SK SNI T-15-1990-03
departemen pekerjaan umum
BETON ?
• Suatu matrix bahan yang terbentuk dari
bahan pengisi yang diikat oleh pasta
semen yang mengeras
• Bahan penyusun beton:
• 1. Bahan pengisi
• agregat kasar
• agregat halus
• 2. Bahan pengikat
• semen
• air
• 3. Bahan tambahan
UNSUR –UNSUR PEMBENTUK
BETON
LANGKAH-LANGKAH EFISIENSI
MIX DESIGN BETON :
1. Minimalkan slump
2. Maksimalkan ukuran agregat kasar
3. Gunakan koral / koral pecah dibanding split
untuk mutu yang tidak terlalu tinggi
( maksimum K-400 )
4. Batasi kadar lumpur pasir maksimum 3%
5. Pilih tipe semen yg sesuai utk jenis
konstruksinya
Maksud & Tujuan
• Maksud: untuk digunakan sebagai salah satu
acuan bagi para perencana & pelaksana dalam
merencanakan proporsi campuran beton
• Nilai k
• % cacat 10 % --> k=1,28
• % cacat 5 % --> k=1,64
• % cacat 2,5 % --> k=1,96
• % cacat 1 % --> k=2,33
Data hasil uji yg akan digunakan untuk menghitung standar
deviasi
standar deviasi
• Ditentukan sbb:
• 1. Diperoleh dari data hasil uji atau bila tidak tersedia
dapat dipakai nilai di bawah ini :
• - agregat tak dipecah = 2,6 gr/cm3
• - agregat dipecah = 2,7 gr/cm3
• 2. Berat jenis agregat gabungan dihitung sbb:
• BJ agg = {(% agg halus) x (BJ agg halus) + (% agg
kasar) x (BJ agg kasar)}
Perhitungan proporsi campuran beton
• 1. Air = B - (Ck-Ca)xC/100
• - (Dk-Da)xD/100
• 2. Agg halus = C+(Ck-Ca)xC/100
• 3. Agg kasar = D+(Dk-Da)xD/100
• dimana:
• B= jumlah air (kg/m3)
• C= jumlah agregat halus (kg/m3)
• D= jumlah agg kasar (kg/m3)
• Ca= absorpsi air pada agregat halus (%)
• Da= absorpsi air pada agregat kasar (%)
• Ck= kandungan air dlm agg halus (%)
• Dk= kandungan air dlm agg kasar (%)