Anda di halaman 1dari 137

Pelaksanaan Perkerasan

Jalan Beton Semen

Oleh : Furqon Affandi


Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pekerjaan Umum
JALAN BETON
PERHATIAN -----PERHATIAN

• (National concrete pavement technology Center;


August 2008, Iowa state university)
• “The majority of concrete pavement
failures are not caused by failure of
concrete slab but by problems with the
materials beneath the slab. These
problems can include poor drainage,
unstable or non uniform materials or poor
compaction”
Penyiapan Drainase dan Tanah Dasar
Gradasi bahan berbutir mengurangi pumping
Persyaratan (AASHTO M 1555-87) LPB / Sebagian
syarat
Maximum Size Not More than 1/3 of the 2”
thickness of the subbasse

Passing 75-µm(no 15 % maximum 2–8


200) Sieve
Plasticity Index 6 maximum Maks 6
Liquid Limit 25 maximum 25 maks
No.200 No.40 No.10 No.4 3/8 " 1" 1 1/2" 2"

100

90

80

70

60
Persen lolos

50

40

30

20
Spec Agr Klas B
10

0
0.01 0.1 1 10 100
Nomor saringan
Lapis Pondasi Yang Tidak Baik

Terlalu Banyak agregat halus Terlalu Banyak agregat kasar

SEGREGASI DAN TIDAK PADAT


Pengujian Mutu Lapis Pondasi
( Bahan Berbutir)

Pengujian Kepadatan Pengujian Kepadatan (Sand Cone)


Pemasangan Lapis Pondasi

Lean Concrete

Jangan diberi tekstur


Tidak diperlukan penggergajian
Perlu dilakukan curing , sampai 7 hari
Bahan dicampur di Plant mix jangan Insitu
Tinggi jatuh jangan terlalu tinggi 0,9 – 1,5 m
Permukaan Akhir Lapis Pondasi

Permukaan Akhir Lapis Pondasi Tanah Dasar


• Toleransi tinggi permukaan maksimum 2 cm
• Penyimpangan kerataan permukaan maksimum 1 cm
(di ukur dengan straigh edge)

Permukaan Akhir Lapis Pondasi


• Toleransi tinggi permukaan maksimum 1.5 cm
• Penyimpangan kerataan permukaan maksimum 1 cm
(di ukur dengan straigh edge)
Acuan Tetap
Pemasangan Acuan
• Acuan harus di ikat > 3 pasak pada setiap 3 m
panjang.
Pembongkaran Acuan
• Acuan di pertahankan minimum 8 jam setelah
pengecoran beton semen.
• Acuan harus di pasang lebih lama bila suhu <
10° C
• Perawatan harus segera dilaksanakan setelah
acuan di bongkar
Acuan Tetap (Fixed Form)

• Acuan tidak melendut lebih dari 6 mm


bila di uji dengan balok bentang 3 m.
• Tebal baja yang di gunakan 6 mm dan 8
mm
• Lebar flens penguat menonjol dari acuan
lebih dari 2/3 tinggi acuan
• Kerataan bidang atas acuan < 3 mm
untuk setiap 3 m
• Kerataan bidang dalam acuan < 6 mm
untuk setiap 3 m
Acuan Tetap ( Bekisting)

Kekurangana Dari Bekisting ini ?????


Acuan Tetap

Acuan lebih kokoh dan lurus


Bekisting bisa dari baja atau kayu
Harus kuat memikul alat yang diatasnya ( finisher)
Ketinggiannya merata, dan lurus sesuai rencana
Perlu diberi lapis anti lekat di bagian bersentuhan
dengan beton ( Diberi olesan solar, diberi plastik)
Pemasangan Lapis Kedap Air
• Lembar yang berdampingan di pasang tumpang tindih
• Lebar tumpangan :
– 10 cm arah lebar,
– 30 cm arah memanjang.
RUJI ( Dowel )
•Ruji harus polos, dan ujung nya rapih / halus ( digereinda)
•Batang ruji di pasang di tengah ketebalan plat, dengan kuat
•Batang ruji yang bergerak bebas dilapisi dengan cat atau
bahan anti lengket
•Ruji harus kuat untuk menahan pergeseran atau deformasi
sebelum dan selama pelaksanaan
Fungsi Dowel

• Dowel berfungsi untuk menjaga slab agar


tetap horizontal dan vertikal sesuai
alignemennya.
• Untuk mencegah atau mengurangi :
– Faulting
– Pumping
– Corner breaking

Perbandingan dowel dan agregat
interlock
• Dowel akan mempertipis keperluan tebal
pelat. Keberadaan dowel mempertipis tebal
pelat sekitar 25 mm (AASHTO)

