Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN PRORAM PROYEK, DAN KEGIATAN LANJUTAN

OLEH:

IMELDA MALO

NIM: 21132010021

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena


berkatrahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “ PERENCANAAN PRORAM,PROYEK DAN
KEGIATAN LANJUTAN Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan
materi tentang keberhasilan suatu proyek. Dengan adanya makalah ini diharapkan
mahasiswa lain dapat memahami perencanaan program proyek dengan baik

Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walupun kami


menyadari masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran atau kritik dan yang sifatnya membangun demi
tercapainya suatu kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat
berguna bagi pembaca maupun kami.

Makassar, 03 april 2023

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL.............................................................................................................................................

KATAPENGANTAR...........................................................................................................................................

DAFTARISI.......................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................................

A.LATARBELAKANG...................................................................................................................................

B.RUMUSANMASALAH.............................................................................................................................

C.TUJUAN PENELITIAN...............................................................................................................................

D.MANFAAT PENELITIAN...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................................

A.MANAJEMEN PERENCANAAN GIZI........................................................................................................

B.PR0SES PERENCANAAN.........................................................................................................................

C.PENDEKATAN SISTEM PERENCANAAN GIZI..........................................................................................

D.PERENCANAAN GIZI..............................................................................................................................

E.KONSEPSI PERENCANAAN GIZI..............................................................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................................

A.KESIMPULAN........................................................................................... .............................................

B.SARAN....................................................................................................................................................

C.DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Setiap proyek konstruksi lazimnya mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan
yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai, kapan harus diselesaikan dan bagaimana
proyek tersebut akan dikerjakan, serta bagaimana penyediaan sumber dayanya. Material adalah salah satu
sumber daya yang merupakan komponen yang paling banyak memakan biaya dan waktu, karena itu
manajeman material merupakan unsur terpenting. Pengendalian material yang baik sesuai waktu dan
biaya serta tenaga kerja yang tersedia dapat meningkatkan mutu proyek sekaligus dapat menekan biaya
konstruksi.

Material proyek mencakup spektrum luas : misalnya, bahan-bahan kimia untuk proyek ilmiah,
pondasi untuk proyek konstruksi, suervei data untuk proyek pemasaran, dan lain-lain. Ketersedian dan
kekurangan material telah menyebabkan terhambatnya banyak proyek. Karena kekurangan material yang
tersedia adalah penting dan memungkinkan, maka material haruslah dimasukkan ke dalam rdan jadwal
jaringan proyek.

Proyek pembangunan gedung DPRD Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran 2015 merupakan
tahap yang Ketiga. Dalam pelaksanaan proyek penggunaan material yang berlebihan dan sering
terlambatnya material, merupakan salah satu teknis pekerjaan yang sering di anggap remeh oleh para
perencana dan pelakasana yang sebenarnya sangat penting untuk diperhatikan. Dimana hal ini berperan
penting dalam segi waktu pelaksanaan dan volume material proyek.

Dengan adanya pengamatan tentang material konstruksi, maka dalam penulisan tugas akhir ini
timbul pemikiran untuk menghitung kembali kebutuhan material dan mangatur penggunaan material.
Karena adanya pemikiran tentang hal itu, maka penulis memilih judul “Analisis Kebutuhan Material Pada
Proyek Pembangunan Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Utara“.

B.RUMUSAN MASALAH

Pada penyusunan tugas akhir ini, terdapat beberapa pembatasan masalah yang
digunakan sebagai ruang lingkup pembahasan , diantaranya :

1.Menganalisa kebutuhan material yang digunakan pada proyek pambangunan

Provinsi Sulut pada tahun anggaran 2015.

2.Analisa material dilakukan dengan menghubungkan besarnya volume, waktu

dan biaya.

3 Untuk mendapatkan Penjadwalan material di gunakan Microsoft project 2010

C.TUJUAN PENELITIAN

adapun maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisa

penggunaan material pada proyek pembangunan gedung DPRD Provinsi Sulawesi

Utara (Lanjutan).

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbandingan anggaran kebutuhan material perencanaan dan pada


saat pelaksanaan pada proyek pambangunan gedung DPRD Provinsi Sulawesi utara
tahun anggaran 2015.

2. Untuk mengetahui berapa besar volume material yang dibutuhkan tiap minggu

perencanaan dan pelaksanaan pada proyek pambangunan gedung DPRD

Provinsi Sulawesi utara tahun anggaran 2015.

