Anda di halaman 1dari 19

,MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL
PENJADWALAN PROYEK DAN PEMILIHAN LOKASI
Dosen pengampu: Dr. Edy Purwo Saputro, SE, MSi

Oleh :

ALVIA RAHMA P100170049

RIAN ISWARDANU P100170064

RINI ROSITAH P100170065

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MEGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
MATERI 1: PENJADWALAN PROYEK
A. Pengertian Proyek
Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan
pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang pebisnis atau
pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh
pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis atau pemilik
proyek dan spesifikasi yang ada. Dalam pelaksanaan proyek pemilik proyek dan
pelaksana proyek memiliki hak yang diterima dan kewajiban yang harus
dilaksanakan sesuai dengan batasan waktu yang telah disetujui bersama antar
pemilik proyek dan pelaksana proyek.
Manajemen proyek dan risiko adalah koordinasi semua sumber daya
melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja atau yang di
maksud SDM, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan atas dasar
permintaan dari seorang pebisnisr atau pemilik pekerjaan yang memperkirakan
suatu ketidakpastian di masa yang akan datang tentang kerugian.
Sebuah proyek merupakan suatu usaha / aktfitas yang kompleks, tidak rutin,
di batasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performasi yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebuah proyek juga dapat diartikan sebagai
upaya untuk atau aktifitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran-
sasaran dan harapan-harapan yang penting dengan menggunakan anggaran dana
serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu.
Proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, senantiasa
dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk
mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu. Aktivitas kegiatan-kegiatan
pada proyek merupakan sebuah mata rantai, yang mulai sejak dituangkan ide,
direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar menberikan hasil yang
sesuai dengan perencanaannya semula.

B. Pengertian Penjadwalan Proyek


Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan
proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang
dibutuhkan oleh setiap aktivitas. Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen
hasil perencanaan. Yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan
kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja,
peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk
menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan
hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau
scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masing –
masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hinggah tercapai hasil
optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan – keterbatasan yang ada.

Penjadwalan proyek meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh


kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram
Gantt.

Penjadwalan proyek membantu dalam bidang:


1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan
proyek.
2. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
4. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan
cara hal-hal kritis pada proyek
5. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas-
batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing – masing tugas.
6. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan
relistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
7. Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan.
8. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyek dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan.
9. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
10. Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek
Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan
proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu
dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi
sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek.
Berikut ini adalah sumber daya proyek yang yang berkaitan dengan penjadwalan
proyek :
a. Sumber daya manusia ini biasanya diklasifikasikan berdasarkan
keahliannya terkait dengan proyek. Contohnya, programmer, engineer
mesin, tukang les, pengawas, derektur pemasaran dll.
b. Material Proyek mengcakup spektrum luas : misalnya bahan-bahan kimia
untuk proyek ilmiah, pondasi untuk proyek konstruksi. survei data untuk
pemasaran, dll.
c. Peralatan, yang biasanya digunakan untuk menunjukan tipe, ukuran dan
jumlahnya, dalam beberapa kasus, peralatan dapat ditukar tempatkan untuk
perbaikan jadwal, tetapi tidak selalu. Peralatan sering dianggap sebagai
pembatas. Kesalahan yang paling sering adalah asumsi adanya sumber daya
berlebi dalam proyek.
d. Modal Kerja, dalam stuasi proyek tertentu seperti kontruksi, modal kerja di
perlukan sebagai sumber daya karena jumlahnya yang terbatas. Jika modal
kerja udah tersedia, menejer proyek dapat bekerja pada beberapa pekerjaan
secara bersamaan.
Berkaitan dengan factor ketersediaan sumber daya, hal lain yang perlu di
perhatikan adalah fluktuasi penggunaan tenaga kerja dan peralatan, untuk
menghindari kebutuhan yang naik dan turun secara tajam, adalah dengan
mengadakan pemerataan sumber daya. Dalam penerapannya,

