga
dapat dilihat urutan kegiatan ataupun tugas yang harus dilakukan berdasarkan prioritas waktu
yang ditentukan.
Kelebihan:
· Umum digunakan
· Menyediakan representasi grafis yang mudah dipahami
· Sesuai untuk proyek sederhana
Kekurangan:
· Tidak merepresentasikan relasi antar aktivitas atau pekerjaan
· Tidak memberi gambaran kemajuan yang jelas
· Tidak memberikan informasi mengenai waktu pengerjaan tercepat dan terlama

 Cara Membuat Gantt Chart


Gantt Chart merupakan grafik yang sederhana, Cara membuatnya juga cukup mudah. Berikut
ini adalah langkah-langkah dalam membuat Gantt Chart serta cara penggunaannya.
1. Mengidentifikasikan Tugas
* Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek
* Menentukan Milestone (bagian pekerjaan dari suatu tugas) dengan menggunakan
Brainstorming ataupun Flow chart.
* Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas.
* Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan dikerjakan. Seperti
Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas yang baru ataupun tugas-tugas
apa yang harus dilakukan secara bersamaan (Simultan).

8
2. Menggambarkan Sumbu Horizontal
Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan diatas atau
dibawah halaman). Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa dalam harian maupun
mingguan).
2. Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan
Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan berdasarkan urutan
waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram Batang (Bar Graph) untuk menunjukan rentang
waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri
dimana waktu Tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir.
Jika diperlukan presentasi kepada Manajemen perusahaan, gambarkan bentuk Intan
(Diamond) pada tanggalnya. Gambarkan tepinya saja dan kotak tersebut jangan diisi.
3. Melakukan Pemeriksaan kembali
Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan untuk Proyek
tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt Chart.
* Menggunakan Gantt Chart
1. Saat Proyek sedang berlangsung, isikan gambar Intan (Diamond) ataupun Grafik Batang
pada Gantt Chart untuk menunjukan bahwa tugas yang bersangkutan telah diselesaikan. Jika
ada tugas masih berlangsung (in progress), estimasikan kemajuan tugas yang bersangkutan
dan isikan grafik batang sesuai dengan kemajuan tersebut.
2. Letakkan tanda vertical untuk menunjukan sejauh mana Proyek ini sedang berlangsung.

Contoh Gantt Chart


Dari Gantt Chart diatas dapat dilihat bahwa proyek telah berlangsung di minggu ke 6 (tanda
panah kuning). Semua tugas yang terdapat didalam Gantt Chart telah dikerjakan sesuai
dengan Jadwalnya. Gantt Chart ini merupakan salah satu alat (tools) untuk melakukan
perencanaan Proyek (Project Planning) dan juga sebagai alat untuk memantau perkembangan
proyek .
2. Diagram PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT adalah sebuah model pada manajemen proyek yang didesain untuk menganalisis dan
perepresentasikan tiap pekerjaan dalam proyek. Diagram PERT dapat merepresentasikan
urutan aktivitas atau kebergantungan antar aktivitas. Urutan tiap aktivitas tersebut
direpresentasikan dalam bentuk diagram jaringan atau diagram panah. Dalam pengelolaan
proyek, sebuah ‘aktivitas’ adalah kegiatan yang harus dikerjakan dan sebuah ‘event’ atau
’acara’ merupakan tahapan penyelesaian dari satu atau lebih kegiatan. Sebelum sebuah
kegiatan dapat dimulai, semua kegiatan yang menjadi prasyarat bagi kegiatan tersebut harus
sudah terselesaikan.

9
Diagram PERT memiliki dua komponen utama yaitu aktivitas (activities) dan tonggak
event/acara (milestones). Kedua komponen ini ditandai dengan busur dan titik. Activities
digambarkan pada busur dan milestones digambarkan pada titik (lingkaran).
Kelebihan:
* Merepresentasikan relasi antar aktivitas
* Sesuai untuk proyek besar
* Lebih efisien
Kekurangan:
 Sulit dalam pengembangan dan pengelolaan
Diagram PERT terdiri dari notasi:
* Panah (Arrow): merepresentasikan kegiatan (activity)
* Simpul(node):merepresentasikan kejadian (event)
Dalam diagram PERT terdapat fungsi utama yaitu untuk mengidentifikasi jalur kritis (critical
path). Jalur kritis merupakan jalur terpanjang yang saling berhubungan langssung dan tidak
dapat ditunda. Jalur kritis menyatakan kegiatan kritis dari awal hingga akhir. Penundaan
kegiatan kritis akan memengaruhi waktu penyelesaian seluruh proyek.
Contoh yang sangat sederhana dari sebuah diagram PERT:
Activities digambarkan oleh busur dan diberi kode A, B, C dst, sebagai simbol Kegiatan A:
……., Kegiatan B: ……., Kegiatan C: ……., , dst. Busur juga diberikan keterangan berapa
lama perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan.
Sedangkan milestones digambarkan oleh titik/lingkaran yang diberi nomor kode yang naik
berurut dari awal hingga akhir diagram. Penomoran dengan kode 10, 20, 30, dst, bertujuan
untuk memberi ruang apabila kemudian diperlukan penambahan kegiatan di antara masing-
masing titik, misalnya diantara titik 10 dan 20, akan ditambahkan titik 15.
Proses perencanaan PERT meliputi langkah-langkah berikut:
1. Mengidentifikasi kegiatan (activities) dan tonggak proyek (milestones) yang spesifik,
2. Menentukan urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan,
3. Menyusun model diagram jaringan,
4. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,
5. Menentukan tahapan dan jalur kritis,
6. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT selama proyek
berlangsung.
Diagram PERT sangat bermanfaat bagi pengelolaan sebuah proyek karena menyediakan
informasi berikut:
* Jangka waktu penyelesaian proyek,
10
* Kemungkinan penyelesaian proyek sebelum tanggal yang ditentukan,
* Tahapan kegiatan yang kritis, yang dapat berdampak langsung terhadap waktu
penyelesaian proyek,
* Kegiatan yang memiliki tenggat waktu relatif longgar yang seharusnya dapat dikelola
sebagai tambahan waktu bagi tahapan kegiatan kritis,
* Tanggal kegiatan dimulai dan tanggal kegiatan berakhir (periode program).
Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas waktu
yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi.
Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis dalam menetapkan waktu
penyelesaian sebuah proyek.
4. CPM (Critical Path Method)
Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas
ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah
proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek
dapat diselesaikan. Critical path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan
mempunyai kesalahan paling sedikit.

