Anda di halaman 1dari 13

LAMPIRAN

PERHITUNGAN PERENCANAAN CAMPURAN BETON

1. Perhitungan Perencanaan Campuran Beton dengan Metode SNI


Dalam perencanaan campuran menggunakan metode SNI, Langkah-langkah
perhitungan sebagai berikut:
(a) Diketahui data material:

Tabel 1.1 Sifat Fisik Agregat

Sifat Fisik Agregat


Pasir Batu Pecah
BJ Kering Oven Relatif (gram/cm3) 2,08 2,7
Kapasitas Absorbsi (%) 3,31 1,7
Kadar Air (%) 2,34 1,06
Berat Isi Padat Kering Oven (gram/cm3) 1,54 1,29

(b) Menentukan standar deviasi, ditentukan 80 kg/cm2

Tabel 1.2 Mutu Pelaksanaan Diukur Dengan Standar Deviasi

Jumlah Pengujian Deviasi Standar s (kg/cm2)


Sebutan Jumlah Beton Baik Sekali Baik Dapat Diterima
Kecil <1000 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 65 65 < s ≤ 85
Sedang 1000-3000 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 75
Besar >3000 25 < s ≤ 35 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 65

(c) Nilai margin dihitung menggunakan rumus:

M = 1,64 x Sr

= 1,64 x 80 kg/cm2

= 131,2 kg/cm2

= 13,12 Mpa

(a) Kuat tekan rencana yang ditargetkan dihitung menggunakan rumus


berikut: fcr = fc’ + M

= 25 + 13,12

= 38,12 Mpa
(d) Jenis semen : PPC (tipe 1)

(e) Jenis kerikil : batu pecah

(f) Jenis pasir : alami

(g) Menentukan faktor air semen. Faktor air semen maksimum (tabel 1.3),
untuk beton di dalam ruangan dengan keadaan keliling non korosif nilai fas
=0,6, hasil ini dibandingkan dengan nilai fas = 0,38 yang didapat dari
gambar 1.1 dan diambil yang terkecil, maka digunakan fas 0,38.

Tabel 1.3 Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen Maksimum

Uraian Jumlah Semen Nilai Faktor


Mimimum Per Air Semen
m3 Beton (Kg) Maksimum
Beton didalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non korosif 275 0,60
b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh 325 0,52
kondensasi atau uap korosif
Beton diluar ruang bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari 325 0,6
langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari 275 0,6
langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti- 325 0,55
ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau 375 0,52
air tanah
Beton yang terus menerus berhubungan dengan air
a. Air tawar 275 0,57
b. Air laut 375 0,52
Garis awal
gunakan data
dari TABEL 2

38,12
37

0,487

Gambar 1.1 Hubungan Antara Kuat Tekan dan Faktor Air Semen
(h) Nilai slump, diambil untuk pemakaian beton pelat, balok, kolom dan
dinding yaitu 7,5 cm sampai dengan 15 cm.

Tabel 1.4 Nilai Slump untuk Berbagai Pekerjaan Beton

Uraian Nilai Slump (cm)


Maks. Min.
Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak bertulang 12,5 5,0
Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi 9,0 2,5
dibawah tanah
Pelat, kolom, balok, dan dinding 15,0 7,5
Pengerasan jalan 7,5 5,0
Pembetonan massal 7,5 2,5

(i) Ukuran agregat maksimum ditentukan 20mm


(j) Kebutuhan air dari tabel 3.5 berdasarkan ukuran maksimum butiran, jenis
batuan dan nilai slump. Dari tabel didapat nilai untuk agregat alami 190 dan
agregat batu pecah 225. Dikarenakan agregat yang digunakan merupakan
agregat campuran antara agregat alami dan agregat yang dipecah, maka
kadar air bebas dihitung menggunakan rumus:

Kadar air bebas = 2/3 Wh + 1/3 Wk

= 2/3 (190) + 1/3 (225)

= 201,67 kg/m3

Tabel 1.5 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) untuk Beberapa Tingkat
Kemudian

Ukuran Besar Jenis Slump (mm)


Agregat Agregat 0-10 10-30 30-60 60-180
Maksimum (mm)
10 Alami 150 180 205 225
Batu Pecah 180 205 230 250
20 Alami 135 160 180 190
Batu Pecah 170 190 210 225
40 Alami 115 140 160 175
Batu Pecah 155 175 190 205
(k) Kebutuhan semen = 201,7/0,487

