Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI BAHAN

PERHITUNGAN CAMPURAN BETON

KELOMPOK 1

Annisa Vrischika Saumanov A 320210404001


Arga Dwi Jalu 320210303002
Bimo Rizky Aditya 320210404003
Dwiko Pamungkas Adhi 320210404004
Ega Dwi Prasetyo 320210404005
Fatchur Rahman 320210404006

Tanggal Praktikum : 3 Juni 2022


Asisten Praktikum : Dini Rahmadhanti
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2022
A. DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Data Pengamatan Praktikum


Keterangan
No Hasil
Material subjek

Tipe Semen Portland


1 Semen
Berat jenis 3150 kg/m3

FM 2,35
2 Agregat Halus
Berat Jenis 2,56 gram/cm3

Berat Jenis 2,563 gram/cm3


3 Agregat Kasar
Berat Isi 1.470 kg/m3

diameter 15 cm
4 Beton
Tinggi 30 cm

Kuat tekan (Fc`) 20 Mpa

Standar Deviasi 7 Mpa


5 Tetapan mix design
Slump 50 mm

Size max aggregate 20 mm

Sumber: Praktikan, 2022

B. PENGOLAHAN DATA
Dari data pengamatan yang dilakukan, maka akan dilakukan pengolahan
data untuk melengkapi data-data lainnya yang diperlukan dalam proses mix
design beton.

Target kuat tekan minimum yang akan digunakan pada beton uji adalah
sebesar 20 Mpa. Kemudian dengan tetapan standar deviasi sebesar 7 Mpa,
sehingga dapat dihitung F`cr-nya.
F`cr = Fc` + Standar deviasi

F`cr = 20 + 7 = 27 Mpa

Desain beton yang digunakan berbentuk beams (balok) dengan nilai slump yang
digunakan adalah 50 mm dengan toleransi ± 20 𝑚𝑚.

Tabel 2. Nilai Slump untuk variasi jenis konstruksi berdasarkan ACI211.1-91

Sumber: ACI211.1-91

Volume beton yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah 3 buah beton
silinder dengan dimensi sebagai berikut.

Diameter = 15 cm

Tinggi = 30 cm.

Volume beton = volume silinder = πr2t

Volume beton = 3,14 x (0,075)2 x 0,3 = 0,0053 m3

Menentukan jumlah air yang diperlukan nilai slump yakni 50 mm dan ukuran
maksimal agregat yakni 20 mm dapat diperoleh dari tabel 3 berikut.

Tabel 3. Perkiraan jumlah air yang dibutuhkan, kandungan udara, serta ukuran
agregat maksimum berdasarkan ACI 211.1-91
Sumber: ACI 211.1-91

Dari tabel 3, dapat diperoleh jumlah air yang dibutuhkan adalah sebesar 185
kg/m3 dengan kadar udara sebesar 2%

Menghitung nilai Faktor Air Semen ditentukan berdasarkan tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Hubungan Antara Faktor Air Semen dan Kuat tekan beton rata-rata

Sumber: ACI211.1-91

Berdasarkan nilai kuat tekan sebesar 27 Mpa, maka akan dicari nilai FAS yakni
dengan rumus interpolasi, yakni sebesar 0,592
Menentukan jumlah semen yang diperlukan, yaitu dengan menghitung berat
satuan semen (C), berat satuan air (W) dan FAS (W/C), data di atas diperlukan
dalam persamaan berikut.

𝑾
𝑪=
𝑾/𝑪

Maka, 𝐶 = = 312,5 𝑘𝑔
,

Menentukan jumlah agregat kasar yang digunakan didapatkan dengan


mengalikan bulk volume kering agregat kasar dengan berat isi agregat kasar.
Bulk volume kering agregat kasar diperoleh dari tabel 5 berikut.

Tabel 5. volume agregat kasar per unit volume beton berdasarkan

ACI211.1-91

Sumber: ACI211.1-91

Ukuran maksimum agregat kasar yang digunakan adalah 20 mm, dengan Fine
modulus sebesar 2,35. Maka dengan rumus interpolasi didapat nilai bulk volume
kering agregat kasar sebesar 0,665.

Dari dari volume bulk agregat kasar dan berat isi agregat kasar sebesar 1,470
kg/m3 Dapat dicari jumlah agregat kasar yang diperlukan (CA) dengan
persamaan berikut.

CA = Bulk volume kering agregat kasar x berat isi agregat kasar

CA = 0,665 x 1470 = 977,55 kg


Menentukan jumlah agregat halus menggunakan metode massa, dengan melihat
tabel 6 berikut.