D.MANFAAT PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan dari penelitian tugas akhir ini, maka metode yang
dilakukan antara lain seperti studi lapangan dengan cara mengumpulkan data – data

proyek yang dilakukan pada saat PKL,Studi literature dengan cara mengumpulkan

data dari buku – buku literature yang terkait, Kemudian melakukan konsultasi

langsung dengan dosen pembimbing serta pihak – pihak yang terkait dengan

penyusunan tugas akhir ini. Berikut ini dilampirkan diagram alir metodologi

penelitian tugas akhir.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Perencanaan

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan atau rencana (planning) telah dikenal oleh hampir setiap

orang. Kita mengenal rencana pembangunan perencanaan pendidikan,

perencanaan produksi suatu pabrik dalam bentuk target-target produksi. Bahkan

keluarga yang pada waktu dulu dipandang sebagai sesuatu yang berjalan menurut

“alam” sekarang direncanakan juga yang dikenal dengan sebutan keluarga

berencana (family planning).1Perencanaan merupakan aktivitas manajemen yang

paling krusial, bahkan ia adalah langkah awal untuk menjalankan manajemen

sebuah pekerjaan. Ia sangat berpengaruh terhadap unsur-unsur manajemen

lainnya, seperti merealisasikan perencanaan dan pengawasan agar bisa

mewujudkan tujuan yang direncanakan.2 Seorang berkebangsaan prancis, Henri

Fayol menempatkan perencanaan pada bagian pertama dalam menetapkan lima

fungsi manajemen, yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),

memimpin (leading), Mengoordinasi (Co-ordinating), dan Pengendalian

(Controling).3

Perencanaan (planning) pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

menetapkan di awal berbagai hasil akhir (end result) yang di capai perusahaan

dimasa mendatang.4 Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan

apa yang akan di lakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat

perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan

mengidentifikasi persyaratan yang di perlukan dengan cara yang paling efisien


dan efektif.5Dalam pengertian lain, Perencanaan atau planning adalah proses

pengambilan keputusan yang menyangkut apa yang akan di lakukan dimasa

mendatang, kapan, bagaimana dan siapa yang akan melakukannya.6

Ada bebepa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-beda

satu dengan yang lainnya. Cunningham misalnya,dalam buku Sjafrizal

mengemukakakan bahwa:

“Perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta,

imajinasi, dan asumsi, untuk masa yang akan datang dengan tujuan

memvisualisasi dan memformulasi hasil yang di inginkan, urutan kegiatan

yang di perlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang

akan di gunakan dalam penyelesaian”.

Perencanaan disini menekankan pada usaha menyelesaikan dan

menghubungkan sesutu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha

untuk mencapaianya. Apa wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk

mencapainya merupakan perencanaan.7 Perencanaan pada dasarnya merupakan

cara, teknik atau metode untuk mencapai tujuan yang di inginkan secara tepat,

terarah, dan efisien sesuai dengan sumber daya yang tersedia.

Sementara itu, definisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan sangat

singkat dan sederhana. Perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi


danmenyeimbangkan perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa perubahan

selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini berimbang, artinya perubahan yang

terjadi di luar organisasi. Pengajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang

terjadi pada organisasi itu dengan harapan agar organisasi itu tidak mengalami

(leading) dan pengendalian (Controling). Sedangkan fungsi sendiri di definisikan

“Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam


a. Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.

agar sejalan dengan perubahan lingkungannya.

b. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu di prioritaskan.

c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang di

d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.

dengan kumpulan pekerjaan lainnya. Sebagai contoh, bila kita mengkaitkan

Di dalam organisasai moderen, perencanaan (planning) merupakan salah

dirasakan.

e. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang

elemen-elemen:

keguncangan, sehingga perencanaan disini adalah usaha mengubah organisasi

manajemen pemasaran, keuangan, sumber daya manusia dan operasi dimana

masing-masing fungsi organisasi tersebut menunjukan sekumpulan pekerjaan

oleh Koontz sebagai sekumpulan pekerjaan yang dapat di bedakan secara nyata

organisasi, maka kita akan memperoleh fungsi-fungsi organisasi seperti

pengertian fungsi dengan pembagian kerja yang dilakukan dalam sebuah

penggorganisasian (Organizing), Penyusunan Staff (staffing), memimpin

prioritaskan.

rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, di dalamnya mencakup

Roger A. Kaufman dalam buku Harjono mengatakan:

satu fungsi manajemen disamping fungsi manajemen lainnya yaitu

yang dapat di bedakan dengan kumpulan pekerjaan lainnya.

f. Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat atau tools untuk

melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk

di dalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat


yang di pakai”

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu

fungsi manajemen yang mendahului pelaksanaandalam menentukan apa yang

akan dilakukan, dengan berbagai cara, tekni atau metode untuk mencapai tujuan

yang di inginkan secara tepat, terarah, dan efisien sesuai dengan sumber daya

yang tersedia.

