Anda di halaman 1dari 34

By.Triana Septianti P, M.

Keb
• Pengertian
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, trauma
didefinisikan keadaan jiwa atau tingkah laku yg tidak
normal sbg akibat dr tekanan jiwa atau cedera jasmani.
Trauma Healing adalah kegiatan yang dilakukan
perorangan atau tim dengan metoda tertentu
bertujuan untuk menyembuhkan atau meringankan
beban yang menggoncangkan jiwa seseorang atau
kelompok tertentu akibat bencana alam seperti banjir,
longsor, kecelakaan transportasi.

• 1. Trauma ringan
• Trauma ringan adalah trauma akibat suatu
kejadian yang menggangu kejiwaan seseorang
yang mudah disembuhkan. Trauma ini
biasanya akibat beberapa kejadian :
– Kecelakaan kendaraan bermotor yang
menyebabkan luka ringan
– akibat ucapan atau perbuatan seseorang
berupa penghinaan
• . Trauma Sedang
• Trauma sedang adalah trauma akibat suatu
kejadian yang mengganggu kejiwaan seseorang
yang dapat mengubah perilaku seseorang dalam
jangka waktu tertentu.
Penyebab Trauma ini antara lain :
– Musibah atau kecelakaan yang merenggut
nyawa orang-orang terdekat korban.
-Perbuatan seeseorang yang menghilangkan
nyawa anggota keluarga.
• Trauma Berat
• Trauma Berat adalah Trauma akibat suatu
kejadian yang menggangu kejiwaan seseorang
yang terjadi berkepanjangan. Biasanya trauma ini
sulit disembuhkan dan memakan waktu yang
cukup panjang untuk penyembuhannya.
Penyebab Trauma ini antara lain :
-Musibah atau kecelakaan yang merenggut nyawa
orang yang sangat di cintai.
-Intimidasi yang terstruktur dan -berkepanjangan
-Merasa bersalah yang berlebihan
• Trauma Ringan
Penanganan Trauma Ringan dapat dilakukan dengan
menghibur korban agar lupa terhadap kejadian yang
menimpanya dengan cara :
-Mengajaknya ngobrol dan mendengarkan keluh
kesahnya
-Jangan mengungkit kejadian penyebab trauma
-Memberikan pengertian dan motivasi bahwa musibah
itu adalah ujian untuk meningkatkan derajat seseorang
-Mengajak nya bermain permainan yang disukai
korban.
– Jika gejala berlanjut bawa ke psikiater
• Trauma Sedang
Penanganan Trauma sedang dapat dilakukan dengan
menghibur korban lebih intensif agar lupa terhadap
kejadian yang menimpanya dengan cara :
-Intensifkan mendengarkan, hindari kesan menasehati,
biarkan korban merasa nyaman dengan keberadaan anda.
– Jangan mengungkit kejadian penyebab trauma karena
akan mengingatkan kembali kejiadian penyebab trauma.
– Gali informasi mengenai karakter korban, apa yang
disukai atau tidak disukai.
– Berikan motivasi, jadikan diri si korban menjadi penting
dan dibutuhkan orang sekitarnya.
– Ajak bermain dengan permainan mendidik yang disukai
korban
• Trauma berat
Penanganan trauma berat sebaiknya
diserahkan kepada dokter kejiwaan atau
psikiater. Psikiater sudah punya trik-trik jitu
untuk menangani taruma jenis ini.
Yang perlu di waspadai pada trauma berat :
– Kejiwaan yang sangat tidak stabil
– Sering melakukan perbuatan tidak rasional
– Mudah tersinggung
• PELAKSANAAN TRAUMA HEALING
– Lakukan pemisahan berdasarkan usia
Anak-anak : Usia 0 – 12 Tahun
Remaja : Usia 13 – 18 Tahun
Dewasa : Usia 19 – 60 Tahun
Lansia : Usia 60 tahun keatas
Tentukan prioritas usia mana yang akan ditangani.