E. METODE PENJADWALAN PROYEK


Metode penjadwalan proyekmerupakan sebuah metode yang digunakan agar kita
dapat secara sistematis menyusun dan merencanakan sebuah proyek yang akan kita
kerjakan. Secara garis besar metode penjadwalan proyek dapat dibagi menjadi 5,
yaitu:
1. Bar Chart (diagram batang)
2. Program Evaluation and Review Technique (PERT)
3. Critical Path Method (CPM)
4. Presedent Diagram Method (PDM)
5. Penjadwalan dengan sistem komputasi.
a. Gantt Chart
b. Bar Chart atau lebih dikenal sebagai diagram batang mula-mula dipakai dan
diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt pada tahun 1917. Metode ini
bertujuan mengidentifikasikan unsur waktu dan urutan untuk merencanakan
suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan waktu
pelaporan. Hingga kini metode ini masih banyak digunakan karena mudah
dibuat dan dipahami sehingga sangat berguna sebagai alat komunikasi dalam
penyelenggaraan proyek. Penggunaannya sendiri sering digabungkan dengan
kurva “S” sebagai pemantau biaya. Disebut kurva S karena bentuknya yang
menyerupai huruf S. Kurva ini pertama kali dikembangkan oleh Warren T.
Hannum atas dasar pengamatan terhadap pelaksanaan sejumlah besar proyek
dari awal hingga selesai. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan
kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu
horisontal.
c. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang
telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva S rencana dengan kurva S
realisasi memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek
apakah sesuai, terlambat, atau lebih cepat dari yang direncanakan. Kelemahan
penggunaan metode diagram batang dan kurva S ini adalah pada kurangnya
penjelasan akan keterkaitan antar kegiatan, dan tidak dapat secara langsung
memberikan informasi mengenai akibat-akibat yang akan terjadi bila ada suatu
perubahan.

Gantt chart merupakan salah satu metode dalam penjadwalan proyek. Metode
ini menggunakan tampilan yang mirip seperti jadwal pada umumnya. Gantt
Chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk
menunjukan tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan waktu pelaksanaannya,
seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan
untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan.
Orang atau Departemen yang ditugaskan untuk menyelesaikan Tugas dalam
proyek juga harus dituliskan dalam Gantt Chart. Beberapa sebutan lain untuk Gantt
Chart diantaranya adalah Milestones Chart, Project Bar Chart dan juga activity
chart. Gantt Chart yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910
ini pada dasarnya adalah suatu gambaran atas perencanan, penjadwalan dan
pemantauan (monitoring) kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas pada suatu
proyek.
Gantt Chart merupakan salah satu alat yang sangat bermanfaat dalam
merencanakan penjadwalan dan memantau kegiatan pada suatu
proyek, mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dan juga
status pelaksanaannya. Dalam Gantt Chart juga dapat dilihat urutan kegiatan
ataupun tugas yang harus dilakukan berdasarkan prioritas waktu yang ditentukan.

1. Kelebihan gantt chart, sebagai berikut:


a. Umum digunakan
b. Menyediakan representasi grafis yang mudah dipahami
c. Sesuai untuk proyek sederhana
2. Kekurangan:
a. Tidak merepresentasikan relasi antar aktivitas atau pekerjaan
b. Tidak memberi gambaran kemajuan yang jelas
c. Tidak memberikan informasi mengenai waktu pengerjaan tercepat dan
terlama

Cara Membuat Gantt Chart


Gantt Chart merupakan grafik yang sederhana, Cara membuatnya juga
cukup mudah. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat Gantt Chart
serta cara penggunaannya.
1. Mengidentifikasikan Tugas
- Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek.
- Menentukan Milestone (bagian pekerjaan dari suatu tugas) dengan
menggunakan Brainstorming ataupun Flow chart.
- Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan
suatu tugas.
- Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan
dikerjakan. Seperti Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai
suatu tugas yang baru ataupun tugas-tugas apa yang harus dilakukan
secara bersamaan (Simultan).
2. Menggambarkan Sumbu Horizontal
Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat
diletakan diatas atau dibawah halaman). Tandai dengan skala waktu yang
sesuai (bisa dalam harian maupun mingguan).
3. Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan
Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan
dikerjakan berdasarkan urutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram
Batang (Bar Graph) untuk menunjukan rentang waktu yang diperlukan
untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri
dimana waktu Tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang
bersangkutan berakhir. Jika diperlukan presentasi kepada Manajemen
perusahaan, gambarkan bentuk Intan (Diamond) pada tanggalnya.
Gambarkan tepinya saja dan kotak tersebut jangan diisi.
4. Melakukan Pemeriksaan kembali
Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian
pekerjaan untuk Proyek tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt
Chart.

