Anda di halaman 1dari 4

Playing victim sebenarnya bukan hal baru dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, istilah ini


menjadi populer belakangan di tongkrongan kota-kota besar. Playing victim sendiri merupakan
salah satu contoh dari sikap manipulatif.

Apakah kamu sering merasa menjadi korban dalam suatu situasi yang sebenarnya terjadi akibat
kesalahanmu? Jika ya, hati-hati. Bisa jadi kamu memiliki sifat playing victim ini. Jika tidak,
bukan berarti kamu terhindar dari sifat playing victim. Mungkin saja kamu pernah melakukannya
tanpa sadar karena belum memahami apa arti playing victim.

Jadi, apa itu playing victim? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Playing Victim?

Secara ilmiah, sebenarnya belum atau tidak ada definisi tentang playing victim. Namun, dalam
ilmu psikologi dikenal istilah victim mentality yang konsepnya kurang lebih sama seperti playing
victim.

Dilansir WebMD, victim mentality atau mentalitas sebagai korban adalah tindakan seseorang
yang menempatkan dirinya sebagai korban dan mengklaim bahwa hal buruk yang terjadi pada
mereka terjadi karena faktor eksternal selain diri mereka sendiri. Faktor itu bisa jadi orang lain,
sistem, atau sesuatu di luar kendali manusia seperti nasib atau takdir.

Playing victim atau victim mentality menjadi buruk karena orang dengan sifat ini selalu
mengeluh tentang hal buruk yang terjadi pada mereka. Orang dengan sifat playing victim selalu
merasa diserang dan menganggap semua hal buruk yang terjadi pada mereka memang sengaja
dilakukan untuk menyakiti mereka.

Sebelum melangkah lebih jauh ke tanda-tanda playing victim, detikers perlu membedakan antara
playing victim dengan martyr complex. Sebab, keduanya hampir sama.

Perbedaannya, playing victim berfokus pada diri sendiri dan 'serangan' yang datang ke arahnya.
Sedangkan martyr complex adalah kondisi di mana seseorang merasa 'terpaksa' melakukan
sesuatu yang tidak diinginkannya, tapi tetap dilakukan dan ia merasa bahwa dirinya 'martir'
karena mengorbankan rasa tidak nyamannya untuk melakukan hal tersebut.

Berikutnya mari kenali tanda-tanda playing victim pada seseorang.


Tanda-tanda Perilaku Playing Victim

Manusia sering merasa tidak puas pada suatu keadaan dan menjadi korban pada suatu kondisi
yang tidak diinginkannya. Ini merupakan hal wajar. Menjadi tidak wajar apabila hal tersebut
selalu terjadi dan seseorang tersebut tidak mau melihat gambaran yang lebih besar dari suatu
kejadian yang menimpanya.

Jika sudah pada kondisi itu, kemungkinan yang bersangkutan memang memiliki victim
mentality. Berikut tanda-tanda seseorang dengan mentalitas playing victim, mengutip WebMD.
1. Selalu Menyalahkan Orang Lain Atas Kehidupannya

Orang dengan mentalitas korban selalu menganggap kehidupannya menjadi buruk karena
kesalahan orang lain. Padahal bisa saja sesuatu terjadi karena kesalahannya sendiri.
2. Menganggap Hidup Tak Pernah Berpihak Padanya

Hidup ini memang sering terasa tidak adil. Tapi menganggap bahwa hidup selalu tidak berpihak
padanya, atau menganggap semua orang memusuhinya, adalah tanda orang tersebut memiliki
sifat playing victim.
3. Merasa Tak Berdaya Menyelesaikan Masalah

Sejatinya, semua masalah pasti ada jalan keluar. Namun, orang dengan victim mentality merasa
bahwa masalahnya tidak memiliki solusi. Ia pun terjebak pada anggapan bahwa dirinya tidak
mungkin menyelesaikan masalah tersebut.
4. Terjebak dalam Sikap Negatif

Orang dengan mentalitas korban merasa bahwa dirinya terjebak dalam kehidupan yang begitu-
begitu saja dan memandang segala sesuatu dengan kacamata negatif.
5. Merasa Diserang Ketika Orang Ingin Membantu

Pernahkah kamu dicurhati teman soal masalahnya, lalu kamu memberikan semangat dan saran,
tapi dia malah merasa tersinggung? Bisa jadi dia merasa kamu tengah menyerangnya. Orang
demikian memiliki sifat playing victim.
6. Merasa Bersalah Jika Menyenangkan Diri Sendiri

Orang dengan sikap playing victim bersikap keras terhadap diri sendiri. Dia kerap merasa
bersalah jika merasa senang atau ingin menyenangkan diri sendiri, karena dia terjebak pada
pikiran negatif bahwa hidupnya akan selalu susah.
7. Suka Melihat Orang Lain Mengeluh