Penggunaan non dowel bar


Agency saran
ACPA Maks , jumlah truk/hari/lajur 120
U.K dan Total selama umur rencana < 5 juta
Eropa SA
KEDUDUKAN DOWEL
• Harus lurus dan rata
• Ujungnya halus
• Alibat pemasangan dan ujung yang tak baik
– Dowel tak bergerak bebas, Retak pada
sambungan
– Akibatnya terjadi prematur cracking dan
spalling
– Poor faulting
– Loss in load transfer capacity
Ketidak sempurnaan letak letak dowel
• Ketidak sempurnaan letak yang mungkin terjadi
dari dowel :
– Horizontal translation >> impact effectiveness
load transfer
– Longitudinal translation
– Horizontal skew >> free joint movement
– Vertical translation
– Vertical tilt >> free joint movement
• (Ministry Transport Ontario : MT O)
Ketidak sempurnaan letak dowel
• CPTP Best practices for dowel placement tolerances
Kriteria penilaian dowel ( MT Ontario)
(Federal Highway Administration; US Department of Transportation; 2006)
Tipe penyimpangan Diterima Ditolak
alinyemen
Rotasi vertikal dan < 15 mm > 25 mm
horisontal
Pergeseran longitudinal < 40 mm > 50 mm
Kedalaman
Tebal pelat 200 mm 94 – 106 mm Selimut <75 mm
Tebal pelat 225 106 – 127 mm Selimut <75 mm

Tebal pelat 250 113 – 153 mm Selimut <75 mm

PWL : Percent Within


Limit
Jarak Sambungan Susut
• Mempengaruhi retak yang terjadi
– t > 200 mm; jarak sambungan maksimum 4,5 m atau 24 – 30 tebal pelat
• Perkerasan bersambung dengan tulangan
– Jarak sambungan maksimum yg disarankan 9 m
– > 9 m; retak di tengah panel; susut yang besar, sealent rusak, faulting
meningkat.
Pembentukan Tekstur Permukaan
2. Penyikatan Melintang
• Untuk lalulintas rendah maupun tinggi
• Untuk daerah peka terhadap kebisingan
• Kedalaman tekstur bisa sampai 1.5 mm
• Terbuat dari sikat kawat
Hal yang perlu diperhatikan pada
perkerasan beton dengan lalu lintas
tinggi
• Dowel
• Pelat yang tebal
• Tanah dasar dan Pondasi yang lebih kuat (“k”
nya tinggi)
• subbase tahan/sedikit erosi (mis: lean concrete)
• Tahanan samping (bahu beton; curb monolit)
• Material berbutir kasar (meningkatkan drainase)
• Saluran samping
Penggunaan crack inducer

• Crack inducer biasa digunakan untuk membantu


terjadinya retak.
• Sekarang harusnya dihindari, karena menjadikan
retak jauh dari tempat sambungan yang
diinginkan di permukaan ( U.K, Geoffrey
Griffitths, Concrete pavement design giuidance
notes, 2007)
Retak Akibat Crack Inducer
JARAK SAMBUNGAN BETON
BERSAMBUNG TANPA TULANGAN
JARAK SAMBUNGAN EFFICIENCY JENIS SAMBUNGAN
BERBEDA ANTAR NEGARA
NEGARA/AGENCY SARAN
ACPA (25 -30) x TEBAL melintang
PELAT, SAMPAI 4, 5
m
U.K BILA AGREGATNYA melintang
DARI BATU KAPUR,
BISA LEBIH
PANJANG 20%.
ACPA LEBIH KECIL 1,25 – memanjang
1,5 DARI JARAK
SAMBUNGAN
MELINTANG
Batang Pengikat ( Tie Bar)

Batang baja, baja ulir


Tidak diberi bahan anti lengket ( cat, aspal atau plastik)
Dipasang ditengah tengah tebal pelat
Hal yang perlu diperhatikan dari tie bar
pada sambungan memanjang
• Jarak tie bar (batang pengikat) yang
umum 750 mm, batang berulir.
• Jangan diletakkan kurang dari 380 mm,
dari letak sambungan melintang
• Berakibat menghalangi pergerakan
sambungan melintang, bisa merusak
perkerasan.
Penggunaan tipe perkerasan beton
TIPE PENEMPATAN PENTING , PADA UMUMNYA
PERKERASAN
JPCP APRON, TAXIWAY, RUNWAY, JALAN DENGAN LALU LINTAS BERAT
DI DAERAH TROPIS
JRCP JALAN DENGAN DAERAH YANG RENDAH DAYA DUKUNGNYA ATAU
DAYA DUKUNG TANAH TAK PASTI
CRCP MOTORWAY

CONTOH TIPIKAL RENCANA PERKERASAN DI INGGRIS; KUAT BETON 40 MPA

LALU LINTAS (JUTA AS JPCP ( mm) JRC ( mm) CRCP (mm)


