TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran umum
Setelah selesai mengikuti deklat ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan jenis kerusakan pada beton baru maupun beton
lama
2
Dasar Teori
3
PEMERIKSAAN LAPANGAN
5
Pengujian Ketebalan Selimut dan Posisi Tulangan Beton
dengan Cover Meter
6
Pemeriksaan Retak Pada Beton
7
Pengujian dengan Pundit (Ultrasonic Pulse Velocity)
8
PENGUJIAN KANDUNGAN KLORIDA
TUJUAN :
Untuk mengetahui persentase kandungan klorida
dalam beton.
Pengambilan dilakukan dengan alat bor sedalam 3 cm dari permukaan
beton.
Setiap cm, sampel serbuk beton dipisahkan kedalam wadah plastik.
Sampel serbuk beton diuji di laboratorium untuk mengetahui persentase
kandungan klorida.
Dilakukan pengujian dengan chlorid meter
•Batas aman menurut FHWA 20,000 ppm atau 0.4% thd berat semen
9
PENGUJIAN KARBONASI
Pemeriksaan kedalaman karbonasi korosi tulangan beton
10
Pengujian Kedalaman Penetrasi Karbon (Karbonasi)
11
12
13
PENGUJIAN TAHANAN BETON
(RESISTIVITY meter)
TUJUAN :
Untuk mengetahui ketahanan (durability)
beton jika ada serangan kimia dari luar.
14
ALAT RESISTIVITY METER
Resistivity Beton
Kemungkinan Laju Korosi
(ohm.cm)
> 20.000 Tidak terjadi
10.000 – 20.000 Rendah
5.000 – 10.000 Tinggi
< 5.000 Sangat Tinggi
16
Data Pengkajian
• Nilai Tahanan Beton
18
Data Pengkajian
• Nilai Potensial Beton
1 P 154 0.584 0.503 0.515 0.525 0.585 Korosi ( > -0,8 volt)
2 P 2A CAWANG -0.005 -0.002 -0.008 -0.012 -0.007 Korosi ( > -0,8 volt)
20
ALAT SCHMIDT HAMMER
21
Kegunaan dari alat ini adalah untuk mengetahui
estimasi kuat tekan suatu struktur beton tanpa
merusak struktur tersebut dan
keseragaman/homogenitas beton.
22
PERSIAPAN BIDANG UKUR
Pemilihan titik-titik yang perlu diukur.
Pilihlah terutama pada bagian-bagian berupa permukaan
vertikal dari struktur beton yang diperiksa.
Hindari bekas-bekas sambungan atau pertemuan bagian-
bagian cetakan.
Hindari daerah-daerah berpola rumah lebah dan daerah-
daerah yang porous.
Perhatikan benar jika memeriksa bagian-bagian struktur
yang tipis
23
Menyiapkan titik-titik yang akan diukur.
24
Menyiapkan bidang ukur.
Buat bidang ukur dengan diameter 15 cm, dengan sket :
15 cm
27
ANALISIS DAN EVALUASI
28
ARAH TUMBUKAN
Dalam pengambilan angka pantul diusahakan pada bidang
horizontal.
Tetapi jika mengukur pada bidang vertikal atau bidang
miring, maka angka pantul pada rekaman data harus
dikoreksi.
29
KOREKSI TERHADAP PENUNJUKKAN PALU PENGUJI UNTUK
ARAH TUMBUKAN YANG TIDAK HORIZONTAL
ANGKA KOREKSI
PANTUL TUMBUKAN KEATAS TUMBUKAN KEBAWAH
Ra
a = +90o a = +45o a = -45o a = -90o
10 - - +2.4 +3.2
20 -5.4 -3.5 +2.5 +3.4
30 -4.7 -3.1 +2.3 +3.1
40 -3.9 -2.6 +2.0 +2.7
50 -3.1 -2.1 +1.6 +2.2
60 -2.3 -1.6 +1.3 +1.7
30
KALIBRASI ALAT
Landasan uji dipakai untuk memeriksa baik atau tidaknya kerja palu
penguji.
Nilai pantul harus diantara 78 sampai 82.
Jika nilai pantul yang didapat lebih kecil dari 78, maka kemungkinan
hanya kotoranlah yang harus dibersihkan.
Jika nilai pantul yang didapat lebih besar dari 82, maka angka pantul
harus dikoreksi dengan rumus :
r 80
R x
n Ra
Dimana :
n = Jumlah pengukuran pada beton.
Ra = Angka pantul yang didapat pada pemeriksaan dengan landasan
uji
31
WINDSORE PROBE (PISTOL BETON)
(Pemeriksaan mutu beton)
32
Pengujian Mutu Beton dengan Windsor Probe
33
34
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON INTI
PEMBORAN (SNI 03-2492-1991)
TUJUAN : memperkirakan nilai kuat tekan beton
PERSYARATAN :
Diambil pada komponen struktur dg umur beton tidak boleh kurang dari
14 hari.