2. Proses Perencanaan

Agar perencanaan yang komprehensif dapat di peroleh, maka seyogyanya

dilaksanakan dalam 6 tahapan proses, yaitu:

a. Tahap pra-perencanaan. Tahapan ini menyangkut,

menciptakan atau mengadakan badan atau bagian yang bertugas dalam

melaksanakan fungsi perencanaan, (2) menetapkan prosedur

perencanaan, (3) mengadakan reorganisasi structural internal

administrasi agar dapat berpartisipasi dalam proses perencanaan serta

proses implementasinya dan (4) menetapkan mekanisme serta prosedur

untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan dalam

perencanaan.

b. Tahap perencanaan awal, terdiri dari aktivitas-aktivitas: 1. Tahap

diagnosis merupakan kegiatan membandingkan luaran atau output

yang diharapkan dengan apa yang telah di capai sekarang. Tapan ini

bertujuan untuk mengetahui apakah renca yang dilaksanakan itu

memadai dan relevan, serta cara-cara yang dipakai untuk mencapai


tujuan itu, efektif dan efisien. Hasil diagnosis merupakan suatu laporan

tentang kelemahan dan kekurangan pelaksanaan rencana, baik yang

berhubungan dengan tujuan, besaran dan tingkat pencapaian. 2. Tahap

formulasi rencana, merupakan kebijakan yang memberikan arah

kepada upaya memperbaiki kelemahan dan kekurangan suatu rencana.

Kebijkan itu perlu dirumuskan secara rinci sehingga merupakan

kerangka dasar dalam membuat keputusan yang lebih kecil dan lebih

terperinci. Kegiatan merumuskan kebijakan itu dinamakan formulasi

kebijakan merupakan fungsi politis dari mereka yang berwenang

dalam organisasi. 3. Penilaian kebutuhan, merupakan tindak lanjut

sesudah kebijakan di tetapkan, meliputi:

a) Jumlah orang yang perlu mendapatkan layanan dalam rencana serta

syarat-syarat kualitatifnya;

b) Jumlah dan besarnya lembaga atau program yang diperlukan;

c) Jumlah kompetensi dan syarat pekerjaan dari orang yang akan

mengorganisasikan dan melaksanakan rencana tersebut;

d) Jumlah dan kualitas bahan, sarana dan alat-alat yang di perlukan;

e) Jumlah dan kualitas mobile dan alat-alat lainnya;

f) Jumlah dana yang diperlukan untuk gaji, upah dan beasiswa;

g) Jumlah dan kualitas layanan pendukung dan sebagainya12.

Pada tahap ini, perncanaan baru pada tahap inventarisasi sumber manusia

dan materiil yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan yang ada.4.


Perhitungan biaya. Berdasarkan data biaya tahun sebelumnya, tiap butir

kebutuhan dihitung biayanya dengan memperhitungkan fluktuasi kerja. Jika

perhitungan biaya telah selesai, perencanaan dapat mengetahui, jumlah

keseluruhan biaya yang di butuhkan untuk keseluruhan program. 5. Penentuan

target. Merupakan aktivitas perencanaan untuk mengkkaji dan meneliti kembali

kebutuhan yang telah di identifikasikan menetapkan prioritas program serta

menetapkan tingkan pencapaian yang realistic dari tujuan yang di tetapkan.

c. Tahap formulasi rencana. Sebenarnya perencanaan mempunyai 2

maksud, yaitu: (1) menyiapkan seperangkat keputusan yang diambil

oleh pemegang otoritas, dan (2) menyediakan pola dasar pelaksanaan

yang menjadi pegangan berbagai unit organisasi yang

bertanggungjawab dalam implementasi keputusan-keputusan tersebut.