2.6 Metode Penjadwalan


1. Metode Penjadwalan Proyek
Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelolah waktu dan
sumberdaya proyek. Masing – masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pertimbangan penggunaan metode – metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil
yang ingin di capai terhadap kinerja penjadwalan.
Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja biaya, sekaligus kinerja proyek secara
keseluruhan. Oleh karena itu, variabel –variabel yang mempengaruhinya juga harus di
monitor, misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan peralatan dan material, serta
stakeholder yang terlibat. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka
dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap pada kondisi yang di inginkan.
 Waktu Dan Durasi Kegiatan
Dalam konteks penjadwalan, terdapat dua perbedaan, yaitu waktu (Time) dan kurun waktu
(duration). Bila waktu menyatakan siang/malam, sedangkan kurun waktu atau durasi
menunjukan lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan, seperti lamanya
waktu kerja dalam satu hari adalah 8 Jam. Melakukan durasi suatu kegiatan bisanya dilandasi
volume pekerjaan dan produktivitas crew/kelompok pekerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Produktivitas didapat dari pengalaman crew melakukan suatu kegiatan yang telah
dilakukan sebelum atau database perusahaan.
 BAGAN BALOK (Barchart)

11
Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Tailor dalam bentuk bagan balok, dengan
panjang balok sebagai representasi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan baloknya
informatif, mudah dibaca dan efektif untuk dikomunikasi serta dapat dibuat dengan mudah
dan sederhana.
Bagan balok terdiri atas sumbu-Y yang dinyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup
proyek, sedangkan sumbu-X menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan
sebagai durasi. Pada bagan ini juga dapat ditentukan Milestone / Baseline sebagai bagian
target yang harus diperhatikan guna kelancaran produktifitas proyek secara keseluruhan.
Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau diperpanjang dengan
memperhatikan total floatnya, yang menunjukan bahwa durasi kegiatan akan bertambah atau
berkurang sesuai kebutuhan dalam perbaikan jadwal.
Penyajian informasi bagan balok agak terbatas, misal hubungan antar kegiatan tidak jelas dan
lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Karena urutan kegiatan kurang terinci,
maka bila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar
untuk dilakukan.
 KURVA S ATAU HANUMM CURVE
Kurva s adalah sebuah ghrafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas dasar
pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat
menunjukan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang
direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi
Kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan
membandingkannya terhadap jadwal rencana.
Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi
tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses
pengendalian jadwal. Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai
kemajuan proyek. Perbaikan lebih lanjut dapat menggunakan metode lain hyang
dikombinasikan, misal dengan metode bagan balok yang dapat digeser –geser dan network
plaining dengan memperbaharui suber daya maupun waktu pada masing – masing kegiatan.
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing – masing kegiatan pada
suatu periode diantara durasi proyek diplotkanterhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya
dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk demikian terjadi karena volume
kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat
dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil.
Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa perhitungan
persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan / kegiatan dibagi nilai anggaran, karena
satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.
2. Metode Penjadwalan Linier (Diagram Vektor)
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan relatif
sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang seperti pada
proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara, terowongan / tunnel atau proyek industri
manufaktur. Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek-proyek tersebut

12
karena menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan
pada suatu pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain.
Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat
dengan keragaman masing – masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang cukup
besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan tertentu yang berada
dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan bila metode ini
dikombinasikan dengan metode network, karena metode penjadwalan linier dapat
memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat di tampilkan oleh metode
network.
3. Metode Penjadwalan Network Planning
Network planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan Du-pont dan rand
corporation untuk mengembangkan sistem kontrol manajemen. Metode ini dikembangkan
untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks.
Metode ini relatif lebih sulit, hubungan antar kegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan
kegiatan kritis. Dari informasi network planning-lah monitoring serta tindakan koreksi
kemudian dapat dilakukan, yakni dengan memperbaharui jadwal. Akan tetapi, metode ini
perlu dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebih informati

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang
dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang pebisnis atau pemilik pekerjaan yang
ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai
dengan keinginan dari pada pebisnis atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.
Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang
harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap
aktivitas

DAFTAR PUSTAKA

http://bppk.depkeu.go.id http://wikipedia.org http://acc.dau.mil


http://sieghartrain.blogspot.com/2011/12/makalah-manajemen-resiko.html

14

Anda mungkin juga menyukai