Tabel 6. Perkiraan pertama berat isi beton segar berdasarkan ACI211.1-91

Sumber: ACI211.1-91

Berdasarkan tabel 6 di atas, diperoleh berat isi beton 2355 kg/m 3. Untuk
menentukan jumlah agregat halus (S) Menggunakan metode massa dapat
diperoleh dengan persamaan berikut.

S = Berat isi beton – (W + C + Ca)

S = 2355 – (185 + 312,5 + 977,5) = 879,95 kg

Untuk meyakinkan jumlah agregat halus (S), dicoba dengan menggunakan


metode volume yang diperoleh dengan persamaan berikut.

𝑪 𝑨𝑪
S = 𝜸𝒇 {𝟏𝟎𝟎𝟎 − 𝑾 + + + 𝟏𝟎𝑨 }
𝜸 𝜸𝑪

, ,
S = 𝛾 {1000 − 185 + + + 10 𝑥 2 }
, ,

S = 804,83 kg
Kebutuhan bahan hanya untuk tiga silinder dan dikalikan dengan volume silinder
yang telah diketahui yaitu 0,0053 m3.
 Air : 185 kg/m3 × 0.0053 m3 = 0,981 kg
 Semen : 312,5 kg/m3 × 0.0053 m3 = 1,657 kg
 Agregat Kasar : 977,5 kg/m3 × 0.0053 m3 = 5,182 kg
 Agregat Halus : 804,83 kg/m3 × 0.0053 m3 = 4,267 kg

Pada praktikum kali ini dibutuhkan tiga sampel bahan uji, kemudian
ditambahkan dengan 10% dari berat bahan per beton silinder.
 Air : 0,981 kg x 3 + (10% x 0,981 kg) = 3,237 kg
 Semen : 1,657 kg x 3 + (10% x 1,657 kg) = 5,467 kg
 Agregat Halus : 4,267 kg x 3 + (10% x 4,267 kg) = 14,080 kg
 Agregat Kasar : 5,182 kg x 3 + (10% x 5,182 kg) = 17,102 kg

Data final pengolahan data untuk menentukan jumlah bahan penyusun campuran
beton untuk 3 benda uji dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

Tabel 7. Data Final jumlah Bahan Penyusun Campuran Beton

Kebutuhan 1 Slinder 3 Slinder 10%


Campuran

Cz 312,5 kg 1,657 kg 4,970 kg 5,467 kg


CA 977,55 kg 5,182 kg 15,547 kg 17,102 kg
W 185 kg 0,981 kg 2,942 kg 3,237 kg
S 804,83 kg 4,267 kg 12,800 kg 14,080 kg
Sumber: Praktikan, 2022
C. ANALISIS
Analisis Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan perbandingan
dari bahan-bahan penyusun beton. Bahan-bahan yang digunakan dalam
campuran adalah air, semen portland tipe 1, agregat halus, agregat kasar. Dalam
praktikum ini, juga memerlukan peralatan seperti sendok semen yang digunakan
untuk memindahkan campuran beton, sekop kecil untuk mengambil agregat
kasar dan agregat halus, karung kecil untuk wadah agregat. Talam sebagai wadah
dan ukurannya disesuaikan, timbangan dengan kemampuan menahan beban
besar untuk menimbang bahan, gelas ukur ukuran 1 liter, ember sebagai wadah
air, mesin pengaduk untuk mengaduk campuran, tongkat silinder untuk
membantu proses pengadukan, kerucut abram untuk menguji slump, wadah atau
alas, untuk alas pengujian slump, dan cetakan beton dengan diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm.

Yang pertama dilakukan adalah menentukan nilai slump dari campuran


sesuai dengan jenis konstruksi. Pada praktikum ini menggunakan nilai slump
sebesar 50 mm dengan koreksi ± 20 𝑚𝑚 untuk tipe konstruksi balok bangunan
(beams and reinforced walls) berdasarkan ACI 211.1-91. Lalu menghitung
volume beton menggunakan rumus silinder. Diketahui diameter cetakan adalah
15 cm dan tingginya 30 cm. Maka dihitung volumenya 0,0053 m3.

Ukuran maksimum butir agregat kasar pada percobaan ini telah


ditentukan sebersar 20 mm. Didapat jumlah air pencampur dalam beton adalah
185 kg/m3 dan kandungan udara 2%. Selanjutnya menentukan FAS sesuai
dengan kekuatan yang diinginkan yaitu 27 MPa. Maka rasio yang diperoleh
sebesar 0,592. Dari data FAS ini dapat ditentukan pula kebutuhan semen yang
dibutuhkan dengan membagi jumlah air dengan FAS. Sehingga didapat jumlah
semen yang dibutuhkan adalah 312,5 kg/m3.