Seseorang bermental korban selalu mengeluh tentang hidupnya atau masalahnya. Karena itu,
mereka merasa 'senang' jika ada orang lain yang sering mengeluh seperti mereka.
8. Sulit Introspeksi Diri dan Berubah Menjadi Lebih Baik

Kecenderungan menyalahkan orang lain atau faktor eksternal membuat orang dengan sikap
playing victim mengintrospeksi dirinya sendiri. Karena itu, mereka juga sulit berubah ke arah
yang lebih baik.
Penyebab Munculnya Perilaku Playing Victim

Sifat playing victim muncul karena beberapa penyebab, baik dari dalam diri, lingkungan sekitar,
maupun masa lalu orang tersebut.
1. Tidak Diberi Kepercayaan untuk Bertanggung Jawab

Orang dengan mentalitas korban tidak terbiasa dengan tanggung jawab. Entah dia tidak pernah
dipercaya oleh orang yang lebih mumpuni atau dia tidak berani mencoba bertanggung jawab atas
sesuatu. Pada akhirnya, orang ini menjadi seseorang yang merasa dirinya tak bertanggung jawab
atas apa pun, termasuk atas kehidupannya sendiri.
2. Merasa Tidak Mendapat Keuntungan Apa Pun

Faktor ini kerap disebabkan faktor eksternal seperti kehidupan sosial. Orang tersebut merasa
tidak mendapat perhatian dan simpati dari lingkungan sekitar. Atau tidak bisa menikmati
jaminan kesehatan karena tidak sanggup membayar iuran BPJS Kesehatan. Meskipun terkadang
ada saja keuntungan dan perhatian yang mereka dapatkan dengan cara lain, orang-orang
bermental korban sulit merasakan dan mengapresiasinya.
3. Trauma Masa Lalu

Beberapa orang dengan trauma masa lalu membentuk sikap playing victim ketika semakin
dewasa. Hal ini karena mereka tidak segera mencari bantuan selayaknya dari orang lain. Orang
dengan trauma masa lalu dan memiliki sifat playing victim biasanya merasa dirinya paling
malang dan ingin dikasihani.
4. Tidak Berani Memilih dan Mengambil Risiko

Ketakutan-ketakutan yang muncul dalam pikiran membuat seseorang enggan mengambil risiko
dan menimbulkan kecenderungan playing victim, karena mereka merasa tidak pernah memilih
mengambil risiko. Padahal tidak memilih juga suatu pilihan.
Cara Mengatasi Perilaku Playing Victim

Sifat dan perilaku playing victim muncul karena berbagai faktor. Tetapi yang jelas, ini bukan
sifat yang melekat sejak lahir. Jadi, playing victim bisa dikurangi bahkan dihilangkan. Mengutip
WebMD, ada 4 cara yang bisa dilakukan jika kamu merasa punya sifat playing victim dan ingin
menghilangkannya.
1. Menyayangi Diri Sendiri

Istilah populernya self-love atau self-care. Mulailah menyayangi diri sendiri dan meyakini bahwa
diri kita berharga. Jangan terjebak dalam pikiran bahwa semua orang membenci dan memusuhi
kita. Fokuslah pada orang-orang yang peduli pada kita. Jika merasa pikiran negatif mulai
menguasai, coba tuliskan dalam jurnal sebagai cara belajar mengenali diri sendiri dan masalah
yang kita hadapi.
2. Katakan Tidak Secara Bijak

Berkata 'ya' dan mengikuti keinginan orang lain terkadang membuat kita merasa tidak punya
kesempatan mengenali diri sendiri dan mengetahui apa yang kita butuhkan. Mulai belajar
memilah mana yang sebaiknya disanggupi dan mana yang sebaiknya dilewati. Mungkin akan
terasa tidak enak di awal karena kita membuat orang lain kecewa, tapi memprioritaskan diri
untuk saat ini lebih penting.
3. Belajar Memilih, Mengambil Risiko, dan Bertanggung Jawab

Semua orang selalu punya pilihan. Kita bisa memilih mau bertindak seperti apa, atau mengambil
risiko dan tanggung jawab yang mana. Apa yang kita pilih adalah tanggung jawab kita sendiri.
Apabila ada hasil yang buruk mengikuti di belakang, maka itu risiko yang harus kita hadapi.
4. Lakukan Terapi dan Belajar tentang Playing Victim

Setelah menyadari bahwa kita punya sifat playing victim, sebaiknya mulai belajar tentangnya
dan bagaimana mengatasinya. Bila perlu, lakukan terapi dan konsultasi dengan tenaga
profesional. Playing victim akut biasanya akan mengganggu kehidupan sehari-hari, jadi
sebaiknya segera ditangani supaya tidak mengganggu produktivitas kita.

Demikian penjelasan tentang playing victim. Semoga bermanfaat dan tetaplah berpikir positif!

Anda mungkin juga menyukai