TRAUMA
KEHILANGAN
STRES
SYOK KETAKUTAN
PTSD
DEPRESI
sedikit
banyak
2
Respon dari orang-orang yang terkena bencana dapat dibagi atas 3 kategori utama
Respon psikologis normal, tidak membutuhkan intervensi khusus Respon psikologis disebabkan distres atau disfungsi sesaat, membutuhkan bantuan pertama psikososial Distress atau disfungsi berat yang membutuhkan bantuan profesi kesehatan jiwa
Tegang, cemas dan panik Kaget, linglung, syok, tidak percaya Gelisah,bingung Menangis, menarik diri Rasa bersalah pada korban yang selamat
Reaksi ini tampak hampir pada setiap orang didaerah bencana dan ini dipertimbangkan sebagai
Ketakutan,waspada, siaga berlebihan Mudah tersinggung, marah, tidak bisa tidur Khawatir, sangat sedih flashbacks berulang ( ingatan terhadap peristiwa yang selalu datang berulang dalam pikiran) Menangis, rasa bersalah Kesedihan Reaksi positif: Menerima bencana sebagai suatu Takdir Semua ini adalah Reaksi Alamiah Dan HANYA membutuhkan intervensi psikososial
Gelisah Perasaan panik Kesedihan yang mendalam dan berlanjut, pikiran pesimistik yang tidak realistik Tidak melakukan aktivitas keluar, isolasi, perilaku menarik diri Ansietas atau kecemasan dengan manifestasi gejala fiisk seperti pusing, mual, lelah, sakit kepala Reaksi ini TIDAK PERLU diperhitungkan sebagai gangguan jiwa Gejala ini dapat diatasi oleh tokoh masyarakat yang telah dilatih agar mampu memberikan intervensi psikologik dasar
Selama fase emergensi (3 minggu pertama) Menyediakan informasi yang sederhana dan mudah dimengerti dan akses Tidak mengecilkan arti dari upacara pengurusan jenazah Menyediakan pencarian keluarga untuk yang tinggal sendiri, orang lanjut usia dan kelompok rentan lainnya Menganjurkan mereka membentuk kelompok-kelompok seperti, keagamaan, spritual dan sosio keagamaan lainnya Menganjurkan anggota tim lapangan untuk secara aktif berpartisipasi selama masa berkabung
Tokoh agama, guru dan tokoh sosial lainnya harus terlibat secara aktif
Menyampaikan perasaan turut berduka Mendengarkan Nilai kebutuhan Jamin kebutuhan fisik dasar Jangan paksa mereka untuk bicara Menganjurkan tapi tidak memaksa dukungan sosial Melindungi mereka dari dampak-dampak yang merugikan
Dekati mereka secara aktif Dengarkan mereka Empati, hindari simpati Hargai martabat mereka Terima dan hargai pandangan mereka tentang masalahnya Ketahui kebutuhan mereka untuk privacy Jamin perawatan yang berkelanjutan
Jangan paksakan dukungan dan bantuan pada mereka Jangan interupsi mereka bila mereka sedang menyampaikan emosinya Jangan mengasihani mereka Jangan menghakimi mereka Jangan sebarkan rumor Jangan melabel mereka dengan gangguan psikiatri (lebih baik rujuk ke dokter atau profesi keswa)