Anda di halaman 1dari 21

Bab 8

Menghargai Diri Sendiri

“Suatu sikap menghormati dan menjaga diri sendiri, tidak membiarkannya terlantar dan menjadi beban
orang lain, serta tidak membiarkannya diperalat atau dimanipulasikan oleh orang lain”

BENTUK & WUJUD MENGHARGAI DIRI SENDIRI

• Bentuk-bentuk dari sikap menghargai diri adalah dengan menjauhkan diri dari tindakan-
tindakan tercela, seperti madat, narkoba, judi, maling, provokator dan sebagainya

Wujud dari sikap menghargai diri sendiri seperti konsisten, tanggung jawab dan menghargai
waktu

“Harga diri adalah apa yang saya pikirkan dan rasakan tentang diri saya sendiri bukanlah apa yang
dipikirkan dan dirasakan orang lain”

Mengembangkan harga diri berarti mengembangkan keyakinan bahwa seseorang mampu hidup dan
patut berbahagia dalam menghadapi kehidupan dengan penuh , keyakinan,kebajikan dan optimisme
yang akan membantu kita mencapai tujuan

Dengan mengembangkan harga diri berarti memperluas kapasitas kita untuk mencapai kebahagiaan

CARA-CARA MENGHARGAI DIRI

• HINDARKAN DIRI KITA DENGAN TINDAKAN YANG TERCELA

• KEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB TERHADAP DIRI SENDIRI

• BERI PUJIAN TERHADAP DIRI SENDIRI

• SELALU BERSYUKUR

• KEMBANGKAN KEYAKINAN BAHWA KITA MAMPU

• SELALU OPTIMIS DALAM KEHIDUPAN

Cara-Cara Positif mengatasi Rendah Diri

• Langsung bertindak mengatasi kekurangan. Dengan membawa seseorang kearah kompensasi


berlebihan

• Substitusi: mengatasi kekurangan dengan memupuk kelebihan di bidang lain

• Mau menerima kekurangan dan batas-batas kemampuan diri sendiri

• Yakin bahwa Tuhan menciptakan tiap-tiap manusia dengan selalu memberi keistimewaan
tertentu

• Mencatat dan mengingat-ingat sukses yang pernah dicapai

Ciri-ciri orang yang rendah diri:


a. Menuntut cinta dan kekaguman terlalu banyak dari orang lain

b. Gila kesempatan dan berharap terlalu banyak pada dirinya

c. Terlalu takut mengalami kekalahan dan kegagalan

d. Terlalu dihantui kesuksesan orang lain

e. Menghindari tanggung jawab dengan menyatakan telah gagal

f. Terlalu peka perasaan

Cara-Cara Mengatasi Rasa Rendah Diri

1. Membangun mekanisme pertahanan

Penderita rendah diri mau menutupi dirinya dengan selubung yang berkilau-kilau. Ia bicara
besar, berlagak hebat, mengada-ada, membual tentang prestasi-prestasinya dalam banyak bidang,
menunjukkan sikap berlebih-lebihan pada saat yang tidak tepat.

2. Mengundurkan diri dari lingkungan

Penderita minder bersembunyi sambil menghayal tentang kehebatan dirinya yang tak pernah
terjadi. Ia melamun tapi tidak berbuat sesuatu pun.

Cara bersembunyi dalam menara gading seperti ini tak akan membawa perbaikan, dan hanya
membuat orang ini semakin jauh dari realitas dirinya yang sebenarnya.

Upaya Agar Dihargai

• Menghormati diri sendiri

– Kalau kita sendiri tidak menghormati diri kita, bagaimana kita mengharapkan orang lain
menghargai diri kita?

• Memperbaiki penampilan

– Kesan pertama yang dinilai adalah penampilan. Penampilan membentuk dasar


pemikiran orang lain terhadap diri kita.

• Hidup penuh kebaikan

– Disini bukan lagi penampilan yang berperan, melainkan sikap kita dalam menjalani
kehidupan.

Bab 9

Pengertian Menjadi Diri Sendiri

“Bagaimana aku bertingkah laku karena kemauanku sendiri dan bukan karena kehendak orang lain”.

Proses Menjadi Diri Sendiri


1. Mengenal dengan semakin baik tentang diri sendiri. Dengan itu kita dapat mengetahui keadaan
faktual tentang diri kita sekaligus dapat memahami potensi-potensi kearah mana kita akan
berkembang selanjutnya.

2. Menerima diri dan hidup sesuai dengannya. Dalam keadaan seperti itu seseorang akan
bertumbuh dan berkembang dengan semakin memperlihatkan identitas dirinya.

