Anda di halaman 1dari 6

Manusia & Kegelisahan

Makalah Ilmu Budaya

Dosen Pengajar:
Penyusun:
Bab I
Manusia dan Kegelisahan
A. Makna Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah. Gelisah berarti merasa tidak tenang, sulit berpikir
rasional, cemas dll. Kegelisahan bisa menjadi penggoyah yang kuat bagi manusia. Banyak
kesalahan yang dilakukan oleh manusia pada saat kegelisahan dan tentu ada orang-orang yang
menggunakan kegelisahan orang lain untuk mendapatkan keuntungan. Kegelisahan bukanlah
hal yang diinginkan oleh manusia, akan tetapi kegelisahan adalah hal normal yang terjadi pada
manusia. Kegelisahan dikatakan normal karena kegelisahan tersebut lahir dari kompleksnya
pikiran manusia. Alasan mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena manusia memilik
perasaan.

Kegelisahan muncul oleh motif-motif tertentu. Kegelisahan dapat terjadi karena


manusia itu sendiri, lingkungan, fisik, motif bertentang dll. Seperti yang dikemukakan oleh Kurt
Lewin, Ada waktunya dimana manusia akan dihadapkan oleh dua pilihan dan ia harus memilih
salah satunya. Terkadang ke dua pilihan tersebut sama-sama menguntungkan (Approach –
Approach) dan sama-sama merugikan (Avoidance – Avoidance). adapula pilihan yang
menguntungkan terlebih dahulu, lalu diikuti dengan hal yang merugikan (Approach –
Avoidance). Bentuk kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan ketidak pastian.

Pekemuka psikoanalisis asal Jerman, Sigmund Freud mengatakan bahwa perasaan


cemas ada tiga macam, yaitu: Kecemasan objektif, kecemasan neurotic, dan kecemasan moral.
Kecemasan objektif adalah kecemasan yang tampak seperti seorang ibu yang cemas akan
anaknya yang belum juga pulang, Kecemasan neurotik adalah kecemasan akibat pengamatan
tentang bahaya dan naluri, contoh penyesuaian diri dalam lingkungan baru. Kecemasan moral
muncul dari emosi diri sendiri, seperti cemburu akan kesuksesan teman dekat sendiri.

B. Makna Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, yang berarti sendiri, tidak dikenal orang. Jadi
keterasingan berarti hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil, atau
terpisah dari yang lain. Walau begitu keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau
lamanya orang mengalami keterasingan, sudah tentu sebabnya berbeda-beda. Penyebabnya
ialah sifat yang tidak dapat diterima dan rendah diri. Di dalam rendah diri ada berbagai macam
bentuknya, karena cacat fisik, sosial eknomoi, pendidikan dan perbuatan yang tidak dapat
diterima oleh masyarakat
Cacat fisik sudah menjadi takdir dan kehendak tuhan. Walau begitu manusia tetap
berbeda cara berpikirnya. Karena malu keturunanya cacat fisik, mereka disingkirkan dari
keluarganya, dikucilkan karena alasan-alasan yang kadang tidak masuk akal.

Keterasingan karena sosial eknomi bisa terjadi karena merasa malu tidak mampu
memenuhi kebutuhan pokok. Belum lagi tanpa sadar, temannya yang kaya tidak sengaja
membanggakan kekayaannya, maka orang tersebut rendah diri akan kekurangannya ini.

Keterasingan karena pendidikan merasa rendah diri karena tidak bisa mengikuti jalan
pikir orang yang berpendidikan tinggi. Mereka malu Karena tidak bisa ikut bergaul dan
mengikuti pembicaraan yang ada. Mereka merasa kesulitan untuk bergabung dalam
pembicaraan. Jika ingin bertanya ia takut salah, maka dia menjauhkan diri dari pergaulan
tersebut.

Ada pula yang terasingkan karena perbuatannya yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat. Ia merasa malu akan masa lalunya. Menurutnya dunia menyempit dan berduri.
Setiap langkah bagaikan duri yang menancap dan setiap aktifitas selalu diawasi oleh mata tak
terlihat. Ia tidak sanggup mukanya dilihat oleh orang lain. Pikirannya tidak tenang dan menjadi
paranoid.

C. Makna Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang artinya sunyi, legang, tidak ramai. Setiap orang
pernah mengalami kesepian, kesepian juga termasuk hidup manusia, lama atau sebentarnya
perasaan ini bergantung pada mental orang tersebut dan kasusnya. Jika sekilas dilihat, kesepian
dan keterasingan itu sama, padahal ke-dua hal tersebut tidak sama. Akan tetapi ada hubungan
diantara kesepian dan keterasingan tersebut. Bedanya hanya terletak pada sebab dan akibat.
Kesepian adalah akibat dari keterasingan .
Bab II
Kegelisahan kehidupan Informan

 Identitas informan
Nama: Octa Satya
Umur: 18 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Pekerjaan: Mahasiswa

“karena kita hidup di dunia ini tidak ada yang mulus, setiap orang pasti pernah merasakan
konflik dari fisik maupun batin.” –Octa

 Berikut adalah konflik yang terjadi pada hidup informan.