Menggunakan Gantt Chart


1. Saat Proyek sedang berlangsung, isikan gambar Intan (Diamond) ataupun
Grafik Batang pada Gantt Chart untuk menunjukan bahwa tugas yang
bersangkutan telah diselesaikan. Jika ada tugas masih berlangsung (in
progress), estimasikan kemajuan tugas yang bersangkutan dan isikan grafik
batang sesuai dengan kemajuan tersebut.
2. Letakkan tanda vertical untuk menunjukan sejauh mana Proyek ini sedang
berlangsung.

d. Metode Pert dan CPM


e. Metode PERT dikembangkan oleh Navy Spesial Project Office pada tahun
1957. Metode ini bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi penundaan,
termasuk gangguan atau konflik suatu jadwal. PERT pada prinsipnya adalah
hubungan ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang
digambarkan dalam bentuk diagram network. Dengan demikian dapat
diketahui bagian-bagian kegiatan mana yang harus didahulukan dan kegiatan
mana yang menunggu selesainya pekerjaan. Kelemahan metode ini terletak
pada cara pembacaan. Tidak semua level manajemen dapat membaca dan
mengetahui kegiatan mana yang memerlukan perhatian penuh agar proyek
dapat berjalan sesuai dengan rencana.
f. Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon
Company menemukan metode Critical Path Method (CPM) untuk
memecahkan kesulitan-kesulitan dalam proses fabrikasi. Pada dasarnya metode
ini mirip dengan metode PERT. Perbedaan mendasarnya terletak dalam
penentuan perkiraan waktu. CPM dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan setiap kegiatan dan dapat menentukan prioritas kegiatan
yang harus mendapat pengawasan cermat agar semua kegiatan selesai sesuai
rencana. Dengan kata lain, metode ini memungkinkan terbentuknya suatu jalur
atau lintasan kritis.
g. Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W Fondahl dari
Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. PDM adalah jaringan kerja
yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya hanya sebagai
petunjuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian dummy pada
PDM tidak diperlukan.

Teknik evaluasi dan ulasan program (cukup dikenal sebagai program evaluation
and review techique atau PERT) dan metode jalur krisis (umumnya dikenal
sebagai critical path method-CPM), dikembangkan di tahun 1950-an untuk
membantu para manager membuat penjadwalan, memonitor, dan
mengendalikan proyek besar dan kompleks. CPM muncul terlebih dahulu, di
tahun 1957, sebagai alat yang dikembangkan oleh J. E. Kelly dari Remmington
Rand dan M. R. Walker dari duPont untuk membantu pembangunan dan
pemeliharaan pabrik kimia di duPont. Secara terpisah, PERT dikembangkan di
tahun 1958 oleh Booz, Allen, dan Hamilton untuk U.S. Navy (angkatan Laut
Amerika Serikat). Metode PERT dan CPM adalah metode yang dapat
digunakan untuk membuat perencanaan, skedul, dan proses pengendalian suatu
proyek. Untuk dapat menerapkan kedua metode ini, perlu ditetapkan terlebih
dahulu kegiatankegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan
menyusunnya dalam bentuk jaringan. Jaringan menunjukan saling hubungan
antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. Walaupun prinsip penyusunan
jaringan pada kedua metode adalah sama, namun terdapat perbedaan mendasar
antara kedua metode ini. Perbedaan ini terletak pada konsep biaya yang
dikandung CPM yang tidak ada di dalam metode PERT. Asumsi yang
digunakan dalam metode PERT adalah bahwa lama waktu semua kegiatan tidak
tergantung satu sama lain. Penentuan lama waktu penyelesaian suatu proyek
dengan PERT dilakukan dengan menentukan waktu yang paling pesimis
(terlama) dan optimis (tercepat) untuk setiap kegiatan. Hal ini terjadi karena
adanya ketidakpastian penyelesaian suatu kegiatan ini dinyatakan dalam suatu
varians. Semakin kecil varians menunjukan semakin pasti suatu kegiatan dapat
diselesaikan. Apabila jaringan sudah sedemikian besar, penentuan 2 lama
penyelesaian suatu proyek dapat dilakukan melalui proses foward pass dan
backward pass. Ada dua macam estimasi, baik untuk waktu maupun biaya, yang
dilakukan di dalam metode CPM, yaitu estimasi normal dan estimasi crash.
Perhitungan kedua jenis estimasi dimaksudkan untuk menemukan kegiatan-
kegiatan pada jalur kritis dimana waktu dapat dipercepat dengan pengeluaran
paling minimum. Dengan cara ini, efisiensi penyelesian proyek dapat dicapai
dalam hal waktu maupun biaya. Metode PERT/Biaya dapat diterapkan untuk
mencapai tujuan pengendalian biaya. Adapun tujuan akhir dari PERT/Biaya
adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk
mempertahankan biaya proyek dalam anggaran tertentu. Informasi ini berupa
status suatu kegiatan apakah overrun atau underrun. Dengan informasi ini dapat
ditetapkan suatu aksi korektif terhadap kegiatan dalam rangka mempertahankan
biaya proyek.