3. Menghargai diri sendiri, karena akan sangat mendukung usaha untuk semakin menjadi diri
sendiri.

4. Menjadi diri sendiri dapat tercapai ketika seseorang bisa hidup sesuai dengan dirinya sendiri,
otonom, dan benar-benar hidup sesuai dengan apa dia adanya, yang khas, unik, dan tidak
terombang-ambing oleh pengaruh atau kehendak orang lain

Manfaat Menjadi Diri Sendiri


1. Memiliki jati diri yang dia hayati secara eksplisit dalam menjalankan kehidupannya. Orang
semacam ini hidup lebih otonom dan tidak mudah terpengaruh oleh berbagai desakan, baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
2. Memiliki Orientasi hidup yang lebih terarah. Dia melangkah kakinya dengan dibimbing oleh
keadaan faktual dan potensi dirinya. Keterarahan semacam ini bukan dalam arti statis,
melainkan suatu landasan penting dalam menghadapi beraneka pilihan-pilihan kritis dalam
hidupnya

Upaya Menjadi Diri Sendiri


Jujur pada diri sendiri, sanggup hidup mandiri (secara fisik maupun psikis), bersifat terbuka,
sanggup menahan emosi tanpa terlalu memaksa diri, terbuka bagi kebenaran, dapat menerima
kritik, bersikap kritis dan rasional, selain itu yang paling penting adalah harus membuang topeng
yang menutupi diri kita. Itulah adalah bagian penting yang dapat membantu orang menjadi diri
sendiri.

Kiat-kiat untuk
Menjadi Diri Sendiri
• Jangan takut menjadi orang yang berbeda
Beda bukan asal beda melainkan muncul sebagai perwujudan diri yang otentik
• Hilangkan rasa takut terhadap orang sempurna
Sebenarnya tiada orang yang sempurna. Kita semua adalah manusia yang sedang dalam
perjalanan mewujudkan diri ke arah yang semakin baik
• Usahakan untuk lebih spontan
Belajar untuk tidak terlalu menahan diri
• Tidak perlu mendapat persetujuan dari orang lain
Belajar untuk bisa mengambil keputusan sendiri tanpa tergantung dari orang lain
• Hentikan pikiran yang mencela diri
• Berhentilah menyiksa diri
• Lepaskan mantel ketinggian hati
Kalau seseorang melakukan perbuatan baik kepada kita jangan malu untuk mengatakan pujian

Bab 10
Cara Mengembangkan Diri
• Mengenal dan menerima diri
Dalam mengenal diri kita diberi pemahaman memadai tentang keadaan diri kita yang
sebenarnya beserta potensi yang kita miliki. Mengenal dan menerima diri membuka pintu bagi
usaha mengembangkan diri sendiri
• Memiliki kemauan kuat untuk mengembangkan diri
Usaha mengembangkan diri adalah usaha yang disengaja, yang berlangsung tanpa henti, maka
perlu kemauan dan motivasi sebagai penggeraknya. Tanpa kemauan keras maka tantangan yang
sedikit saja dapat mematahkan semangat seseorang
• Memanfaatkan kemungkinan yang terbuka
Bisa memanfaatkan berbagai peluang bagi usaha pengembangan diri
• Belajar dari kesalahan
Pengalaman-pengalaman masa lalu terutama kegagalan merupakan masukan berharga untuk
kemajuan berikutnya. Hal yang terpenting adalah kesediaan kita menerima kritik dan
meresponnya dengan positif

Arti Kesehatan Mental


• MENTAL TIDAK SEDANG KACAU
• KEHARMONISAN ANTARA FUNGSI-FUNGSI JIWA
• DAPAT MENYESUAIKAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR
• DAPAT MENGONTROL KEADAAN
• DAPAT BERPIKIR TENANG
• MAMPU MENGENALI KEBUTUHAN-KEBUTUHANNYA

• Pendalaman mengenai kesehatan mental lebih banyak didekati melalui pembahasan tentang
penyakit mental
• Mental sehat adalah suatu keadaan dimana mental tidak dalam keadaan terganggu
• Gangguan / penyakit mental (mental disesase, mental disorder) merupakan penyakit disefisiensi,
suatu ketidakmampuan individu mengenali serta memuaskan kebutuhan-kebutuhannya

Sumber-sumber Penyakit Mental


1. Kegagalan memenuhi rasa aman
Orang-orang yang diliputi rasa tidak aman cenderung bertingkah laku dengan cara yang justru
akan membuat perasaan tidak aman mereka semakin parah. Jadi terciptalah lingkaran setan
dalam kondisi hidup mereka.
2. Kegagalan memenuhi kebutuhan kasih sayang
Orang-orang psikopat dapat digambarkan sebagai orang-orang yang tidak memiliki suara hati,
tidak memiliki rasa bersalah, tidak memiliki rasa cinta pada orang lain, tidak mampu menahan
diri dan tidak memiliki kontrol, sehingga praktis mereka melakukan apa saja yang ingin mereka
lakukan
3. Rasa bersalah
maslow yakin bahwa rasa bersalah sejati adalah akibat kegagalan orang tumbuh sesuai dengan
potensinya. Jika ini terjadi maka harus membantu pasien menemukan dan memahami sebab
dari rasa bersalahnya itu.
4. Ambisi atau keinginan kuat yang tak terpenuhi