– Menentukan waktu, peserta, jenis kegiatan trauma healing
disesuaikan dengan karakterristik dan kearifan lokal
– Menentukan personil lapangan tim trauma healing meliputi
penanggung jawab kegiatan, pemateri, koordinator kegiatan, dll.
– Buat Rundown Acara dan penanggung jawab per acara
– Buat form notulen acara
– Buat dokumentasi kegiatan : audio dan video
– Membuat laporan kegiatan
Respon trauma pada anak
• Respon berbeda-beda pada masing2 individu
tergantung:
1. Berat paparan
2. Jenis paparan
3. Faktor internal (usia, ciri kepribadian,
pengalaman hidup dll)
4. Dukungan keluarga
5. Respon komunitas/budaya
Reaksi normal
• Bingung
• Ketakutan
• Gangguan tidur
• Mimpi-mimpi buruk
• Siaga yang berlebihan
• Panik
• Sedih
• Berdebar-debar
• Keringat dingin dll
Dampak pengalaman traumatis
• Perubahan dramatis pd kehidupan seseorang
a. Perubahan persepsi seseorang thdp
kehidupannya
b. Perubahan perilaku dan kehidupan emosi
• Guncangan psikologis bersifat sementara dan
akan pulih dalam waktu singkat
• Sekitar 10-20% kesulitan beradaptasi
- Berkembang menjadi gangguan mental
- Jika berlangsung lebih dari 1 bulan disebut dg
“gangguan stress pasca trauma (GSPT)”
• 3 gejala utama GSPT:
1. Reexperiencing
Seperti mengalami kembali kejadian traumatis yg dialami.
Biasanya kondisi ini akan muncul ketika sedang melamun
atau melihat suasana yg mirip dg pengalaman traumatis.
Penderita dapat berperilaku mengejutkan, tiba-tiba
berteriak, menangis atau berlari ketakutan. Fenomena
lain yg muncul spt takut tidur, krn begitu dia tidur
peristiwa traumatis muncul kembali. Misalnya: peristiwa
perkosaan/pembunuhan yg berlangsung didepan mata.
2. Hyperarousal
Suatu keadaan waspada berlebihan seperti mudah kaget,
curiga menghadapi gejala sesuatu, benda yg jatuh dia
anggap seperti jatuhnya bom dan tidur sering terbangun-
bangun.
3. Avoidance
Seseorang akan selalu menghindari situasi yang
mengingatkan ia pada kejadian traumatis. Seandainya
kejadian saat suasana ramai, dia akan menghindari
mall/pasar. Begitu juga sebaliknya jika ia mengalami pada
waktu sendiri, maka ia akan menghindari tempat-tempat
sepi.
Manifestasi pd anak
• Walaupun anak mengalami kejadian traumatis yg
sama dg orang dewasa, namun manifestasi
gangguan psikologisnya akan berbeda dg orang
dewasa
• Seperti juga dalam menangani masalah
kesehatan yg lain, berlaku prinsip bhw anak
bukanlah miniatur orang dewasa, anak bukanlah
orang dewasa dalam bentuk kecil.
• Anak mempunya karakteristik khusus sehingga
membutuhkan perhatian dan penanganan yg
khusus pula.
• Usia berbeda maka gejala spesifik juga
berbeda

• Anak memiliki kemampuan mengekspresikan


perasaan dan pikiran terbatas.
Gejala pada anak
• Perasaan takut berpisah
• Merasa takut pada orang lain
• Merasa takut pada hewan-hewan tertentu atau takut pada
raksasa
• Anak sering mengalami sulit tidur
• Anak tidak mau makan
• Sering mengulang-ulang permainan yg mirip dengan salah
satu bagian dr bencana yg dialaminy
• Kembali ke perilaku anak yg lebih kecil seperti mengompol,
menghisap jari
• Kehilangan kemampuan yg sudah didapat sebelumnya
• Sering menangis (rewel)
• Suka berteriak-teriak
• Merasa ketakutan termasuk mimpi-mimpu buruk, bunyi-bunyian,
penglihatan atau apapun yg berhubungan dg bencana.