= 414,09 kg

(l) Kebutuhan semen minimum (tabel 3.3) untuk beton didalam ruang
bangunan dengan keadaan keliling non korosif adalah 275 kg, karena
berbeda dengan kebutuhan semen pada langkah (l) maka digunakan yang
terbesar yaitu 414,09 kg

(m) Prosentase pasir terhadap agregat campuran ditentukan melalui grafik pada
gambar 3.6 berdasarkan nilai slump, zona pasir dan ukuran butir maksimum
agregat, didapat 39%

41

0,487

Gambar 1.2 Persen Pasir yang Dianjurkan untuk Ukuran Butir Maksimum
20 mm

(n) Berat jenis relatif agregat merupakan gabungan antara berat agregat halus
dan agregat kasar. Perhitungan berat jenis relatif adalah sebagai berikut:
(41%) x (2,08) + (100%-41%) x (2,7) = 2,445 gr/cm3

(o) Berat jenis beton diperoleh dari grafik pada gambar 3.7 dengan cara
membuat grafik baru yang sesuai dengan berat jenis gabungan, yaitu 2,445.
Titik potong grafik baru denga tegak yang menunjukkan kadar air bebas
(201,67 kg/m3), kemudian tarik garis horisontal terhadap perpotongan
tersebut menunjukkan berat jenis beton yang direncanakan. Dalam hal ini
diperoleh 2249 kg/m3.

2.9

2.8
2.7
2.6
2249
2.5
2,44
2.4

Gambar 1.3 Hubungan Kandungan Air, Berat Jenis Agregat Gabungan


dan Berat Isi Beton

(p) Kadar agregat gabungan diperoleh dengan mengurangkan berat jenis beton
dengan kadar semen dan kadar air, didapat 1633,2 kg/m3.
(q) Kadar agregat halus = 1633,2 x 41% = 669,63 kg/m3.

(r) Kadar agregat kasar = 1633,2 x 59% = 963,61 kg/m3.

(s) Koreksi proporsi campuran, untuk mendapatkan susunan campuran yang


sebenarnya yaitu yang akan dipakai sebagai campura uji, perlu
diperhitungkan jumlah air bebas yang terdapat dalam atau masih dibutuhkan
oleh masing-masing agregat yang akan digunakan.

Pasir = jumlah + (kandungan air – absorpsi) x jumlah / 100

= 669,3 + (2,34 – 3,31) x 669,3 / 100

= 669,56 kg/m3.
Batu Pecah = jumlah + (kandungan air – absorpsi) x jumlah / 100

= 963,61 + (1,06 – 1,7) x 963,61 / 100

= 963,55 kg/m3.

Air = 201,67 – (2,34-3,31) x 669,63/100 – (1,06-1,7) x 963,61/100

= 201,67 kg/m3.

Tabel 1.6 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 1 m3 Beton


Air 201,67 Kg
Agregat Kasar 963,55 Kg
Pasir 669,56 kg
Semen 361,41 Kg

1.1 Proporsi Bahan Untuk Benda Uji

Volume silinder beton 15 x 30 cm = 0,25 x π x d2 x t

= 0,25 x 3,14 x (15)2 x 30

= 5298,75 cm3

= 0,0053 m3

Volume silinder beton 7,6 x 15,2 cm = 0,25 x π x d2 x t

= 0,25 x 3,14 x (7,6)2 x 15,2

= 689,19 cm3

= 0,000689 m3
Tabel 1.7 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 1 Benda Uji Ukuran 15cm x 30cm dengan
penambahan 20%

Air 1,28 Kg
Agregat Kasar 6,13 Kg
Pasir 4,26 Kg
Semen 2,32 Kg

Tabel 1.8 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 1 Benda Uji Ukuran 7,6cm x 15,2cm dengan
penambahan 20%

Air 0,16 Kg
Agregat Kasar 0,79 Kg
Pasir 0,55 Kg
Semen 0,3 Kg

Tabel 1.9 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 9 Benda Uji Ukuran 7,6cm x 15,2cm, dan
3 Benda Uji Ukuran 15cm x 30cm.