TUNGGAL)
CBR TANAH DASAR 3%, 250 mm SUBBASE, BATU PECAH

1 150 150 200

10 210 190 200

50 270 260 200

100 320 300 210


Jarak sambungan pada
bersambung dengan tulangan
JARAK SAMBUNGAN PADA PERKERASAN BERSAMBUNG DENGAN
TULANGAN

TEBAL PELAT (mm) Tranverse (m) Longitudinal (m) Expansion (m)


Sistim pelat pendek
200 10 6 Tidak
250 10 6 Tidak
Sistim pelat panjang
200 30 6 90
250 25 6 75
300 23 6 69
Sumber : Concrete Pavement Design Guidance Notes; Geoffrey, 2007
Tulangan , (Jarang digunakan)
Persyaratan Bahan
• Baja tulangan berbentuk anyaman dari kawat/ gulungan atau
lembaran
•Terbuat dari baja ulir
Pemasangan Tulangan
• Anyaman kawat paling luar terletak 7.5 cm dari tepi/
sambungan plat
• Bagian ujung batang baja yang diikat/dilas harus berimpit
tidak kurang 30 kali diameternya
• Ujung lembar anyaman kawat baja harus di tumpang
tindihkan
• Tulangan pada beton semen menerus di pasang pada
kedalaman 1/4 tebal pelat + 2.5 cm
• Batang baja yang di sambung harus berimpit dengan panjang
minimum 30 kali diameter/> 40 cm
Letak Tulangan Yang Salah

Tulangan terletak di bagian bawah pelat


Terbuat dari baja polos
Jarak ketepi acuan tidak rata ( acuan bengkok)
Pengecoran

Dengan Truck Mixer

Adukan jatuh cukup rendah


Pengadukan Bahan Beton Semen
Cara Masinal
• Menggunakan peralatan yang telah memenuhi persyaratan yang
bisa di kendalikan secara otomatis maupun manual
• Mesin dilengkapi petunjuk kapasitas dan putaran per menit yang
di anjurkan

Cara Semi masinal


• Menggunakan beton molen
• Harus di lakukan pengawasan yang lebih baik

Cara Manual
• Dilakukan pada jumlah kecil dan kondisi darurat
• Pengadukan dengan cara manual ( menggunakan sekop dan
cangkul )
Pengangkutan Adukan Beton
Jenis Alat Pengangkut
• Tipping Truck ; Truck Mixer
• Harus dijaga agar tidak terjadi segregasi dan tidak ada perubahan konsistensi beton
Waktu Pengangkutan
• Bila Alat angkut tidak bergerak, maksimal 45 menit (beton normal) dan 30 menit
(beton yang cepat mengeras atau temperatur beton > 30° C)
• Bila diangkut truck mixer, waktu pengangkutan ≤ 60 menit untuk beton normal dan ≤
60 menit bila beton cepat mengeras atau temperatur beton > 30° C
Acuan Gelincir ( Slip form)

• Pemadatan dan penyelesaian akhir beton


semen dilaksanakan dalam bagian
sepanjang rangka mesin
• Adukan beton semen dapat di masukan
langsung ke dalam penghampar atau di
sebarkan dan diratakan menggunakan
mesin terpisah dari alat penghampar
utama
Letak dowel di tengah tengah tebal
pelat
Sifat Beton Semen
• Kadar air harus serendah mungkin untuk mendapatkan beton
yang padat dan awet
•Bahan tambah boleh di gunakan bila sudah di lakukan penilaian
dan pengujian
• Faktor air semen yang rendah membantu mempertahankan
kekesatan permukaan
•Untuk menmdapatkan kualitas beton yang diinginkan mutu
agregat harus di jaga
Alat pengangkut adukan beton
Pengecoran
•Tinggi jatuh antara 0.9 – 1.5 m
• Penuangan bisa menggunakan bucket dan talang untuk mesin
pengaduk di tempat
• Untuk beton tanpa tulangan, beton di tuangkan di depan mesin
penghampar
• Penuangan harus berkesinambungan sebelum terjadi pengikatan
akhir
Pengecoran

Dengan menggunakan Dump Pengecoran dibantu “bucket”


Truck
Metoda Penghamparan menerus

Metoda Menerus
Sambungan dilakukan dengan penggergajian
Penggergajian dilakukan pada saat beton masih plastis
Belum terjadi retak susut
Mesin Acuan Gelincir

Acuan bersatu dengan


mesin penghampar
Tidak ada
pembongkaran acuan
Pemadat yang bersatu dengan mesin
Sambungan Pelaksanaan