• Menjadi lebih agresif (suka menyerang) dan nakal
• Anak menjadi sering marah-marah
• Mudah curiga
• Tampak gelisah, tidak tenang
• Anak kadang merasa keluhan fisik spt sakit kepala, sakit perut dan
nyeri yg tdk jelas.
• Mengalami masalah di sekolah spt tdk mau sekolah, tdk konsentrasi
• Lebih suka menyendiri, tidak mau bergaul dg anak lain
• Hilangnya minat/hobi yg sebelumnya menjadi kesukaannya
• Merasa malu (lebih pemalu)
• Gejala tersebut dpt muncul segera beberapa hari sd
beberapa bula setelah trauma terjadi
• Bisa muncul gejala yg ringan sd berat dan tidak harus
ada secara keseluruhan
• Jika ada gejala tsb, anak membutuhkan penanganan yg
cepat dan tepat agar anak dpat kembali melakukan
kegiatan sehari-hari secara normal kembali.
• Untuk menghindari terjadinya permasalahan psikologis
pada anak akibat trauma, dukungan orang terdekat
terutama kedua orangtua mjd sangat penting
Tata laksana
• Trauma Healing berhubungan erat dalam
upaya mendamaikan
• Membangun atau memperbaiki hubungan
manusia yg berkaitan dg perasaan kesepian,
memperbaiki kondisi jiwa, mengerti ttg arti
kedamaian, mengurangi perasaan terisolasi,
kebencian dan bahaya yg terjadi dalam
hubungan antar pribadi
• Menurut Paula dan Gordon (2003) tujuan akhir
dari trauma healing adl membuat seseorang dpt
menerima pengalaman trauma, kesedihan dan
membentuk kehidupan baru dg keyakinan dan
pengertian yg baru.
• Judith Herman (2003) mengatakan bhw trauma
healing adl langkah utk menggerakkan 3 hal: dari
perasaan berbahaya mjd perasaan nyaman dan
aman, dari perasaan menolak kondisi dan dari
perasaan terisolasi (asing) mjd memiliki
kemampuan membangun hub.sosial.
• Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bhw trauma healing adl usaha
untuk kembali menyembuhkan seseorang dari
trauma utk kembali menerima kondisi dan
mampu bangkit kembali baik secara kejiwaan
atau kehidupan sosial.
Bagaimana caranya
• 3 langkah “dasar membantu”memulihkan trauma:
1. Safety
Membantu perasaan aman dalam lingkungannya.
1. Acknowledgment (penerimaan)
Meyakini bhw peristiwa-peristiwa trauma merupakan bagian
dari proses kehidupan dan tantangan akan melahirkan
keyakinan yg baru untuk dapat kembali bangkit (melalui
storytelling secara detail dan mendalam)
1. Reconnection
Memperbaiki kembali hubungan sosial dan membangun
kembali kepercayaan, harapan, dan saling pengertian (setelah
memiliki keyakinan dan penerimaan thdp kondisi)
• Trauma healing dilakukan dg pendekatan
psikologis yg akan mendukung peningkatan
kesejahteraan dan kemandirian
• Banyak alat dan sarana mengembalikan dampak
fisik dari sebuah kejadian trauma namun tidak
ada alat yg dapat menyembuhkan trauma
psikososial yg letaknya di hati
• Hati akan sembuh apabila didekati oleh hati yaitu
manusia sbg makhluk yg memiliki hati.
• Trauma healing adl interaksi antara hati dg hati
Mencegah anak mengalami tauma
pasca bencana
1. Berbicara pada anak
- Ajak anak berbicara ttg perasaan dg tanpa
menghakimi.