Rangka Pikiran PERT dan CPM PERT dan CPM keduanya mengikuti enam
langkah dasar:
1. Mengidentifkasikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja,
2. Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang
harus terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain,
3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan,
4. Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya untuk tiap kegiatan,
5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur
kritis,
6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian proyek.
Langkah ke-5, menetukan jalur kritis, adalah bagian utama dalam pengendalian
proyek. Kegiatan pada jalur kritis mewakili tugas yang akan menunda
keseluruhan proyek, kecuali bila mereka dapat diselesaikan tepat waktu. 3
Manajer mempunyai keleluasaan untuk menghitung tugas penting dengan
mengidentifikasi kegiatan yang kurang penting dan melakukan perencanaan
ulang, penjadwalan ulang, dan pengalokasian ulang sumber daya manusia dan
uang. Meskipun PERT dan CPM berbeda pada beberapa hal dalam terminologi
dan pada konstruksi jaringan, tujuan mereka sama. Analisis yang digunakan
pada kedua teknik ini sangat mirip. Perbedaan utamanya adalah bahwa PERT
menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan. Perkiraan waktu ini
digunakan untuk menghitung nilai yang diharapkan dan penyimpangan standar
untuk kegiatan tersebut. CPM membuat asumsi bahwa waktu kegiatan diketahui
pasti, hingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk tiap kegiatan.
Proses dalam CPM/PERT
1. Komponen jaringan (network component)
Satu syarat untuk dapat membentuk jaringan PERT adalah daftar
urutan kegiatan proyek. Dari berbagai kegiatan yang akan dilakukan
dalam suatu proyek. Kita dapat menyusunnya dalam bentuk jaringan
PERT yang menunjukkan saling hubungan antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya. Dalam jaringan PERT dikenal istilah Dummy yaitu
dua atau lebih kegiatan yang mulai dan berakhir pada titik yang sama.
Kegiatan dummy timbul semata-mata untuk tujuan membentuk
hubungan preseden sehingga memungkinkan kita menggambarkan
jaringan dengan hubungan preseden yang baik.

Contoh: Pemerintah akan membangun rumah sakit berstandar


internasional, rumah sakit tersebut akan di bangun dan harus melalui
delapan kegiatan yakni: membangun komponen internal, memodifikasi
atap dan lantai, membangun tumpukan, menuangkan beton dan
memasang rangka, membangun pembakar temperatur tinggi, memasang
sistem kendali polusi, membangun alat pencegah polusi udara, dan
kegiatan terakhir yaitu pemerikasaan dan pengujian. Kegiatan tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini berikut penjelasan susunan
kegiatannya:
2. Jadwal aktivitas (activity scheduling)
Menentukan jadwal proyek atau jadwal aktivitas artinya kita
perlu mengidentifikasi waktu mulai dan waktu selesai untuk setiap
kegiatan.