Ketidakmampuan menemukan cara yang baik mengatasi kegagalan mengakibatkan seseorang


kehilangan semangat menyangkut hal-hal penting dalam hidupnya.
Sakit Mental Berat & Ringan
• Ringan : Gejala-gejala sakit mental yang diderita tidak sampai menghambat seseorang untuk
secara sadar dapat menikmati hidupnya, dan mampu memajukan hal-hal tertentu dalam dirinya
(walau tidak sekonsisten orang-orang normal). Misalnya suka bicara sendiri.
• Berat: Tidak bisa lagi menikmati kehidupannya secara normal, dan tidak mampu memenuhi
kebutuhan psikologisnya, serta tidak mampu memajukan dan mengembangkan dirinya.
Contohnya sakit jiwa / tidak waras (gila)

Akibat Sakit Mental


• Sebagian menjadi pemalu dan menarik diri dari pergaulan (berlaku minder)
• Sebagian lain menjadi garang, agresif dan jahat (bersikap super).
• Akibat serius adalah agresi, yaitu suatu reaksi terhadap frustrasi, karena ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan psikologis dasar.
• Rasa tidak aman yang dimiliki membuatnya haus akan kekuasaan, mau mendominasi dalam
banyak hal.
• Kebalikan dari ambisi menguasai ini adalah munculnya sikap menjilat, serba tunduk, masokistik,
dsb.
• Negatif thinking

Cara Mengatasi Sakit Mental

• Menyadari keadaan mental sendiri (untuk yang masih ringan)

• Menyelidiki masa lalu yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya gangguan mental

• Mempunyai teman / orang sebagai tempat berbagi

• Berusaha menemukan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan memuaskan kebutuhan psikologis
dasar

• Meminta bantuan psikolog atau psikiater

• Tinggal dalam lingkungan yang kondusif

• Mengarahkan kecenderungan alamiah ke arah nilai-nilai yang luhur dan berpikir positip

• Refreshing dengan ditemani seseorang yang dapat memandunya untuk belajar hal-hal dimulai
dengan hal yang ringan

Kekuatan dan Ketahanan Mental Adversity Quotient. Mengubah Hambatan menjadi Peluang.

Adversity Quotient (AQ)

• AQ = Penentu utama bagi kesuksesan mencapai puncak pendakian

• AQ memperlihatkan bagaimana seseorang merespon kesulitan serta perubahan-


perubahan yang dihadapinya

• Orang ber-AQ tinggi mampu mengubah tantangan menjadi peluang untuk sukses

• Dalam kenyataannya, respon orang dalam menghadapi pendakian tidak sama. Ada yang
langsung berhenti di awal pendakian (Quitters), ada yang berhenti dan tinggal di
pertengahan pendakian (Campers), dan sebagian kecil yang terus bergerak menuju
puncak pendakian (Climbers)

• Hanya yang memiliki AQ tinggi (ulet, gigih, tekun, tahan banting, tabah dan pantang
menyerah) yang mampu menembus berbagai kesulitan, dan bergerak terus ke
pendakian yang semakin tinggi

• Quitters

• Jumlah mereka cukup banyak, sehingga mereka tidak perlu kesepian

• Mereka memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti di awal
pendakian

• Quitters bekerja sekedar cukup untuk hidup, punya semangat yang minim, mengambil
resiko sesedikit mungkin, dan biasanya tidak kreatif

• Melawan atau menghindari perubahan

• Mereka umumnya menggunakan kata-kata yang sifatnya membatasi, yang menyatakan


bahwa sesuatu tidak bisa jalan atau dilaksanakan (=ungkapan pesimis)

• Mereka tidak punya visi, dan kontribusi mereka dalam kehidupan sangat kecil

• Campers

• Jumlah mereka lumayan banyak juga

• Mereka mendaki tidak seberapa tinggi, lalu berhenti

• Mereka mencari tempat yang datar dan nyaman untuk berkemah, yang dijadikan
tempat bersembunyi dari situasi yang semakin tidak bersahabat

• Mereka telah menanggapi tantangan pendakian dan telah mencapai tingkat tertentu

• Pendakian yang tidak selesai itu dianggap sebagai kesuksesan

• Mereka tidak bisa mempertahankan keberhasilan itu, karena pendakian adalah


pertumbuhan dan perbaikan seumur hidup pada diri seseorang

• Campers memfokuskan energinya pada kegiatan mengisi tenda

• Campers melepaskan kesempatan untuk maju, yang sebenarnya dapat mereka capai

• Campers menciptakan semacam “penjara yang nyaman”, sebuah tempat yang terlalu
enak untuk ditinggalkan

• Mereka memiliki pekerjaan yang bagus dan gaji serta tunjangan yang cukup layak.
Mereka cukup bahkan sangat puas dengan itu

• Campers adalah satisficer, yang merasa puas diri dengan keadaan yang sudah mereka
capai
• Masih terbuka untuk merespon perubahan, namun menolak perubahan besar yang
mengganggu kenyamanan mereka

• Lebih banyak menggunakan bahasa kompromi, yang memberi alasan mengapa


pendakian sebetulnya tidak perlu dilanjutkan.