•Tidak dibuat tegak


•Tidak ada konstruksi sambungan

Sambungan dibuat tegak


Dipasang alat penyalur beban
Pengambilan contoh benda uji

CONTOH UNTUK KUAT


CONTOH UNTUK KUAT
TARIK LENTUR DAN
TARIK/ TEKAN
SLUMP
Pembentukan Tekstur
Permukaan
Penyelesaian Akhir
• Setelah beton di padatkan lakukan perataan dan perapihan
Pembentukan Tekstur Permukaan
1. Dengan cara penarikan burlap ( karung goni )
• Untuk lalulintas dan kecepatan rendah
• Lalkukan penarikan dengan arah memanjang
• Bisa memberikan kedalaman alur 1.5 mm
• Dilakukan dengan 2 kali penarikan, burlap dalam keadaan lembab
Pembentukan Tekstur Permukaan
3. Alur Dalam
• Biasa dilakukan pada arah melintang
• Pertama di lakukan penarikan karung goni (micro texture) dikuti oleh
penarikan sisir kawat dengan jarak 2 cm (macro texture)
• Kedalaman alur sekitar 3 mm
• Dilaksanakan secara manual di bantu mistar pelurus
Pembuatan Alur Yang Tidak Sempurna

Alur tidak rata


Alur Tidak Lurus
Permukaan tidak halus “Agregat terangkat”
Permukaan tidak tertutup dengan baik,
dan retak yang timbul

Curing yg tidak
baik
PERAWATAN
DAN
PERLINDUNGAN
BETON
Retak akibat perawatan yang tidak
baik
Alur arah memanjang sumbu jalan

Cocok untuk lalu lintas kecepatan rendah, dalam kota ( v < 60 km/j)
Skid arah memanjang sumbu jalan , agak kurang
Drainase permukaan di perkerasan agak terhambat
Tekstur / Alur yang tidak baik
Permukaan dan pemadatan yang
tidak baik

Adukan terlalu kental


Slump yang terlalu tinggi
Slump yang terlalu tinggi

Finishing tidak mudah dan lama


Mutu bisa berkurang
Kualitas teksur rendah
Butiran agregat terangkat ke
permukan
Sambungan Pelaksanaann Melintang

Kondisi lapangan yg
kotor
Sambungan Melintang yang tidak rata
Pembuatan Sambungan
Sambungan dengan penggergajian
• Dilakukan antara jam ke 4 sampai jam ke 24, umumnya jam ke 16
• Lakukan sebelum retak susut timbul
• Lebar penggergajian sekitar 3 mm
• Lakukan penutupan sementara pada hasil penggergajian
• Umumnya untuk jalan utama
Sambungan Basah

•Dilakukan dengan batang


berbentuk T pada beton yang
masih plastis
• Dilengkapi dengan lembaran
plastik di sekitar sambungan
Detil Dari Joint Sealent
Sambungan melintang dan memanjang

Penggergajian sambungan
yang rapih dan tidak
Penutup Sambungan

Penuangan Hot Joint Sealent

Pembersihan celah sambungan


dengan kompresor
Penutup Sambungan
•Sambungan di bersihkan dengan kompresor
• Bahan penutup di beri lapis pelumas rekat
• Tekan menggunakan roler saat pemasangan
• Permukaan bahan penutup 5 – 7mm di bawah permukaan
perkerasan
• Pemuluran sambungan < 10 %
Penggunaan kualitas sealent yang
tidak baik
Retak diluar sambungan

Keterlambatan pada saat penggergajian


Pelebaran dengan jalan beton yang
dilapis hot mix

Pelebaran dengan beton Retak melintang diatas


dilapis aspal sambungan pelat beton,
t aspal 5 cm
Tipe Sambungan Memanjang
Tipe Sambungan Muai
Pembukaan Lalulintas
Kuat Tekan Minimum untuk pembukaan lalulintas proyek

Kuat Tekan Minimum yang diijinkan (fc’ )


Tebal Pelat
MPa ( kg/cm² )

12.5 27.6 ( 276 )


> 12.5 17.9 ( 179 )

Kuat Tekan Minimum untuk pembukaan lalulintas umum


Kuat Tekan Minimum yang diijinkan (fc’ )
MPa ( kg/cm² )
Tebal Pelat
Kendaraan Penumpang Lalulintas Campuran

12.5 17.9 ( 179 ) 27.6 ( 276 )


> 12.5 17.9 ( 179 )
Perpindahan dari Perkerasan Lentur
ke Perkerasan Kaku
Tipikal Sambungan Perkerasan Kaku
dan Perkerasan Lentur
Jalan Beton di Kota