Kita menggunakan proses two-pass, terdiri atas forward pass


dan backward pass untuk menentukan jadwal waktu untuk tiap kegiatan.
ES (earlist start) dan EF (earlist finish) selama forward pass. LS (latest
start) dan LF (latest finish) ditentukan selama backward pass.
Nama kegiatan atau simbol
(ES)Mulai (EF) Selesai
Terdahulu Terdahulu

(LS)Mulai (LF)Selesai
Terakhir Terakhir

Lamanya Kegiatan
Forward pass, merupakan indentifikasi waktu-waktu
terdahulu.

Aturan waktu mulai terdahulu:

a. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, kegiatan pendahulu


langsungnya harus selesai.

b. Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu langsung, ES


nya sama dengan EF pendahulunya.

c. Jika satu kegiatan mempunyai satu pendahulu langsung, ES nya


adalah nilai maximum dari semua EF pendahulunya, yaitu ES = max
[EF semua pendahulu langsung]
Aturan selesai terdahulu :Waktu selesai terdahulu (EF) dari
suatu kegiatan adalah jumlah dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu
kegiatannya, EF = ES+waktu kegiatan.
Forward pass, dimulai dengan kegiatan pertama pada proyek,
sedangkan backward pass dimulai dengan kegiatan terakhir dari suatu
proyek. Untuk setiap kegiatan kita pertama-tama menentukan nilai EF
nya, di ikuti dengan nilai ES nya. Dua aturan berikut digunakan dalam
proses ini. Aturan waktu selesai terakhir, aturan ini sekali lagi
didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum suatu kegiatan dapat
dimulai, seluruh pendahulu langsungnya harus diselesaikan.

a. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu


kegiatan, LF nya sama dengan LS dari kegiatan yang secara
langsung mengikutinya.
b. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih daru satu
kegiatan, maka LF adalah minimum dari seluruh nilai LS dari
kegiatan-kegiatan yang secara langsung mengikutinya, yaitu LF =
Min [LS dari seluruh kegiatan langsung yang mengikutinya]
Aturan waktu mulai terakhir.: Waktu mulai terakhir (LS) dari
suatu kegiatan adalah perbedan antar waktu selesai terakhir (LF) dan
waktu kegiatannya, yaitu LS = LF – waktu kegiatan. Contoh:

Hitunglah waktu mulai dan selesai terdahulu, untuk proyek rumah sakit
berstandar internasional yang di bangun pemerintah. Dan berikut
menunjukan jaringan proyek lengkap untuk proyek rumah sakit
tersebut, bersama dengan nilai ES dan EF untuk semua kegiatan.

Kegiatan Penjelasan Waktu


(minggu)

A Membangun komponen internal 2

B Memodifikasi atap dan lantai 3

C Membangun tumpukan 4

D Menuangkan beton dan memasang rangka 4

E membangun pembakar temperatur tinggi 4

F memasang sistem kendali polusi 3


G membangun alat pencegah polusi udara 5
e

Hitungan waktu mulai dan selesai terakhir untuk tiap kegiatan


pada proyek rumah sakit pemerintah tersebut.
3. Hambatan aktivitas (slack activity) dan jalur krirtis (critical
path)