• Climbers

• Sebutan bagi yang membaktikan dirinya bagi pendakian

• Jumlah mereka sedikit dibandingkan Quitters dan Campers

• Pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan dan tak membiarkan apa saja
menghalangi pendakian mereka

• Kegembiraan yang sesungguhnya adalah anugerah dan imbalan atas pendakian yang
telah dilakukan

• Tidak pernah melupakan “kekuatan” dari perjalanan yang pernah ditempuhnya

• Climbers sering merasa sangat yakin pada sesuatu yang lebih besar daripada diri
mereka. Inilah yang membuat mereka dapat bertahan, meski orang lain sudah
menyerah

• Kadang merasa perlu mundur untuk bergerak lebih maju lagi.Climbers menempuh
kesulitan-kesulitan dengan keberanian dan disiplin diri yang tinggi.

• Kadang mereka berkumpul di perkemahan Campers, tapi hanya untuk mengumpulkan


tenaga baru (Campers barada disana untuk menetap = rumah)

• Menyambut baik tantangan yang disodorkan pada mereka

• Dapat memotivasi diri sendiri, memiliki semangat tinggi, dan berjuang mendapatkan
yang terbaik dalam hidup

• Cenderung membuat segala sesuatunya terwujud

• Membaktikan diri pada pertumbuhan dan belajar seumur hidup

• Akrab dengan prinsip perbaikan terus menerus

• Climbers tidak berhenti pada gelar atau jabatan saja

• Mereka selalu mencari cara-cara baru untuk bertumbuh dan berkontribusi

• Climbers menyambut baik bahkan mendorong perubahan

• Memanfaatkan tantangan yang ditawarkan oleh perubahan untuk bergerak maju ke


atas

• Bahasa yang mereka gunakan penuh dengan kemungkinan, berbicara mengenai apa
yang bisa dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
• Climbers memberi kontribusi paling besar dalam kehidupan

• Kesulitan bukan sesuatu yang asing bagi mereka. Climbers tidak melanjutkan pendakian
karena kurangnya tantangan. Mendaki sama dengan berenang kehulu

• Banyak Climbers yang sudah berada di puncak mempunyai latar belakang yang suram
dan bergelimang kesulitan

• Mereka memahami betul bahwa kesulitan adalah bagian dari hidup. Maka menghindari
kesulitan sama dengan menghindari kehidupan.

• Meningkatkan Kesehatan Mental

• Bekerja dan menghayati waktu bebas

• Meningkatkan kesehatan mental justru terjadi dalam kegiatan melakukan hal-hal yang
bermakna

• Irama kehidupan, bekerja dan berwaktu bebas, menghasilkan keseimbangan hidup

• Menciptakan suasana keselarasan, keseimbangan, keharmonisan dalam hidup

• Homo Ludens

• Suatu paham tentang hidup manusia yang mengatasi kategori kegunaan, prestasi, efisiensi,
rasionalisasi, dan sebagainya

• Suatu sikap menjalani hidup dengan gembira, (bukan hanya dalam waktu bebas, tetapi
dalam kesibukan apa pun juga)

Bab 11

Pengertian Integritas Diri

• Suatu pemahaman tentang terwujudnya perkembangan yang seimbang dan sinergis atas
berbagai dimensi diri.

• Terwujudnya perkembangan diri pribadi secara utuh, tanpa satu pun aspek atau dimensi yang
terabaikan.

• Adanya perhatian yang seimbang, tepat dan proporsional terhadap semua dimensi diri.

Dimensi-dimensi Dasar Manusia

• Dimensi fisik/badan
Dimensi yang paling nyata dalam diri manusia, dalam arti dapat dilihat, diraba, dipegang, dan
sebagainya. Dimensi ini berkaitan dengan hal-hal bersifat material dengan kebutuhan utama
makan, sandang dan papan.
• Dimensi jiwa/psikis
Merupakan dimensi dasar kedua dari manusia yang hakekatnya adalah aspek kejiwaan yang
meliputi pemikiran, inteligensi, hal-hal yang berkaitan dengan emosi, unsur-unsur kerohanian
atau hal-hal yang mencakup unsur batiniah lainnya.
Dimensi jiwa/psikis memiliki tiga unsur yaitu:
1. Kecerdasan Intelektual (IQ = Intellectual Quotient)
• Dikaitkan dengan kecerdasan otak, pemikiran rasional dan logis, serta
dihubungkan secara ketat dengan ranking akademis.
• Diillustrasikan dengan komputer, yang memiliki tingkat “IQ” yang tinggi, dapat
beroperasi secara cepat, hampir tanpa kesalahan
• Berada di wilayah otak, merupakan bawaan lahir, cenderung bersifat seri dan
mekanistis
2. Kecerdasan Emosional (EQ = Emotional Quotient)
• Lebih banyak menyumbang bagi kesuksesan seseorang
• Merupakan kemampuan untuk memotivasi diri, yang membuat bertahan
menghadapi frustrasi, dapat mengendalikan dorongan hati, tidak melebih-
lebihkan kesenangan, mampu mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban
stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir.
• Yang memampukan orang dapat bekerjasama, dapat bekerja di bawah tekanan,
serta mampu melakukan hal-hal yang sulit dan berat sekali pun.
• Peranannya cukup penting karena emosional lebih berpengaruh terhadap diri
sendiri dibandingkan dengan IQ. Jika IQ tinggi belum tentu dapat berhasil jika
tidak diimbangi dengan penguasaan EQ yang matang.