Selanjutnya menentukan jumlah agregat halus dan agregat kasar. Jumlah


agregat kasar yang dibutuhkan adalah 977,55 kg/m3. Lalu jumlah agregat halus
yang dibutuhkan jika dalam metode massa adalah 875,95 kg/m 3, sedangkan
dalam metode volume adalah 804,83 kg/m3.
Langkah terakhir adalah menghitung jumlah bahan yang dibutuhkan
sesuai kebutuhan yaitu 3 silinder beton dengan volume 0,0053 m 3. Lalu
ditambahkan dengan 10% dari jumlah kebutuhan bahan. Penambahan ini
dilakukan untuk menutupi kekurangan yang terjadi akibat proses pengerjaan.
Sehingga didapatkan hasil kebutuhan air sebanyak 3,237 kg, semen sebanyak
5,467 kg, agregat halus sebanyak 14,080 kg dan agregat kasar sebanyak 17,102
kg.

Setelah menghitung semua bahan yang diperlukan, dilakukan


penimbangan sesuai perhitungan. Lalu masukkan semua bahan ke dalam mesin
pengaduk. Bahan yang dimasukkan pertama adalah agregat kasar lalu agregat
halus. Setelah itu diaduk sebentar, kemudian masukkan semen. Lalu air
dimasukkan sambil mesin pengaduk dinyalakan. Setelah diaduk, lakukan
pengujian slump menggunakan kerucut abram.

Analisis Data/Hasil
Berdasarkan perhitungan di pengolahan data, diperoleh kebutuhan
masing- masing bahan per m3 adalah air sebanyak 185 kg, semen sebanyak 312,5
kg, agregat kasar sebanyak 977,55 kg, dan agregat halus sebanyak 804,83 kg.
Lalu, semua bahan dihitung sesuai kebutuhan praktikum. Yaitu
diperlukan 3 buah silinder yang bervolume 0,0053 m3 dan ditambah 10% dari
hasil pengalian dengan volume. Penambahan ini dilakukan untuk menutupi
kekurangan yang terjadi akibat proses pengerjaan. Didapat hasil kebutuhan
pbahan praktikum yaitu air sebanyak 3,237 kg, semen sebanyak 5,467 kg,
agregat kasar sebanyak 17,102 kg, dan agregat halus sebanyak 14,080 kg.

Analisis Kesalahan
Terdapat kesalahan selama praktikum berlangsung yang mempengaruhi
kuat tekan beton, antara lain:
1. Kesalahan dalam mengamati timbangan. Praktikan kurang teliti dalam
mengamati hasil di timbangan
2. Terdapat bahan yang jatuh dan berkurang pada saat pemindahan benda uji.
Ini bisa terjadi saat memasukkan bahan ke dalam mesin pengaduk.
3. Kondisi pasir yang tidak SSD karena terkena hujan. Yang menyebabkan
agregat mengandung banyak air. Sehingga hasil slump yang rencana
awalnya 50 mm menjadi 80 mm.

D. KESIMPULAN
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan mencari campuran beton yang
paling ekonomis tetapi tetap memperhitungkan kekuatannya. Sehingga bisa
didapatkan beton yang memiliki workability, durability, dan kekuatan sesuai
dengan standar SNI maupun ACI.

Pada praktikum ini digunakan 3 beton silinder yang memiliki volume


0,0053 m3 dan dibutuhkan bahan yang telah dihitung sebagai berikut:

 Air : 3,237 kg
 Semen : 5,467 kg
 Agregat Halus : 14,080 kg
 Agregat Kasar : 17,102 kg

E. REFERENSI
American Concrete Institute Committee 211.1-91 (1994) ‘Standard Practice for
selecting proportions for normal, heavyweight, and mass concrete, Part 1,
ACI Manual of ConcretePractice’.

American Concrete Institute Committee 318-89 (1994) ‘Building Code


Requirement for reinforced concrete, Part 1, ACI Manual of Concrete
Practice’.
Gorgots, V. D. (2006) ‘About drawdown drilling parameters design procedure
at primary formation exposing by a horizontal wellbore’. Neftyanoe
Khozyaystvo – Oil Industry, 9, 120–121.
Modul Praktikum Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu Beton Laboratorium
Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil. Universitas Indonesia.

F. LAMPIRAN

Gambar 1. Proses Pengambilan Agregat


Sumber: Praktikan, 2022
Gambar 2. Proses Penimbangan Agregat
Sumber: Praktikan, 2022

Gambar 3. Proses Pencampuran Bahan

Sumber: Praktikan, 2022

Gambar 4. Proses Uji Nilai Slump


Sumber: Praktikan, 2022

Anda mungkin juga menyukai