Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENGUJIAN BAHAN 2

RANCANGAN MIX DESIGN BETON SEGAR

Disusun Oleh :
RIZAKY OKTA RAMADIANSYAH
2 TKG 1
2201421026

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Rancangan Mix
Design Beton Segar” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Penguian Bahan 2. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pembuatan dan perancangan beton bagi para pembaca dan juga penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhtarom Riyadi,
Drs., S. S.T, M.Eng selaku Dosen Pengujian Bahan 2 yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Depok, 26 Oktober 2023

Rizaky Okta Ramadiansyah

RANCANGAN MIX DESIGN BETON SEGAR


Pada laporan ini perancangan adukan beton menggunakan metode British Mix Design
yang tercantum dalam “Design of Normal Concrete Mixes” telah menggantikan cara “Road
Note No.4” sejak tahun 1975. Di Indonesia cara ini dikenal dengan cara DOE (“Department
ofEnvironment”). Perencanaan dengan cara DOE ini dipakai sebagai standar perencanaan
oleh Departemen Pekerjaan Umum di Indonesia, dan dimuat dalam buku Standar No.
SK.SNI.T-15-1990-03 dengan judul buku “Tata cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal”. Dalam perencanaan cara ini digunakan tabel-tabel dan grafik-grafik.

Pembutan rancangan mix design dengan menggunakan metode yang berbeda, akan
mendapatkan hasi yang berbeda pula. Selalu ada perbedaan kuat tekan beton yang dirancang
dengan kuat tekan beton yang sebenarnya. Selain itu, tidak boleh membuat dalam volume
yang besar, sampel yang kecil perlu diuji apabila hasilnya memenuhi kekuatannya maka
boleh dibuat dalam jumlah besar. Apabila yang terjadi adalah sebaliknya, maka rancangan
tersebut harus dikoreksi lagi.

Langkah-langkah:
1. Menetapkan kuat tekan beton (f’c) pada umur 28 hari.
Kuat tekan beton yang direncanakan pada umur 28 hari adalah 25 MPa. Untuk mutu
beton dengan benda uji silinder harus dikonversikan ke bentuk kubus. Kuat tekan
yang didapatkan adalah 30 Mpa.
2. Menetapkan nilai deviasi standar (S) : Pada perccobaan ini kami memilih nilai deviasi
Baik yaitu 7,0. Asumsi beton yang akan dibuat sebesar 1000 m³ dengan mutu beton
baik. Berdasarkan PBI 1971 dan SNI 2002.

3. Nilai tambah kuat tekan yang didapatkan sebesar:


M= 1,64 x S = 1,64 x 7,0 = 11,48
4. Kuat tekan yang ditargetkan, sama dengan kuat tekan rata-rata yang ingin tercapai,
yaitu mutu beton + nilai margin. Kuat tekan target (fcr) adalah fcr = f'c + M = 37
Mpa.
5. Jenis semen tergantung dari jenis semen yang dipakai, kemudian ditetapkan jenis
semen yang dipakai adalah tipe 1.
6. Agregat kasar yang digunakan merupakan batu pecah (alami). Agregat halus yang
digunakan adalah pasir.
7. Factor air semen (fas) atau water content ratio (w/c), dihitung berdasarkan: Jenis
semen, Jenis agregat, Kuat tekan yang ditargetkan pada umur yang dirancang
(biasanya umur 28 hari), tetapi tidak menutup kemungkinan umur betonnya 3, 7 atau
90 hari. Disini didapatkan factor air semen bebas (yang diperlukan): 0,505
berdasarkan grafik fas.
8. Faktor air semen maksimum memiliki persyaratan, dapat dilihat dari spesifikasi
pekerjaan atau bisa dilihat dari tabel PBI’71, tergantung dari letak pekerjaan beton
tersebut, jika tidak disyaratkan makan boleh dikosongkan. Faktor air semen
maksimum yang didapatkan adalah 0,550 setara kadar semen minimum: 325 kg/m³

9. Nilai slump rencana, tergantung dari konstruksi yang akan dibuat, bisa dilihat tabel
spesifikasi pekerjaan atau tabel PBI’71 sebagai berikut:

Konstruksi yang akan dibuat merupakan konstruksi kolom, sehinggi nilai slump yang
dipakai adalah 30 - 60 mm.
10. Diameter maksimum dari agregat adalah 40 mm.
11. Kadar air (water content), dengan menganggap agregat dalam keadaan SSD
banyaknya air untuk campuran beton dapat dihitung berdasarkan diameter maksimum
agregat, jenis agregat dan nilai slump. Tabel berikut adalah untuk menghitung kadar
air pada beton segar.
Tabel perkiraan kadar air (water content) pada berbagai diameter agregat kasar, jenis
agregat dan nilai slump (workability).

Didapatkan kadar air bebas, yaitu:


Kasar: 190 kg/m³
Halus: 160 kg/m³
12. Jika agregat kasar dan agregat halus jenisnya berbeda, maka kadar airnya dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
W = 2/3 Wf +1/3 Wc
Dimana:
- W = kadar air yang dibutuhkan
- Wf = kadar air untuk agregat halus
- Wc = kadar air untuk agregat kasar
Berdasarkan rumus di atas didapatkan nilai Wair sebesar 170 kg/m³.
13. Kadar semen dapat dihitung dengan membagi kadar air dengan fas.
Wsemen = Wair/fas = 333,33 kg/m³
Jika kadar semennya berbubah maka fas nya juga berubah. Jika tidak berubah bisa
diisi dengan fas sebelumnya.
14. Susunan butir agregat halus: Zona 2. Untuk rancangan mix design yang lama
berdasarkan zone agregat halus, tetapi untuk yang baru berdasarkan lolos saringan
600 μm.
15. Presentase agregat halus dapat dicari, berdasarkan diameter maksimum agregat, nilai
slump, factor air semen, dan persen agregat halus lolos saringan 600 μm. Apabila
agregat kasar gradasinya sangat buruk, artinya tidaak memenuhi salah satu spesifikasi,
baik menurut ASTM, BS atau SK-SNI, maka untuk mencari presentase agregat halus
dan agregat kasar tidak dapat menggunakan cara ini, tetapi harus dihitung dengan cara
menggabungkan lebih dari dua agregat sehingga gradasinya memenuhi spesifikasi.
Susunan agregat: 33 – 41 %, Maka diambil rata-rata: 37 %
16. Presentase agregat kasar = 100% - presentase agregat halus.
Didapatkan nilai sebagai berikut:
Kasar: 63 %
Halus: 37 %
17. Berat jenis agregat halus dan agregat kasar dapat diketahui dari pengujian berat jenis
agregat halus dan agregat kasar. Dari pengujian tersebut didapatkan angka berat jenis
halus (BJAH) sebesar 2,57 kg/m³ dan berat jenis agregat kasar (BJAK) sebesar 2,68
kg/m³.
Berat Jenis relative Agregat
Agregat kasar = 2,7 kg/m³
Agregat Halus = 2,5 kg/m³
Setelah didapatkan berat jenis kedua agregat tersebut kemudian berat jenis
agregat gabungan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Berat Jenis gabungan
BJgabungan = (%Ah x BJAH) + (%Ak x BJAK) = 2,626 kg/m³
Dari perhitungan di atas, didapatkan berat jenis agregat gabungannya
sebesar 2,626 kg/m³.
18. Berat isi beton basah ditentukan berdasarkan grafik dengan memasukkan berat jenis
agregat gabungan dan kadar air bebas.
a. Buat kurva baru sesuai dengan berat jenis agregat gabungan secara proporsional
dengan memperhatikan kurva sebelah atas dan bawahnya yang sudah ada.
b. Lalu tarik garis tegak lurus ke atas dari nilai kadar air yang digunakan yaitu 205
kg/m³ sampai memotong kurva baru berat jenis gabungan tersebut.
c. Kemudian dari titik potong tersebut ditarik garis mendatar ke arah kiri sampai
memotong sumbu tegak.
Dari penarikan garis tersebut didapatkan berat isi Beton = 2375 kg/m³
19. Kadar Agregat Gabungan = 1871,67 kg/m³
20. Kadar Agregat Halus
%Ah x Kadar agregat gabungan = 692,52 kg/m³
21. Kadar Agregat Kasar
Kadar Agregat gabungan – Kadar Agregat Halus = 11179,15 kg/m³
22. Proporsi campuran
Proporsi campuran yang dihitung adalah proporsi campuran kebutuhan material
penyusun beton.
- Kebutuhan Teoritis semen = 333,33 kg
- Kebutuhan Teoritis Pasir = 692,52 kg
- Kabutuhan teoritis Kerikil = 1179,15 kg
- Kebutuhan Teoritis Air = 170,0 kg
Rasio Proporsi campuran
- Semen = 1,00
- Pasir = 2,08
- Kerikil = 3,54
- Air = 0,51
23. Kebutuhan bahan Benda uji
Dari hasil mix design diperoleh proporsi campuran teoritis setiap m³. Sedangkan
untuk pengujian diperoleh volume campuran uji sebagai berikut:
1. Silinder
- Semen = 8
- Pasir = 0,15
- Kerikil = 0,3
- Volume = 0,0424 m³
2. Balok
- Semen = 2
- Pasir = 0,1
- Kerikil = 0,1
- Air = 0,5
- Volume = 0,0524 m³
Kebutuhan Total = 0,0524 ~ 0,06 m³
Kebutuhan Teoritis Semen = 20,00 kg
Kebutuhan Teoritis Pasir = 41,55 kg
Kebutuhan Teoritis Kerikil = 70,75 kg
Kebutuhan Teoritis Air = 10,20 kg
No Uraian Tabel/Grafik Nilai
1 Kuat Tekan yang disyaratkan fc' Ditetapkan 25
2 Deviasi standart Ditetapkan 7
3 Nilai tambah Ditetapkan 11,48
4 Kekuatan Rata rata yang ditargetkan 1+3 36,48
5 Jenis semen Ditetapkan tipe 1
6 Jenis Agregat k/h Ditetapkan alami/pecah
7 faktor air semen bebas Table 2, grafik 1 0,51
8 faktor air semen maksimum Ditetapkan 0,55
9 Slump rencana Ditetapkan 30-60mm
10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 40mm
11 Kadar air bebas Table 3 170
12 Kadar semen 333,33
13 Kadar semen minimum Ditetapkan 325
14 Presentase agregat halus Grafik 33-41
15 %ah 37%
16 %ak 63%
17 Berat jenis relatif Ditetapkan
Kasar 2,7
Halus 2,5
BJR 2,626
18 Berat isi beton Grafik 2375
19 Kadar Ag. Gab 1871,67
Kadar Ag. Halus 692,52
Kadar Ag. Kasar 1179,15
20 Rasio Campuran teoritis
Semen 1,00
Pasir 2,08
ditetapkan
Kerikil 3,54
Air 0,51
21 Kebutuhan benda uji (60 liter )
Semen 20,00
Pasir ditetapkan 41,55
Kerikil (kg) 70,75
Air 10,20

Anda mungkin juga menyukai