Waktu slack (slack time) yaitu waktu bebas yang dimiliki oleh
setiap kegiatan untuk bisa diundur tanpa menyebabkan keterlambatan
proyek keseluruhan.
Secara matematis waktu slack dapat dirumuskan sebagai berikut:
Slack = LS – ES atau Slack = LF – EF
Menentukan jalur kritis untuk waktu mulai terlama dan waktu
selesai terlama untuk setiap kegiatan. Hal ini dilakukan dengan cara
memulainya dari titik finish. Jalur kritis adalah kegiatan yang tidak
mempunyai waktu tenggang (S=0), artinya kegiatan tersebut harus
dimulai tepat pada ES agar tidak mengakibatkan bertambahnya waktu
penyelesaian proyek. Kegiatan dengan slack
= 0 disebut sebagai kegiatan kritis dan berada pada jalur kritis. Jalur
kritis adalah jalur waktu terpanjang yang melalui jaringan. Biasanya
sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa
ditunda waktu pengerjaannya. Analisis jalur kritis membantu
menentukan jadwal proyek. Untuk mengetahui jalur kritis kita
menghitung dua waktu awal dan akhir untuk setiap kegiatan. Hal ini
didefinisikan sebagai berikut:
a. Mulai terdahulu (earliest start – ES), yaitu waktu terdahulu suatu
kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah
selesai.
b. Selesai terdahulu (earliest finish – EF), yaitu waktu terdahulu suatu
kegiatan dapat selesai.
c. Mulai terakhir (latest start – ES), yaitu waktu terakhiir suatu
kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu
penyelesaian keseluruhan proyek
d. Selesai terakhir (latest finish – LF), yaitu waktu terakhir suatu
kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian
keseluruhan proyek.

Jalur kritis (critical path) adalah jalur tidak terputus melalui


jaringan proyek yang:
a. Mulai pada kegiatan pertama proyek
b. Berhenti pada kegiatan terakhir proyek, dan
c. Terdiri dari hanya kegiatan kritis (yaitu kegiatan yang tidak
mempunyai waktu slack).
Tantangan/Isu Strategis dalam CPM/PERT
Sebagai kritik untuk pembahasan mengenai CPM/PERT, berikut
beberapa ciri yang harus di perhatikan. Ada beberapa ciri-ciri PERT
yang harus diperhatikan yaitu:

1. Kelebihan CPM/PERT
Sangat bermanfaat untuk menjadwalkan dan
mengendalikan proyek besar.
Konsep yang lugas (secara langsung) dan tidak
memerlukan perhitungan matematis yang rumit.

Network dapat untuk melihat hubungan antar kegiatan


proyek secara cepat.
Analisa jalur kritis dan slack membantu menunjukkan
kegiatan yang perlu diperhatikan lebh dekat.
Dokumentasi proyek dan gambar menunjukkan siapa
yang bertanggung jawab untuk berbagai kegiatan.
Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi
Berguna dalam pengawasan biaya dan jadwal.
2. Keterbatasan CPM/PERT
Kegiatan harus jelas dan hubungan harus bebas dan stabil.
Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan
bersama-sama.
Perkiraan waktu cenderung subyektif dan tergantung manajer.
Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya
penekanan pada jalur kritis, maka yang nyaris kritis perlu
diawasi.

3. Terakhir adalah metode penjadwalan proyek dengan bantuan


komputer. Salah satu keunggulan yang paling mencolok dari penggunaan alat
bantu komputer adalah kemampuan mengolah data dalam jumlah besar
dalam waktu yang singkat dan dengan kemungkinan kesalahan yang kecil.
Dengan demikian penyusunan jadwal dapat dilakukan dengan lebih cepat dan
teliti. Setiap saat situasi proyek mengalami perubahan, komputer dapat
melakukan perubahan tersebut dalam waktu singkat.

MATERI 2: PEMILIHAN LOKASI

A. PENTINGNYA LOKASI YANG STRATEGIS


Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan
dalam:
1. Melayani konsumen dan memberikan kepuasan pada konsumen.
2. Mendapatkan bahan mentah yang cukup dan kuntinu dengan harga yang
layak/memuaskan.
3. Mendapatkan tenaga kerja yang cukup.
4. Memungkinkan perluasan usaha di kemudian hari.
Tujuan Strategi Lokasi adalah memaksimalkan manfaat lokasi bagi perusahaan.
Pilihan-pilihan yang ada dalam lokasi meliputi:
1. Tidak pindah, tetapi memperluas fasilitas yang ada.
2. Mempertahankan lokasi sekarang dan menambah fasilitas lain di tempat
lain.
3. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain.
Lokasi dan Biaya saling berhubungan karena lokasi sangat mempengaruhi biaya
dan menentukan penghasilan, lokasi sepenuhnya memilki kekuatan untuk membuat
atau meluncurkan strategi bisnis sebuah perusahaan.
Lokasi dan Inovasi berhubungan ketika inovasi menjadi fokus, dan tampaknya
terdapat empat sifat yang mempengaruhi inovasi dan daya saing secara
keseluruhan:
1. Adanya input berkualitas tinggi dan khusus, seperti kemampuan ilmiah dan
teknik.
2. Lingkungan yang kondusif bagi investasi dan persaingan lokal yang kuat.
3. Tekanan dan wawasan yang didapat dari pasar local yang berpengalaman.
4. Adanya industri lokal yang berhubungan dan mendukung.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN LOKASI