Jalan Beton yang telah berumur 21 tahun


Lalu Lintas di jalan Beton Perkotaan
Toleransi Penyimpangan

1. Kerataan Permukaan
- Penyimpangan keratan menggunakan straigh edge 3 m
- Toleransi penyimpangan permukaan
- 6 mm untuk lalulintas kecepatan rendah
- 3 mm untuk lalulintas kecepatan tinggi
2. Ketebalan
- Menggunakan core drill untuk setiap 140 m² ( ASTM C 174
)
- Bila hasil core drill inti meragukan, di perlukan 2 contoh
tambahan dengan jarak 10 m sebelum dan sesudah core
drill inti
- Lubang bekas pengeboran harus di tutup kembali.
Pumping dan Perbaikannya
Retak refleksi dari beton ke lapisan
aspal
Retak melintang lapisan aspal
diatas sambungan pelat beton
Penampang konstruksi jalan beton

Retak dari penggergajian menerus ke bawah


Pembongkaran pelat

Bongkar satu pelat, karena rusak berat


Pengecoran Pada Kelandaian Curam
Angker Panel Angker Blok
an
A rah tanjak
Sambungan
pengunci 1500 mm
h

h
3h
600
Panel yang dicor
terlebih dahulu

KEMIRINGAN ANGKER PANEL ANGKER BLOK


(%)
3-6 SETIAP PANEL KETIGA DI BAGIAN AWAL KEMIRINGAN
6-10 SETIAP PANEL KEDUA DI BAGIAN AWAL KEMIRINGAN
> 10 SETIAP PANEL DI BAGIAN AWAL KEMIRINGAN
DAN SETIAP INTERVAL 30 METER
HUBUNGAN TEBAL PERKERASAN
LENTUR DAN BEBAN LALU LINTAS

Hubungan antara Jumlah KSAL dengan tebal lapisan


perkerasan lentur, CBR 3,3%

60

50
Tebal Lapisan ( inchi)

40

Lap. Permukaan (D1)


30
Lap.Pondasi (D2)
20
Lap.Pondasi
bawah(D3)
10 Tebal Total

0
0.E+00 5.E+07 1.E+08 2.E+08 2.E+08 3.E+08 3.E+08 4.E+08
KSAL
HUBUNGAN TEBAL PERKERASAN
LENTUR DAN BEBAN LALU LINTAS

Hubungan Beban LL Dengan


Tebal jalan Lentur, CBR 6%

160
140
120
TEBAL ( CM)

100
D1(Permukaan)
80
D2(Pondasi Atas)
60
D3(Pondasi baw ah)
40 Tot

20
0
0 2E+08 4E+08 6E+08 8E+08 1E+09 1.2E+09 1.4E+09
BEBAN LL ( KSAL)
PENGARUH CBR PADA TEBAL
PERKERASAN LENTUR

Hubungan CBR dan tebal lapisan


untuk perkerasan lentur; 5,1 Juta KSAL

40
D1(inci)
35
D2 (inci)
30 D3 (inci)
Tebal, inci

D total(inci)
25
20
15
10
5
0
0 2 4 6 8 10

CBR tanah dasar (% )


HUBUNGAN BEBAN LALU LINTAS DENGAN
TEBAL PERKERASAN BETON, CBR 6%

HUBUNGAN TEBALPERKERASAN KAKU DENGAN


BEBAN L.L ( KSAL)

30

25
TEBAL ( INCI)

20

15
Tebal pondasi (inci)

10 Tebal pelat(inci)
Tebal total(inci)
5

0
0 1E+08 2E+08 3E+08 4E+08 5E+08 6E+08 7E+08 8E+08
BEBAN L.L ( KSAL)
PENGARUH CBR PADA TEBAL
PERKERASAN BETON

Hubungan antara daya dukung tanah dan tebal perkerasan


beton untuk lalu lintas 5,1juta SAL

18
16
Tebal perkerasan(inci)

14
12
10
8
6
4 tebal pondasi
tebal pelat
2
Tebal total
0
0 1 2 3 4 5

CBR (%)
PENGARUH CBR PADA TEBAL TOTAL
PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN BETON

Perbandingan tebal perkerasan lentur dan kaku


untuk beban lalu lintas 5,1 juta KSAL

40

35 Dlentur,total(inci)
30 Dkaku,total (inci)
Tebal total(inci)

25

20

15

10

0
0 2 4 6 8 10
CBR (%)
PENGARUH PENYIMPANGAN MUTU BETON
TERHADAP UMUR PELAYANAN DAN
PEMBAYARAN
Hubungan antara % pengurangan kekuatan beton
terhadap pengurangan umur pelayanan dan
pengurangan pembayaran
100

90
% pengurangan umur atau

80

70
pembayaran

60

50

40
%beda umur
30
pelayanan
20 % beda pembayaran

10

0
0 10 20 30 40 50
% Pengurangan kekuatan beton
PENGARUH PENYIMPANGAN TEBAL PELAT
TERHADAP UMUR DAN PEMBAYARAN ( dari
spec tertentu)

Pengaruh kekurangan tebal pelat terhadap %


pengurangan umur pelayanan serta pengurangan
pembayaran ( Tebal Pelat 9,73")

60.00
% Pengurangan umur / pembayaran

50.00

40.00

30.00

20.00 pengurangan umur

10.00 pengurangan
pembayaran
0.00
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Pengurangan tebal pelat ( inci)
Pemadatan
Pemadatan dengan tangan
• Untuk pekerjaan kecil
• Dari balok kayu berukuran 225 x 75 mm
• Di bawah balok di lengkapi pelat besi tebal 5 mm
JALAN BETON DI JALAN KABUPATEN
Pengaruh Beban Pada Sambungan
Pengecoran
Pengecoran pada Cuaca Panas/ angin kencang
• Bila cuaca panas dan temperatur beton basah > 24° C, lakukan pencegahan
penguapan
• Temperatur agregat diturunkan, dengan cara di semprot air
• Bila temperatur beton > 32° C pada saat di tuangkan , pengecoran di
hentikan
• Kehilangan air yang terlalu cepat, bisa diimbangi dengan melakukan
pengkabutan, jangan menambahkan air ke permukaan pelat.
Tambalan lapisan aspal setempat

•Retakan ditambal lapisan aspal setempat


•Joint Sealent sudah tidak ada
Penghamparan, metoda panel berselang

Metoda Panel Berselang


• Pengecoran di lakukan secara berselang
• Panel yang kosong di cor setelah 4-7 hari berikutnya
• Bila beton menggunakan tulangan, tulangan harus di pasang secara kuat
dan di padatkan dari atas
Penyiapan Tanah Dasar

Lakukan pengujian
•Kepadatan
•Kerataan
•Ukuran sesuai gambar rencana
PENYIAPAN TANAH DASAR DAN
PONDASI

 TANAH DASAR
 PENAMPANG SESUAI GAMBAR RENCANA
 TOLERANSI TINGGI PERMUKAAN MAX 2 CM
 PENYIMPANGAN KERATAAN 1 CM, DENGAN MISTAR 3
M

 LAPIS PONDASI
 PENAMPANG SESUAI GAMBAR RENCANA
 TOLERANSI TINGGI PERMUKAAN MAX 1,5 CM
 PENYIMPANGAN KERATAAN 1 CM, DENGAN MISTAR 3
CM
 OVERLAPING LAPIS KEDAP AIR 30 CM ARAH
MEMANJANG, DAN 10 CM ARAH LEBAR
Kerugian dari cara pengecoran panel
berselang

•Bekisting dianggap sebagai pengganti saw cutting


•Banyak sambungan yang tidak rata
•Kenyamanan berkurang

Seharusnya :
•Sambungan pelaksanaan hanya di awal dan
akhir pekerjaan/ hari
•Bagian sambungan dilakukan dengan
penggergajian
Pemadatan Semi Manual
Pemadatan dengan Getaran dengan Operasi Manual
• Balok yang di lengkapi alat penggetar menumpu di atas acuan samping
• Perlu pemadatan tambahan dari imersion vibrator pada daerah tepi dan sudut
Permukaan jalan yang aus

•Permukaan aus, dan tidak rata


•Joint Sealent tak pernah dipelihara
Perlindungan dan Perawatan
Pencegahan Retak Susut
• Di buat pelindung angin dan atau pelindung sinar matahari
• Hindari keterlambatan penyelesaian akhir
• Lindungi beton dengan penutup sementara ( bila terjadi kelambatan )
• Lindungi beton beberapa jam pertama setelah pembuatan tektur permukaan
• Perlindungan di lakukan bila laju penguapan air > 1 kg/m² per jam (gambar 7)
Schema Sambungan

• Bentuk sambungan bagian atas ( hal 137,


Fig 9.3. scan)
• Transfer joint, hal 139 Geoffrey
• Longitudinal Joints , hal 140. sda
• Expansion Joints, hal 141. Scan
Nomogram Besar Lajur Penguapan
Perbaikan pelat yang sudah selesai
Perkerasan Beton Pracetak,
(tanpa tulangan)

Pengangkatan Pelat Dari Trailer Pemasangan Pelat Pada Pondasi,


dengan crane

Keuntungan beton pra cetak


Mutu beton bisa lebih terjamin
Pelaksanaan di lapangan lebih cepat
Gangguan terhadap lalu lintas, diminimalkan
Pembesian dan penarikan baja pada
sistim pra cetak dan pra tegang

Pembesian Penarikan baja prategang


Hasil pengecoran yang masih pada
acuan

Acuan yang belum pas benar dengan keperluan


PELAKSANAAN PADA KELANDAIAN
CURAM
 ARAH PENGHAMPARAN SELALU DARI BAWAH
 SAMBUNGAN LIDAH ALUR, DIBUAT PADA
BAGIAN ATAS DARI PANEL BAWAH
 DIBUAT ANGKER PANEL DAN ANGKER BLOK
SESUAI KEBUTUHAN
 KELECAKAN BETON HARUS DISESUAIKAN
DENGAN KEMIRINGAN (MENCEGAH BETON
MENGALIR)
 PERATAAN KEMBALI BILA ADA PENGALIRAN
BETON, MAKSIMUM 30 MENIT SETELAH
PENYELESAIAN AKHIR
Retak diluar sambungan yang
direncanakan

Retak karena terlambat penggergajian


Detail Sambungan Melintang AC Overlay
Agregat
Persyaratan :
• Mutu agregat : SK SNI S-04-1989-F
• Ukuran maksimum ≤ 1/3 tebal pelat atau ≤ ¾ jarak bersih minimum antar tulangan

Cara Pengelolaan :
• Agregat harus di bentuk lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 10 cm
• agregat yang berbeda sumber dan gradasi tudak boleh di satukan
• Agregat setelah di cuci harus di diamkan selama 12 jam
• Waktu penumpukan lebih dari 12 jam untuk agregat yang berkadar air tinggi dan tidak
seragam
• Agregat harus mempunyai kadar air yang seragam
• Volume agregat yang mempunyai kadar air lebih dari 5 % harus di koreksi
• Berat agregat yang mempunyai kadar air lebih dari 3 % harus di koreksi
Semen
• Semen yang di gunakan harus sesuai dengan SNI 15-2049-1994
• Semen di simpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat
• Maksimal tumpukan setinggi 10 zak, semen tidak melekat pada lantai ruangan.

Air
• Air yang di gunakan harus bersih dari minyak, garam, asam, bahan nabati, lanau atau
lumpur
• Air harus dari sumber yang baik memenuhi persyaratan SK SNI S-04-1989-F

Bahan Tambah
Tujuan :
• Kemudahan pekerjaan
• Pengikatan beton yang lebih cepat, agar penyelesaian dapat dipercepat.
• Pengikatan lebih lambat, untuk pembetonan yang lebih jauh.
Jenis dan Kegunaan Bahan Tambah
No. Jenis Kegunaan Maksud
Memasukan gelembung udara ( 0.03 -
Air Entrainment Kemudahan pengerjaan kedap air dan 0.08 mm ) secara merata kedalam
1 keawetan beton
Mempertahankan slump dan Mengurangi penggunaan air dan
2 Water Reducer kemudahan pengerjaan semen
Menyesuaikan waktu pelaksanaan
Retarder
3 pembetonan Memperlambat waktu pengikatan
4 Accelerator Kuat awal tinggi dalam waktu relatip
singkat. Mempercepat waktu pengikatan

Tidak boleh digunakan bersamaan


dengan "Air Entrainment"

Sering mengandung Calcium Chlorida


yang menimbulkan korosi
Lebih aman bila di gunakan :
. Semen kuat awal tinggi
. Beton mutu tinggi
. Pemanasan uap
5 Plasticizer Bila proporsi campuran dan bentuk
Meningkatkan kemudahan dan mutu adukan kurang baik
pengerjaan (workability) Bila jarak tulangan rapat
6 Pozolan Beton masif (mutu dan cara uji semen
Mengendalikan suhu dalam beton dan pozolan SII 0132-75
mencegah reaksi alkali agregat.
SAMBUNGAN PADA BETON SEMEN

• MAKSUD
– MENGENDALIKAN
RETAK
– MEMUDAHKAN
PELAKSANAAN
– MENGAKOMODASI
GERAKAN PELAT

• JENIS SAMBUNGAN
– SAMBUNGAN
MEMANJANG
– SAMBUNGAN
MELINTANG
– SAMBUNGAN
ISOLASI
Tipikal Sambungan Memanjang

Sambungan dibuat saat pelaksanaan Pengecoran selebar jalur

Tulangan pengikat Tulangan


berulir pengikat berulir
Ukuran Standar Penguncian
Sambungan Memanjang

Kemiringan 1:4

0,2 h 0,2 h

0,1 h

Trapesium Setengah lingkaran


Diameter Ruji
No Tebal pelat beton, h Diameter ruji
(mm) (mm)
1 125 < h < 140 20
2 140 < h < 160 24
3 160 < h < 190 28
4 190 < h < 220 33
5 220 < h < 250 36
Sambungan Susut Melintang
Dengan Ruji

Sambungan yang dibuat dengan menggergaji


atau dibentuk saat pengecoran
Selaput pemisah antara
ruji dan beton
h/4
225 225
mm mm
h
25 mm

Tulangan polos
Sambungan Pelaksanaan yang
Direncanakan dan yang Tidak
Direncanakan Untuk Pengecoran
Perlajur

Tulangan polos Tulangan pengikat berulir

Direncanakan Darurat (tidak direncanakan)


Contoh Persimpangan yang
Membutuhkan Sambungan Isolasi

Sambungan isolasi yang diperlukan


di belakang tulangan

Tegak lurus Tegak lurus/Apron Tegak lurus-Menyudut

Menyudut Jalan Terpisah Menyudut/Menyudut


Sambungan Isolasi

Bahan
penutup
Bahan pengisi
Bangunan saluran,
manhole
h

bangunan fasilitas umum,


pekarangan dll
12 mm

c) SAMBUNGAN ISOLASI TANPA RUJI


Tampak Atas Penempatan
Sambungan Isolasi Pada Manhole

Sambungan
Sambungan
melintang
memanjang

Sambungan
isolasi lebar 12 mm minimum
30 cm

Sambungan Sambungan Sambungan


isolasi lebar 12 mm melintang memanjang
Tampak Atas Penempatan
Sambungan Isolasi Pada Lubang
Kereb yang menyatu
Masuk Saluran
Kereb yang menyatu

min 30 cm

Sambungan isolasi Sambungan


melintang
lebar 12 mm
> 100 cm ke sambungan
> 100 cm ke sambungan terdekat lubang saluran
Kereb yang menyatu terdekat lubang saluran

min
30 cm
min
30 cm

Sambungan isolasi
lebar 12 mm

Sambungan > 100 cm ke sambungan


melintang terdekat lubang saluran
Potongan Melintang Perkerasan
dan Lokasi Sambungan

· Sambungan tipe C untuk seluruh lebar perkerasan


· Sambungan tipe B untuk pengecoran setengah lebar
Kemiringan perkerasan
h +75 s/d 150

melintang  2%
h

7500 mm

2100 - 3600 mm 2100 - 3600 mm 2100 - 3600 mm 2100 - 3600 mm

Sambungan tipe B
Sambungan tipe C
h +75 s/d 150

atau tipe C Sambungan tipe C


h

7800 - 14400 mm
Detail Potongan Melintang
Sambungan Perkerasan
Masukkan bahan pengisi kedalam
sambungan minimum setebal 12 mm,
dibagian atas kerb hanya bagian cekung
D
E B atau C

7500 mm
A

Aw al pengecoran B
B lajur
Akhir dari
kerja harian A F
B atau C
D Bila diperlukan

D B B
D
ta uC
Ba
B A
B
A

Jarak Jarak
Normal Normal

7800 - 14400 mm
Contoh Ketentuan Penyesuaian harga
satuan ( dari spec tertentu)
• KEKURANGAN TEBAL • Prosentase harga
• 0 – 5 mm satuan
• 6 – 8 mm • 100%
• 9 – 10 mm • 80%
• 11 – 12 mm • 72%
• 13 – 19 mm • 68%
• 20 -25 mm • 57%
• > 25 mm tidak dibayar • 50%
PENGARUH PENYIMPANGAN MUTU BETON
TERHADAP UMUR PELAYANAN DAN
PEMBAYARAN ( dari spec tertentu)

• Apabila kekuatan beton tidak sesuai dengan


ketentuan, tapi ketentuan lain sudah
sesuai, direksi mungkin menyetujui
perkerasan tersebut, bila nilai rata-ratanya
dari 4 hasil uji tidak kurang dari 80%
kekuatan minimum yang ditentukan.
• Untuk setiap 1% kekurangan kekuatan
beton , maka dibayar dengan pengurangan
sebesar 2% dari harga satuan kontrak.
Tulangan
Persyaratan Bahan
• Baja tulangan berbentuk anyaman dari kawat : AASTHO M 35-81
• Tulangan dari kawat baja ulir : AASTHO M 221-81
• Anyaman batang baja : AASTHO M 54-81
• Batang tulangan : AASTHO M 42-81 dan AASTHO M 53-81

Pemasangan Tulangan
• Lebar dan anyaman kawat paling luar terletak 7.5 cm dari tepi/sambungan plat
• Bagian ujung batang baja yang diikat/dilas harus berimpit tidak kurang 30 kali
diameternya
• Ujung lembar anyaman kawat baja harus di tumpangtindihkan
• Apabila pelat dibuat dua kali mengecor maka pemukaan lapis pertama terletak pada
kedalaman tidak kurang dari 5 cm dan jangka waktu pengecoran antar lapisan tidak
lebih dari 30 menit
• Tulangan pada beton semen menerus di pasang ke dalam selimut beton adalah ¼
tebal pelat + 2.5 cm
• Batang baja yang di sambung harus berimpit dengan panjang minimum 30 kali
diameter/> 40 cm
Nomogram laju penguapan

Anda mungkin juga menyukai