3. Kecerdasan Spiritual (SQ = Spiritual Quotient)

• Sebagai Spiritual Intelligence, bahkan disebut sebagai The Ultimate Intelligence.

• Merupakan pikiran yang terilhami, pengetahuan akan kebenaran yang paling


dalam

• Dapat juga dipahami sebagai kekuatan intuisi yang tajam, yang mampu melihat
jauh ke depan atau lebih dalam.

• Yang membuat orang: hidup lebih toleran, terbuka dan jujur, berlaku adil dan
penuh cinta, mampu meraih kebahagiaan spiritual.

• Dimensi Sosial

Walau tidak semudah untuk menerima dua dimensi terdahulu (badan-jiwa, fisik-psikis) sebagai
dimensi esensial diri manusia, namun dimensi sosial sudah semakin dipahami dan diakui sebagai satu
dimensi dasariah kehidupan manusia di dunia ini.

Kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan dimensi sosial manusia meliputi kebutuhan akan
penerimaan, dicintai dan mencintai, pengakuan dan persahabatan serta segala bentuk hubungan sosial
lainnya.

Manfaat Integritas Diri

• Secara fisik kita akan merasa sehat dan bugar

• Secara intelektual otak kita terlatih berpikir secara ilmiah

• Secara emosional kita menjadi manusia yang termotivasi, mampu menyesuaikan diri terhadap
situasi apa pun
• Secara spiritual kita mampu memaknai berbagai pengalaman kita, mampu melihat berbagai
fenomena kehidupan dalam perspektif yang lebih dalam, utuh dan menyeluruh

• Secara sosial kita semakin mampu membangun hubungan kemanusiaan

Meningkatkan Integritas Diri

• Dimensi fisik: Meningkatkan pemeliharaan dan kesehatan fisik (secara negatif dan positip)

• Dimensi intelektual: belajar terus menerus tentang hal-hal yang positif

• Dimensi emosional: mengenal, membangun dan mengendalikan emosi diri.

• Dimensi spiritual: memperdalam penghayatan religius dan pembinaan hati nurani

• Dimensi sosial: memberi perhatian yang semakin besar dan baik terhadap sesama.

Pribadi Yang Terintegritas

• Selalu tampil dengan fisik yang tampak segar dan bugar

• Dapat diandalkan secara intelektual

• Tidak gampang terbawa emosi, dapat hidup di berbagai situasi yang berbeda

• Bersikap arif dan bijaksana dalam bertindak, memiliki kehidupan rohani yang mendalam

• Luwes dalam pergaulan, orang lain merasa senang dan beruntung dapat bergaul dengan dia

Bab 12

Wujud Kematangan Pribadi

• Hidup mandiri, kreatif dan inovatif adalah sebuah wujud dari kematangan pribadi

• Hanya orang yang mandiri yang mampu mengembangkan kreatifitas bahkan inovasi

• Banyak kemajuan di dunia ini terjadi karena adanya kreatifitas, yang menghasilkan penemuan-
penemuan baru di berbagai bidang kehidupan

• Hidup mandiri, kreatif dan inovatif akan memampukan kita berkontribusi banyak dalam
kehidupan ini; mampu memikirkan kemungkinan dan mewujudkannya

Mandiri

1. Pengertian

Suasana dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak / keinginan dirinya yang
terlihat dalam tindakan / perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang / jasa) demi pemenuhan
kebutuhan hidupnya dan sesamanya.

2. Ciri-ciri mandiri

• Percaya diri
• Mampu bekerja sendiri

• Menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kerjanya

• Menghargai waktu

• Tanggung jawab

3. Implementasi sifat mandiri

Mandiri terlihat jelas dalam dunia kerja. Orang mandiri umumnya dalam kehidupan
kemasyarakatan tampil sebagai manusia wiraswasta atau wirausaha (enterpreneurship). Manusia
mandiri akan mengembangkan cara berpikir positif, memandang masa depan dengan penuh optimis,
memiliki pengetahuan, menguasai keterampilan dan memiliki kehendak yang kuat.

