Anda di halaman 1dari 5

A.

Biodata Pemateri

Nama Lengkap: Annisaa Nur Rahmawati

Panggilan: Annisa

TTL: Bekasi, 4 Okt 1995

Domisili: Solo

Aktivitas: Freelancer

Pendidikan: S1 Psikologi, S2 Magister Psikologi Profesi

Akun sosmed:

Ig : annisamortafia

Twitter : annisamortafia

B. Materi Victim Mentallity


Kita perlu waspada masuk ke Victim Mentallity, jika kita :

✅Merasa sangat kesulitan mengatasi di setiap permasalahan, rasanya khawatir lelah dan lain
sebagainya

✅Ketika ada permasalahan, pasti merasa paling sengsara, merasa beban yg ditanggung sangat sangat
berat

✅Berpikiran bahwa orang lain sering menyakiti kita, bahkan bisa sampai menuduh, selalu menyalahkan

✅Merasa diri sendiri paling terdzolimi, paling berat masalahnya di dunia ini di bandingkan yg lain

✅Ketika ada 1 cara utk mengatasi masalah, akan cenderung sering/selalu menggunakan cara tersebut
tanpa melihat penyelesaian solusi yang lain, terlebih bantuan dari orang lain

✅Sering menyalahkan diri/orang lain hingga sulit memaafkan

Hal-hal ini bisa menimbulkan peristiwa traumatis dan akan selalu di ingat peristiwanya

Orang dengan Victim Mentallity akan terus hidup dalam kekhawatiran, bisa menimbulkan masalah
sosial, yang akhirnya menjadi permasalahan psikologi, gangguan psikologis, hingga gangguan mental
organik seperti skizofrenia. Dengan karakteristik ini, pastinya akan mengganggu kehidupan dari orang
dengan Victim Mentallity ini. Baik dari internal atau eksternal, eksternal seperti ke permasalahan karir,
asmara, keluarga, teman & sahabat, dan yang lainnya.

Victim Mentallity pun bisa membuat orang merasa tidak berdaya, hingga akhirnya dependen atau
bergantung dengan orang lain yang menurutnya paling ia percaya, yg membuat ia merasa paling
nyaman. Tak jarang, orang yg bersama tipe Victim Mentallity ini merasa terbebani karena diminta untuk
selalu mengatur kehidupannya. Kenali karakteristik Victim Mentallity ini, lihat di sekeliling kita, adakah
yg masuk di karakteristik ini? Atau kah ternyata diri kita sendiri?

Bagaimana caranya agar kita tidak menjadi orang dengan Victim Mentallity? Atau saat ini kita sedang
merasakan itu? Sebelum terlambat, kita atasi dari sekarang yuk!
Hal-hal yg perlu selalu kita tanamkan :

*Self-Love*

*Forgiveness*

*Positive Thinking*

*Open Minded*

*Experience*

*Grattitude*

Rumus rumus ini kita baca, kita resapi maknanya, kita aplikasikan ke diri kita, jangan lupa juga kita peduli
dengan sekeliling kita yang mungkin sedang mengalami hal ini ✨

Mari kita selalu bersyukur dan instropeksi ke diri kita, bukan lantas kita selalu menyalahkan diri jika ada
sesuatu yang memang tidak sesuai, bisa jadi hanya pikiran-pikiran kita yg berlebihan alias
overthinking 😇.

C. Sesi Tanya jawab

1. Kurnia_Bengkayang

Sebelumnya terima kasih atas ilmu dan waktunya. Saya ingin bertanya, biasanya apa yang
menyebabkan Victim Mentallity ini? Apakah trauma masa kecil atau kejadian-kejadian buruk yang
sedang dialami seperti; keluarga yang berantakan, perundungan di sekolah/masyarakat, atau dikhianati
dan disakiti oleh orang yang paling disayang bisa menjadi pemicu Victim Mentallity?

Jawab:

Haloo kak Kurnia. Terimakasih pertanyaannya.

Contoh contoh peristiwa yg sudah kak Kurnia tulis ini semuanya bisa menyebabkan seseorang victim
mentallity. Pada dasarnya, manusia kan ada sebab akibat ya. Jadi mengalami kejadian dulu, baru
kemudian merasakan. Victim mentallity terjadi di zona nyaman dan luar zona nyaman seseorang,
peristiwa nya bisa membuat seseorang hingga overthinking atau di kala saat merasa tersakiti

2. Keke_bandung

Izin bertanya,Apa penyebab utama mentalitas korban ?

Jawab:

Halo kak Keke.

Untuk penyebab utama tidak ada, karena masing-masing orang pastinya berbeda-beda pemicu nya. Yg
di sebutkan kak Rosita di pertanyaan bisa menjadi salah satu pemicu timbulnya mentalitas korban. Tapi
biasanya, mentalitas korban terjadi ketika berada di masa masa yg menurutnya sulit

3. Fika_jakut

Assalamualaikum apa victim mentallity bisa terjadi pada anak anak atau cuma sama orang dewasa?

Jawab:

Waalaikumussalam. Halo kak Fika.

Bisa terjadi di keduanya, namun untuk di usia anak-anak, mereka belum tau ya victim mentallity itu apa
playing victim itu apa secara makna, tapi bisa jadi sikap atau perilaku mengarah kesana. Kita sbg orang
dewasa yg sudah paham, baiknya membimbing agar tidak terjadi hingga berkepanjangan, karena hal ini
bisa terus ada sampai dewasa sampai lansia, jadi harus di cegah ataupun "diobati"

4. Ifah_Kupang

Izin bertanya ya kak. Bagaimana kalau seorang memiliki beberapa karakteristik Victim Mentality namun
di di sisi lain ada perasaan menyalahkan dirinya sendiri (dalam setiap kondisi dia merasa dialah
menyebabnya) sehingga berujung putus asa atau pasrah akan keadaan. Namun beberapa saat kemudian
ketika tenang, dia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa padanya. Mengapa bisa demikian? Apakah benar
dia memiliki Victim Mentality atau ada kemungkinan lainnya?

Terimakasih .

Jawab:

Waalaikumussalam. Terimakasih kak Ifah pertanyaannya


Victim Mentallity ini berawal dari permasalahan psikologis, belum menjadi gangguna psikologis ataupun
mental organik. Nah makanya kenapa seseorang bisa juga ada di masa tenang, bahkan bisa
mendapatkan solusi terbaik dari permasalahannya karena victimmentallity gak bisa di label kan pada
seseorang secara terus menerus. Jika semakin baik, maka pemecahan masalah dan ketenangan akan
lebih banyak di bandingkan perasaan bersalah, yg pasti, semuanya butuh proses 💪🏻

Anda mungkin juga menyukai