Faktor Utama (Primer) dalam pemilihan lokasi adalah kedekatan dengan pasar,
ketersediaan tenaga kerja, kedekatan denga sumber bahan mentah/supplier, fasilitas
dan biaya transportasi, ketersediaan tenaga listrik dan air.
Faktor Sekunder dalam pemilihan lokasi adalah fasilitas perumahan,
pendidikan, pembelanjaan, telekomunikasi, pelayanan kesehatan, keamanan dan
pencegahan kebakaran, peraturan pemerintah setempat (perijinan dan pajak), sikap
masyarakat, peraturan lingkungan hidup, harga dan karakteristik tahah,
kemungkinan perluasan, saluran pembuangan lebar jalan, dan tempat parkir.
1. Produktivitas Tenaga Kerja
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 =
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖)
Dengan tingkat pendidikan yang rendah/kebiasaan kerja yang buruk, pekerja
yang tidak terlatih mungkin bukan merupakan hal yang baik bagi perusahaan
walaupun upahnya rendah. Demikian pula, pekerja yang tidak dapat/tidak akan
konsisten dalam bekerja tidak akan memberikan kebaikan bagi organisasi
walaupun upahnya rendah. Biaya tenaga kerja per unit terkadang disebut
kandungan tenaga kerja produk.
2. Resiko Nilai Tukar dan Mata Uang
Walaupun tingkat upah buruh dan produktivitas dapat membuat sebuah Negara
terlihat ekonomis, tingkat nilai tukar yang tidak menguntungkan dapat
menghilangkan penghematan yang telah dilakukan. Perusahaan terkadang dapat
mengambil keuntungan dari nilai tukar yang menguntungkan dengan
memindahkan lokasi atau mengekspor produknya ke negara asing. Walaupun
demikian, nilai mata uang asing di hampir semua negara terus berfruktuasi.
3. Biaya-biaya
Biaya Lokasi dibagi menjadi dua kategori yaitu Biaya Nyata (Tangible Cost)
dan Biaya tidak nyata (intangible cost).
3.1. Biaya Nyata (Tangible Cost) adalah biaya-biaya yang dapat diidentifikasi
langsung dan dihitung secara tepat. Biaya nyata meliputi biaya layanan
umum, tenaga kerja, bahan baku, pajak, perusahaan, serta biaya lain yang
dapat diidentifikasi oleh departemen akutansi dan pihak manajemen. Selain
itu, biaya-biaya seperti biaya pengiriman bahan mentah, pengantaran
barang jadi, dan pembangunan pabrik merupakan faktor biaya lokasi secara
keseluruhan.
3.2. Biaya Tidak Nyata (Intangible Cost) adalah biaya yang lebih sulit dihitung,
bahkan tidak dapat dihitung secara numerik namun diberi pembobotan
berdasarkan sebarapa besar pengaruhnya terhadap suatu perusahaan. Biaya
tidak nyata meliputi kualitas pendidikan, fasilitas trasportasi umum, sikap
masyarakat terhadap industri dan perusahaan, serta kualitas dan sikap calon
pekerja. Biaya tidak nyata juga meliputi variabel kualitas hidup seperti
iklim dan kelompok olahraga yang dapat mempengaruhi proses rekrutmen
pekerja.
4. Resiko Politik, Nilai dan Budaya
Resiko politik berhubungan dengan kemungkinan berfruktuasinya sikap
pemerintah nasional, negara bagian, dan lokal terhadap kepemilikan swasta dan
intelektual, penetapan zona, polusi serta stabilitas ketenagakerjaan.
5. Kedekatan pada Pasar
Bagi sejumlah perusahaan, berada di lokasi yang berdekatan dengan pelanggan
adalah sangat penting. Organisasi jasa seperti took obat, restoran, kantor pos,
atau pencukur rambut mendapati bahwa kedekatan dengan pasar merupakan
factor lokasi utama. Perusahaan manufaktur mendapati berdekatan dengan
pelanggan ketika biaya pengiriman barang jadi mahal/sulit (mungkin
disebabkan produk yang dikirim banyak, berat atau mudah pecah) merupakan
hal yang sangat berguna.
6. Kedekatan pada Pemasok
Perusahaan berdekatan dari pada bahan mentah dan pemasok karena barang-
barang yang mudah menjadi busuk, biaya trasportasi atau jumlah produk yang
sangat banyak.
7. Kedekatan pada Pesaing
Kecenderungan yang disebut pengelompokan/clustering ini sering terjadi
apabila sumber daya utama ditemukan di wilayah tersebut. Sumber daya ini
meliputi sumber daya alam, informasi, modal proyek dan, bakat.

