Anda di halaman 1dari 24

TEKNOLOGI

BETON
SYAMSUL BAHRI AHMAD
TEKNOLOGI BETON
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)

1. Mampu Menguraikan Tentang Bahan Beton Tatap muka - 2


2. Mampu Menguraikan Tentang Rancangan Beton Tatap muka - 2
3. Mampu Menguraikan Tentang Metode Pelaksanaan Tatap muka - 3
Pembetonan
4. Mampu Menguraikan Tentang Pemahaman Dasar Tatap muka - 2
Beton Pracetak dan Beton Prategang
5. Mampu Menguraikan Tentang Teknologi Beton Tatap muka - 3
Terkini (Beton SCC, Beton Fiber, Beton Porous, dll)
6. Mampu Menguraikan Tentang Quality Control / QQ Tatap muka - 2
Pelaksanaan Pembetonan
Jumlah 14 tatap muka
REFERENCES : Buku teknologi
METODE RANCANGAN CAMPURAN BETON

Perancangan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan
– bahan penyusun beton. Proporsi ini ditentukan melalui sebuah perancangan campuran( mix
design ) beton . Dalam menentukan proporsi campuran dapat digunakan beberapa metode
yang dikenal, antara lain :
1). Metode American Concrete Institute ( ACI).
2). Portland Cement Association.
3). Road Note No.4.
4).British Standard atau metode Departement of Environment (DoE) dan lain – lain.
Setiap Negara punya code..

Berdasarkan SNI :
1. SNI 7656-2012 ; TATA Cara Pemilihan Campuran Beton Normal, Beton Berat dan Beton Massa
2. SNI 03-2834-2000 ; Tata cara Pembuatan Campuran Beton Normal
DATA YANG DIBUTUHKAN
Jenis pengujian
N0. Agregat halus (pasir) Agregat kasar (kerikil) Keterangan

1. Analisa saringan Analisa saringan Digunakan pada format mix


design
2. Berat jenis SSD Berat jenis Digunakan pada format mix
design
3. Penyerapan Penyerapan Digunakan pada koreksi
campuran
3. Berat isi volume Berat isi volume Digunakan untuk mengkonversi
berat menjadi volume

4. Kadar air Kadar air Digunakan pada koreksi


campuran
5. Kadar organik - Untuk kontrol kualitas

6. Kadar lumpur Kadar lumpur Untuk kontrol kualitas

7. - Keausan Untuk kontrol kualitas


SNI 2847:2013 SNI 7656:2012 SNI 2847:2019

Persyaratan beton Tata cara


struktural untuk pemilihan
bangunan gedung campuran beton
normal,berat dan
massa
SNI 2847:2019

Persyaratan beton
struktural untuk
bangunan gedung
dan penjelasan
(ACI 318M-14 dan ACI
318RM-14, MOD)

PERANCANGAN BETON :
-WORKABILITY
-KUAT TEKAN - DURABILITAS
KUAT TEKAN = P / A
P = beban tekan , (kg) , (N) TI
L I
A = luas penampang
ABI
R
DU

WORKABILITY

Slump (cm)
Uraian
Maksimum Minimum
Dinding,pelat
pondasi dan pondasi 12,5 5,0
telapak bertulang
Pondasi telapak tidak
bertulang,kaison dan
9,0 2,5
konstruksibawah
tanah.
Pelat,balok,kolom
15,0 2,5
dan dinding
Pengerasan jalan 7,5 5,0
Pembetonan massal 7,5 2,5
Perancangan campuran beton
metode SNI 03 2683-2000)
Perancangan campuran beton Development of the Environment
(DOE) 1975, Design of Normal
metode SNI 03 2683-2000) Concrete Mixes, Building
Research Establisment

1. Tetapkan Kuat tekan yang diisyaratkan f’ c

2. Hitung kuat tekan rata-rata , f’cr = f’ c + M

f’cr = kekuatan tekan rencana rata – rata.


f’ c = kekuatan tekan rencana.
M = Margin :
M = 1,64.(Sr)… (Mpa)