4. Manfaat hidup mandiri

Kemandirian disini bermakna bahwa saya dalam proses mengenal-menerima dan


mengembangkan diri tidak menggantungkan diri pada orang lain. Saya menjadi independen, dengan itu
saya tetap membangun hubungan sosial dengan sesama manusia

Kreatif

Kreativitas terbagi atas:

– Kreativitas yang umumnya dimiliki secara alamiah seperti artistik, menulis buku,
melukis, menggubah musik, dan sebagainya.

– Kreativitas penemuan seperti yang dialami oleh Archimedes saat keluar dari kamar
mandinya dan berteriak “Eureka” atau saat lahirnya konsep produk baru.

– Kreativitas umum yang memandang dunia sekitar dari sudut pandang yang berbeda.

– Pengertian Kreativitas

Ada beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli antara lain:

– David Cambell Ph.D; kreativitas adalah kegiatan mendatangkan hasil dengan kandungan ciri
inovatif, berguna dan dapat dimengerti.

– James R Evan; kreativitas adalah ketrerampilan untuk menemukan pertalian baru, melihat subjek
dari perspektif baru dan membentuk kombinasi dari dua atau lebih konsep yang telah ada dalam
pikiran.

– Michael A. West; kreativitas merupakan pernyataan pengetahuan dari berbagai bidang


pengalaman yang berkaitan untuk menghasilkan ide-ide baru dan lebih baik.

– Pemikiran kreatif merupakan penggabungan kembali batas-batas pikiran. Kreativitas melibatkan


energi pikiran, melibatkan penemuan dan produktivitas yang antusias.

– Merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude (kemampuan berpikir kreatif) maupun
non-aptitude (afektif), baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada,
yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

2. Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif (aptitude)

Utami Munandar (dalam Hawadi, 2001) menjabarkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif
sabagai berikut:

1) Keterampilan berpikir lancar

a. Definisi

– Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyeleasaian masalah atau


pertanyaan

– Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal

– Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban

b. Perilaku

– Mengajukan pertanyaan

– Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan

– Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.

– Bekerja lebih cepat

– Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu


objek atau situasi

2) Keterampilan berpikir luwes (fleksibel)

a. Definisi

– Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi

– Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda

– Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda

– Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran

b. Perilaku

– Memberikan macam-macam interpretasi terhadap suatu gambar, cerita


atau masalah

– Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda

– Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara


yang berbeda untuk memecahkannya
– Mampu mengubah arah berpikir dalam mambahas atau mendiskusikan
situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari
mayoritas kelompok

3) Keterampilan berpikir rasional

a. Definisi

– Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik

– Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri

– Mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau


unsur-unsur

b. Perilaku

– Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan


oleh orang lain

– Mempertanyakan cara-cara lama dan berusaha memikirkan cara-cara


yang baru

– Memiliki cara berpikir lain daripada yang lain

– Lebih senang mensistesis daripada menganalisa situasi

– Memilih a-simetri dalam menggambarkan atau membuat desain

4) Keterampilan memperinci atau mengelaborasi

a. Definisi

– Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk

– Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan


atau situasi sehingga lebih menarik

b. Perilaku

– Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan


masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci

– Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain

– Mencoba menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh

– Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan


penampilan yang kosong atau sederhana

– Menambahkan garis-garis atau warna-warna dan detil-detil terhadap


gambarnya sendiri atau orang lain
5) Keterampilan menilai (mengevaluasi)

a. Definisi

– Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu


pertanyaan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana

– Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka

– Tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga melaksanakannya

b. Perilaku

– Memberikan pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri

– Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu


menanyakan “mengapa?”

– Mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai


suatu keputusan

– Pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan tetapi menjadi peneliti


atau penilai yang kritis

– Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus

2) Ciri-ciri Afektif (Non-aptitude)

1) Rasa ingin tahu

a. Definisi

– Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak

– Mengajukan banyak pertanyaan

– Selalu memperhatikan orang, objek dan situasi

– Peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui

b. Perilaku

– Mempertanyakan segala sesuatu

– Tidak membutuhkan dorongan untuk menjajaki atau mencoba sesuatu


yang belum dikenal

– Tidak takut menjajaki bidang-bidang baru

– Ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadian

– Ingin bereksperimen dengan benda-benda mekanik

– Menggunakan semua panca inderanya untuk mengenal


2) Bersifat imajinatif

a. Definisi

– Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum


pernah terjadi

– Menggunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan


dan kenyataan

b. Perilaku

– Memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah


dilakukan orang lain

– Meramalkan apa yang akan dikatakan dan dilakukan orang lain

– Mempunyai firasat tentang sesuatu yang belum terjadi

– Melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak pernah dilihat orang lain

– Membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi


atau kejadian yang belum pernah dialami

3) Merasa tertantang oleh kemajuan

1) Definisi

a. Terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit

b. Merasa tertantang oleh situasi rumit

c. Lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit

2) Perilaku

a. Menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang sulit

b. Tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya

c. Berusaha untuk terus menerus agar berhasil

d. Tidak cenderung mencari jalan tergampang

e. Mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit daripada menerima yang mudah, dan
senang menjajaki jalan yang lebih rumit

f. Melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk

g. Mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain

4) Sifat berani mengambil resiko

1) Definisi
a. Berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar

b. Tidak takut gagal atau mendapat kritik

c. Tidak menjaadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak konvensional


atau kurang berstruktur

2) Perilaku

a. Berani mempertahankan gagasannya atau pendapatnya walaupun mendapat


tantangan atau kritik

b. Bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya

c. Berani menerima tugas yang sulit meskipun ada kemungkinan gagal

d. Berani mengemukakan pertanyaan atau mengajukan masalah yang tidak


dikemukakan orang lain

e. Tidak mudah dipengaruhi orang lain

f. Melakukan hal-hal yang diyakini meskipun tidak disetujui sebagian orang

5) Sifat menghargai

1) Definisi

a. Dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup

b. Menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang

2) Perilaku

a. Menghargai hak-hak sendiri dan orang lain

b. Menghargai diri sendiri dan prestasi diri

c. Menghargai makna orang lain

d. Menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung


jawab

e. Tahu apa yang betul-betul penting dalam hidup

f. Menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan dan senang menerima


penghargaan

6) Unsur-unsur Kreativitas

1) Percaya diri, ada tiga jenis yaitu:

a. Berkaitan dengan perilaku; percaya bahwa ia mampu bertindak menyelesaikan


pekerjaan
b. Berkaitan dengan emosi; percaya bahwa ia mampu mengendalikan emosi dalam
bertindak pada orang lain.

c. Rasa percaya diri timbul pada pribadi seseorang bilamana orang yang
bersangkutan mengenal dirinya dan bertekad mengubah diri dalam menghadapi
berbagai tantangan hidup

2) Intuisi

Pengetahuan batiniah yang memiliki daya visualisasi kreatif dimana terletak daya cipta yang tak
terbatas dalam diri kita.Seseorang yang mampu mengenal dan mengendalikan intuisi akan mampu
bekerja secara kreatif dan efektif di segala bidang.

Inovatif

• Pada hakekatnya manusia inovatif adalah juga manusia kreatif, karena inovatif hanya
merupakan langkah lanjut dari kreatifitas

• Ditandai oleh keberanian untuk selalu mencoba walau beberapa kali mengalami kegagalan

• Biasanya memiliki inisiatif tinggi untuk mendorong kemajuan berkat kreativitasnya.

• Orang yang selalu bertanya dan berusaha menemukan jawabannya

• Lebih senang memusatkan perhatiannya pada jenis pekerjaan di laboratorium atau di pusat-
pusat penelitian dan pengembangan

Mengembangkan kreatifitas

• Jiwa kreatif merupakan bawaan lahir

• Juga bisa muncul dan berkembang karena tuntutan lingkungan

• Juga bisa diusahakan dengan sengaja, terdorong oleh keinginan mau maju

• Untuk memacu kreatifitas kita, kita dapat belajar dari orang-orang yang telah mewujudkan hal
mengesankan berkat kreatifitas mereka

• Dengan melakukan hal-hal yang disenangi maka dapat menumbuhkan daya pikir yang kreatif
untuk melakukannya

Bab 13

Pengertian Motivasi

• Motivasi adalah suatu kekuatan atau daya dorong, yang menggerakkan sekaligus mengarahkan
kehendak dan perilaku seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya, yang muncul dari keinginan memenuhi kebutuhannya.

• Muncul dan berkembang karena ada sesuatu yang ingin dicapai atau dipenuhi dalam dirinya

Motivasi dan Harapan


1) Hierarkhi kebutuhan Maslow

• Kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan

• Kebutuhan keamanan dan keselamatan meliputi keamanan dan kemerdekaan dari


ancaman atau lingkungan yang mengancam

• Kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang meliputi persahabatan, berkelompok,
interaksi dan kasih sayang

• Kebutuhan akan penghargaan meliputi harga diri dan penghargaan dari pihak lain

• Kebutuhan aktualisasi diri meliputi keahlian dan potensi, memenuhi diri melalui
memaksimumkan kemampuan

Teori ini memperlihatkan bahwa kebutuhan manusia mengenal skala prioritas dimulai dengan
kebutuhan dasar, yang banyak berkaitan dengan unsur biologis, dilanjutkan dengan kebutuhan yang
lebih tinggi, yang banyak berkaitan dengan unsur kejiwaan atau kerohanian.

2) Harapan sebagai dasar utama motivasi

– Pertama, ada kebutuhan yang ingin dipuaskan

– Kedua, pemenuhan kebutuhan itu tidak dengan cara mudah

– Ketiga, ada harapan bahwa pemuasan kebutuhan itu dapat dipenuhi apabila mau
berjuang mewujudkannya

Masalahnya: Orang tidak selalu tahu dengan jelas apa sesungguhnya keinginan, kebutuhan dan
harapan-harapannya.