Berkaitan dengan hal-hal diatas, pemegang otoritas memerlukan

pernyataan yang tegas tentang apa yang di usulkan, mengapa diusulkan

dan bagaimana pelaksanaannya. Tindakan menyiapkan dokumen-

dokumen tersebut dinamakan formulasi rencana dan formulasi rencana

harus di tulis dengan singkat, lengkap dan padat.

d. Tahap elaborasi rencana. Sebelum rencana diimplementasikan, rencana

itu perlu di elaborasikan, dalam arti dirinci sehingga tugas setiap unit

menjadi jelas. Dalam rangka elaborasi ini dua langkah yang perlu
ditempuh, yakni:

(1) Membuat program, yaitu membagi rencana ke dalam area-area

pelaksanaan, yang masing-masing mempunyai tujuan spesifik.

Tiap are pelaksanaan itu dinamakan program.

(2) Identifikasi dan formulasi semua proyek. Tiap program terdiri dari

aktivitas sejenis dan tiap kelompok aktivitas itu

dinamakan proyek. Proyek harus di identifikasikan dan dirumuskan

secara tuntas, agar kegiatan-kegiatan dapat dilaksanakan.

Formulasi proyek merupakan tugas merinci siapa pelaksana,

berapa biaya, jangka waktu dan hal-hal lain yang dianggap perlu. kelompok

e. Tahap implementasi rencana. Merupakan saat atau momen proyek

dilaksanakan. Pada saat ini pelaksanaan bergabung dengan proses

pelaksanaan atau manajemennya. Dalam tahap ini, sumber-sumber

manusia, dana dan materiil dialokasikan, jadwal dan waktu proyek

ditetapkan, demikian juga hal-hal lain yang berhubungan dengan

pelaksanaan proyek, seperti mekanisme pendelegasian wewenang,

pembagian tugas dan tanggung jawab dan sebagainya.

f. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang. Selama dilaksanakan, perlu ditetapkan


mekanisme evaluasi tentang kemajuyang di capai serta mendeteksi deviasi atau penyimpangan.
Proses

evaluasi dilaksanakan secara berkesinambung, sedang saat pelaporan dapat dilakukan


secara berkala. Evaluasi mempunyai dua makna,
yakni:

(1) Memberi gambaran tentang kelemahan rencana. Informasi ini

dipakai sebagai bahan revisi rencana awal, sehingga dalam sisa

periode rencana tersebut, kesalahan dapat diperbaiki.

(2) Sebagai bahan diagnosis dan sebagai bahan dalam membuat

perencanaan ulang.

Uraian diatas, memberikan suatu gambaran bahwa dalam proses

perencanaan haruslah dimulai dengan tahapan pra perencanaan, kemudian

perencanaan awal, tahapan evaluasi rencana, elaborasi rencana, kemudian

mengarah pada implementasi rencana dan yang terakhir adalah tahap evaluasi dan

perencanaan ulang.

B. Mutu Pendidikan

1. Konsep Mutu

Secara umum, mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan

suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik yang

tangible maupun yang intangible. Mutu adalah sebuah hal yang berhubungan

dengan gairah dan harga diri. Mutu terkadang dianggap sebagai sebuah konsep

yang penuh teka-teki, dianggap hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur.

Mutu kadang juga menimbulkan perbedaan dan pertentangan antara pendapat yang satu
dan pendapat yang lainnya sehingga menimbulkan persepsi yang berbedadari para pakar

Mutu memiliki pengertian yang beragam dan memiliki implikasi yang


berbeda jika diterapkan pada sesuatu tergantung pada barang apa yang dihasilkan,

dipakai, dan anggapan orang.

Gaspersz menjelaskan dalam buku Nur Zazin bahwa:

“mutu memiliki banyak defenisi yang berbeda dan bervariasi, dari

konvensional sampai modern. Defenisi konvensional mendefenisikan

karakteristik langsung dari suatu produk, sedangkan defenisi modern

menjelaskan bahwa mutu adalah segala suatu yang mampu memenuhi

keinginandan kebutuhan pelanggan. Namun, konsep dasar mutu adalah

segala sesuatu yang bisa diperbaiki karena pada dasarnya tidak ada

prosesyang sempurna.

Joseph Juran merupakan salah satu pakar mutu yang pernah mendapatkan

penghargaan yang dinilai prestisius dari kaisar jepang, yaitu Order of Sacred

Treasure. Juran telah meluncurkan sejumlah buku mengenai mutu, diantaranya:

Juran’s Quality Control Handbook, Juran On Planning for Quality, dan Juran on

Leadership for Quality.