“konflik yang terjadi di kehidupan saya sangat bermacam macam, mulai dari kecil orang tua saya
bercerai ketika saya masih berumur 3 tahun, saya semasa kecil juga mengalami konflik batin yaitu
berupa ketemu ayah cuma 3-4 tahun sekali, ibu yang menderita vertigo tidak sembuh sembuh. pada
umur 7 tahun saya mengetahui bahwa orang tua saya ternyata cerai, pada saat itu saya sangat marah
karena saya tidak mengetahui alasan mereka berpisah, kenapa saya harus menjadi anak yang "broken
home", bahkan sewaktu disekolah dibully oleh teman teman yang ngata ngatain bahwa saya ga bakal di
perhatikan karena orang tua saya cerai, saya anak broken home etc, dan mulai saat itu juga saya
menjadi lebih pendiam jarang berkomunikasi dengan orang lain, dan lebih suka mengurung diri di
kamar. sampai pada akhirnya mulai masuk jenjang SMP saya mulai tidak memikirkan lagi masalah orang
tua saya yang bercerai. pada saat SMP saya sudah mulai muncul rasa suka kepada lawan jenis, disitu
saya sampai tergila gila dengan cewek tersebut hingga saya rela melakukan apapun supaya saya bisa
mendapatkan cewek tersebut yang akhirnya juga gagal pada saat itu saya merasa seperti orang gila,
setiap malam pasti menangis tanpa sebab. beruntungnya pada saat itu saya mempunyai teman teman
yang bisa membantu mengurangi rasa depresi dengan cara main game bareng. Dan hingga sekarang
banyak sekali hal hal yang menyebabkan konflik batin saya. rasa kurang pede, anxiety, dan masih banyak
lagitapi saya merasa saya tidak perlu seperti itu karena banyak teman dan keluarga yang peduli dengan
saya.
Hubungan Kehidupan Informan Dengan Bab Manusia dan Kegelisahan
Dalam kehidupan informan terdapat kegelisahan yang besar dari konflik yang belum
bisa ia tangani saat berusia 7 tahun. Ini termasuk kegelisahan yang terjadi karena lingkungan
sosial. Informan merasa gelisah karena ketakutannya akan masa depan yang buram karena
masalah keluarga tersebut. Berdasarkan cerita informan, informan mengalami dua kecemasan,
yaitu kecemasan obyektif dan kecemasan moral. Informan marah karena tidak mengetahui apa
yang terjadi dan takut haknya sebagai anak yang disayang hilang dan juga informan merasa
sedih karena penyakit yang diderita ibunya.

Informan juga mengalami keterasingan. Ia merasa malu dan tidak senang dengan apa
yang dialaminya. Informan lebih memilih untuk berdiam diri, tidak berbicara banyak dengan
siapapun, dan lebih senang mengurung diri dikamar. Hal ini adalah keterasingan karena sikap
rendah diri. Informan mengira bahwa dia bukanlah anak yang disayang oleh orang tuanya.
Informan di-bully dan minder dari teman-temannya disekolah.

Hal tersebut membuat informan tak nyaman dengan kehidupannya, akan tetapi
informan mulai menemukan cara untuk melupakan masalah yang tak dapat diselesaikan
olehnya. Dia menemukan teman dan keluarga yang peduli. Informan menghilangkan rasa
kegelisahannya dengan berbicara bersama teman dan juga bermain bersama mereka. Informan
sedikit demi sedikit menghilangkan rasa kegelisahan, keterasingan yang ia alami. Sekarang
informan merasa tenang dan ia dapat berpikir dengan jernih.

Kesimpulan
Dunia memang tak adil, itulah yang dikatakan oleh orang-orang. Terdapat
kegelisahan disetiap sudutnya dan kadang membuat seseorang putus asa.
Kegelisahan, keterasingan, kesepian adalah hal yang normal dialami oleh seorang
manusia. Hal ini terjadi karena kekompleksan manusia tersebut.
Bab III
Saran
Janganlah putus asa jika mengalami kegelisahan. Anda tidak sendiri dalam
menghadapi masalah ini. Semua orang pernah mengalami konflik di dalam
kehidupan hanya kita perlu tau bagaimana mengatasinya agar kehidupan menjadi
lebih baik dari sebelumnya.

Solusi
Sebagai manusia dan mahluk sosial, kita seharusnya bersama-sama dengan orang yang
dalam kedaan gelisah seperti ini. Membantu mereka dan menenangkan hati mereka. Kita tak
boleh putus asa walau kehidupan kadang terlihat sulit. Manusia kompleks dan kita bisa
merubah Keadaan sosial yang menekan saudara/saudari kita di dunia. Dan tidak melihat simple
sebuah kejadian tapi belajar mengenal pandang orang lain dan tidak langsung lompat ke
kesimpulan tanpa adanya clue.

Anda mungkin juga menyukai