C. METODE EVALUASI ALTERNATIF LOKASI


1. Metode Pemeringkatan Faktor
Metode ini sering digunakan karena mencakup variasi faktor yang luas dan
berguna untuk mengevaluasi serta membandingkan berbagai alternatif lokasi.
Faktor rating ini memberikan suatu landasan rasional dalam melakukan analisis
dengan cara memberikan bobot terhadap faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi, seperti faktor kuantitatif (kapasitas,
biaya, dan, jarak) dan faktor kualitatif (tersedianya fasilitas umum, sikap
masyarakat atau sarana sosial).
2. Analisis Titik Impas Lokasi
Analisis titik impas lokasi merupakan penerapan analisis biaya-volume
produksi untuk membuat suatu perbandingan ekonomis diantara alternatif
lokasi yanga ada. Dengan mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel serta
membuat grafik biaya-biaya ini untuk setiap lokasi, alternative dengan biaya
terendah dapat ditentukan.
3. Metode Pusat Gravitasi
Metode pusat gravitasi merupakan teknik matematis yang digunakan untuk
menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimalkan biaya distribusi.
Metode ini memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang dikirim ke
pasar dan sebagainya, dan biaya pengiriman guna menemukan lokasi terbaik
untuk sebuah pusat distribusi.
4. Metode Trasportasi
Tujuan model transportasi adalah menetapkan pola pengiriman terbaik dari
bebrapa titik pemasok (sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan)
sedemikian hingga meminimalkan biaya produksi dan transportasi total.
Dengan suatu jaringan titik pemasok dan permintaan, setiap perusahaan
menghadapi permasalahan yang ada.

D. STRATEGI LOKASI PADA INDUSTRI JASA


Analisi lokasi di sektor industri terfokus pada minimalisasi biaya, sementara
fokus pada sektor jasa ditunjukan untuk memaksimalkan pendapatan. Hal ini
disebabkan oleh perusahaan manufaktur mendapati biaya cenderung sangat berbeda
di antara lokasi-lokasi yang berbeda, sementara perusahaan jasa mendapati lokasi
sering berdampak terhadap pendapatan daripada biaya. Oleh karena itu, perusahaan
jasa lokasi yang spesifik kerap lebih memngaruhi pendapatan daripada
memengaruhi biaya. Hal ini berarti fokus lokasi bagi perusahaan jasa seharusnya
adalah pada penetapan volume bisnis dan pendapatannya. Terdapat delapan
komponen utama volume dan pendapatan perusahaan jasa yaitu:
1. Daya beli di wilayah yang dapat menarik pelanggan.
2. Kesesuaian antara jasa dan citra perusahaan dengan demografi wilayah yang
dapat menarik pelanggan.
3. Persaingan di wilayah tersebut.
4. Kualitas persaingan.
5. Keunikan lokasi perusahaan dan pesaing.
6. Kualitas fisik fasilitas dan bisnis di sekitarnya.
7. Kebijakan operasional perusahaan.
8. Kualitas manajemen.

Anda mungkin juga menyukai