Nilai Sr

Volume Pekerjaan Mutu Pekerjaan


Sebutan Satuan (m3) Baik sekali Baik Cukup
Kecil < 1000 45 < S ≤ 55 55 < S ≤ 65 65 < S ≤ 85
Sedang 1000 – 3000 35 < S ≤ 45 45 < S ≤ 55 55 < S ≤ 75
Besar > 3000 25 < S ≤ 35 35 < S ≤ 45 45 < S ≤ 65
3. Faktor air semen yang diperlukan untuk mencapai
Tabel 2. Perkiraan kekuatan tekan (MPa) beton
kuat tekan rata-rata yang ditargetkan didasarkan: dengan Factor air semen 0,5 dan agregat kasar
yang biasa dipakai di Indonesia
1) hubungan kuat tekan dan factor air semen yang
diperoleh dari penelitian lapangan sesuai dengan bahan
dan kondisi pekerjaan yang diusulkan. Bila tidak
tersedia data hasil penelitian sebagai pedoman dapat
dipergunakan Tabel 2 dan Grafik 1 atau 2;
2) untuk lingkungan khusus, faktor air semen maksimum
harus memenuhi SNI 03-1915-1992 tentang spesifikasi
beton tahan sulfat dan SNI 03-2914-1994 tentang
spesifikasi beton bertulang kedap air, (Tabel 4,5,6) 22
Grafik1. Hub. antara kuat tekan dan F.A.S Grafik1. Hub. antara kuat tekan dan F.A.S
benda silinder (15x30 atau 10x20) cm benda kubus (15x15x15) cm
Faktor Air Maksimum sebagai syarat Durabilitas ( Lihat table 4,5 dan 6 SNI 03 2683-2000)

4. Tetapkan nilai faktor air semen dengan


memperhatikan langkah (3)
5. Tetapkan Slump berdasarkan kondisi
pelaksanaan pekerjaan beton mudah
dilaksanakan (Workability cukup)

6. Ukuran maksimum agregat ditetapkan


berdasarkan analisa gradasi gabungan
7. Hitung Kadar Air Bebas

TABEL 3
Kadar air bebas agregat halus
ditaksir (160-190) kg/m3 pada
slump (30-60) mm
8. Hitung Jumlah Semen berdasarkan fas
dan kadar air, w = Air / fas

9. Kadar semen minimum ditetapkan


berdasarkan kondisi lingkungan beton
ditempatkan---Tabel 4.

10. Tetapkan jumlah semen yang dipilih

11. Tetapkan susunan gradasi agregat halus


(zone 1,2,3 dan 4)

12. Tentukan Proporsi agregat halus (%) =


44%

13. Tentukan Proporsi agregat kasar (%) :


100 % - langkah 11= 56%

14. Tentukan Proporsi agregat halus (%)


Prosentase pasir yang dianjurkan untuk Zone Prosentase pasir yang dianjurkan untuk Zone
1,2,3 dan 4 dengan ukuran maks 10 mm 1,2,3 dan 4 dengan ukuran maks 20 mm

44% pasir, bt pecah 56%


15. Tetapkan Bj SSD masing-masing agregat

kasar dan halus mis: 2,5 agr halus


2,6 tuk agr.kasar
16. Hitung Bj Gabungan = % pasir x Bj ssd
pasir+ % bt.pecah x Bj ssd kerikil = 2,55

17. Hitung Berat Jenis Beton berdasarkan :


a. Langkah 16 (Bj gabungan)
b. Langkah 7 (kadar air bebas) 2290kg/m3 2,55

18. Hitung Berat Total Agregat yaitu :

Langkah 15 – Langkah 7 - langkah 10 230kg/m3


KEBUTUHAN BAHAN SETELAH KOREKSI:
KEBUTUHAN BAHAN DALAM 1 M3 BETON SEBELUM
DIKOREKASI :
Bila komposisi campuran sudah diperoleh, langkah selanjutnya melakukan
- SEMEN = A. Kg
koreksi campuran dengan menggunakan nilai penyerapan dan kadar air
- PASIR = ….. Kg = C
agregat kasar dan halus. Adapun rumus koreksi sebagai berikut:
- KERIKIL = … Kg = D
1. Air = B – (Ck – Ca)xC/100 – (Dk – Da)x D/100
- AIR = …. Kg = B
2. Pasir = C+(Ck – Ca)xC/100
- Misalx bj Beton =2290 kg
3. Kerikil = D+(Dk – Da)xD/100
4. Semen = tidak ada koreksi
5. Jadi setelah dikoreksi, === Total 2290 kg
B = Jumlah air (kg/m3)
Kebutuhan material penyusun beton ( kg/m3) C = Jumlah pasir (kg/m3)