- Beri anak kesempatan untuk menangis dan merasa
sedih
- Jangan tuntut anak harus tegar menghadapi trauma yg
dialami
- Ungkapkan juga perasaan orangtua pada anak agar
tahu orangtuanya mempunyai perasaan yg sama.
- Dorong anak untuk mengungkapkan perasaannya dan
menggambarkan bencana lewat lukisan, puisi, lagu dll
2. Berikan informasi yg jelas dan sederhana untuk
anak
- Sediakan informasi ttg apa yg sudah dan akan
terjadi pada anak
- Berikan informasi dg bahasa yg mudah dipahami
anak
- Hindarkan anak dari informasi-informasi yg tidak
benar
- Perbaiki jika anak mempunyai pengertian-
pengertian yg salah tentang trauma yg dialami
3. Dampingi anak
- Dampingi anak sehingga merasa yakin bahwa
mereka aman
- Beri pelukan dan sentuhan kasih sayang agar
lebih merasa nyaman
- Sediakan waktu cukup untuk mendampingi anak
terutama saat-saat menjelang tidur
- Beberap anak merasakan perasaan nyaman jika
ditungguo sambil dilakukan pijatan ringan pada
leher dan punggungnya
4. Terima berbagai reaksi anak dengan sabar
- Terima jika anak mengalami perilaku kembali ke
masa sebelumnya seperti ngompol, menggigit jari
Hal ini menandaan anak butuh didampingi dan
dihibur sampai anak merasa yakin bahwa mereka
aman
- Jangan mempermalukan anak didepan orang lain
dg perubahan perilakunya
- Bersabar thdp perbaikannya, agar perbaikan
terjadi scara bertahap
5. Dekatkan anak, jgn terpisah dari orangtua
(terutama pd trauma bencana)
- Jangan pisahkan anak dari orangtuanya, anak
sangat peka terhadap perasaan ditinggalkan
jika harus terpisah dari orang tuanya
- Hindari upaya yg dimaksudkan untuk
melindungi anak tetapi dengan cara
mengungsikan mereka ke tempat yang jauh
dari bencana terpisah dari orangtuanya.
6. Berikan anak-anak kegiatan
- Kegiatan yg rutin dan terstruktur akan
membantu anak mengatasi perasaannya.
- Pertahankan keutuhan struktur keluarga
- Setelah kondiri tenang, secepat mungkin
aktifkan anak untuk sekolah lagi dan usahakan
agar anak masuk tiap hari
7. Berikan perhatian cukup pada anak
- Kenali jika ada tanda-tanda awal gejala /reaksi
psikologis akibat trauma pada anak sehingga dapat
sesegera mungkin mengkonsultasikan kepada ahlinya
- Waspadai jika ada ide-ide tentang bunuh diri pada anak
dan sesegera mungkin mengkonsultasikannya
- Ajak anak untuk banyak humor yg membuat anak
gembira dan tertawa
- Dampingi anak untuk memberikan rasa nyaman,
tenang dan berikan perawatan yg cukup sesuai
kebutuhan anak
Orangtua merupakan orang dekat bagi anak-
anak dengan orangtuanya pula anak-anak
menghabiskan sebagian besar waktunya shg
upaya-upaya pendampingan paling efektif untuk
anak adalah oleh orangtuanya. Setelah itu
dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak yg
berada dilingkungan anak misalnya guru
sekolah, guru TPA dll
• Hendaknya sesegera mungkin mengenali tanda
awal adanya gejala psikologis pasca trauma pada
anak sehingga dapat segera dilakukan tindakan
untuk menanganinya secara cepat dan tepat.
Keterlambatan penanganan dikhawatirkan akan
menyebabkan problem-problem kesehatan
mental yg serius yang seharusnya bisa dicegah.
Mengenali lebih dini dan segera mendapatkan
penanganan yg tepat merupakan langkah tepat
mengembalikan anak-anak pada fungsi
normalnya.
Waktu
• Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan dari
suatu kejadian trauma tergantung dari proses
trauma healing dan individu itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai