Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELACAKAN KASUS KEMATIAN IBU, BAYI, DAN ANAK BALITA


PUSKESMAS SINE
A. PENDAHULUAN

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih terus menjadi sorotan di dunia. Angka
kematian ibu dan anak sebagai indikator keberhasilan pencapaian KIA,
dilaporkan sudah mengalami penurunan tiap tahunnya. Namun faktanya di
Indonesia sendiri masih belum bisa mencapai target MDGs pada tahun 2015.
Maka, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dengan memanfaatkan peran
masyarakat baik melalui keluarga ataupun kader-kader kesehatan. Melalui
Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan
juga Panduan Promosi Kesehatan bagi Petugas di Puskesmas yang diterbitkan
oleh Kementrian Kesehatan Indonesia diharapkan target-target terkait KIA bisa
tercapai.

Angka Kematian Ibu dan Anak di Indonesia sudah mengalami penurunan


sejak tahun 2004. Seiring dengan hal tersebut angka harapan hidup dan taraf
kesehatan ibu dan anak pun mengalami peningkatan. Pencapaian ini diawali
dengan meningkatnya upaya pelayanan kesehatan di masyarakat. Pada tahun
2008, jumlah PONEK di Indonesia mulai mengalami peningkatan. Meski
demikian target MDGs pada tahun 2015 terkait KIA masih belum bisa tercapai.
Selain itu ternyata masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang pencapaian
pembangunan kesehatannya masih di bawah rata-rata, seperti Aceh, NTB, NTT,
Sulawesi Tenggara dan Barat, Maluku, serta Papua. Maka diperlukan kegiatan
pendampingan khususnya di wilayah tersebut agar pelayanan kesehatan
khususnya bagi ibu dan anak bisa terpenuhi dan target SDGs bisa tercapai.

B. LATAR BELAKANG

Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih
tergolong tinggi. Indonesia pun salah satu negara yang memiliki Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih sangat tinggi. Menurut
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002 Angka
Kematian Ibu (AKI) sebesar 307/ 100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian
Bayi (AKB) sebesar 35/ 1000 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2007 Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sebesar 34/ 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian Ibu
saat melahirkan telah ditargetkan dalam MDGs pada tahun 2015 yaitu nilainya
110. Tiap tahun terdapat 14.778 kematian ibu atau tiap dua jam terdapat dua ibu
hamil, bersalin, maupun nifas yang meninggal karena berbagai penyebab. Pada
tahun 1990 Angka Kematian Ibu 450 per 1000 kelahiran hidup, namun target dari
MDGs tahun 2015 senilai 110 per 1000 kelahiran hidup sangat berat dalam
pencapaiannya, jika tanpa dilakukan upaya percepatan penurunan. Percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) sangat dibutuhkan, karena untuk mencapai
target tersebut nilainya masih cukup jauh, sehingga diperlukan upaya untuk
percepatan penurunan.
Menurut data pemerintah, Angka Kematian balita mengalami penurunan
yang cukup tajam dari 82,6 per 1.000 menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup.
Namun, kasus kematian bayi saat ini lebih banyak terjadi pada keluarga miskin
dan sebagian besar penyebab utamanya adalah karena akses, biaya, pelayanan
kesehatan yang tidak terjangkau keluarga miskin, serta kurangnya pengetahuan
dan perilaku mengenai kesehatan ibu dan anak.
Kenyataan ini menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam menangani
masalah kematian ibu melahirkan dan kematian bayi. Selain itu tingginya Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dapat menunjukkan masih sangat
rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian, upaya peningkatan
kesehatan perinatal tidak dapat dipisahkan dengan upaya peningkatan
kesehatan ibu dan anak.
Pelacakan kasus kematian ibu, bayi, dan anak balita harus dilakukan
secara profesional, akuntabel, santun, terstandarisasi dan memiliki inovasi untuk
menyelesaikan kendala yang ada di lapangan

Tata hubungan kerja /Pembagian peran Lintas Program /Lintas Sektoral


Pelacakan kasus kematian ibu, bayi, dan anak balita merupakan kegiatan
melibatkan Petugas KIA Puskesmas. Sedangkan dengan lintas sektoral
bekerjasama dengan srana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Penumping.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mangetahui penyebab kematian ibu, bayi dan balita

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui angka kematian ibu, bayi dan balita;
b. Mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kematian ibu, bayi
dan balita;;
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan Pelacakan kasus kematian ibu, bayi, dan anak balita
2. Pelacakan kasus kematian ibu, bayi, dan anak balita dilaksanakan diawali
dengan menentukan kasus. Selanjutnya koordinasi dengan kader kesehatan
tentang kegiatan yang akan dilakukan. kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan Rencana Tindak Lanjut.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Pelacakan kasus kematian ibu, bayi, dan anak balita dengan melakukan
1. kunjungan ke rumah
2. Kunjungan kesaran kesehatan
3. Pembuatan laporan dan kronologi kejadian
4. Pelaporan

F. SASARAN
Kasus kematian ibu, bayi dan balita

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pelaksanaan Pelacakan
1 kasus kematian ibu, v v v v v v v v v v v v
bayi, dan anak balita

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan pada setiap pelaksanaan kegiatan


oleh penanggung jawab kegiatan program KIA dan Penanggung jawab UKM
Essensial. Laporan evaluasi kegiatan dibuat oleh penanggung jawab kegiatan
program KIA dan diverifikasi oleh Penanggung jawab UKM Essensial, apabila
terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaan kegiatan, maka harus segera
dilakukan tindak lanjut.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Waktu :
1. Setiap akhir pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal
2. Tribulan
b. Pelaksana
1. Kepala Puskesmas
2. Penanggungjawab program
c. Dokumen laporan yang berisi : notulen, rencana tindak lanjut,
rekomendasi, hasil olah dan analisis data, laporan evaluasi, laporan hasil
kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai