PROJECT STUDY
MATA KULIAH:
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI
DOSEN PEMBIMBING:
AAN ANDRIAWAN, S.Pd.,M.T.
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
ARIYA DHARMA (2011002)
KENNY (2011013)
VERNONDO HORSE (2011017)
VINCENT YONG (2011025)
DEON LIBORA (2011032)
A. Perancangan
Perancangan beton menggunakan data-data yang telah didapatkan dari hasil
pemeriksaan laboratorium. Metode perhitungan mengacu pada metode SNI 03-2834-
2000.
B. Langkah-langkah
Metode perhitungan yang digunakan dalam perencanaan campuran beton adalah
metode SNI 03-2834-2000. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perencanaan
campuran beton adalah sebagai berikut ini.
1. Menetapkan kuat tekan beton (f’c) pada umur 28 hari. Kuat tekan beton yang
direncanakan pada umur 28 hari adalah 25 MPa, dengan kegagalan maksimum
sebesar 5%
2. Menetapkan deviasi standar.
Tabel 1.1 Deviasi standar sebagai ukuran mutu pelaksanaan
Isi pekerjaan Deviasi standar (Mpa)
Volume Dapat
Sebutan Baik sekali Baik
beton (m3) diterima
Kecil < 1000 4,5 < S < 5,5 5,5 < S < 6,5 6,6 < S < 8,5
Sedang 1000 – 3000 3,5 < S < 4,5 4,5 < S < 5,5 6,5 < S < 7,5
Besar > 3000 2,5 < S < 3,5 3,5 < S < 4,5 4,5 < S < 6,5
M = k x deviasi standar
M = 1,64 x 4
M = 6,56 Mpa
k = 1,64 (ketetapan)
Menghitung kuat tekan rata rata beton yang ditargetkan (f’cr) menggunakan
persamaan f’cr = f’c + M
f’cr = f’c + M
= 25 + 6,56
Gambar 1.1
Nilai faktor semen ditentukan menggunakan grafik “hubungan antara kuat tekan
rata-rata dan faktor air semen”. Dari grafik tersebut bisa didapat nilai fas sebesar
0,49.
9. Menghitung nilai faktor air semen maksimum
Nilai faktor air semen maksimum 0,6 sesuai dengan soal yang diberikan.
10. Menentukan nilai slump
Nilai slump yang ditetapkan adalah sebesar 60-180 mm.
11. Menetapkan ukuran besar butir agregat maksimum
Ukuran besar butir agregat maksimum yang digunakan yaitu sebesar 20 mm.
12. Menetapkan nilai kadar air bebas
Kadar air bebas dapat ditentukan dari Tabel 1.3 , dengan menggunakan data ukuran agregat
maksimum, jenis batuan, dan slump rencana.
Tabel Ukuran Slump (mm)
1.3 Maksimum Jenis batuan
Agregat 0-10 10-30 30-60 60-180
(mm)
10 Batu tak dipecahkan 150 180 205 225
Batu pecah 180 205 230 250
20 Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
Batu pecah 170 190 210 225
40 Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
Batu pecah 155 175 190 205
Perkiraan Kebutuhan Air per Meter Kubik Beton
Setelah didapatkan hasil perkiraan kebutuhan air per meter kubik beton, kemudian
jumlah kebutuhan air dapat dihitung menggunakan persamaan.
2 1
W= Wh+ Wk
3 3
2 1
W = 195+ 225
3 3
W = 205 kg/m3
13. Menghitung kebutuhan semen
205
=
0,49
= 418,36 kg
14. Menentukan kebutuhan semen minimum
Semen minimum yang dibutuhkan adalah 275 kg.
15. Menentukan tipe gradasi agregat halus.
Tipe gradasi agregat halus ditentukan melalui kurva gradasi agregat halus pada
Gambar 1.2 . Data uji agregat halus disesuaikan dengan kurva gradasi dan dapat
disimpulkan bahwa tipe gradasi agregat halus adalah tipe gradasi 1.
Gambar 1.3 Hubungan faktor air semen – proporsi agregat halus untuk ukuran butir
maksimum 20 mm
d. Nilai persentase agregat halus dan agregat kasar dapat dihitung dengan
menggunakan rumus dibawah ini :
56+45
% AH =
2
= 50.5%
%AK = 100% - % AH
= 100% - 50,5 %
= 49,5%
17. Menghitung berat jenis relatif.
Berat jenis SSD agregat halus dan kasar didapatkan dari hasil pengujian berat jenis
agregat halus dan kasar di praktikum. Dari pengujian didapatkan angka berat jenis
agregat halus (BJ AH ) sebesar 2,36 dan berat jenis agregat kasar (BJ AK ) sebesar 2,64.
Kemudian berat jenis relatif gabungan dapat dihitung menggunakan rumus berikut.
BJ relatif = %AH x BJAH + %AK x BJAK
2274
2,49
Semen = 418,36 kg
Air = 205 kg
Agregat halus = 833,57 kg
Agregat kasar = 817,06 kg
Untuk Produksi per zak semen (50kg) dalam kondisi agregat SSD:
Semen = 50 kg
Air = 0,49 x 50 = 24,5 lt
Agregat halus = 1,99 x 50 = 99,5 kg
Agregat kasar = 1,95 x 50 = 97,5 kg
PERANCANGAN CAMPURAN BETON
DENGAN METODE MODIFIKASI
SNI 03 – 2834 – 2000
No. Uraian