Contoh benda uji yg cacat, tdk boleh digunakan
Diameter benda uji tdk boleh kurang dari 90 mm
Benda uji harus l/ ø lebih besar atau sama dg 0,95 dimana l = panjang
dan ø = diameter benda uji.
Baja tulangan letaknya harus tegak lurus terhadap sumbu benda uji
Jumlah baja tulangan tidak boleh lebih dari dua batang
35
1. CORE DRILL
(Pengambilan Sampel Beton Inti)
36
Pengujian Kuat Tekan Beton Inti
Laboratorium
Untuk uji tekan
38
39
40
Gompal pada gelagar
beton akibat korosi pada
tulangan
41
Kegagalan bangunan
akibat beban berlebih
42
Gompal pada gelagar
beton akibat kebakaran
43
Kegagalan bangunan akibat mutu
beton yang rendah/ Over
reinforced
44
Kegagalan bangunan akibat
kurang baiknya pengecoran
45
Keropos pada pilar
struktur jembatan
46
2. Jenis-jenis kerusakan pada struktur jembatan
48
Karbonasi
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Beberapa metode
perbaikan kerusakan
61
Teknik Perbaikan Kerusakan
beton
Injeksi (Injection), untuk perbaikan retakan dengan cara
injeksi bahan epoxy resin
Penambalan (Patching), untuk perbaikan permukaan
yang gompal skala kecil dengan menggunakan tangan.
Grouting, untuk perbaikan permukaan yang gompal
dalam skala besar dengan menggunakan alat pompa.
Coating, perlindungan beton dari lingkungan
Shotcrete, perbaikan permukaan beton yang gompal
skala besar dengan cara ditembak
62
Jenis-jenis bahan yang umum
digunakan untuk perbaikan
beton
Cement-Base, bahan dasar semen.
Expanding Cement-Based, bahan dasar semen
dengan prosentase polimer < 5% dan dengan /
tanpa bahan tambah seperti superplasticizer,
fly ash dan serat fiber.
Polymer Modified Cement-Based, bahan dasar
semen dengan kadar polymer 2% - 20%
Epoxy Resin-Based, dengan bahan dasar resin
sintetik sebagai bahan pengikat
63
Beberapa metode perbaikan kerusakan
1. Patching
64
65
Sebelum
Sesudah
66
Persyaratan Material Patching :
Data Persyaratan Material
Teknis
Pengunaan 5 20 40 50 50 80 100
Tebal Maks.
(mm)
Bahan dasar Polymer Polymer Polymer Monomer Epoxy Monomer Semen
Modified
Density (kg/l) 2,1 2,2 - 2,05 2,0 1,8 -
Compresive 3 hr : 25 3 hr : 35
7 hr : 30 7 hr : 40 7 hr : 28 - 33 7 hr : 67 1 hr : 15
Strength 28 hr : 35 - 40
28 hr : 45
28 hr : 69
28 hr : 41
28 hr : 34
28 hr : 42 28 hr : 52
(N/mm2)
Flexural 28 hr : 28 hr : 14 7 hr : > 5 28 hr : 5 28 hr : 31 28 hr : 6 28 hr : 6
Strength 10,5
(N/mm2)
Bond Strength 28 hr : 3 28 hr : 3,7 7 hr : > 2 28 hr : 2 28 hr : 3 28 hr : 2 28 hr : 25
(N/mm2)
Tensile - - 7 hr : 2 - - - 28 hr : 2
Strength
(N/mm2)
67
2. Injeksi
68
69
Persyaratan Material Injeksi
70
Grouting Sementious
Sebelum
Setelah
71
72
73
Sebelum
Setelah
74
Tabel 5.4 Persyaratan bahan grouting
75
3. Cast in Place
76
4. Shotcrete
77
5. Pengecatan
78
79
ALTERNATIF PERBAIKAN & PERKUATAN
Lantai Jembatan
Perbaikan retak – grouting
Perkuatan lantai – steel plate bonding, carbon fiber,
aramyd fiber
Gelagar Jembatan
Perbaikan retak – grouting
Perbaikan dimensi – grouting, patching
Perkuatan – Carbon fiber, aramyd fiber, external
stressing
Perkuatan – external stressing
Bangunan Bawah
Perbaikan dimensi – grouting, patching
80
Perkuatan lantai dengan Steel Plate
Bonding
81
Perkuatan dengan Fiber Reinforced
Polymer
82
STEEL PLATE vs COMPOSITE
83
84
Perkuatan Gelagar dengan Aramid Fiber
85
Perkuatan Gelagar dengan Carbon Fiber
86
Penambahan Diaphragma
87
TERIMA KASIH
88