Bahan Ukuran 7,6cm x Ukuran 15cm x Total Satuan


15,2cm 30cm
Air 1,49 3,84 5,33 Kg
Agregat Kasar 7,17 18,38 25,55 Kg
Pasir 4,98 12,77 17,75 kg
Semen 2,71 6,95 9,66 Kg

2. Perhitungan Perencanaan Campuran Beton dengan Metode Dreux


Gorisse
Perencanaan kuat tekan beton umur 28 hari sebesar 25 MPa atau sama dengan
255 kg/cm2, kuat tekan semen sebesar 500 kg/cm2, slump rencana 80 mm, ukuran agregat
2kasar maksimum 20mm, Berat jenis agregat 2,7 dan modulus kehalusan butir Mf =
2,253 serta distribusi butiran seperti tabel berikut.

Tabel 1.10 Distribusi butiran tertahan ayakan


Lubang Tertahan
Saringan Berat (gram) % E% Total Komulatif
37,5 0 0 0 0
25 258 25,8 25,8 25,8
12,7 737,1 73,71 99,51 125,31
4,75 4,9 0,49 100 225,31
0,75 0 0 0 225,31
Pan 0 0 0 225,31
2.1 Faktor C/E (rasio berat semen terhadap berat air)

𝐶 𝜎28
= + 0,50
𝐸 𝐺𝜎𝑐
𝐶 255
= + 0,50
𝐸 0,6.500
= 1,35

Faktor granular tergantung kualitas butiran agregat dan diameter maksimum


butiran agregat seperti tabel 3.11
Tabel 1.11 Faktor Granular Butiran
Kualitas Butiran Ukuran Agregat D (mm)
Halus Sedang Kasar
D < 16 25 < D < 40 D > 25
Baik Sekali 0,55 0,60 0,65
Normal 0,45 0,40 0,55
Dapat Dipakai 0,35 0,30 0,45

2.2 Jumlah Semen dan Air


Setelah didapat rasio C/E, kemudian ditetapkan nilai slump sebesar 80 mm.
Jumlah semen 280 per m3 beton didapat dengan menggunakan gambar di bawah,
hubungan antara C/E dengan nilai slump.
Gambar 1.4 Hubungan C/E dengan nilai Slump
Jumlah air (E) diperoleh dari :
𝐶
𝐸=
𝐶/𝐸

280
𝐸=
1,35
= 207,407
Karena ukuran butir agregat maksimum 20 mm, maka jumlah air dikoreksi
menggunakan tabel 3.12 yang di interpolasi. Agar nilai C/E tetap, jumlah semen juga
harus dikoreksi seperti jumlah air.
Tabel 1.12 Koreksi Kadar Air
Diameter maksimum 5 10 16 25 40 63 100
Agregat (mm)
Dapat Dipakai +15 +9 +4 0 -4 -8 -12

Sehingga jumlah air = 207,407 – 3,687


= 203,720 liter / m3
Jumlah semen = 280 – 3,687
= 276,313 liter / m3
2.3 Proporsi Agregat Halus dan Agregat Kasar
Titik patah untuk menentukan komposisi agregat halus dan agregat kasar.
Absis x: untuk D ≤ 25 mm, maka x= D/2 sehingga x= 20/2 = 10 mm
Ordinat y:
𝑦 = 50 − √𝐷 + 𝐾 + 𝐾𝑠
𝑦 = 50 − √20 + 2 + (−1,482)
𝑦 = 46,0458
Tabel 1.13 Harga-harga K, Ks dan Kp

Pemadatan Lemah Normal Kuat


Jenis Agregat Alam Pecah Alam Pecah Alam Pecah
400+fluid -2 0 -4 -2 -6 -4
Dosis 400 0 +2 -2 0 -4 -2
Semen 350 +2 +4 0 +2 -2 0
kg/m3 300 +4 +6 +2 +4 0 +2
beton 250 +6 +8 +4 +6 +2 +4
200 +8 +10 +6 +8 +4 +6
Koreksi Ks : jika mhb ≠ 2,50, maka Ks = 6 x mhb – 15
Koreksi Kp : untuk beton yang dipompa Kp = +5 s.d +10

2.4 Proporsi Campuran Beton


Jumlah agregat ditentukan oleh koefisien kekompakan (ℽ), yaitu koefisien yang
menyatakan volume absolut beton yang terisi material padat (semen dan agregat) seperti
tabel 3.13. yang tergantung pada plastisitas beton segar tabel 3.14, cara pemadatan dan
ukuran maksimum agregat.

Tabel 1.13 Koefisien Kekompakan Beton

Kekentalan Cara Koefisien Kekompakan (ℽ)


Beton Pemadatan D = 5 D = 10 D = 16 D = 25 D = 40 D = 63
Lembek Tusukan 0,750 0,780 0,795 0,805 0,810 0,815
P. Lemah 0,755 0785 0,800 0,810 0,815 0,820
P. Normal 0,760 0,790 0,805 0,815 0,820 0,825
Plastis Tusukan 0,760 0,790 0,805 0,815 0,820 0,825
P. Lemah 0,765 0,795 0,810 0,820 0,825 0,830
P. Normal 0,770 0,800 0,815 0,825 0,830 0,835
P. Kuat 0,775 0,805 0,820 0,830 0,835 0,840
Kental P. Lemah 0,775 0,805 0,820 0,830 0,835 0,845
P. Normal 0,780 0,810 0,825 0,835 0,840 0,850
P. Kuat 0,785 0,815 0,830 0,840 0,845 0,855
Harga-harga koefisien kekompakan diatas berlaku untuk butiran alam, jika tidak dikoreksi
dengan :
0,01 untuk pasir alam + batu pecah
0,03 untuk butiran dari batu pecah
Untuk butiran ringan, koefisien kekompakan dikurangi dengan 0,003
Untuk C ≠ 350 kg/m3, harga koefisien kekompakan dikoreksi dengan (C-350)/5000
Tabel 1.14 Klasifikasi Plastisitas Beton

Plastisitas Beton Slump (mm) Pemadatan


Sangat Kental 0-20 Penggetaran sangat kuat
Kental 30-50 Penggetaran yang baik
Plastis 60-90 Penggetaran normal
Lembek 100-120 Tusukan
Encer ≥ 140 Tusukan lemah

Berdasarkan tabel 3.13 setelah diinterpolasi didapatkan ℽ sebesar 0,819. Maka


kebutuhan material per m3 sebesar:
 Volume absolut beton = 1000 ℽ
= 1000 x 0,819
= 819 (liter/m3 beton)
 Volume absolut semen = C/BJsemen
= 350/2,56
= 135,349 (liter)
 Volume absolut agregat = (1000 ℽ) – volume absolut semen
= (1000 x 0,819) – 135,349
= 683,650 (liter)
 Volume absolut agregat halus = y% volume absolut agregat
= 46,045 % x 683,650
= 314,792 (liter)
 Volume absolut agregat kasar = (100-y)% volume absolut agregat
= (100-46,045) x 683,650
= 368,857 (liter)

Maka komposisi campuran untuk 1 m3 beton adalah


 Semen = 350
 Air = 193,677 kg
 Agregat Kasar = 368,857 x 2,7
= 995,915 kg
 Agregat Halus = 314,792 x 2,08
= 654,769 kg

Volume silinder beton 15 x 30 cm = 0,25 x π x d2 x t


= 0,25 x 3,14 x (15)2 x 30

= 5298,75 cm3

= 0,0053 m3

Volume silinder beton 7,6 x 15,2 cm = 0,25 x π x d2 x t

= 0,25 x 3,14 x (7,6)2 x 15,2

= 689,19 cm3

= 0,000689 m3

Tabel 1.15 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 1 Benda Uji Ukuran 15cm x 30cm dengan
penambahan 20%

Air 1,25 Kg
Agregat Kasar 6,33 Kg
Pasir 4,16 Kg
Semen 2,22 Kg

Tabel 1.16 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 1 Benda Uji Ukuran 7,6cm x 15,2cm
dengan penambahan 20%

Air 0,16 Kg
Agregat Kasar 0,82 Kg
Pasir 0,54 Kg
Semen 0,29 Kg

Tabel 1.17 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan 9 Benda Uji Ukuran 7,6cm x 15,2cm, dan
3 Benda Uji Ukuran 15cm x 30cm.

Bahan Ukuran 7,6cm x Ukuran 15cm x Total Satuan


15,2cm 30cm
Air 1,46 3,76 5,23 Kg
Agregat Kasar 7,41 19,00 26,42 Kg
Pasir 4,87 12,49 17,37 kg
Semen 2,60 6,68 9,28 Kg

Anda mungkin juga menyukai