Bentuk-bentuk Motivasi

1. Motivasi dan manipulasi

– Keduanya dapat menggerakkan seseorang

– Manipulasi: Melakukan sesuatu karena orang lain menginginkan dia melakukan hal itu

– Motivasi: Melakukan sesuatu karena dia sendiri ingin melakukan hal itu

2. Motivasi berdasarkan sikap

Motivasi yang lahir dari diri sendiri, menyangkut bagaimana orang itu berpikir dan merasa.
Motivasi ini merupakan keyakinan dan kepercayaan diri seseorang, sikap mereka terhadap kehidupan,
positif atau negatif.

3. Motivasi berdasarkan imbalan

Apabila seseorang melakukan aktivitas karena adanya suatu imbalan yang akan diterima.
Imbalan berperan penting dalam memotivasi seseorang.

4. Motivasi dan lingkungan


Ada cukup banyak tempat dimana seseorang sangat termotivasi untuk melakukan suatu
aktivitas terdorong oleh sikap dasarnya yang memang mau melakukannya namun lama kelamaan
menjadi tidak efektif karena berbagai kendala lingkungan menghadangnya.

5. Gambaran orang yang termotivasi

Orang yang termotivasi dapat kelihatan dari penampilannya, cara berpakaian, cara berjalan,
bahasa tubuh (wajah, mata, satu guratan ekspresi, dan sebagainya).

Kesimpulan Bentuk motivasi:

o Motivasi ektrinsik (dari luar diri); lingkungan baik teman, keluarga atau masyarakat
sekitarnya
o Motivasi intrinsik (dari dalam diri); keinginan yang timbul atau niat untuk memberi
dorongan/dukungan dalam melakukan sesuatu

Cara memotivasi diri:

1. Melalui rasa percaya diri

Hindari mencari-cari alasan

{ Saya tidak bisa

{ Saya tidak mampu

{ Saya tak pantas

{ Saya masih terlalu muda

{ Saya merasa belum mantap

{ Saya tidak berpengalaman

{ Saya tidak percaya diri

Gunakan daya imajinasi

Gunakan daya imajinasi otak Anda, yakinkan diri bahwa yang sedang Anda pikirkan dan lihat
dengan jelas adalah hal positif.

Jangan takut gagal

Takut pada kegagalan memang tidak boleh, akan tetapi kita boleh bahkan penting
memikirkannya termasuk alternatif pemecahannya kalau hal itu terjadi. Takut gagal akan mengurangi
kepercayaan diri dan motivasi diri.

Perhatikan penampilan

Orang yang yakin akan penampilannya akan lebih gampang mendapatkan kepercayaan dirinya
sehingga lebih termotivasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang diinginkannya.

2. Dengan menentukan sasaran


Sasaran atau target yang sudah ditetapkan bisa berada di depan atau di belakang kita. Suatu
saat kita mengejar target yang terbentang di depan kita, tapi ketika kita lalai mengejarnya target itu
balik mengejar kita dan mengingatkan kita agar bangkit mengejarnya.

3. Dengan menyusun catatan sukses yang pernah diraih

Mengingat-ingat sukses masa lalu tidak dimaksudkan agar terlena dengan keberhasilan masa
lalu, melainkan mau menimba kekuatan tersembunyi dari sana, untuk dapat yakin bahwa di masa depan
pun sukses dapat diraih.

Beberapa Hambatan Tumbuhnya Motivasi

• Kurang percaya diri

Rasa percaya diri dapat hilang karena pengaruh perkataan orang lain, kondisi yang dialami
semasa kanak-kanak, orang tua yang melarang, dan sebagainya.

• Kecemasan berlebihan

Kecemasan adalah perasaan yang menghinggapi seseorang manakala ia terbayang apa yang
bakal menimpa dirinya bila gagal; rasa takut kehilangan pekerjaan jika mereka melakukan kesalahan,
dan sebagainya.

• Opini negatif

Kalau opini-opini negatif yang sampai kepada kita tidak kita hadapi dengan sikap kritis, maka
opini tersebut akan membentuk opini kita sendiri yang juga bersifat negatif.

• Merasa bukan bagian dari kelompok atau sasaran yang lebih besar

Dalam setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan sebuah kelompok atau tim biasanya
melibatkan seluruh anggotanya, namun adakalanya kita merasa tidak dilibatkan sepenuhnya atau
merasa kurang berperan dalam setiap pengambilan keputusan atau tiap kegiatannya.

Disiplin Mendukung Motivasi

• Motivasi sekali tercapai, tidak pernah berlangsung selamanya. Jadi, motivasi bukan sesuatu yang
sekali jadi langsung selesai. Ada orang yang begitu termotivasi dari awal tapi lama kemudian
menjadi kehilangan semangat. Untuk itu perlu disiplin diri yang tinggi.

• Disiplin diri mencakup; sikap konsisten berjuang mencapai target yang sudah ditetapkan,
mendahulukan yang utama dan mendesak tanpa mengabaikan kebutuhan lain yang juga
penting, dan tidak menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginan.

“Aku adalah apa yang kupikirkan”

Anda mungkin juga menyukai