Perencanaan adalah suatu tahap dalam suatu proyek konstruksi,perencanaan


mempunyai peran yang penting dalam menentukan kegiatan kontrstruksi yang akan
dilakasanakan dalam makalah ini akan dijelaskan tentang pengertian proyek
konstroksi,fungsi proses dan sistematika perencanaan,perencanaan proyek
konstruksi,perencanaan strategis,perencanaan operasional serta metode perencanaan
proyek konstruksi dengan adanyaperencanaan yang baik dalam proyek kontruksi maka
diharapkan proyek kontruksi yang akan direncanakan dapat berjalan sebagaimana
mestinya yang akan diinginkan perencanaan yang baik akan meminimalisir segala
kemungkinan oleh seorang proyek.

C.MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek kontruksi adalah proses yang terdiri dari plenning
perencanaan,organizing pengorganisasian actuating pelaksanaan dan controling
pengawasan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efiesien
peranan manajemen kontruksi dalam bidang pembangunan adalah layanan yang baik
yang disediakan sebagai langkah koordinasi dan komunikasih suluruh kontruksi
manajemen kontruksi

Manajemen proyek kontruksi merupakan proses penerapan fungsi-fungsi


manajemen perencanaan pelaksanaan dan penerapan secara sistematis pada suatu proyek
dengan menggunkan sumber yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan
proyek secara optimal. Manajemen kontruksi memiliki beberapa fungsi antara lain

1.sebagai quality control untuk menjaga kesesuain antara perencanaan dan pelaksanaan

2.mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi
kendala terbatasnya waktu pelaksanaan

3.memantau prestasi proyek yang telah dicapai yang dilakukan dengan membuat laporan
harian mingguan dan bulanan

4.hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengendalian keputusan terhadap masalah-


maslah yang terjadi dilapangan

5.fungsi dan manajerial dan manajemen merupakan sisitem informasi yang baik untuk
menganalisis performa dila

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang yang diperoleh selama pelaksanaan


kerja praktek dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:

1. suatu proyek kontruksi ibarat roda gigi yang saling berkaitan satu sama lain karna itu
kordinasi Dan manajemen proyek yang baik dan terarah oleh seluruh pihak yang terkait
didalam proyek menentukan keberhasilan dan kelancaran pekerjaan proyek
2. Dalam peleksanaan suatu proyek,di perlakukan yang suatu perencanaan yang matang
baik dalam perencanaan struktur mekanik dan elektrikal maupun perencanaan
arsitektur sehingga proyek tersebut dapat berjalan dengan lancar dan memberikan
manfaat yang baik bagi pemakainya.
3. perlu adanya pengendalian material peralatan,maupun tenaga kerja untuk
mengefesienkan biaya pelaksanaan proyek.
4. Pengawasan yang ketat dan intensif selama dilapangan baik dari segi
pelaksanaan,material,peralatan,maupun tenaga kerja sangat berperan dalam upaya
mengendalikan mutu pekerjaan agar diperoleh hasil pekerjaan yang tepat waktu biaya
dan mutu.

B.Saran

Pada pelaksanaan proyek pembangunan banyak ditemui hambatan -hambatan yang terjadi
diluar dugaan sehingga mengakibatkan sedikit tidak efektifnya pekerjaan. Untuk itu perlu adanya
upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya

1. selama kerja proyek, terkadang ditemui pekerjaan yang tidak menggunakan


perlengkapan keselamatan kerja.oleh karna itu perlu adanya pengawas dibidang k3.
2. mengadakan control secara continue, meningkatkan evaluasi pekerjaan dan
memperhatikan kualitas material dan pekerjaan agar berjalan sesuai dengan
perencanaan
3. kordinasi yang baik antara pelaksana dilapangan dengan pengawas sebelum
melakukan pekerjaan dilapangan .
4. perlu adanya hubungan yang hormonis dan kompak antara kontaktor pelaksana
dengan manajemen kontruksi agar jalannya pelaksanaan proyek sesuai harapan

C.DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, S. (2010). Manajemen Keuangan Lanjutan. Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Arikunto , S. (2010). Prosedur Penelitian - Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Renika Cipta

Atmadja, L.S. (2012). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi

Brigham, F.E. dan Houston, J.F. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1 (edisi II). Jakarta:
Salemba Empat

Fahmi, I. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta

Gozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro

Gujarati dan Porter. (2012). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat

Hanafi, M.M. (2013). Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE

Harahap, S.S. (2010). Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Hartono, J. (2013). Teori Portofolio dan Analisisi Investasi. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE

Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Cetakan ke-6. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers

Mardiyanto, H. (2009). Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Martono dan
Harjito, A. (2012). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonosia

Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:

Liberty

Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai