Vernondo Horse
2011017
“Iri Hati dengan Sesama”
Pendahuluan
Di dunia ini, tentu ada orang yang sukses, kurang sukses, dan tidak sukses. Ada juga
orang kaya, miskin, dan sederhana. Sering kali orang – orang iri dengan pencapaian
atau hal yang dimiliki oleh orang lain dan tidak sadar akan miliknya. Iri hati
merupakan sifat atau emosi yang timbul ketika seseorang tidak memiliki suatu
keunggulan yang dimiliki orang lain.
Sifat iri ini menimbulkan kebencian terhadap orang lain. Orang berusaha untuk
menjatuhkan satu dengan lainnya hanya karena iri dengan pencapaian ataupun hal
lain yang tak dimilikinya. Bahkan mereka bisa melakukan segala hal yang tidak
bermoral untuk menjatuhkan.
Sifat ini tentunya menyebabkan ketidakbahagiaan bagi orang tersebut dan juga orang
lain. Iri hati juga memiliki sifat merusak kepada sesama dan hanya menyebabkan
karma buruk . Oleh karena itu, saya ingin membahas masalah iri hati dan cara
melenyapkan iri hati.
Referensi Sutta
Saya mengambil Sakkapañha Sutta sebagai referensi Sutta.
Pada Sutta ini Sakka, raja para dewa, mengajukan pertanyaan pertama kepada
Sang Bhagavā: ‘Dengan belenggu apakah, Tuan, makhluk-makhluk terikat –
dewa, manusia, asura, nāga, gandhabba dan jenis apapun yang ada – yang
mana, walaupun mereka ingin hidup tanpa kebencian, menyakiti satu sama lain,
bermusuhan dan memfitnah, dan dalam kedamaian, namun mereka masih
tetap hidup dalam kebencian, menyakiti satu sama lain, bermusuhan dan
memfitnah?’ ini adalah pertanyaan pertama Sakka kepada Sang Bhagavā, dan
Sang Bhagavā menjawab: ‘Raja para Dewa, adalah belenggu kecemburuan dan
kekikiran yang membelenggu makhluk-makhluk sehingga, walaupun mereka
ingin hidup tanpa kebencian … namun mereka masih tetap hidup dalam
kebencian, menyakiti satu sama lain, bermusuhan dan memfitnah.’ Ini adalah
jawaban Sang Bhagavā, dan Sakka gembira, berseru: ‘Jadi demikian, Bhagavā,
jadi demikian, Yang Sempurna menempuh Sang Jalan! Melalui jawaban
Bhagavā, aku telah megatasi keraguanku dan melenyapkan keraguanku!’
Referensi Sutta