KELOMPOK 1
FM 2,35
2 Agregat Halus
Berat Jenis 2,56 gram/cm3
diameter 15 cm
4 Beton
Tinggi 30 cm
B. PENGOLAHAN DATA
Dari data pengamatan yang dilakukan, maka akan dilakukan pengolahan
data untuk melengkapi data-data lainnya yang diperlukan dalam proses mix
design beton.
Target kuat tekan minimum yang akan digunakan pada beton uji adalah
sebesar 20 Mpa. Kemudian dengan tetapan standar deviasi sebesar 7 Mpa,
sehingga dapat dihitung F`cr-nya.
F`cr = Fc` + Standar deviasi
F`cr = 20 + 7 = 27 Mpa
Desain beton yang digunakan berbentuk beams (balok) dengan nilai slump yang
digunakan adalah 50 mm dengan toleransi ± 20 𝑚𝑚.
Sumber: ACI211.1-91
Volume beton yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah 3 buah beton
silinder dengan dimensi sebagai berikut.
Diameter = 15 cm
Tinggi = 30 cm.
Menentukan jumlah air yang diperlukan nilai slump yakni 50 mm dan ukuran
maksimal agregat yakni 20 mm dapat diperoleh dari tabel 3 berikut.
Tabel 3. Perkiraan jumlah air yang dibutuhkan, kandungan udara, serta ukuran
agregat maksimum berdasarkan ACI 211.1-91
Sumber: ACI 211.1-91
Dari tabel 3, dapat diperoleh jumlah air yang dibutuhkan adalah sebesar 185
kg/m3 dengan kadar udara sebesar 2%
Menghitung nilai Faktor Air Semen ditentukan berdasarkan tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Hubungan Antara Faktor Air Semen dan Kuat tekan beton rata-rata
Sumber: ACI211.1-91
Berdasarkan nilai kuat tekan sebesar 27 Mpa, maka akan dicari nilai FAS yakni
dengan rumus interpolasi, yakni sebesar 0,592
Menentukan jumlah semen yang diperlukan, yaitu dengan menghitung berat
satuan semen (C), berat satuan air (W) dan FAS (W/C), data di atas diperlukan
dalam persamaan berikut.
𝑾
𝑪=
𝑾/𝑪
Maka, 𝐶 = = 312,5 𝑘𝑔
,
ACI211.1-91
Sumber: ACI211.1-91
Ukuran maksimum agregat kasar yang digunakan adalah 20 mm, dengan Fine
modulus sebesar 2,35. Maka dengan rumus interpolasi didapat nilai bulk volume
kering agregat kasar sebesar 0,665.
Dari dari volume bulk agregat kasar dan berat isi agregat kasar sebesar 1,470
kg/m3 Dapat dicari jumlah agregat kasar yang diperlukan (CA) dengan
persamaan berikut.
Sumber: ACI211.1-91
Berdasarkan tabel 6 di atas, diperoleh berat isi beton 2355 kg/m 3. Untuk
menentukan jumlah agregat halus (S) Menggunakan metode massa dapat
diperoleh dengan persamaan berikut.
𝑪 𝑨𝑪
S = 𝜸𝒇 {𝟏𝟎𝟎𝟎 − 𝑾 + + + 𝟏𝟎𝑨 }
𝜸 𝜸𝑪
, ,
S = 𝛾 {1000 − 185 + + + 10 𝑥 2 }
, ,
S = 804,83 kg
Kebutuhan bahan hanya untuk tiga silinder dan dikalikan dengan volume silinder
yang telah diketahui yaitu 0,0053 m3.
Air : 185 kg/m3 × 0.0053 m3 = 0,981 kg
Semen : 312,5 kg/m3 × 0.0053 m3 = 1,657 kg
Agregat Kasar : 977,5 kg/m3 × 0.0053 m3 = 5,182 kg
Agregat Halus : 804,83 kg/m3 × 0.0053 m3 = 4,267 kg
Pada praktikum kali ini dibutuhkan tiga sampel bahan uji, kemudian
ditambahkan dengan 10% dari berat bahan per beton silinder.
Air : 0,981 kg x 3 + (10% x 0,981 kg) = 3,237 kg
Semen : 1,657 kg x 3 + (10% x 1,657 kg) = 5,467 kg
Agregat Halus : 4,267 kg x 3 + (10% x 4,267 kg) = 14,080 kg
Agregat Kasar : 5,182 kg x 3 + (10% x 5,182 kg) = 17,102 kg
Data final pengolahan data untuk menentukan jumlah bahan penyusun campuran
beton untuk 3 benda uji dapat dilihat pada tabel 7 berikut.
Analisis Data/Hasil
Berdasarkan perhitungan di pengolahan data, diperoleh kebutuhan
masing- masing bahan per m3 adalah air sebanyak 185 kg, semen sebanyak 312,5
kg, agregat kasar sebanyak 977,55 kg, dan agregat halus sebanyak 804,83 kg.
Lalu, semua bahan dihitung sesuai kebutuhan praktikum. Yaitu
diperlukan 3 buah silinder yang bervolume 0,0053 m3 dan ditambah 10% dari
hasil pengalian dengan volume. Penambahan ini dilakukan untuk menutupi
kekurangan yang terjadi akibat proses pengerjaan. Didapat hasil kebutuhan
pbahan praktikum yaitu air sebanyak 3,237 kg, semen sebanyak 5,467 kg,
agregat kasar sebanyak 17,102 kg, dan agregat halus sebanyak 14,080 kg.
Analisis Kesalahan
Terdapat kesalahan selama praktikum berlangsung yang mempengaruhi
kuat tekan beton, antara lain:
1. Kesalahan dalam mengamati timbangan. Praktikan kurang teliti dalam
mengamati hasil di timbangan
2. Terdapat bahan yang jatuh dan berkurang pada saat pemindahan benda uji.
Ini bisa terjadi saat memasukkan bahan ke dalam mesin pengaduk.
3. Kondisi pasir yang tidak SSD karena terkena hujan. Yang menyebabkan
agregat mengandung banyak air. Sehingga hasil slump yang rencana
awalnya 50 mm menjadi 80 mm.
D. KESIMPULAN
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan mencari campuran beton yang
paling ekonomis tetapi tetap memperhitungkan kekuatannya. Sehingga bisa
didapatkan beton yang memiliki workability, durability, dan kekuatan sesuai
dengan standar SNI maupun ACI.
Air : 3,237 kg
Semen : 5,467 kg
Agregat Halus : 14,080 kg
Agregat Kasar : 17,102 kg
E. REFERENSI
American Concrete Institute Committee 211.1-91 (1994) ‘Standard Practice for
selecting proportions for normal, heavyweight, and mass concrete, Part 1,
ACI Manual of ConcretePractice’.
F. LAMPIRAN