Material Semen (A) Pasir (B) Kerikil (C) Air (D) Total D = Jumlah kerikil (kg/m3)
Sebelum Sesuai Sesuai Sesuai hasil Sesuai hasil A+B+C+D = Ca = Penyerapan air pasir ( %)
koreksi hasil mix hasil mix mix design mix design X
Da = Penyerapan air kerikil ( %)
design design
Sesudah Tetap Kemung Kemungkin Kemungkina A+B+C+D = Ck = Kandungan air pasir ( %)
koreksi kinan an berubah n berubah X Dk = Kandungan air kerikil (%)
berubah
LANGKAH – LANGKAH MIX DESIGN METODE SNI 03-2834-2000 Development of the Environment (DOE) 1975, Design of Normal
No Uraian Reverensi Nilai Satuan Concrete Mixes, Building Research Establisment
1 Kuat tekan yang Ditetapkan   kg/cm2
disyaratkan (f c)
‫׳‬ 13 Kadar semen minimum Tabel 3.7   kg/m3
2 Standar devisiasi (Sr) Dihitung/ditetapkan kg/cm2 14 Kadar semen yang Terbesar 12 dan 13   kg/m3
3 Nilai tambah/Margin (M) M = 1,64(Sr)   kg/cm2 digunakan
15 Tentukan jumlah Hasil uji saringan dan    
susunan butir agregat tabel zona pasir
4 Kuat tekan rata-rata f’cr = f’ c + M   kg/cm2 halus ( lihat zona gradasi
yang direncanakan agregat halus)
5 Jenis semen Ditetapkan Semen   16 Tentukan Proporsi Gambar 3.4,3.5, 3.6   %
type I agregat halus
6 Jenis agregat       17 Tentukan Proporsi 100%-16   %
  1.  agregat halus Ditetapkan Buatan   agrerat kasar
18 Berat jenis SSD      
 
  1.      agregat halus Hasil uji karakteristik    
  2.  agregat kasar Ditetapkan Buatan  
  2.      agregat kasar Hasil uji karakteristik    
7 Faktor air semen (FAS)    
19 Berat jenis SSD (16)x(BJ pasir)    

8 Faktor air semen     gabungan agregat + (17)x(BJ


maksimum kerikil)
9 Tetapkan nilai slump Ditetapkan   mm 20 Berat jenis beton segar Gambar 3.7   kg/m3
10 Ukuran maksimum Ditetapkan/analisa saringan   mm 21 Berat agregat total 20 – 14 – 11   kg/m3
agregat 22 Berat agregat halus (C) 16 x 21   kg/m3
11 Kadar air bebas 2/3 wh + 1/3 wk ( tabel 3.11)   kg/m3 23 Berat agregat kasar (D) 17 x 21   kg/m3
12 Kadar semen c = 11/8   kg/m3
CONTOH

Buat rancangan campuran beton f’c= 25 Mpa metode SNI 03-2834-2000


benda uji silinder berasarkan data percobaan dibawah ini

Dari Hasil Pengujian Karakteristik diperoleh data sbb:


1. Agregat halus
- Kadar air = 2,15%
- Berat jenis SSD = 2,55
- Penyerapan = 4,30% - Beton Normal
- Modulus kehalusan = 1,75 - Beton untuk pelat lantai
- Zone pasir = zone 1 gedung
2. Agregat Kasar - Zone pasir tentukan
- Kadar air = 1,46% sendiri.
- Berat jenis SSD = 2,68 - Buat Rancangan Beton
- Penyerapan = 2,40% dg benda uji silinder
- Modulus kehalusan = 6,5
- Gradasi = Ukuran maks agregat = 20 mm
- Proporsi agregat = pasir (a) = 40%
= Batu pecah (b) = 60%
Jika fasilitas produksi beton tidak
mempunyai catatan hasil uji kekuatan
yang
memenuhi persyaratan 5.3.1.1(c),
tetapi mempunyai catatan uji tidak
lebih dari 24 bulan
lamanya bedasarkan pada pengujian
sebanyak 15 sampai 29 hasil
pengujian secara
berurutan, maka deviasi standar
benda uji ss ditentukan sebagai hasil
perkalian antara nilai
deviasi standar benda uji yang
dihitung dan faktor modifikasi dari
Tabel 5.3.1.2
KUAT TEKAN RATA-RATA- fcr
RANCANGAN CAMPURAN BETON BERDASARKAN SNI 7565-2012

Anda mungkin juga menyukai