M = 1,64 x Sr
= 1,64 x 80 kg/cm2
= 131,2 kg/cm2
= 13,12 Mpa
= 25 + 13,12
= 38,12 Mpa
(d) Jenis semen : PPC (tipe 1)
(g) Menentukan faktor air semen. Faktor air semen maksimum (tabel 1.3),
untuk beton di dalam ruangan dengan keadaan keliling non korosif nilai fas
=0,6, hasil ini dibandingkan dengan nilai fas = 0,38 yang didapat dari
gambar 1.1 dan diambil yang terkecil, maka digunakan fas 0,38.
Tabel 1.3 Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen Maksimum
38,12
37
0,487
Gambar 1.1 Hubungan Antara Kuat Tekan dan Faktor Air Semen
(h) Nilai slump, diambil untuk pemakaian beton pelat, balok, kolom dan
dinding yaitu 7,5 cm sampai dengan 15 cm.
= 201,67 kg/m3
Tabel 1.5 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) untuk Beberapa Tingkat
Kemudian
= 414,09 kg
(l) Kebutuhan semen minimum (tabel 3.3) untuk beton didalam ruang
bangunan dengan keadaan keliling non korosif adalah 275 kg, karena
berbeda dengan kebutuhan semen pada langkah (l) maka digunakan yang
terbesar yaitu 414,09 kg
(m) Prosentase pasir terhadap agregat campuran ditentukan melalui grafik pada
gambar 3.6 berdasarkan nilai slump, zona pasir dan ukuran butir maksimum
agregat, didapat 39%
41
0,487
Gambar 1.2 Persen Pasir yang Dianjurkan untuk Ukuran Butir Maksimum
20 mm
(n) Berat jenis relatif agregat merupakan gabungan antara berat agregat halus
dan agregat kasar. Perhitungan berat jenis relatif adalah sebagai berikut:
(41%) x (2,08) + (100%-41%) x (2,7) = 2,445 gr/cm3
(o) Berat jenis beton diperoleh dari grafik pada gambar 3.7 dengan cara
membuat grafik baru yang sesuai dengan berat jenis gabungan, yaitu 2,445.
Titik potong grafik baru denga tegak yang menunjukkan kadar air bebas
(201,67 kg/m3), kemudian tarik garis horisontal terhadap perpotongan
tersebut menunjukkan berat jenis beton yang direncanakan. Dalam hal ini
diperoleh 2249 kg/m3.
2.9
2.8
2.7
2.6
2249
2.5
2,44
2.4
(p) Kadar agregat gabungan diperoleh dengan mengurangkan berat jenis beton
dengan kadar semen dan kadar air, didapat 1633,2 kg/m3.
(q) Kadar agregat halus = 1633,2 x 41% = 669,63 kg/m3.
= 669,56 kg/m3.
Batu Pecah = jumlah + (kandungan air – absorpsi) x jumlah / 100
= 963,55 kg/m3.
= 201,67 kg/m3.
= 5298,75 cm3
= 0,0053 m3
= 689,19 cm3
= 0,000689 m3
Tabel 1.7 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 1 Benda Uji Ukuran 15cm x 30cm dengan
penambahan 20%
Air 1,28 Kg
Agregat Kasar 6,13 Kg
Pasir 4,26 Kg
Semen 2,32 Kg
Tabel 1.8 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 1 Benda Uji Ukuran 7,6cm x 15,2cm dengan
penambahan 20%
Air 0,16 Kg
Agregat Kasar 0,79 Kg
Pasir 0,55 Kg
Semen 0,3 Kg
Tabel 1.9 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 9 Benda Uji Ukuran 7,6cm x 15,2cm, dan
3 Benda Uji Ukuran 15cm x 30cm.
𝐶 𝜎28
= + 0,50
𝐸 𝐺𝜎𝑐
𝐶 255
= + 0,50
𝐸 0,6.500
= 1,35
280
𝐸=
1,35
= 207,407
Karena ukuran butir agregat maksimum 20 mm, maka jumlah air dikoreksi
menggunakan tabel 3.12 yang di interpolasi. Agar nilai C/E tetap, jumlah semen juga
harus dikoreksi seperti jumlah air.
Tabel 1.12 Koreksi Kadar Air
Diameter maksimum 5 10 16 25 40 63 100
Agregat (mm)
Dapat Dipakai +15 +9 +4 0 -4 -8 -12
= 5298,75 cm3
= 0,0053 m3
= 689,19 cm3
= 0,000689 m3
Tabel 1.15 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 1 Benda Uji Ukuran 15cm x 30cm dengan
penambahan 20%
Air 1,25 Kg
Agregat Kasar 6,33 Kg
Pasir 4,16 Kg
Semen 2,22 Kg
Tabel 1.16 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 1 Benda Uji Ukuran 7,6cm x 15,2cm
dengan penambahan 20%
Air 0,16 Kg
Agregat Kasar 0,82 Kg
Pasir 0,54 Kg
Semen 0,29 Kg
Tabel 1.17 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 9 Benda Uji Ukuran 7,6cm x 15,2cm, dan
3 Benda Uji Ukuran 15cm x 30cm.